Vous êtes sur la page 1sur 25

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

PEMUDA PEDULI KESEHATAN


(PPK)
PEMBUKAAN
Bahwasanya sejarah perjuangan kemerdekaan tidak lepas dari peranan pemuda yang
sangat vital dan sejarahpun mencatat peranan pemuda dari tahun 1908 pemuda berperan aktif
dalam kebangkitan Nasional, pada 1928 lahirnya sumpah pemuda dan pada tahun 1945
pemuda menjadi ujung tombak perjuangan kemerdekaan Indonesia sehingga mengantarkan
rakyat indonesia menuju gerbang kemerdekaan yang merupakan cita-cita luhur segenap
rakyat dan tumpah darah indonesia sehingga menjadi Negara yang berdaulat, adil dan
makmur.
Di era kemerdekaan ini pemuda memiliki kewajiban untuk ikut andil dalam mengisi
kemerdekaan sehingga ikut serta mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.
Atas dasar itu kami para pemuda peduli kesehatan mempunyai kesadaran untuk ikut
serta mengisi kemerdekaan ini dengan pergerakan pejuangan dibidang kesehatan dan
kesejahteraan, karena kesehatan dan kesejahteraan merupakan kebutuhan utama umat
manusia.Maka dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami Pemuda/pemudi peduli kesehatan
dengan ini menetapkan ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA
PEMUDA PEDULI KESEHATAN sebagai berikut :

ANGGARAN DASAR
PEMUDA PEDULI KESEHATAN
BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
1. Organisasi ini bernama Pemuda Peduli Kesehatan PPK, selanjutnya disebut Organisasi.
2. Organisasi ini didirikan di Universitas BSI Jln. Sulaksana no. 1-6 Antapani untuk jangka
waktu yang tidak ditentukan.
3. Organisasi ini berkedudukan di Wilayah Jawa Barat dan dapat membentuk perwakilan
pengurus di daerah-daerah lain di dalam wilayah Jawa Barat dan Indonesia.

1
BAB II
AZAS, JATI DIRI, DAN WATAK
Pasal 2
1. Organisasi ini berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Jati diri Pemuda Peduli Kesehatan adalah revolusioner, pantang meyerah, solidaritas tinggi
serta mempunyai kepeduli terhadap sesama.
3. Watak Pemuda Peduli Kesehatan adalah pemuda yang memiliki kepedulian yang tinggi
tehadap masalah kesehatan &kesejahtraan serta taat hukum.
BAB III
VISI, MISI, FUNGSI DAN TUGAS
Pasal 3
Visi
Ikut Berperan Aktif Dalam Mewujudkan Masyarakat
Yang Sehat dan Sejahtera.

Pasal 4
Misi
1. Menbangun Karakter Angota PPK yang mempunyai Kepribadian yang luhur,
pantang menyerah revolusioner, solidaritas yang tinggi serta memepunyai
kepedulian terhadap sesama.
2. Mingkatkan Kompetensi tenaga kesehatan melalui seminar, symposium, karya tulis
dan sebagainya agar terciptanya pelayanan kesehatan yang komprehensip,
3. Mengawal kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan kesehatan
4. Berkoordinasi dengan pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang sehat dan
sejahtera.
5. Membangun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya hidup sehat serta
berupaya untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan baik dirinya, keluarga dan
masyarakat sekitar.
6. Membangun kepedulian masyarakat terhadap kesehatan lingkungan.
7. Ikut berperan Aktif dalam penangulangan bencana Alam.

2
Pasal 5
Fungsi
1. Sarana pembentukan dan pembangunan karakter pemuda kesehatan.
2. Mendidik dan mencerdaskan Pemuda agar bertanggung jawab dan mempunyai kepedulian
terhadap kesehatan dan kesejahtraan.
3. Menghimpun, merumuskan, dan memperjuangkan aspirasi pemuda dalam
memperjuangkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
4. Menghimpun, membangun, dan menggerakkan kekuatan pemuda guna membangun
masyarakat yang sehat dan sejahtera.
5. Menghimpun persamaan sikap dan kehendak pemuda untuk mencapai cita-cita dalam
mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera
6. Menyerap, menampung, menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi masyrarakat dibidang
kesehatan dan kesejahteraan.

Pasal 6
Tugas
1. Memperjuangkan kesehatan dan kesejahtearaan angota dan Masyarakat.
2. Mampu memberikan perlindungan hukum kepada tenaga kesehatan dan masyarakat.
3. Berkoordinasi dengan pemerintah dalam mewujudkan Masyarakat yang sehat dan
sejahtera.
4. Mempersiapkan kader-kader organisasi yang mempunyai kepedulian terhadap Kesehatan.
5. Memberikan Masukan & kritik kepada pemerintah dalam pemabngunan kesehatan dan
kesejahteraan Masyarakat.
6. Memberikan pertolongan pada korban kecelakaan dan bencana alam yang terjadi.
BAB IV
ANGGOTA DAN KADER
Pasal 7
Anggota dan Kader
1. Anggota Organisasi adalah warga negara Indonesia yang dengan sukarela mengajukan
permohonan menjadi Anggota Organisasi.
2. Kader Organisasi adalah Anggota yang merupakan tenaga inti dan penggerak Organisasi.
3. Pengaturan lebih lanjut mengenai Anggota dan Kader Organisasi ini diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga

3
BAB V
KEWAJIBAN DAN HAK
Pasal 8
Kewajiban
1. Anggota berkewajiban :
a. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan Organisasi,
b. Memegang teguh dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta
Peraturan-Peraturan Organisasi dengan penuh rasa tanggung jawab,
c. Aktif melaksanakan kebijakan dan Program Organisasi.

Pasal 9
Hak
2. Anggota berhak :
a. Mengeluarkan pendapat dan mengajukan saran-saran serta memilih dan dipilih menjadi
pengurus Organisasi,
b. Menerima perlakuan yang sama dalam Organisasi,
c. Memperoleh pendidikan dan bimbingan,
d. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas,
e. Membela diri.

BAB VI
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 10
Struktur
1. Struktur Kepengurusan ditingkat Pusat adalah Pengurus Pusat disingkat PP.
2. Struktur Kepengurusan ditingkat Kabupaten/Kota adalah Pengurus Wilayah disingkat PW.
Pasal 11
Pengurus Pusat
1. Pengurus Pusat adalah pelaksana tertinggi Organisasi di tingkat Pusat.
2. Pengurus Pusat mempunyai hak dan wewenang :

4
a. Menentukan kebijakan Organisasi Tingkat Pusat sesuai dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Kongres/Kongres Luar Biasa, Rapat Kerja Pusat,
dan Rapat Pimpinan Pusat,
b. Membentuk Pengurus Wilayah,
c. Mengangkat dan mengukuhkan anggota Pengurus Wilayah,
d. Menyelenggarakan Kongres,
e. Menyelenggarakan Kongres Luar Biasa,
f. Menyelenggarakan Rapat Pimpinan Pusat,
g. Menyelenggarakan Rapat Kerja Pusat,
h. Menyelesaikan perselisihan kepengurusan Pengurus Wilayah,
i. Memberikan penghargaan dan sanksi kepada anggota dan kader atau pengurus sesuai
ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi
3. Pengurus Pusat mempunyai kewajiban :
a. Melaksanakan dan mematuhi segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Kongres dan Rapat Tingkat Wilayah serta
Peraturan Organisasi,
b. Memberikan pertanggungjawaban pada Kongres atau Kongres Luar Biasa.
Pasal 12
Pengurus Wilayah
1. Pengurus Wilayah adalah pelaksana Organisasi di Tingkat Wilayah.
2. Pengurus Wilayah mempunyai wewenang :
a. Menentukan kebijakan organisasi di tingkat Kabupaten sesuai dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Kongres/Kongres Luar Biasa dan Rapat Tingkat
Pusat maupun Tingkat Wilayah, serta Peraturan Organisasi,
b. Mengajukan komposisi dan personalia Pengurus Wilayah kepada Pengurus Pusat untuk
diangkat dan dikukuhkan oleh Pengurus Pusat,
c. Melaksanakan Musyawarah Wilayah,
d. Melaksanakan Musyawarah Wilayah Luar Biasa,
e. Melaksanakan Rapat Pimpinan Wilayah,
f. Melaksanakan Rapat Kerja Wilayah,
3. Pengurus Wilayah mempunyai kewajiban :
a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan di tingkat Wilayah sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Kongres/ Kongres Luar Biasa
dan Rapat, baik Tingkat Pusat maupun tingkat Wilayah serta Peraturan Organisasi,
b. Memberikan pertanggung jawaban pada Musyawarah Wilayah atau Musyawarah
Wilayah Luar Biasa.

5
BAB VII
STRUKTUR KEPENGURUSAN
Pasal 13
Struktur
1. Struktur Kepengurusan PPK di Tingkat Pusat terdiri dari :
a. Ketua Umum,
b. Sekretaris Jenderal,
c. Bendahara Umum,
d. Ketua Bidang.
2. Struktur Kepengurusan PPK di Tingkat Wilayah terdiri dari :
a. Ketua,
b. Sekretaris,
c. Bendahara,
d. Ketua Bidang.
3. Susunan Pengurus Pemuda Peduli Kesehatan secara vertikal terdiri dari
a. Tingkat Pusat meliputi seluruh Pengurus Pusat,
b. Tingkat Wilayah meliputi Pengurus Wilayah
BAB VIII
BADAN KELENGKAPAN
Pasal 14
Dewan Kehormatan Organisasi
1. Dewan Kehormatan Organisasi disingkat DKO adalah tokoh yang memiliki kepedulian
terhadap kesehatan baik lingkup Daerah, Nasional maupun Internasional.
2. Anggota Dewan Kehormatan adalah para tokoh yang memiliki kepedulian terhadap
kesehatan baik lingkup Daerah, Nasional dan Internasional.
3. Tugas Dewan Kehormatan :
a. Mengayomi pengurus
b. Menjadi pelindung organisasi
c. Memberikan masukan atau saran-saran baik diminta maupun tidak.
4. Fungsi Dewan Kehormatan :
a. DKO memiliki fungsi sebagai Penasehat pengurus.
b. DKO memiliki fungsi Penasehat kebijakan organisasi

5. Wewenang Dewan Kehormatan :

6
a. Dewan Kehormatan berwenang menegur pengurus jika keluar dari AD/ART organisasi
atau bertentangan dengan norma-norma yang berlaku,
b. Dewan kehormatan berwenang menasehati pengurus baik diminta maupun tidak,
c. Dewan Kehormatan berwenang meminta laporan kegiatan-kegitan organisasi dan
program kerja selama satu periode kepengurusan.
Pasar 15
Dewan Pembina Organisasi
1. Dewan Pembina Organisasi disingkat DPO adalah seseorang yang berjasa kepada
organisasi yang diajukan oleh organisasi.
2. Anggota Dewan Pembina Organisasi beranggotakan Praktisi Kesehatan yang berjasa
terhadap organisasi yang diputuskan melalui kongres.
3. Tugas Dewan Pembina yaitu :
a. Membina pengurus
b. Membangun Komitmen Organisasi
c. Mendapingi pengurus dalam setiap kegiatan yang diselengarakan
d. Memberikan penilaian kegiatan yang diselengarakan pengurus
4. Fungsi Dewan Pembina yaitu :
a. Pembina pengurus
b. Pembangun Komitmen pengurus pada organisasi
c. Mengevaluasi pengurus
5. Wewenang Dewan Pembina yaitu :
a. DPO berwenang memberikan masukan dan saran dalam upaya pembanguna organisasi,
b. DPO berwenang meminta komitmen pengurus pada organisasi
c. DPO berwenang meminta laporan kegiatan dan program kerja organisasi
d. DPO berwenang menilai program kerja organisasi
e. DPO berwenang memberikan teguran jika pengurus melenceng dari aturan organisasi
yang telah ditetapkan dan disepakati.
Pasal 15
Peraturan Lainnya
Bidang dalam kepengurusan PPK di tingkat Pusat dan wilayah diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.

7
BAB IX
BADAN DAN LEMBAGA
Pasal 16
Badan Dan Lembaga
3. Pengurus Pusat dapat membentuk Badan dan Lembaga untuk melaksanakan tugas-tugas
dalam bidang tertentu jika dianggap perlu,
4. Ketentuan lebih lanjut tentang Badan dan Lembaga diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB X
KONGRES DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 17
Ketentuan Kongres Dan Rapat Tingkat Pusat
Kongres dan Rapat-rapat Tingkat Pusat
4. Kongres dan Rapat-rapat tingkat Pusat terdiri dari :
a. Kongres,
b. Kongres Luar Biasa,
c. Rapat Pimpinan Pusat,
d. Rapat Kerja Pusat.
5. Kongres :
a. Kongres adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi yang diadakan sekali
dalam 5 (lima) tahun.
b. Kongres berwenang :
Menetapkan dan atau mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Organisasi,
Menetapkan program umum Organisasi,
Menilai Pertanggung jawaban Ketua Umum,
Memilih dan menetapkan Ketua Umum,
Menetapkan keputusan-keputusan lainnya.
Kongres diselenggarakan oleh Pengurus Pusat
6. Kongres Luar Biasa :
a. Kongres Luar Biasa adalah pengambilan keputusan tertinggi yang diselenggarakan
dalam keadaan luar biasa, diadakan atas permintaan sekurang-kurangnya 2/3
(duapertiga) Pengurus Wilayah dan disetujui oleh Ketua Umum, disebabkan :
Organisasi dalam keadaan terancam atau menghadapi hal-hal kegentingan yang
memaksa,

8
Pengurus Pusat melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, atau
Pengurus Pusat tidak dapat melaksanakan amanat Kongres sehingga Organisasi
tidak berjalan sesuai dengan fungsinya.
b. Kongres Luar Biasa diselenggarakan oleh Pengurus Pusat atas persetujuan Ketua
Umum.
c. Kongres Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama dengan
Kongres.
d. Pengurus Pusat wajib memberikan pertanggung jawaban atas diadakannya Kongres
Luar Biasa tersebut.
7. Rapat Pimpinan Pusat :
a. Rapat Pimpinan Pusat adalah rapat pengambilan keputusan tertinggi dibawah
Kongres.
b. Rapat Pimpinan Pusat diselenggarakan atas keputusan Pengurus Pusat.
8. Rapat Kerja Pusat :
a. Rapat Kerja Pusat adalah rapat yang diadakan untuk menyusun dan mengevaluasi
program kerja hasil kongres.
b. Rapat Kerja Pusat diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun
oleh Pengurus Pusat.
Pasal 18
Musyawarah dan Rapat-rapat di Tingkat Wilayah
1. Musyawarah dan Rapat-rapat di Tingkat Wilayah terdiri atas :
a. Musyawarah Wilayah,
b. Musyawarah Wilayah Luar Biasa,
c. Rapat Pimpinan Wilayah,
d. Rapat Kerja Wilayah.
2. Musyawarah Wilayah :
a. Musyawarah Wilayah adalah pemegang kekuasasan Organisasi di tingkat Wilayah
yang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun.
b. Musyawarah Wilayah berwenang :
Menetapkan Program Kerja Wilayah di tingkat Wilayah
Menilai pertanggung jawaban Ketua Pengurus Wilayah,
Memilih dan menetapkan Ketua Pengurus Wilayah,
Menetapkan keputusan-keputusan lain.
Musyawarah Wilayah diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah
3. Musyawarah Wilayah Luar Biasa :
a. Musyawarah Wilayah Luar Biasa adalah Musyawarah Wilayah yang
diselenggarakan dalam keadaan Luar biasa, karena adanya permintaan sekurang-

9
kurangnya 2/3 (dua pertiga) Pengurus Wilayah tersebut dan disetujui oleh Pengurus
Pusat, disebabkan :
Kepemimpinan Pengurus Wilayah dalam keadaan terancam,
Pengurus Wilayah melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, atau
Pengurus Wilayah tidak dapat melaksanakan amanat Musyawarah Wilayah
sehingga Organisasi tidak berjalan sesuai dengan fungsinya.
b. Musyawarah Wilayah Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama
dengan Musyawarah Wilayah.
c. Musyawarah Wilayah Luar Biasa diselenggarakan oleh Pengurus Pusat atas
persetujuan Ketua Umum.
d. Pengurus Wilayah wajib memberikan pertanggung jawaban kepada Pengurus Pusat
atas diadakannya Musyawarah Wilayah Luar Biasa tersebut.
4. Rapat Pimpinan Wilayah :
a. Rapat Pimpinan Wilayah adalah rapat pengambilan keputusan di bawah
Musyawarah Wilayah.
b. Rapat Pimpinan Wilayah berwenang mengambil keputusan-keputusan selain yang
menjadi wewenang Musyawarah Wilayah.
c. Rapat Pimpinan Wilayah diadakan atas keputusan Pengurus Wilayah.
5. Rapat Kerja Wilayah :
a. Rapat Kerja Wilayah adalah rapat yang diadakan untuk menyusun dan mengevaluasi
program kerja hasil Musyawarah Wilayah.
b. Rapat Kerja Wilayah dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun.

10
BAB XI
LAMBANG DAN ATRIBUT
Pasal 19
Lambang
Lambang PPK mencerminkan persatuan dan kesatuan Pemuda untuk mengembangkan
Kepedulian terhadap kesehatan dan kesejahteraan profesi Kesehatan dan masyarakat.

Dengan penjelasan lambang sebagai berikut


1. Warna:
Kuning emas : Melambangkan Kejayaan dan kemuliaan
Merah : Melambangkan keberanian dalam kebenaran
Hitam : Melambangkan bijaksana dan keabadian
2. Bentuk:
Kujang : Melambangkan pusaka lahirnya organisasi ini yaitu pusaka kerajaan
padjajaran
Palang merah : Melambangkan Kesehatan
Padi dan Kapas : Melambangkan kesejahteraan
Pita : Melambangkan gerakan yang kuat diantara
anggota GPPK
Pasal 20
Atribut
Atribut - atribut wajib organisasi berupa bendera, stempel, dan kop surat.

11
BAB XII
KETENTUAN KHUSUS
Pasal 21
Ketentuan Khusus
Berkaitan dengan pengambilan keputusan untuk hal-hal yang strategis seperti
mempertahankan eksistensi dan keselamatan Organisasi, maka kepada Ketua Umum
diberikan kewenangan sepenuhnya untuk mengambil tindakan dan keputusan yang
diperlukan.
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 22
Ketentuan
1. Untuk pertama kali, maka pembentukan Pengurus Wilayah dilakukan oleh Pengurus Pusat
melalui pihak yang diberi mandat oleh Ketua Umum.
2. Ketentuan mengenai mandat pembentukan Pengurus Wilayah diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Organisasi.

Pasal 23
Peralihan
Setiap keputusan yang telah dikeluarkan oleh Pengurus Pusat sebelum berlakunya Anggaran
Dasar, tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.
BAB XIV
KEUANGAN ORGANISASI
Pasal 24
Sumber Keuangan
1. Keuangan Organisasi diperoleh dari :
a. Iuran anggota.
b. Usaha-usaha yang sah & tidak bertentangan dengan tujuan serta martabat PPK
c. Sumbangan yang tidak mengikat serta tidak bertentangan dengan tujuan dan martabat
PPK.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Keuangan Organisasi akan diatur lebih lanjut di
PeraturanOrganisasi

12
BAB XV
PENUTUP
Pasal 31
Ketentuan Penutup
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi yang tidak boleh bertentangan dengan
Anggaran Dasar.
2. Apabila terdapat perbedaan tafsir mengenai suatu ketentuan dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, tafsir yang sah adalah yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat
oelh 2/3 pengurus.
3. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

Disahkan Oleh Kongres GPPK


Bandung
Tanggal 04 Februari 2014
Jam 16.43 WIB

13
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PEMUDA PEDULI KESEHATAN
BAB I
PENGERTIAN UMUM
Pasal 1
Pengertian
Gerakan Pemuda Peduli Kesehatan adalah organisasi pemuda Kesehatan yang berfungsi
untuk menyerap,menampung dan menyalurkan aspirasi pemuda Kesehatan, yang meliputi
aspek Kesehatan dan Kesejahteraan baik anggota maupun masyarakat pada umumnya, agar
dapat memberikan kontribusi yang berarti kepada nusa dan bangsa, tanpa membedakan suku,
agama dan ras.
BAB II
KEORGANISASIAN & KEPENGURUSAN
Pasal 2
Watak Keorganisasian
Gerakan Pemuda Peduli Kesehatan merupakan organisasi kepemudaan yang berwatak:
1. Demokratis
Demokratis merupakan watak dasar dari seluruh perjuangan organisasi, dengan watak
demokratis, setiap anggota organisasi dapat mengedepankan kepentingan masyarakat
diatas kepentingan pribadi.
2. Peduli
Kepedulian merupakan wujud dari bentuk manusia sebagai mahluk sosial yang mana
manusia tidak bisa hidup sendirian dan memerlukan orang lain dan setiap aktivitas
kehidupan, oleh karena itu kepedulian merupakan hal penting dalam kehidupan ini supaya
dapat menimbulkan keharmonisan dalam kehidupan bersosial.
3. Merdeka
Merdeka merupakan bentuk ekspresi diri dalam mencapai potensi pribadi, mencerminkan
pribadi yang bebas untuk berkarya, mengeluarkan pendapat dan pikiran, dengan
berpegang teguh pada rasa tanggung jawab.
4. Pantang menyerah
Pantang menyerah merupakan sikap tidak mudah putus asa, dengan watak pantang
menyerah, setiap anggota organisasi dapat bangkit di dalam keterpurukan dan berjuang
menghadapi setiap masalah, sehingga dapat mencapai usaha maksimal.
5. Berpendirian

14
Berpendirian merupakan sikap untuk bertindak sesuai dengan prinsip, dengan watak
berpendirian, anggota organisasi dapat memiliki motivasi kuat dan selalu mengutamakan
komitmen.
6. Terbuka
Terbuka merupakan perilaku yang siap untuk menerima perubahan, dengan watak terbuka,
anggota organisasi dapat menerima pendapat dan tidak tertutup akan hal baru.
7. Taat Hukum
Taat Hukum merupakan perilaku yang menerapkan keadilan dan norma hukum yang
berlaku di dalam masyarakat dan Negara.

Pasal 3
Fungsi Struktural Kepengurusan
3. Pengurus Pusat adalah kepengurusan di tingkat pusat yang berfungsi menumbuhkan,
menghidupkan, mengarahkan dan mengkoordinasikan Pengurus Wilayah.
4. Pengurus Wilayah adalah kepengurusan di tingkat Wilayah yang berfungsi
menumbuhkan,mengarahkan dan mengkoordinasikan diwilayah tersebut.
BAB III
KETUA UMUM dan KETUA PENGURUS WILAYAH
Pasal 4
Syarat Ketua Umum
Untuk dapat dipilih sebagai Ketua Umum Organisasi, harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Kader Organisasi,
2. Bertaqwa kepada Tuhan YME,
3. Sehat jasmani dan rohani,
4. Maksimal berumur 35 (tiga puluh lima) tahun,
5. Telah mengikuti Pelatihan Kaderisasi yang diberikan oleh Pengurus Pusat,
6. Pernah menjadi Pengurus Pusat PPK.
Pasal 5
Pemilihan Ketua Umum
1. Ketua Umum dipilih melalui Kongres, sebagaimana diatur dalam pasal 17 ayat 5
Anggaran Dasar.
2. Ketua Umum dapat dipilih secara aklamasi oleh peserta Kongres.

15
3. Dalam hal Ketua Umum tidak terpilih secara aklamasi , maka akan diambil keputusan
tentang pemilihan Ketua Umum yang sekurang-kurangnya disetujui lebih dari setengah
jumlah peserta yang hadir pada Kongres.
Pasal 6
Masa Jabatan Ketua Umum
Masa jabatan Ketua Umum adalah 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali pada periode
kepengurusan berikutnya melalui Kongres.
Pasal 7
Berakhirnya Masa Jabatan Ketua Umum
1. Ketua Umum berhenti atau diberhentikan karena :
a. Meninggal Dunia,
b. Berakhirnya masa jabatan,
c. Mengundurkan diri,
d. Menjadi terpidana.
2. Dalam hal Ketua Umum berhenti atau diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1,
maka Ketua Bidang yang telah disepakati oleh pengurus pusat akan menjadi pelaksana
tugas Ketua Umum, sampai dengan dilaksanakan Kongres Luar Biasa untuk memilih dan
menetapkan Ketua Umum.
3. Pelaksana tugas Ketua Umum, harus melaksanakan Kongres Luar Biasa yang dimaksud
pada ayat 2, selambat-lambatnya 1 tahun sejak Ketua Umum berhenti atau diberhentikan.
Pasal 8
Syarat Ketua Pengurus Wilayah
Untuk dapat dipilih sebagai Ketua Pengurus Wilayah, harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Kader Organisasi,
2. Bertaqwa kepada Tuhan YME,
3. Sehat jasmani dan rohani,
4. Maksimal berumur 35 (tiga puluh lima) tahun,
5. Telah mengikuti Pelatihan Kaderisasi yang diberikan oleh Pengurus Pusat,
6. Berdomisili di Kabupaten setempat.

16
Pasal 9
Pemilihan Ketua Pengurus Wilayah
1. Ketua Pengurus Wilayah dipilih melalui Musyawarah Wilayah, sebagaimana diatur dalam
pasal 18 Ayat 2 Anggaran Dasar,
2. Ketua Pengurus Wilayah dapat dipilih secara aklamasi oleh peserta Musyawarah Wilayah,
3. Dalam hal Ketua Pengurus Wilayah tidak terpilih secara aklamasi, maka akan diambil
keputusan tentang pemilihan Ketua Pengurus Wilayah yang sekurang-kurangnya disetujui
lebih dari setengah jumlah peserta yang hadir pada Musyawarah Wilayah.
Pasal 10
Masa Jabatan Ketua Pengurus Wilayah
Masa jabatan Pengurus Wilayah adalah 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali pada
periode kepengurusan berikutnya melalui Musyawarah Daerah.
Pasal 11
Berakhirnya Masa Jabatan Ketua Pengurus Wilayah
1. Ketua Pengurus Wilayah berhenti atau diberhentikan karena :
a. Meninggal Dunia,
b. Berakhirnya masa jabatan,
c. Mengundurkan diri,
d. Menjadi terpidana.
2. Dalam hal Ketua Pengurus Wilayah berhenti atau diberhentikan sebagaimana dimaksud
pada ayat 1, maka Ketua Umum akan mengangkat salah satu Ketua Bidang untuk menjadi
pelaksana tugas Ketua Pengurus Wilayah, sampai dengan dilaksanakan Musyawarah
Wilayah Luar Biasa untuk memilih dan menetapkan Ketua Pengurus Wilayah.
3. Pelaksana tugas Ketua Pengurus wilayah, harus melaksanakan Musyawarah Daerah Luar
Biasa yang dimaksud pada ayat 2, selambat-lambatnya 1 tahun sejak Ketua Pengurus
Daerah berhentiatau diberhentikan.
BAB IV
ANGGOTA & KADER
Pasal 12
Syarat Keanggotaan
Syarat menjadi Anggota Pemuda Peduli Kesehatan adalah:
1. Warga Negara Indonesia,
2. Berusia maksimum 35 (tiga puluh lima) tahun,

17
3. Bersedia mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan peraturan-peraturan
organisasi lainnya,
4. Mengajukan permohonan dan menyatakan secara tertulis kesediaan keanggotaannya,
5. Bersedia berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan organisasi.
Pasal 13
Hak Anggota
Setiap Anggota berhak:
1. Mengeluarkan pendapat dan mengajukan saran-saran serta memilih dan dipilih menjadi
Pengurus Organisasi,
2. Menerima perlakuan yang sama dalam organisasi,
3. Memperoleh pembinaan dan bimbingan,
4. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas,
5. Membela diri.
Pasal 14
Kewajiban Anggota
Setiap Anggota berkewajiban:
1. Mematuhi dan melaksanakan seluruh Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga
sertaperaturan-peraturan Organisasi,
2. Mematuhi dan melaksanakan keputusan Kongres dan rapat-rapat pengurus lainnya,
3. Menjaga dan menjunjung baik nama dan kehormatan organisasi,
4. Aktif melaksanakan kebijakan dan program organisasi.
Pasal 15
Status Keangotaan
1. Masa belaku status keangotaan yaitu seumur hidup
2. Keanggotaan berakhir karena:
a. Meninggal dunia,
b. Mengundurkan diri,
c. Diberhentikan.
3. Anggota diberhentikan karena:
a. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai Anggota,
b. Melanggar Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan/atau Keputusan
Kongres/Kongres Luar Biasa dan/atau Rapat Pimpinan Pusat,
c. Melakukan tindakan atau perbuatan yang dapat menganggu kinerja dan menghambat
organisasi,

18
d. Melakukan tindakan atau perbuatan yang bertentangan dengan keputusan dan kebijakan
organisasi.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberhentian dan pembelaan diri anggota diatur dalam
Peraturan Organisasi.
Pasal 16
Kader
Kader adalah anggota organisasi yang :
1. Aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan organisasi,
2. Telah mengikuti Materi Pembekalan Kaderisasi Organisasi,
3. Diangkat menjadi anggota Pengurus Pusat/Pengurus wilayah.
BAB V
STRUKTUR & KEPENGURUSAN
Pasal 17
Struktur Pengurus Pusat
1. Pengurus Pusat PPK terdiri dari:
a. Ketua Umum,
b. Sekretaris Jenderal,
c. Bendahara Umum,
d. Ketua Bidang.
2. Jumlah Pengurus Pusat sekurang-kurangnya 16 (enam belas) orang.
3. Dalam kepengurusannya Pengurus Pusat dibantu oleh Ketua Bidang, yang terdiri dari:
a. Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK),
b. Bidang Public Relation (PR)
c. Bidang Pendidikan dan Keilmuan (Kapabel)
d. Bidang Respon
e. Bidang Dokumentasi, Informasi dan Tekhnologi (DIT)
f. Bidang Advokasi (Advo),
g. Bidang Kesejateraan (Kesra).
4. Ketua Umum dapat menambahkan dan membentuk departemen-departemen pada masing-
masing bidang sesuai dengan kebutuhan.
5. Dalam melaksanakan tugasnya setiap Ketua Bidang dapat memiliki Anggota Staff Bidang
jika diperlukan.

19
Pasal 18
Struktur Pengurus Wilayah
1. Pengurus Wilayah GPPK terdiri dari:
a. Ketua,
b. Sekretaris,
c. Bendahara,
d. Ketua Bidang.
2. Jumlah Pengurus Wilayah sekurang-kurangnya 14 ( empat belas ) orang.
3. Dalam kepengurusannya Pengurus Wilayah dibantu oleh Ketua Bidang, yang terdiri dari:
a. Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK),
b. Bidang Pendidikan dan Keilmuan (PK),
c. Bidang Dokumentasi, Informasi & Tekhnologi (DIT)
d. Bidang Public Relation,
e. Bidang Respon,
f. Bidang Advokasi (Advo),
g. Bidang Kesejahtraan (Kesra).
4. Dalam melaksanakan tugasnya setiap Ketua Bidang dapat memiliki Anggota Staff Bidang.
BAB VI
KONGRES, MUSYAWARAH dan RAPAT-RAPAT
Pasal 19
Kongres
1. Kongres diselenggarakan sekali dalam 5 (lima) tahun dan dihadiri oleh:
a. Peserta,
b. Peninjau,
c. Undangan.
2. Peserta Kongres terdiri atas:
a. Dewan Pembina,
b. Pengurus Pusat,
c. Ketua Pengurus Wilayah atau pihak yang dikuasakan oleh Ketua Pengurus Wilayah
yang bersangkutan.
3. Peninjau Kongres terdiri atas pihak-pihak yang diundang oleh Pengurus Pusat.
4. Undangan Kongres terdiri atas:
a. Perwakilan institusi,
b. Perorangan.

20
Pasal 20
Kuorum dan Pengambilan Keputusan Kongres
1. Kongres sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat (5) Anggaran Dasar adalah sah
apabila dihadiri oleh jumlah peserta.
2. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk mufakat dan apabila tidak
tercapai mufakat, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
3. Dalam pengambilan keputusan di Kongres sekurang-kurangnya disetujui oleh lebih dari
setengahdari jumlah peserta harus hadir, kecuali ditentukan lain dalam AD/ART.
Pasal 21
Ketentuan
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Kongres diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Organisasi.
Pasal 22
Kongres Luar Biasa
Ketentuan mengenai Kongres sebagaimana tercantum dalam Pasal 17 ayat (5) dan (6) berlaku
secara mutatis mutandis untuk Kongres Luar Biasa.
Pasal 23
Rapat Pimpinan Pusat
1. Rapat Pimpinan Pusat dihadiri oleh:
a. Peserta,
b. Peninjau,
c. Undangan.
2. Peserta Rapat Pimpinan Pusat terdiri atas:
a. Dewan Pembina,
b. Pengurus Pusat,
c. Unsur Pengurus Wilayah.
3. Peninjau Rapat Pimpinan Pusat terdiri atas unsur Pimpinan Ormas Kepemudaan/Gerakan
Organisasi Mahasiswa yang menyalurkan aspirasinya kepada PPK.
4. Undangan Rapat Pimpinan Pusat terdiri atas:
a. Perwakilan Institusi,
b. Perorangan.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Rapimpus diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Organisasi.

21
Pasal 24
Rapat Kerja Pusat
1. Rapat Kerja Pusat diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun dan
dihadiri:
a. Peserta,
b. Peninjau,
c. Undangan.
2. Peserta Rapat Kerja Pusat terdiri atas:
a. Dewan Pembina,
b. Pengurus Pusat,
c. Unsur Pengurus Wilayah.
3. Peninjau Rapat Kerja Pusat terdiri atas unsur Pimpinan Ormas kepemudaan/Gerakan
Organisasi Mahasiswa yang menyalurkan aspirasinya kepada Organisasi.
4. Undangan Rapat Kerja Pusat terdiri atas:
a. Perwakilan Institusi ;
b. Perorangan.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Rakerpus diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Organisasi.
Pasal 25
Musyawarah Wilayah
1. Musyawarah Wilayah diselenggarakan sekali dalam 5 (lima) tahun dan dihadiri oleh:
a. Pengurus Pusat;
b. Peserta ;
c. Peninjau ;
d. Undangan.
2. Peserta Musyawarah Wilayah terdiri atas:
a. Dewan Pembina Wilyah;
b. Pengurus Wilayah;
3. Peninjau Musyawarah Wilayah terdiri atas unsur Pimpinan Ormas kepemudaan/Ikatan
Organisasi Mahasiswa yang menyalurkan aspirasinya kepada PPK.
4. Pengurus Pusat terdiri atas unsur pengurus pusat yang didelegasi oleh ketua umum atau
langsung dihadiri oleh ketua umum untuk mengontrol jalannya musyawarah supaya tidak
melenceng dari AD/ART.
5. Undangan Musyawarah Wilayah terdiri atas:
a. Perwakilan Institusi ;
b. Perorangan.

22
Pasal 26
Kuorum & Pengambilan Keputusan Musyawarah Wilayah
1. Musyawarah Wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 adalah sah apabila dihadiri
oleh jumlah peserta ;
2. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk mufakat dan apabila tidak
tercapaimufakat, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak ;
3. Dalam pengambilan keputusan di Musyawarah Wilayah sekurang-kurangnya disetujui
oleh lebihdari setengah dari jumlah peserta harus hadir, kecuali ditentukan lain dalam
AD/ART ;
Pasal 27
Ketentuan
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Musyawarah Wilayah diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Organisasi.

Pasal 28
Musyawarah Wilayah Luar Biasa
Ketentuan mengenai Musyawarah Wilayah sebagaimana tercantum dalam Pasal 18 ayat (2)
dan (3) berlaku secara mutatis mutandis untuk Musyawarah Luar Biasa.
Pasal 29
Rapat Pimpinan wilayah
1. Rapat Pimpinan Wilayah dihadiri oleh:
a. Pengurus pusat
b. Peserta ;
c. Peninjau ;
d. Undangan.
2. Peserta Rapat Pimpinan Wilayah terdiri atas:
a. Dewan Pembina Wilayah ;
b. Pengurus Wiayah ;
c. Unsur Pengurus Pusat.
3. Peninjau Rapat Pimpinan Wilayah terdiri atas unsur Pimpinan Ormaskepemudaan/Ikatan
Organisasi Mahasiswa yang menyalurkan aspirasinya kepada PPK.
4. Pengurus Pusat terdiri atas unsur pengurus pusat yang didelegasi oleh ketua umum atau
langsung dihadiri oleh ketua umum untuk mengontrol jalannya musyawarah supaya tidak
melenceng dari AD/ART.

23
5. Undangan Rapat Pimpinan Wilayah terdiri atas:
a. Perwakilan Institusi ;
b. Perorangan.
6. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Rapimwil diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Organisasi.
Pasal 30
Rapat Kerja Wilayah
1. Rapat Kerja Wilayah diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun dan
dihadirioleh:
a. Pengurus Pusat;
b. Peserta ;
c. Peninjau ;
d. Undangan.
2. Peserta Rapat Kerja Wilayah terdiri atas:
a. Dewan Pembina Wilayah ;
b. Pengurus Wilayah ;
c. Unsur Pengurus Wilayah.
3. Peninjau Rapat Kerja Wilayah terdiri atas Pengurus Pusat, dan atau unsur pimpinan
Organisasi Kepemudaan (OKP)/ Ikatan Organisasi Mahasiswa yang menyalurkan
aspirasinya kepada PPK.
4. Pengurus Pusat terdiri atas unsur pengurus pusat yang didelegasi oleh ketua umum atau
langsung dihadiri oleh ketua umum untuk mengontrol jalannya musyawarah supaya tidak
melenceng dari AD/ART.
5. Undangan Rapat Kerja Wilayah terdiri atas:
a. Perwakilan Institusi ;
b. Perorangan.
6. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Rakerwil diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Organisasi.
BAB VII
PERATURAN PERALIHAN DAN TAMBAHAN
Pasal 31
Aturan Tambahan
1. Setiap anggota dianggap telah mengetahui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga PPK.
2. Setiap anggota dan pengurus harus mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah PPK.

24
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 32
Hal Lain dan Pemberlakuan
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah PPK akan diatur
dalam Peraturan Organisasi.
2. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Disahkan Oleh Kongres PPK


Bandung
Tanggal 04 Februari 2014
Jam 16.43 WIB

25

Vous aimerez peut-être aussi