Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengerti dan memahami keseluruhan isi materi
tentang konsep dasar penyakit maupun konsep dasar asuhan keperawatan
pada kanker ovarium.
2. Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
Mahasiswa dapat memahami pengertian secara umum mengenai kanker
ovarium, memahami bagaimana patofisiologisnya hingga cara penyusunan
asuhan keperawatan yang berkaitan dengan cara pendokumentasiannya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kanker indung telur adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel yang tidak
lazim (kanker) pada satu atau dua bagian indung telur (Conectique.com, 2008,
diakses tanggal 28 Mei 2009).
Kanker indung telur atau kanker ovarium adalah tumor ganas pada
ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50
70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut
melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke
hati dan paru-paru. Kanker ovarium sangat sulit di diagnosa dan kemungkinan
kanker ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer. (Wingo,
1995).
Kanker ovarium merupakan sebuah penyakit dimana ovarium yang
dimiliki wanita memiliki perkembangan sel-sel abnormal. Secara umum,
kanker ovarium merupakan suatu bentuk kanker yang menyerang ovarium.
Kanker ini bisa berkembang sangat cepat, bahkan dari stadium awal hingga
stadium lanjut bisa terjadi hanya dalam satu tahun saja. Kanker ovarium
merupakan suatu proses lebih lanjut dari suatu tumor malignan di ovarium.
Tumor malignan sendiri merupakan suatu bentuk perkembangan sel-sel yang
tidak terkontrol sehingga berpotensi menjadi kanker (Corwin, 2009, Hal: 66).
Kanker ovarium merupakan tumor dengan histogenesis yang beraneka
ragam, dapat berasal dari ketiga demoblast (ektodermal,endodermal,
mesoderal) dengan sifat-sifat histologist maupun biologis yang beraneka
ragam (Smeltzer & Bare, 2002).
Kanker ovarium merupakan tumor dengan histogenesis yang beraneka
ragam, dapat berasal dari ketiga demoblast (ektodermal, endodermal,
mesoderal) dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam
(Smeltzer & Bare, 2002).
2.2 Klasifikasi
Adapun klasifikasi kanker ovarium adalah sebagai berikut :
1. Tumor epithelial
Tumor epitelial ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium, pada
umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, karsinoma
adalah tumor ganas dari epitelial ovarium (EOCs : Epitelial ovarium
carcinomas) merupakan jenis tumor yang paling sering ( 85 90% ) dan
penyebab kematian terbesar dari jenis kanker ovarium. Gambaran tumor
epitelial yang secara mikroskopis tidak jelas teridentifikasi sebagai kanker
dinamakan sebagai tumor bordeline atau tumor yang berpotensi ganas
(LMP tumor : Low Malignat Potential). Beberapa gambaran EOC dari
pemeriksaan mikroskopis berupa serous, mucous, endometrioid dan sel
jernih.
2. Tumor germinal
Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum atau telur,
umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas,
bentuk keganasan sel germinal terutama adalah teratoma, dysgerminoma
dan tumor sinus endodermal. Insiden keganasan tumor germinal terjadi
pada usia muda kadang dibawah usia 20 tahun, sebelum era kombinasi
kemoterapi harapan hidup satu tahun kanker ovarium germinal stadium
dini hanya mencapai 10 19% sekarang ini 90 % pasien kanker ovarium
germinal dapat disembuhkan dengan fertilitas dapat dipertahankan.
3. Tumor stromal
Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang
memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang
ditemukan, bentuk yang didapat berupa tumor theca dan tumor sel sartoli-
leydig termasuk kanker dengan derajat keganasan yang rendah.
2.3 Etiologi
Tidak jelas apa yang menyebabkan kanker ovarium. Secara umum, kanker
dimulai ketika sel-sel sehat mengalami mutasi genetik yang mengubah sel
normal menjadi sel abnormal. Sel sehat tumbuh dan berkembang biak pada
tingkat yang ditetapkan, akhirnya mati pada waktu yang ditetapkan. Sel-sel
kanker tumbuh dan berkembang di luar kendali, dan mereka tidak mati.
Adanya akumulasi sel abnormal akan membentuk suatu massa (tumor). Sel
kanker menginvasi jaringan terdekat dan dapat pecah dari tumor awal untuk
menyebar ke tempat lain dalam tubuh (metastasis). Akan tetapi banyak teori
yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya :
1. Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium
untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan
sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi
menjadi sel-sel tumor.
2. Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium.
Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium
mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat
menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker
ovarium.
2.4 Patofisiologi
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan
kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi
fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh
wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi
ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang
terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal
mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak
sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium.
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 2
cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit,
korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif.
Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kanker ovarium bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang
berdekatan dengan abdomen dan pelvis dan sel-sel yang menempatkan diri
pada rongga abdomen dan pelvis. Sel-sel ini mengikuti sirkulasi alami cairan
peritoneal sehingga implantasi dan pertumbuhan keganasan selanjutnya dapat
timbul pada semua permukaan intraperitoneal. Limfatik yang disalurkan ke
ovarium juga merupakan jalur untuk penyebaran sel-sel ganas. Semua kelenjar
pada pelvis dan kavum abdominal pada akhirnya akan terkena. Penyebaran
awal kanker ovarium dengan jalur intraperitoneal dan limfatik muncul tanpa
gejala yang spesifik. Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan
waktu adalah perasaan berat pada pelvis, sering berkemih dan disuria dan
perubahan fungsi gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada
perut, cepat kenyang dan konstipasi. Pada beberapa perempuan dapat terjadi
perdarahan abnormal vagina sekunder akibat hyperplasia endometrium bila
tumor menghasilkan estrogen, beberapa tumor menghasilkan testosterone dan
menyebabkan virilasi. Gejala-gejala keadaan akut pada abdomen dapat timbul
mendadak bila terdapat perdarahan dalam tumor , ruptur atau torsi ovarium.
Namun tumor ovarium paling sering terdeteksi selama pemeriksaan pelvis
rutin.
2.5 Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala yang ditimbulkan pada pasien dengan kanker
ovarium adalah sebagai berikut :
a. Haid tidak teratur.
b. Darah menstruasi yang banyak (menoragia) dengan nyeri tekan pada
payudara.
c. Menopause dini.
d. Dispepsia.
e. Tekanan pada pelvis.
f. Sering berkemih dan disuria.
g. Perubahan fungsi gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak
pada perut, cepat kenyang dan konstipasi.
h. Pada beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina
sekunder akibat hyperplasia endometrium bila tumor menghasilkan
estrogen (Smeltzer, 2001;1570).
2.7 Penatalaksanaan
Pada umumnya, pengobatan kanker ovarium dilakukan dengan tindakan
operasi, lalu dilanjutkan dengan pengobatan tambahan seperti kemoterapi,
radioterapi, dan imunoterapi.
1. Operasi
Pada umumnya dilakukan:
a. Histerektomi total yaitu mengangkat rahim dengan organ sekitarnya.
b. Salpingo ooporekmitomi yaitu mengangkat kedua ovarium dan kedua
2.9 Pencegahan
Beberapa faktor muncul untuk mengurangi risiko kanker indung telur,
termasuk:
1. Kontrasepsi oral(pil KB). Dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah
menggunakan mereka, para wanita yang menggunakan kontrasepsi oral
selama lima tahun atau lebih mengurangi risiko kanker ovarium sekitar 50
persen, sesuai dengan ACS.
2. Kehamilan dan menyusui. Memiliki paling tidak satu anak menurunkan
risiko mengalami kanker ovarium. Menyusui anak-anak juga dapat
mengurangi risiko kanker ovarium.
3. Tubal ligasi atau histerektomi. Setelah tabung Anda diikat atau memiliki
histerektomi dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
Perempuan yang berada pada risiko yang sangat tinggi mengalami kanker
ovarium dapat memilih untuk memiliki indung telur mereka diangkat sebagai
cara untuk mencegah penyakit. Operasi ini, dikenal sebagai profilaksis
ooforektomi, dianjurkan terutama bagi perempuan yang telah dites positif
untuk mutasi gen BRCA atau wanita yang mempunyai sejarah keluarga yang
kuat payudara dan kanker ovarium, bahkan jika tidak ada mutasi genetik yang
telah diidentifikasi.
2.10 Komplikasi
1. Penyebaran kanker ke organ lain.
2. Progressive function loss of various organs Fungsi progresif hilangnya
berbagai organ.
3. Ascites (fluid in the abdomen) Ascites (cairan di perut).
4. Intestinal Obstructions Usus Penghalang.
2.11 Pathway
Proliferasi kista
Ansietas
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh (Boedihartono, 1994).
1. Pengkajian pasien dengan Karsinoma Ovarium meliputi :
a. Data Biografi dan Demografi
Data biografi meliputi identifikasi pasien yaitu nama, umur, jenis kelamin,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat dan identitas penanggung jawab.
Data demografi meliputi: usia, golongan darah, dan lingkungan.
b. Keluhan Utama (alasan utama datang ke rumah sakit)
Terkait keluhan pasien saat masuk RS seperti: Haid tidak teratur,
ketegangan menstrual yang terus meningkat, menoragia, nyeri tekan pada
payudara, menopause dini, rasa tidak nyaman pada abdomen, dyspepsia,
tekanan pada pelvis, sering berkemih, flatulenes, rasa begah setelah makan
makanan kecil, lingkar abdomen yang terus meningkat.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)
Riwayat kesehatan sekarang pada pasien karsinoma Ovarium adalah Haid
tidak teratur, ketegangan menstrual yang terus meningkat, menoragia,
nyeri tekan pada payudara, menopause dini, rasa tidak nyaman pada
abdomen, dyspepsia, tekanan pada pelvis, sering berkemih, flatulenes, rasa
begah setelah makan makanan kecil, lingkar abdomen yang terus
meningkat.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)
Riwayat kesehatan dahulu yang berhubungan dengan penyakit klien
sekarang misalnya: Ca mamae diduga memeliki hubungan terhadap
kejadian kanker ovarium pada wanita.. sebaliknya pada wanita pada yang
mengidap Ca ovarium juga mempunyai faktor resiko mengidap Ca mamae
3-4 kali lipat.
g. Tingkatkan g. Menurunkan
tirah baring, gerakan yang
bantulah dapat
kebutuhan meningkatkan
perawatan diri nyeri
yang penting
j. Kolaborasi j. Mungkin
untuk pelaksanaan diperlukan untuk
prosedur mengontrol nyeri
tambahan, berat (kronis)
misalnya yang tidak
pemblokan pada berespon pada
saraf tindakan lain
b. Identifikasi b. Dapat
factor yang dapat mempermudah
menyebabkan pengobatan dan
konstipasi. penatalaksanaan
yang tepat.
e. Lakukan e. Memberikan
penyuluhan untuk gambaran
pasien dan kepada pasien
keluarga. dan keluarga
mengenai
konstipasi dan
apa dan tidak
yang boleh
dilakukan.
f. Kolaborasi f. Mengurangi
dengan ahli gizi konstipasi
untuk berkelanjutan
meningkatkan melalui makanan
serat dan cairan yang dicerna.
dalam diet