Vous êtes sur la page 1sur 7

Ash Handling Plant

Ash Handling Plant adalah peralatan bantu dari sebuah PLTU berbahan bakar batubara
untuk menampung abu sisa hasil pembakaran yang kemudian menyalurkannya
ketempat pembuangan akhir (Ash Valley). Pada System Ash Handling abu dibagi
menjadi dua yaitu Fly Ash (abu kering) dan Bottom Ash (abu basah)
.
Ash Handling Plant mempunyai alat yang berfungsi sebagai penangkap abu sisa
pembakaran, yaitu Electrostatic Precipitator (EP). Batubara yang dialirkan ke dalam
ruang bakar akan menghasilkan gas buang yang mengandung partikel abu. Sebelum
dibuang ke atmosfir, gas buang yang mengandung partikel abu akan melewati suatu
ruang yang di dalamnya terdapat pelat-pelat yang dapat menangkap partikel abu. Pelat
tersebut dialiri listrik searah (DC). Abu hasil tangkapan EP disalurkan melalui
Transporter / Pump maupun Belt Conveyor ke pembuangan terakhir (Ash Valley) atau
ditampung di dalam penampung (Silo) untuk dimanfaatkan / dijual.
Selain itu, Ash Handling Plant juga mempunyai peralatan yang berfungsi sebagai
penampung dan penyalur abu sisa pembakaran yang berasal dari ruang bakar (furnace)
yaitu SSC (Bak penampung abu yang berada di bagian bawah ruang bakar). Batubara
(serbuk) yang dimasukan ke dalam ruang bakar sebagian tidak terbakar dan abu yang
tidak terhisap oleh ID Fan akan jatuh dan ditampung di bagian bawah ruang bakar
(Bottom Ash) dialirkan ke dalam bak SSC. SSC diisi air yang berasal dari discharge CWP
(air laut) yang terlebih dahulu diproses menjadi Service Water, untuk menjaga level dan
temperature air, maka perlu disirkulasikan dan disupply terus menerus. SDCC / SSC
dilengkapi dengan pompa-pompa yang berfungsi mensirkulasikan air perapat tersebut.

SISTEM FLY ASH


EP (Electrostatic Precipitator)
Electrostatic Precipitator adalah peralatan yang berfungsi menangkap abu sisa
pembakaran yang berada dalam gas buang yang akan dibuang ke atmosfir melalui stack,
sehinga gas buang yang akan dibuang tidak mengandung partikel-partikel abu yang
dapat mencemari lingkungan. Prinsip kerja Electrostatic Precipitator (EP) adalah
partikel partikel abu dari boiler/ruang bakar (furnace) yang belum bermuatan, akan
diberi muatan ( negative ) oleh Electroda dan selanjutnya dengan teori Electric
magnet akan ditangkap oleh Collecting Plate. DISCHARGE ELECTRODA (WIRE)/
EMITING dengan dialiri arus DC sebagai kutup negatif dan COLLECTING
ELECTRODA PLATE sebagai kutup positif. Di dalam daerah penangkapan yang terdiri
dari collecting plate dan discharge electrode (kawat) akan dibangkitkan suatu medan
listrik yang cukup besar. Selain itu juga akan menyebabkan molekul - molekul udara
dipercepat gerakannya sehingga bertabrakan yang mengakibatkan electronnya terlepas
dari orbitnya dan menjadi electron bebas. Bila tegangan yang dibangkitkan semakin
besar maka akan tercipta suatu corona dan electron bebas yang terbentuk semakin
banyak.
Abu terbang yang melewati medan corona ini akan bertabrakan dengan ion ion dan
electron bebas, sehingga partikel abu yang tidak bermuatan akan menjadi bermuatan.
Karena pengaruh medan listrik partikel partikel tersebut bergerak menuju collecting
plate. Partikel abu ini akan jatuh ke bawah karena gravitasi. Sisa abu yang masih
menempel pada collecting plate dan discharge electroda akan dibersihkan dengan
system penghentakan (rapping). Abu pada Collecting Plate dan Discharge akan jatuh ke
Hopper setelah proses rapping. Mekanisme penghentakan bekerja dalam selang waktu
tertentu secara periodik. Abu yang telah terkumpul ini harus disalurkan agar tidak
menimbulkan masalah pada internal penangkap abu electrostatic precipitator
menggunakan Pump.
PUMP

Transporter / Pump berfungsi sebagai pemindah abu hasil tangkapan EP (electrostatic


Precipitator), dari EP Hopper ke Transfer Bin yang selanjutnya di pindahkan lagi ke Penampung
yang lebih besar (Silo).Prinsip kerja Pump adalah menampung dan
menyalurkan/memindahkan abu yang berasal dari EP Hopper ke Silo, Tabung Pumpterisi oleh
abu dari EP Hopper, setelah level tabung penuh pada kondisi pengisian.
(Filling Time) :
Vent Valve open,
Ash Inlet Valve open,
Air Inlet Valve close
Ash Outlet Valve close.

Setelah tabung terisi abu (berdasarkan level sw.)


Ash Inlet Valve Close,
Vent Valve Close.

Pada kondisi Transporting (Transporting Time) :


Ash Outlet Valve open,
Air inlet Valve open.

Tekanan di tabung transporter maksimal 7 Mpa, setelah proses transpoting


Air Inlet Valve close,
Ash Outlet Valve Close.
Transporting selesai, mulai lagi ke Pengisian (Filling Time). Dst.
Media pemindah abu adalah udara transporting yang berasal dari AirCompressor. Fly Ash yang
telah ditransporting akan disimpan di tempatpenampungan sementara yaitu SILO.

SILO

Di Silo Fly Ash di proses lagi menggunakan Mixer Conveyor / Hidromix Conditioning,
dengan Hidromix Conditioning ini Fly Ash dispray menggunakan service water sehingga
Fly Ash menjadi basah dan jatuh ke Belt Conveyor (BC 2,3,4) lalu ditampung di Ash
Valley. Selain itu ada juga Fly Ash yang langsung ditransfer ke Truck Capsule
menggunakan Dry Unloader (DU). Jika pada Belt Conveyor mengalami kerusakan
maka Abu Basah yang keluar dari Mixer Conveyor bisa langsung ditampung dump truck
lalu ditransfer ke Ash Valley.
SISTEM BOTTOM ASH

SSC ( Submerged Scrapper Conveyor )

Merupakan bak penampung abu sisa pembakaran batu bara yang berada di bagian
bawah ruang bakar / furnace juga berfungsi sebagai perapat (seal trough) ruang bakar,
sehingga ruang bakar tidak bertekanan positif, abu yang terkumpul akan dibuang ke
pembuangan terakhir melalui Conveyor-conveyor (Ban Berjalan) yang sebelumnya di
saring dan dihaluskan oleh Vibrating Screen dan Crusher. Jika conveyor mengalami
kerusakan maka abu dikirim ke ash valley menggunakan dump truck.

Ash Containing Water Treatment System


Ash Containing Water Treatment merupakan peralatan/sistem untuk mensirkulasikan
air yang berada di bak SSC untuk menjaga temperature dan kualistas air tetap baik serta
perapat ruang bakar / Furnace pada Transition Chute. Air yang telah bercampur
dengan abu pada bak SSC akan over flow secara otomatis masuk ke settling tank dan
disirkulasikan menuju ke kolam collecting water. Agar abu tidak mengendap maka pada
collecting water diberi udara oleh 2Roots Blower. Kemudian dari Collecting Water
disirkulasikan lagi ke Purifier menggunakan 2 Lift Pump. Sebelum menuju Purifier air
yang bercampur dengan abu di injeksi bahan kimia terlebih dahulu oleh Coogulant Set,
setelah diinjeksi bahan kimia masuklah ke Purifier. Di dalam Purifier terjadi
pengendapan dimana posisi abu berada di bawah dan air yang bersih berada di atas. Air
bersih disirkulasikan menuju Clear Water sedangkan abu yang mengendap
disirkulasikan menuju Sludge Water. Air bersih pada Clear Water disirkulasikan secara
sistem tertutup menuju Seal Trough menggunakan 2 Boster Pump menujuTransition
Chute sebagai perapat yang sebelumnya melewati Heat Exchanger agar temperaturenya
tetap rendah. Kemudian abu yang berada di Sludge water disirkulasikan kembali ke
dalam bak SSC menggunakan 2 Sludge Pump yang nantinya akan dihaluskan oleh
crusher dan ditampung di Ash Valley.
SLAG BIN

Slag Bin merupakan tempat pengolahan Bottom Ash. Bottom Ash yang berasal dari SSC
dibawa oleh Fligh Bar kemudian dihaluskan oleh Crusher dan ditampung di dalam Slag
Bin. Di Slag Bin ini dilengkapi oleh tiga buah Vibrator agar mencegah terjadinya
pemadatan abu atau ngeblok. Setelah itu ditransfer ke Belt Conveyor 1 (BC1) yang
nantinya dibawa ke penampungan akhir (Ash Valley) atau langsung ke Dump Truck.

ASH VALLEY

Ash Valley merupakan tempat penampungan terakhir abu yang telah diproses pada
sistem Fly Ash dan Sistem Bottom Ash. Ash Valley ini digunakan apabila level dari Silo
dan Slag Bin sudah terlalu tinggi dan belum ada truck-truck yang akan menampung abu
tersebut maka abu tersebut ditampung di Ash Valley yang kemudian akan diproses lagi
oleh Loader, Exavator dan dump truck.

Vous aimerez peut-être aussi