Vous êtes sur la page 1sur 3

ABSES PELVIC

A. Definisi
Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas. Penyakit tersebut
dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim), saluran tuba, indung telur,
miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga panggul. Penyakit radang panggul merupakan
komplikasi umum dari Penyakit Menular Seksual (PMS).
Peradangan tuba falopii terutama terjadi pada wanita yang secara seksual aktif. Resiko
terutama ditemukan pada wanita yang memakai IUD. Bisasanya peradangan menyerang kedua
tuba. Infeksi bisa menyebar ke rongga perut dan menyebabkan peritonitis.
B. Etiologi / Penyebab
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital bagian bawah,
yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan hari atau minggu untuk
seorang wanita menderita penyakit radang panggul. Bakteri penyebab tersering adalah Neiserreia
Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan
sehingga menyebabkan berbagai bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah
tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat memudahkan
terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan endometrium yang menyebabkan berkurangnya
pertahanan dari rahim, serta menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah
menstruasi).
Penyebab lainnya yang lebih jarang terjadi adalah:
1. Aktinomikosis (infeksi bakteri)
2. Skistosomiasis (infeksi parasit)
3. Tuberkulosis.
4. Penyuntikan zat warna pada pemeriksaan rontgen khusus.
C. Faktor Resiko
Wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun berisiko tinggi untuk mendapat
penyakit radang panggul. Hal ini disebabkan wanita muda berkecenderungan untuk berganti-
ganti pasangan seksual dan melakukan hubungan seksual tidak aman dibandingkan wanita
berumur. Faktor lainnya yang berkaitan dengan usia adalah lendir servikal (leher rahim). Lendir
servikal yang tebal dapat melindungi masuknya bakteri melalui serviks (seperti gonorea), namun
wanita muda dan remaja cenderung memiliki lendir yang tipis sehingga tidak dapat memproteksi
masuknya bakteri.
Faktor resiko terjadinya PID:
1. Aktivitas seksual pada masa remaja
2. Berganti-ganti pasangan seksual
3. Pernah menderita PID
4. Pernah menderita penyakit menular seksual
5. Pemakaian alat kontrasepsi yang bukan penghalang.

D. Tanda dan Gejala


Gejala biasanya muncul segera setelah siklus menstruasi. Penderita merasakan nyeri pada
perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai oleh mual atau muntah. Biasanya
infeksi akan menyumbat tuba falopii. Tuba yang tersumbat bisa membengkak dan terisi cairan.
Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan
kemandulan.
Infeksi bisa menyebar ke struktur di sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan parut
dan perlengketan fibrosa yang abnormal diantara organ-organ perut serta menyebabkan nyeri
menahun.
Di dalam tuba, ovarium maupun panggul bisa terbentuk abses (penimbunan nanah). Jika
abses pecah dan nanah masuk ke rongga panggul, gejalanya segera memburuk dan penderita bisa
mengalami syok. Lebih jauh lagi bisa terjadi penyebaran infeksi ke dalam darah sehingga terjadi
sepsis.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada PID:


1. Keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi dan bau yang abnormal
2. Demam
3. Perdarahan menstruasi yang tidak teratur atau spotting (bercak-bercak kemerahan di celana
dalam
4. Kram karena menstruasi
5. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual
6. Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual
7. Nyeri punggung bagian bawah
8. Kelelahan
9. Nafsu makan berkurang
10. Sering berkemih
11. Nyeri ketika berkemih.
E. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Dilakukan pemeriksaan panggul dan perabaan perut.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. Pemeriksan cairan dari serviks
3. Kuldosentesis
4. Laparoskopi
5. USG panggul.
F. Terapi
Tujuan utama terapi penyakit ini adalah mencegah kerusakan saluran tuba yang dapat
mengakibatkan infertilitas (tidak subur) dan kehamilan ektopik, serta pencegahan dari infeksi
kronik
Pengobatan dengan antibiotik, baik disuntik maupun diminum, sesuai dengan bakteri
penyebab adalah pilihan utama. Kontrol setelah pengobatan sebanyak 2-3 kali diperlukan untuk
melihat hasil dan perkembangan dari pengobatan.Pasangan seksual juga harus diobati. Wanita
dengan penyakit radang panggul mungkin memilikipasangan yang menderita gonorea atau
infeksi chlamydia yang dapat menyebabkan penyakit ini.
Seseorang dapat menderita penyakit menular seksual meskipun tidak memiliki gejala.
Untukmengurangi risiko terkena penyakit radang panggul kembali, maka pasangan seksual
sebaiknya diperiksa dan diobati apabila memiliki PMS.
Meskipun segera dilakukan pengobatan antimikroba yang tepat untuk mengatasi metritis,
kadang-kadang suatu flegmoon parametrium akan mengalami supurasi sehingga terbentuk massa
benjolan pada ligamentum latum yang berfluktuasi dan bias menonjol diatas ligamentum
inguinale pouparti. Dalam keadaan ini, wanita tersebut mungkin tidak menunjukkan gejala yang
semakin memburuk tetapi panas tetap memburuk tetapi panas tetap bertahan. Begitu terdapat
rupture abses kedalam kavum peritoni, peritonitis yang bias membawa kematian dapat terjadi.
Kemungkinan lebih besar lagi, terjadi robekan kearah anterior sehingga tidak terjangkaub dengan
tindakan drainase lewat jarum yang diarahkan oleh komograi computer. Kadang-kadang robekan
terjadi kearah posterior lewat ruang retroperitonium kedalam septum rekto vaginalisn dimana
drainase operatif mudah digunakan.
Bila pelvic abses ada tanda cairan fluktuasi pada daerah cul-de-sac, lakukan kolpotomi atau
dengan laparotomi. Ibu posisi fowler. Berikan anti biotika broad spektrum dalam dosis yang
tinggi ampisilin 2g/IV kemudian 1g setiap 6jam ditambah gentamisin 5g/kg berat badan IV dosis
tunggal/hari dan metronidazol 500mg/IV setiap 8jam. Lanjutkan antibiotika ini sampai ibu tidak
panas selama 24 jam.
Pada keadaan yang sangat jarang sellulitis parametrium yang terjadi akan meluas dan
menjadi abses pelvis. Bila ini terjadi, maka harus dilakukan drainase puss yang terbentuk, baik
ke anterior dengan melakukan pemasangan jarum berukuran besar maupu ke posterior dengan
melakukan kolpotomi selain itu, perlu juga diberikan antibiotika yang adekuat.

Vous aimerez peut-être aussi