Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Scour is erosion due to water flow on the alluvial channel bed and channel wall. In fact, scour happened in the
bridge abutment is total scour, that is a combination between local scour, general scour, and constriction scour. This
research aim is to find the impact of screen and pile to scour process and the depth of scour near abutment on live-bed
scour condition. This research was carried out using recirculation flume. The channel model was a compound channel
and using steady-uniform flow. The abutment model were Spillthrough type (ST) and Wing-Wall (WW) type. Screen and
pile variation were used as scour control model. The depth of scour near abutment was measured in each 6 hours
running, The research result shows that live-bed scour condition is the most critic condition, and the depth of scour on
this condition is maximum. The depth of scour is mostly affected by Reynold and Froude number of channel flow. The
screen which was placed on the upstream of abutment at optimum distance 1,75 Lb from abutment ace gave highest
reduction of scour depth compared with other distances. In the case of 1-piled screen placed on channel bank at 1,75 L, it
gave the best scour reduction, i.e. 26,68% on live-bed scour condition. In general, the scour pattern happened around
abutment is the same, either using protection or without protection. It can be seen on the scour contour pattern. The
scour contour pattern in this research shows similar pattern witch shaped a halp horseshoe with wide up at the side of
abutment perpendicular to the stream and lengthten up at downstream with the shallower scour depth.
Keywords : depth of scour, live-bed scour, scour pattern, screen, sacrificial piles.
-0,10 pos 5
pos 6
-0,20 Grafik Hubungan kedalaman gerusan relatif dengan
pos 7
-0,30 pos 8 angka reynold abutment
pos 9
-0,40 1
0,000 0,014 0,042 0,139 0,306 0,472 0,639 0,806 0,972
(t/t tot)
y = 0,2824Ln(x) - 2,338
2
R = 0,3718
Gambar 7. Hubungan (t/t total) dengan (ds/Lb) Kondisi
Live-Bed Scour Pada Sembilan Posisi Titik
Pengamatan
0,1
arah aliran 6000 7000 8000 9000 10000
120.00
6.00
5.00
100.00 4.00
3.00
2.00
80.00 1.00
0.00
Gambar 10. Hubungan kedalaman gerusan relative dengan
60.00
-1.00
-2.00
angka Reynold pada kondisi Live Bed- Scour
-3.00
40.00 -4.00
-5.00
-6.00 Pada Gambar 10 diatas terlihat adanya
20.00 -7.00
-8.00
-9.00
pengaruh kecepatan dan lebar abutmen terhadap
0.00 -10.00
-120.00 -100.00 -80.00 -60.00 -40.00 -20.00 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 -11.00 kedalaman gerusan yang dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut.
Gambar 8. Kontur Permukaan Gerusan Tanpa Proteksi
Pada kondisi Live-Bed Scour untuk
Q = 30 lt/ detik ds U Lb
= 0.6503 log ( ) 0.2338 (3)
Lb
Berdasarkan Gambar 7 dan Gambar 8 ternyata
gerusan terjadi dimulai pada ujung abutmen sebelah Berdasarkan grafik (Gambar 10) dan persamaan (3)
hulu, kemudian berkembang sepanjang sisi abutmen tersebut disimpulkan bahwa semakin besar kecepatan
ke arah hilir. Gerusan terus berlangsung hingga aliran dan semakin lebar panjang abutmen akan
membentuk lubang gerusan (scour hole) yang semakin besar kedalaman gerusannya.
dalamnya cenderung mengalami pendangkalan ke Adapun grafik hubungan kedalaman
arah hilir. Sedangkan di bagian hilir lubang gerusan gerusan relatif terhadap angka Froud
terutama dibagian pinggir, terjadi pengendapan diperlihatkan dalam Gambar 11 berikut ini.
U2
ds
= 0.351 log + 1.555 (4)
Lb gL
b
Berdasarkan persamaan (3) dan (4) di atas, Gambar 12. Sketsa Lubang Gerusan
maka kedalaman gerusan pada kondisi live-bed scour
mempunyai kriteria yaitu sangat dipengaruhi oleh Berdasarkan data tersebut dapat diperoleh
kecepatan aliran, kekentalan aliran, lebar dasar persamaan hubungan antara kecepatan relatif aliran
abutmen dan gravitasi aliran. (U/U*) terhadap lebar relatif lubang gerusan (L/ds)
Berdasarkan data yang diperoleh dalam pada kontur kedalaman gerusan di sekitar abutmen
penelitian dan dari persamaan Breusers dan Raudkivi jembatan yang dapat dinyatakan dalam persamaan
(1991) dapat dibuat persamaan non dimensional sebagai berikut.
dengan persamaan least square, sehingga didapat
persamaan yang lebih lengkap, yaitu : U L
= 21.315 4.145 log ( ) (6)
U* ds
ds -5 U.L b U 2
ho
1,13 - 1,76.10 54,6 1,54
Lb g.L b Lb Demikian juga hubungan antara kecepatan relatif
aliran (U/U*) terhadap panjang relatif lubang gerusan
............................(5) (P/ds) pada kontur kedalaman gerusan di sekitar
abutmen jembatan dapat dinyatakan dalam
Dari persamaan (5) terlihat bahwa kedalaman persamaan sebagai berikut.
gerusan relative dipengaruhi oleh angka Reynold
abutmen, angka Froud abutmen, dan kedalaman U P
relatif aliran. Kedalaman gerusan pada kondisi live- = 24.369 5.88 log ( ) (7)
bed scour sangat dipengaruhi oleh kecepatan aliran,
U* ds
kekentalan aliran, lebar dasar abutmen, gravitasi
aliran dan kedalaman aliran. Berdasarkan persamaan (6) dan (7), terlihat bahwa
Mengenai kajian lubang gerusan (scour-hole), terdapat hubungan yang erat antara kecepatan aliran
gerusan terjadi dimulai pada ujung abutmen sebelah dengan besarnya lebar maupun panjang lubang
hulu, kemudian berkembang sepanjang sisi abutmen gerusan disekitar abutmen jembatan pada kondisi
sampai bagian hilir. Gerusan terus berlangsung live-bed scour.
-6.00
-7.00 1,25 Lb
1,5 Lb
ds (cm)
-8.00
1,75 Lb
-9.00 2 Lb
-10.00
-11.00
-12.00
t (menit)
ds/lb
Tirai 1 - kaki
2 bantaran 12,11 8,89 26.58 % -0.1
3 Tirai 2 6d 12,11 9,43 22.07 % -0.1
Tirai 7 3d
-0.2
4 rata air 12,11 10,68 11.74 %
5 Tirai 3 9d 12,11 9,34 22.81 % -0.2
Tirai 1 6d -0.3
Kaki 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0
6 bantaran 12,11 10,68 11.74 % t/t tot
Tirai 1 12d Posisi1 Posisi 2 Posisi 3 Posisi 4 Posisi 5
Kaki Posisi 6 Posisi 7 Posisi 8 Posisi 9
7 bantaran 12,11 12,47 3.06 %
-5.0
3.0
-6.0
-7.0
-2.0
-8.0
Ds
-9.0
-10.0
-11.0
-12.0
)m
c( na
rulaSrabeL
-13.0
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360
Waktu
Tirai 4-6d Tirai 1 di Kaki Bantrn
Tirai 2-6d
Tirai 3-9d
Tirai 7-3d
Tirai 1-6d dari Kaki Bantrn
PanjangLongitudinal (cm)
Tirai 1-12d dari kaki bantrn
Gambar 17. Kontur Permukaan Gerusan Abutmen
Gambar 15. Kedalaman Gerusan Maksimum Pada Posisi kondisi LBS dengan 1 tirai di kaki
Titik 3 untuk masing-masing variasi tirai bantaran
-12.0
-14.0
LAMPIRAN :
Tail gate
Tabel Lampiran 2 . Lebar dan panjang lubang gerusan pada kontur, serta hubungannya