Vous êtes sur la page 1sur 9

PERANAN ZAKAT DALAM MENGATASI

MASALAH KEMISKINAN DI KOTA


PALEMBANG

DISUSUN OLEH
QUINTA NURSABRINA
01111402020

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu negara
ingin meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Dengan kata
lain, pembangunan ekonomi merupakan upaya sadar dan terarah dari suatu
bangsa untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui pemanfaatan
sumber daya yang ada. Pembangunan ekonomi inilah yang digunakan
sebagai alat untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan ketimpangan.

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk


memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan
alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan
dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. kebanyakan dari
Negara berkembang mengalami masalah ini. Secara islam, masalah
kemiskinan diartikan sebagai keadaan dimana tidak terpenuhinya kebutuhan
primer secara menyeluruh. Syariat islam telah menentukan tiga kebutuhan
primer atau kebutuhan yang menyangkut eksistensi manusia yaitu sandang,
pangan dan papan.

Islam sangat konsisten dalam mengentas masalah kemiskinan, islam


memiliki konsep yang matang untuk membangun keteraturan sosial berbasis
saling menolong dan gotong royong. Dimana mereka yang kaya harus
menyisihkan hartanya untuk yang miskin dan golongan lainnya. Pemberian
tersebut dapat berupa zakat, infaq dan sedekah. Bila system zakat berjalan
pada porosnya yang benar, dana zakat dipastikan akan terus mengalir.

Indonesia merupakan salah satu Negara yang mayoritas penduduknya


menganut agama islam. Dengan aturan-aturan yang ada dalam Al-quran
tentang bagaimana pandangan islam dalam mengatasi kemiskinan dan
kesenjangan dengan zakat, seharusnya masalah ini sudah terselesaikan
sejak dulu. Akan tetapi banyak sekali faktor yang menyebabkan kegiatan
positif ini dipandang sebelah mata dan bekerja kurang maksimal.

Zakat merupakan kewajiban yang dibebankan kepada setiap orang


islam setelah memenuhi kriteria tertentu. Dalam Alquran terdapat 32 kata
zakat , dan 82 kali diulang dengan menggunakan istilah yang merupakan
sinonim dari kata zakat yaitu kata sedekah dan infaq. 1 Zakat juga terdapat
dalam rukun islam yang ketiga. Dimana surat Al Baqarah ayat 43

1
P3EI, 2007. Ekonomi Islam. Jakarta : Rajawalil Pers
mengatakan Dirikanlah shalat dan berikanlah zakat, dan rukulah bersama-
sama orang yang ruku .

Meskipun demikian, upaya untuk mengoptimalkan peranan zakat di


Indonesia belum sepenuhnya berjalan maksimal. Hal ini dikarenakan zakat
yang belum terlaksana secara efektif dan efisien. Banyak faktor yang
menyebabkan manfaat zakat ini belum terasa maksimal, diantaranya adalah
lemahnya motivasi keagamaan dan kesadaran keislaman pada mayortas
masyarakat sehingga rendahnya kesadaran masyarakat dalam menunaikan
kewajiban membayar zakat.

Kurangnya pengawasan dari lembaga-lembaga pengelola zakat dalam


pendistribusian zakat sehingga mungkin pihak-pihak yang semestinya
mendapatkan zakat justru tidak mendapatkan haknya. Mereka yang
seharusnya mendapatkan manfaat dari zakat bukanlah hanya golongan fakir
dan miskin saja, tetapi pada hakikatnya ada 8 golongan yang seharurnya
mendapatkan zakat tersebut. Membangun sebuah system pengentasan
kemiskinan berbasis zakat tidaklah mudah, perlu adanya kerja sama dengan
berbagai pihak untuk memaksimumkan peranan zakat tersebut. Tugas ini
bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan lembaga- lembaga
pengelola zakat, tetapi juga tanggung jawab semua muslim untuk
mensejahterakan hidup saudara sesama muslim lainnya.

1.2 PEMBAHASAN MASALAH


1. Apakah zakat memiliki potensi dalam mengurangi zangka
kemiskinan penduduk di kota Palem bang ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1. Untuk melihat seberapa besar pengaruh zakat dalam mengurangi
angka kemiskinan di kota Palembang.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak dari manfaat zakat yang
ada di Indonesia, khususnya di daerah kota Palembang. Penelitian ini
bertujuan ntuk melihat hubungan antara potensi zakat dengan pengentasan
kemiskinan dan pengaruh zakat itu sendiri terhadap kemiskinan di
masyarakat. Untuk itu diperlukan penelitian yang melihat sejauhmana
pengaruh potensi zakat dan peranan zakat dalam menanggulangi
kemiskinan di kota Palembang.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Dengan melakukan penelitian mengenai dampak zakat terhadap
penanggulagan masalah kemiskinan, jelas akan terlihat dampat positif
diadakannya zakat yang terorganisir dengan baik dan efisien. Seberapa
besar zakat mampu membantu mengurangi angka kemiskinan di kota
Palembang.

2. KAJIAN TEORI
2.1 PENGERTIAN ZAKAT
Zakat merupakan salah satu tindakan pemindahan harta kekayaan dari
golongan yang kaya kepada golongan yang miskin. Zakat merupakan salah
satu dari konsep muamalah atau konsep tentang bagaimana cara manusia
melakukan kehidupan bermasyarakat termasuk di dalamya bentuk ekonomi.
Oleh karena itu, ada dua konsep yang selalu dikemukakan dalam
pembahasan mengenai sosial ekonomi islam yang saling berkaitan yaitu
larangan tentang riba dan perintah membayar zakat.

Sesungguhnya terdapat tiga pilar yang menjadi landasan tumpu


berekonomi dalam islam, yaitu pilar kepemilikan, pilar keseimbangan, dan
pilar keadilan.2 Jika ketiga pilar tersebut diperhatikan maka harmonisme
dalam berekonomi akan terwujud integral. Bagi umat islam, kepemilikan,
keseimbangan dan keadilan yang dijalani seiring dengan kegiatan ekonomi
adalah hakikat ibadah. Maka jelaslah bagi kita bahwa zakat dan lembaga
pengelolanya punya peran sangat signifikan dalam mengatasi masalah
kesejahteraan umat manusia terutama masalah kesenjangan dan
kemiskinan.

Zakat ditinjau dari pendekatan etnis dan pemikiran rasional ekonomis


adalah sebagai kebijaksanaan ekonomi yang dapat mengangkat derajat
orang-orang miskin, sehingga dampak sosial yang diharapkan dapat tercapai
secara maksimal. Hal ini dapat terwujud apabila dilakukan pendistribusian
kekayaan yang adil (Amalia, hal. 3 ). Menurut garis besarnya, zakat
dibedakan menjadi dua. Pertama, zakat mal ( harta ): emas, perak,
binatang, tumbuh-tumbuhan ( buah-buahan dan biji-bijian ) dan barang
perniagaan. Kedua, zakat Nafs, zakat jiwa yang disebut juga zakat Fithrah
atau zakat yang diberikan berkenaan dengan selesainya mengerjakan
shiyam ( puasa ) yang difardhukan.

2
Sinaryo, Amry, 2004 .Kitab Zakat: Esensi dan Panduan. Palembang :P.D. Roda Maju
Secara yuridis formal, keberadaan zakat diatur dalam UU nomor
38/1999 tetang pengelolaa zakat yang bertujuan untuk membantu golongan
fakir dan miskin, untuk mendorong terlaksananya undang- undang ini
pemerintah telah mendirikan Baznas dan Bazda yang tugasnya mengelolah
zakat, infaq dan sedekah. Melihat dari sebagian besar penduduk di
Indonesia yang mayoritas beragama islam, maka sesungguhnya zakat
merupakan sektor ekonomi yang memiliki potensi untuk dikembangkan.

2.2 PERAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT


Zakat dianggap mampu dalam pengentasan kemiskinan, karena zakat
merupakan sarana yang dilegalkan agama dalam pembentukan modal.
Pembentukan modal tidak hanya berasal dari pengelolaan dan pemanfaatan
sumber daya alam saja, tetapi juga melalui zakat yang dibayarkan kepada
pengelola zakat.

Sejak awal disyariatkan, pengelolaan zakat dilakukan secara


kelembagaan, dibawah payung Daulah islam di bawah pengawasan
pemerintah yang hukum dan perundang undangannya bersumberkan syariat
islam. Disinilah lembaga zakat menjadi sub-sistem organisasi Negara yang
menjembatani muzakki dan mustahiq.3

Kebijakan pengelolaan zakat yang diteliti oleh penulis adalah


pengelolaan zakat yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Daerah Sumatra
Selatan ( BAZDASUMSEL ), BAZDASUMSEL adalah lembaga yang dibentuk
oleh pemerintah untuk mengelolah zakat. Sebagai lembaga pengelolah
zakat, BAZDASUMSEL tidak hanya dituntut untuk mengumpulkan,
menyalurkan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan syarat agama,
tetapi juga berperan dalam mensejahterakan dan mengentaskan
perekonomian umat islam di Sumatera Selatan.

2.3 PENGARUH ZAKAT TERHADAP KEMISKINAN


Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa Indonesia merupakan
negara yang memiliki jumlah umat muslim terbesar di dunia. Dengan
keadaan yang demmikian, seharusnya Indonesia memiliki peran aktif dalam
perwujudan kesejahteraan masyarakat dengan pengoptimalan potensi zakat.

3
SInaro, Amry : Kitab Zakat Esensi dan Panduan. Palembang :P.D. Roda Maju
Potensi ini tentu saja di anggap jelas mampu mewujudkan pengentasan
kemiskinan, tetapi tentu saja harus melalui pengelolaan dan mekanisme
yang efektif dan efisien. Potensi Zakat yang bisa dikembangkan untuk
mengentaskan kemiskinan adalah zakat yang memiliki sifat produktif.

Zakat produktif adalah pemberian zakat yang dapat membuat para


penerimanya menghasilkan sesuatu secara terus-menerus, dengan harta
zakat yang telah diterimanya. Dengan kata lain zakat dimana harta atau
dana zakat yang diberikan kepada para mustahik tidak dihabiskan akan
tetapi dikembangkan dan digunakan untuk membantu usaha mereka,
sehingga dengan usaha tersebut mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup
secara terus menerus.4

Pendayagunaan zakat produktif adalah dengan melakukan cara atau


usaha untuk mendatangkan hasil dan manfaat yang lebih besar serta lebih
baik. Pemanfaatan zakat harta sangat targantung pada pengelolaannya.
Apabila pengelolaannya baik, pemanfaatannya akan dirasakan oleh
masyarakat. Pemanfaatan zakat ini, biasanya berbeda dari satu daerah ke
daerah lain. Dari penelitian lapangan yang dilakukan diketahui bahwa pada
umumnya bahwa penggunaan zakat harta diantaranya untuk pemberdayaan
ekonomi mayarakat seperti; dipergunakan untuk usaha pertanian,
peternakan dan usaha kecil lainnya.

2.4 HASIL PENELITIAN TERDAHULU


Amalia ( 2012 ) meneliti Potensi Dan Peran Zakat Dalam
Mengentaskan Kemiskinan Di Kota Medan menunjukan bahwa Potensi
zakat yang ada pada BAZDASU Kota Medan berasal dari pemerintahan,
swasta dan perbankan dan zakat yang dikelola di distribusikan dalam bentuk
pendayagunaan zakat melaluli skim produktif, bantuan pinjaman dan modal
dengan metode Qadrul Hasan, pelatihan dan ketrampilan serta bantuan
pada sentra ternak & pertanian.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, masyarakat sangat setuju


pemanfaatan zakat melalui bantuan pinjaman & modal di sertai pelatihan
dan ketrampilan yang nantinya akan membantu perekonomian masyarakat
dan menjadi mayarakat yang mandiri. Pendayagunaan dan pengelolaan
zakat yang optimal akan membantu masyarakat jika pendistribusiannya
dilakukan dengan tepat dengan memperhatikan golongan yang menerima
agar pendayagunaan tepat sasaran.

4
SInaro, Amry : Kitab Zakat Esensi dan Panduan. Palembang :P.D. Roda Maju
Irfan ( 2009 ) meneliti Analisis Peran Zakat dalam Mengurangi
Kemiskinan : Studi Kasus Dompet Dhuafa Republika Hasil analisa
menunjukkan bahwa zakat mampu mengurangi jumlah keluarga miskin dari
84 persen menjadi 74 persen. Kemudian dari aspek kedalaman kemiskinan,
zakat juga terbukti mampu mengurangi kesenjangan kemiskinan dan
kesenjangan pendapatan, yang diindikasikan oleh penurunan nilai P1 dari Rp
540.657,01 menjadi Rp 410.337,06 dan nilai I dari 0,43 menjadi 0,33.
Sedangkan ditinjau dari tingkat keparahan kemiskinan, zakat juga mampu
mengurangi tingkat keparahan kemiskinan yang ditandai dengan penurunan
nilai Indeks Sen (P2) dari 0,46 menjadi 0,33 dan nilai indeks FGT dari 0,19
menjadi 0,11.

Kajian ini menjadi bukti yang tidak terbantahkan bahwa instrumen


zakat memiliki potensi yang luar biasa. Untuk itu, diperlukan adanya
komitmen dan kerjasama yang kuat antar seluruh pemangku kepentingan
zakat, baik pemerintah, DPR, badan dan lembaga amil zakat, maupun
masyarakat secara keseluruhan dalam mewujudkan pembangunan zakat
yang berkelanjutan. Mudah-mudahan kajian di tingkat mikro ini dapat
menjadi stimulus bagi kajiankajian serupa di tingkat yang lebih luas lagi.

2.5 HIPOTESIS
2.5.1 Hubungan antara potensi zakat dengan
pengentasan kemiskinan
Hipotesis umum berikut menunjukan peranan potensi zakat dengan
pengentasan kemiskinan yaitu :

a. Hipotesis ( H0 : p = 0 )
potensi zakat tidak berhubungan signifikan dengan pengentasan
kemiskinan.
b. Hipotesis ( Ha : p 0 )
potensi zakat berhubungan signifikan dengan pengentasan
kemiskinan.

2.5.2 Hubungan antara pengaruh zakat dengan


pengentasan kemiskinan
Hipotesis umum berikut menunjukan pengaruh zakat di kota
Palembang terhadap kemiskinan yaitu :
a. Hipotesis (H0 : p = 0 )
pengaruh zakat tidak berhubungan signifikan dengan
pemberantasan kemiskinan di kota Palembang.
b. Hipotesis (Ha : p 0 )
pengaruh zakat berhubungan signifikan dengan pemberantasan
kemiskinan di kota Palembang.

3. METODE PENELITIAN
3.1 JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey dimana akan
mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat
pengumpul data yang pokok. Penggalian data dapat melalui kuisiner,
wawancara maupun data dokumen.

3.2 JENIS DATA


Jenis data yang digunakan adalah data primer tau data yang diperoleh
dari nawasumber pertama. Data ini merupakan hasil wawancara langsung
dengan lembaga pengelolah zakat dan masyarakat yang mendapatkan dana
zakat. Dalam hal ini, lembaga pengelolah zakat yang dimaksud adalah
Rumah Zakat.

3.3 TEHNIK PENGUMPULAN DATA


Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan ;
1) Observasi atau pengamatan langsung terhadap masyarakat yang
mendapatkan dana zakat dari lembaga amil zakat. 2) wawancara, yaitu
pengumpulan data dengan survey dan menanyakan secara langsung kepada
responden untuk menjelaskan hasil jawaban dari kuisioner. 3) studi pustaka,
yaitu pengumpulan data sekunder dengan mengumpulkan dan mempelajari
informasi yang diperoleh dari buku- buku yag terkait, jurnal, website dan
artikel.

3.4 METODE ANALISIS DATA


Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengolahan data dengan dua
cara. Untuk menguji hipotesis yang pertama dengan menggunakan program
computer SPSS ( statistic Product and Service Solution) versi20.0 dengan
terlebih dahulu memindahka data yang diperoleh ke dalam softwere
Microsoft excel. Analisis yang digunakan penulis adalah dengan
menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala likert, variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator
variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item- item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau
pernyataan. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert
merupakan gradasi dari sangat positif sampai sangat negative.

Vous aimerez peut-être aussi