Vous êtes sur la page 1sur 12

Dalam Kitab Shahih Muslim, Ketika melewati pemakaman umum, Rasulullah saw

berhenti sebentar, mengucapkan salam dan berdoa kepada Allah swt. Siti Aisyah ra juga
pernah bertanya kepadanya tentang Doa jika ziarah ke makam.

(Assalamualaikum, hai para mukmin dan muslim yang bersemayam dalam kubur.
Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka yang telah mendahului dan yang
akan menyusul kalian dan [yang telah mendahului dan akan menyusul] kami

Tradisi ziarah dan berdoa di pemakaman sudah ada sejak zaman Rasulullah saw.
Mungkin teknik berziarahnya berbeda, tapi essensinya sama yakni; mengingatkan
peziarah akan kematian, mendoakan ahli kubur, menyambung tali persaudaraan ruh
(shilatur ruh) dll.
Isi kalimat-kalimat suci dan doa yang dipanjatkan juga beragam, tidak baku dan tidak
permanen, demikian juga urutan doanya.
Dalam konteks sosial, ziarah kubur yang dilakukan secara berjamaah adalah satu cara
menjaga persatuan dan kesatuan antar sesama. Yang harus dihindari adalah berdoa
ditujukan bukan pada Allah swt.

Segala sesuatu harus diawali dengan niat dan rencana yang benar, hati dan pikiran
harus dikelola sedemikian rupa untuk fokus beribadah kepada Allah swt. Tidak disebut
ibadah jika di dalam diri seorang hamba terdapat takabur, merasa ibadahnya yang paling
benar; hasud, menyalahkan ibadah yang dilakukan orang lain, ; Dengki, memusuhi
setiap orang yang berbeda tata cara ibadahnya, dll.
Bahwa yang sudah kita terima dan akan kita terima hanyalah pemberian dan rahmat dari
Allah swt. Kebenaran mutlak hanya milik Allah swt semata.
Selalu tidak berpuas diri untuk senantiasa dekat kepada Allah, jagalah etika beragama
dan bermasyarakat. InsyaAllah Ridla dan karuniaNya akan selalu melimpah kepada kita.
Amin

#HNH

Oleh : KH Hasan Nuri Hidayatullah

Secara fisik, orang NU termasuk golongan orang-orang yang gemar bershadaqah dan
pendulang kebaikan. Bukan shadaqah harta, tapi shadaqah kebaikan yang di dalamnya
dijanjikan pahala. Koq bisa...?
Karena sebagian tradisi yang oleh kelompok "suci" dianggap BID'AH dan SESAT, justru
sudah sesuai dengan ajaran sunnah Rasulullah saw.
Jika Rasulullah saw memberikan contoh shalat sunat rawatib sebagai bagian dari
kebaikan, tentu tidak ada orang yang mendebatkannya. Tapi bagaimana tradisi Tahlilan,
Yasinan, Maulidan, Manaqiban dan sejenisnya apakah bisa dianggap sebagai kebaikan
dan bernilai pahala.
Tradisi-tradisi warga NU bukanlah BID'AH atau sesuatu yang dianggap sesat oleh
golongan orang-orang "suci" itu.
Sebaliknya kegiatan berjamaah yang mengamalkan perintah Allah swt dan RasulNya.
Bukankah bersilaturahmi itu perintah?
Bukankah tolong menolong dalam kebaikan itu perintah?
Bukankah meneladani sejarah umat lalu itu perintah?
Bukankah membaca ayat ayat suci itu perintah!?
Bukankah membaca kalimat kalimat suci itu perintah?
Bukankah saling memberi itu perintah?
Bukankah mensyukuri nikmat itu perintah?
Bukankah menggembirakan orang itu perintah?
Bukankah membuat orang tersenyum itu perintah?
Bukankah membangun kekuatan itu perintah?
Bukankah rutinitas atau istiqamah perintah?
Ya warga NU dan mayoritas muslim NUsantara adalah pengamal perintah-perintah itu
semua melalui kemasan khas rasa Indonesia.

#HNH

Suatu hari Guru Besar Thariqah, Syeikh Abi Hasan Asy Syadzili kedatangan tamu
misterius dari luar kota. Setelah jamuan dihidangkan, Si Tamu bertanya kepada Syeikh.
"Ya Syeikh... Anda kan seorang sufi dan guru besar tashawwuf, tapi kenapa dalam
kehidupan sehari-hari menampakkan kemewahan anda, contoh dalam hal berpakaian,
dan jamuan makan,...?".
Sembari tersenyum, Syeikh menjawab "tashawwuf itu tidak identik dengan kekumuhan
dan kesederhanaan saja. Seorang sufi tidak dilarang untuk menjadi kaya dan mewah,
karena inti tashawwuf adalah bagaimana hati, fikiran, dan jasad kita benar-benar hanya
untuk Allah swt".

Don't look from the box...


#HNH

Salah satu dari 7 orang yang dipayungi Allah swt saat hari kebangkitan adalah

"lelaki dewasa yang hatinya selalu bergelayutan dengan masjid".
Siapakah dia gerangan di dunia modern ini?
Masih adakah kelompok remaja Aqil baligh yang senang meramaikan masjid,
berkelompok-kelompok untuk menimba ilmu, dan bahkan tidur disana untuk berjamaah
subuh?
Masih adakah kelompok pemuda sehabis Sekolah Menengah Atas yang "demen"
berbondong-bondong ke masjid dan mushalla sebelum maghrib hingga setelah Isya?
Masih adakah kelompok bapak-bapak muda yang asyik bersama istri dan anaknya
bersama riang gembira istiqamah hadir berjamaah sembari ia menunggu anak2nya
sorogan Quran dan TURUTAN?
Masih adakah kelompok bapak-bapak paruh baya beserta istrinya mesra dengan
seragam "syar'i" berjalan menuju Masjid tatkala adzan berkumandang?

Ataukah dimana-mana kita malu karena hanya melihat mayoritas mereka adalah para
sepuh, para manula, kakek-kakek, dan nenek-nenek yang sempoyongan, berjalan
tertatih ke masjid dan mushalla.
Ataukah dimana-mana kita hanya bangga mengantarkan anak-anak kita yang belum
MUKALLAF untuk menimba ilmu dan berjamaah sementara kita hanya asyik bersenda
gurau di luar menunggui atau sekedar pengojek antar jemput anak2 kita?.

Terus,,, termasuk siapakah kita? Tidak inginkan kita menjadi bagian yang dipayungi
Allah swt ketika matahari sangat dekat di atas ubun2 kita kelak di padang Masyhar?.

Tentukan pilihanmu sekarang!!!

#HNH

( )
Eksistensi ilmu bisa dilakukan dengan cara terus ber-muthala'ah atau rajin mereview apa yg
sudah didapatkan. Keberkahan ilmu bisa didapatkan dengan cara mengabdikan ilmu
tersebut. Sedang kemanfaatannya bisa diperoleh dengan mendapatkan ridla Syeikh atau
guru
(Abuya Sayyid Muhammad Alwi Almaliki)
Tiga hal, yakni agar ilmu betah bersemayam bersama kita, hendaknya tidak bosan untuk
terus mendalaminya dan menyambungkan dengan ilmu-ilmu baru yang belum diraih secara
kontinyu. Demikian juga keberkahan ilmu akan terasa jika diiringi dengan pengabdian
terhadap ilmu tersebut, yaitu mengajarkannya pada orang lain, menyebarkan kepada orang-
orang yang membutuhkannya. Sedangkan manfaat suatu ilmu akan mengalir jika Ridla guru
.senantiasa menyertai langkah kita dalam mengamalkan ilmu
Belajarlah sepanjang hayat, amalkanlah hingga menjadi mayat, niscaya kemudahan yang
.akan didapatkan kelak di akhirat
HNH#
Sudah hari kedua kita berada di tahun 2017, itu artinya kita sudah menghitung seberapa
kebaikan yang pernah kita buat. Berlomba dalam kebaikan adalah perintah yang sudah
semestinya tidak perlu diperdebatkan kembali. Kebaikan yang bisa menambah
kemanfaatan bagi diri kita dan orang-orang di sekitar kita. Kebaikan dua arah, yakni
yang berhubungan dengan Allah swt dan para mahluknya. Kebaikan yang sejatinya
yakni yang bisa diteladani dan jadi trendsetter orang lain dan generasi seterusnya.
Kebaikan apapun jika itu benar maka pahala akan kita dapatkan serta mendapatkan
tambahan pahala jika kebaikan itu dipraktikkan orang lain, begitupun sebaliknya.

#Janganraguberbuatbaik
#HNH

Setiap waktu yang sedang kita alami adalah nikmat yang harus kita manfaatkan dengan
baik untuk pekerjaan yang baik, diniati kebaikan dan tentu saja dengan cara-cara yang
baik. Gunanya adalah sebagai jembatan menyongsong waktu esok dan seterusnya.
Rasulullah saw telah mengingatkan kepada kita bahwa Manusia seringkali lupa akan
dua nikmat yakni Nikmat waktu atau kesempatan dan nikmat kesehatan.
Jadikan kedua nikmat tersebut untuk kebaikan ibadah kita di Tahun 2017.

#HNH

Ketika Allah swt dalam Surat Al Mujadalah Ayat 11 menjanjikan peningkatan derajat dan
martabat bagi orang-orang yang diberi ilmu, akan timbul dalam pikiran kita,
bagaimanakah nasib orang-orang yang akan dan sedang mencari ilmu serta orang-
orang yang sudah berusaha keras namun ilmu tak kunjung dikuasainya. Akankah derajat
itu juga berhak ia peroleh.
Allah swt juga jelas membedakan kualitas orang yang berilmu dengan orang yang tidak
berilmu. Dimanakah tempat orang yang tidak menguasai ilmu alias (maaf) bodoh.
Ayat-ayat Allah swt tentang keutamaan orang berilmu adalah motivasi bagi para hamba
agar manusia semangat untuk meraih apapun yang menjadi cita-citanya. Meskipun Akal
telah diberikan kepada manusia, segala sesuatu yang dicapai tentu dengan
membutuhkan keilmuan tertentu yang sesuai. Demikian juga segala sesuatu yang
diinginkan untuk dirubah, tentu harus dengan pengetahuan yang cukup. Seorang
pedagang harus pandai ilmu berdagang yang benar; seorang petani juga wajib
menguasai cara bertani dengan mahir. Begitu pun dengan profesi-profesi lainnya, baik
yang bersifat duniawi maupun bertujuan ukhrawi.
Ibarat perjalanan, ilmu itu seperti peta yang menunjukkan seseorang sampai pada
tempat yang dituju. Jikalau ia tidak memegang peta, tersesatlah yang ia dapatkan. Ilmu
juga bagaikan tongkat penunjuk bagi si buta agar menghindarkan dirinya dari jatuh di
lubang-lubah dan tidak menabrak-nabrak benda di depannya.
Betapa penting ilmu, Rasulullah saw mewajibkan mencarinya bagi hamba yang telah
mukallaf (Aqil baligh). Beliau bahkan menganjurkan kepada pencari ilmu ke tempat yang
paling jauh (China saat itu jauh dari Hijaz).
Manusia diciptakan secara berbeda, dengan tidak kesamaanpun meskipun kembar
identik. Itulah mengapa kapasitas masing-masing orang akan berbeda pula, termasuk
juga dalam pencarian ilmu dan kadar intelektualnya.
Islam adalah agama yang bersahabat dengan pemeluknya. Ketika menjadi seorang
intelektual "'alim" atau berilmu tidak mampu, ia memberikan pilihan berikutnya, agar
manusia tidak bosan untuk terus belajar "muta'allim". Berikutnya cukup menjadi
pendengar yang setia "mustami'" atau ilmu "nguping". Jika tidak mampu ketiganya,
manusia disarankan menjadi sosok yang mencintai ilmu, orang yang berilmu dan orang
yang mencari ilmu. Dan jangan sesekali menjadi orang yang kelima yakni orang-orang
yang tidak mau sama sekali, karena kerusakanlah yang akan ia dapatkan.

"jadilah orang Alim, atau orang yang mau belajar, atau orang yang mau mendengarkan,
atau orang yang mencintai (ilmu dan ulama') dan janganlah kalian jadi golongan yg
nomer sehingga akan binasa".

Imam Muhammad bin Idris Assyafi'i mengatakan:


"siapa saja yg tidak cinta pada ilmu dan tidak cinta pada Ulama, maka tidak ada nilai
kebaikan pada dirinya. Maka janganlah ada hubungan pertemanan dan persahabatan
dengannya".

Saat Al Quran mengajarkan doa kepada umat manusia agar diberikan kebahagiaan di
dunia dan akhirat lewat doa SAPU JAGAT; ia juga dikuatkan dengan semangat "barang
siapa menginginkan dunia, ia wajib menguasai ilmu dunia; dan barangsiapa merindukan
akhirat, ia wajib memiliki ilmu akhirat".

Tentu dengan semakin canggihnya teknologi informasi dan komunikasi, makin banyak
cara yang dapat kita gunakan secara positif untuk membekali diri kita dengan ilmu-ilmu
yang "nafi'-mubarakan fiih'", yakni ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang-
orang di sekitarnya yang dapat ditularkan kepada generasi setelahnya.

#HNH

Indonesia adalah negara besar, berpenduduk muslim terbesar di dunia, dimana


Nahdlatul Ulama menjadi organisasi kemasyarakatan agama terbesar di dalamnya.
Kebesaran itu tidak mudah untuk dirajut oleh para pendahulu kita. Kemajemukan dan
Keberagaman yang mendasari terbentuknya NKRI disertai kesamaan niat dan tekad
bebas dari belenggu penjajah. Demikian juga kebesaran Islam Indonesia tidaklah
gampang membentuknya. Usaha-usaha para pendahulu kita melakukannya dengan
kesabaran tingkat tinggi, kelemahlembutan menyampaikan dakwah, penerimaan dengan
batas tertentu terhadap kebijakan lokal nusantara dan keinginan menjadikan bangsa dan
Nusantara yang diridlai Allah swt adalah sebagian kecil saja yang dapat diungkapkan
dalam sejarah. Para ulama kita terdahulu faham betul bahwa negeri yang "katanya"
pernah umatnya disinyalir Rasulullah saw sebagai umat besar dan kuat imannya
merupakan negeri yang sangat variatif di berbagai sisi. Jiwa besar para ulama lah
(dimotori Kh Wahid HASYIM) yang kemudian menerima perubahan Piagam Jakarta
pada sila pertama Pancasila, demi keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.
Kita,,,,???
Kita hanyalah penerus perjuangan mereka semua yang bhineka itu.
Kita hanyalah pewaris jerih payah yang mereka dapatkan dengan berdarah-darah
Kita hanyalah pemegang estafet kebesaran Umat Islam yang toleran dan akomodatif
demi NKRI.

Sejak didirikan sebagai upaya meredam gairah Islam Pembaharu yang anti "BID'AH"
yang dimotori oleh penguasa jazirah Arab, Nahdlatul Ulama senantiasa konsisten dalam
mengajarkan toleransi, moderasi, keseimbangan dan akomodatif terhadap segala hal.
Konsistensi ulama sebelum kita saya yakini tidak melampaui batas-batas yang diajarkan
agama kita, Islam, baik dalam konteks Keagamaan maupun konteks Kenegaraan dan
kebangsaan. Nahdlatul Ulama sangat berperan mewujudkan dan mempertahankan
identitas ibu pertiwi sebagai negara yang damai dan harmonis. Nahdlatul Ulama juga
tidak pernah surut dalam menyekat potensi-potensi arogansi beragama, dan NU selalu
aktif mendukung upaya kemaslahatan pemerintah yang sah agar bisa dirasakan oleh
bangsa.
Kita tahu bahwa manusia dibekali akal dan jiwa yang mengajaknya berbuat kebaikan,
disamping juga ditanamkan di dalamnya hawa nafsu yang senantiasa merayu manusia
berbuat kejahatan. Dua sisi tersebut tidak mungkin bisa dipisahkan, kecuali oleh
kekuatan iman masing-masing manusia. Semua agama mengajarkan kebaikan untuk
meraih kasih Allah Swt, Tuhan Sang Pencipta. Semua Agama juga mengakui bahwa inti
ajaran agama masing-masing adalah iman. Imanlah yang akan menjadikan dirinya
menjadi sosok yang tidak akan lepas dari pengaruh kekuasaan Allah jalla wa 'azza yang
sering disebut dengan akidah.
Dalam konteks putusnya syaraf kedamaian dan harmoni interagama, semua agama
mengakui adanya ruang kekerasan dan fundamentalisme di setiap agama yang
berdampak pada intoleransi dalam beragama.
Toleransi dalam konteks beragama sudah ditegaskan di dalam Al Quran diantaranya,
"bagimu agamamu dan bagiku agamaku", "tidak ada paksaan dalam memeluk dan
mengamalkan agama (Islam)", dan sejenisnya.
Ayat-ayat toleransi beragama pada intinya adalah pemakanaan bahwa setiap pemeluk
agama wajib berpegang pada asas saling menghormati pemeluk dan ajaran agama lain.
Mereka juga wajib menutup kemungkinan pemaksaan ajaran dan syiar yang bukan
menjadi ciri agamanya sendiri, dan apalagi memasuki ruang-ruang tertentu agama yang
tidak ia peluk dan yakini. Asas saling menghormati sekaligus sebagai jalan yang
menunjukkan ketidakpantasan seorang pemeluk agama yang "ikut" mensyiarkan agama
lain tanpa batas dan pemaksaan.
Apapun yang namanya melewati batas adalah perbuatan yang tidak sesuai norma yang
diajarkan agama maupun norma sosial kemasyarakatan.
Lantas apa yang harus kita lakukan sebagai pelanjut umat yang toleran.

Jujur harus diakui, keberadaan Nahdlatul Ulama yang membawa gerbong sangat
panjang dan terkenal dengan trademark umat toleran selalu diuji secara terus menerus.
Satu sisi NU harus istiqamah menjadi umat yang wasathan yang bersahabat dengan
semua umat yang baik baik yang seakidah maupun berbeda, sedang di sisi lain NU
melakukan langkah-langkah progresif menahan gelombang radikalisme dan terorisme
mengatasnamakan Tuhan yang berdampak pada diistegrasi bangsa.
Semangat memecah belah bangsa selalu saja ada momentumnya baik dalam skala
kecil, sedang maupun besar. Selain karena fundamentalisme yang kuat pada diri
masing-masing pemeluk agama yang punya kewajiban dakwah kepada umat manusia,
juga kewajiban mempertahankan diri dari pendangkalan ajarannya. Celah inilah yang
diincar para oknum untuk menghancurkan harominasis interagama. Terlebih teknologi
informasi dan komunikasi tidak bisa dibendung bahkan cenderung lebih massif daripada
kaderisasi agamawan itu sendiri.
Kita semua tentu mengapresiasi upaya semua pihak menampilkan identitas persatuan
dan kesatuan bangsa. Kita juga mengacungi jempol aksi-aksi damai umat Islam yang
bersatu padu melawan tirani dan arogansi ketika ruang agamanya dimasuki pemeluk
agama lain. Termasuk kita semua memuji langkah-langkah pemerintah dan tokoh-tokoh
bangsa dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif.
Lantas... sejauh manakah kita harus melestarikan ajaran toleransi, moderasi dan
keseimbangan para ulama kita.
Peristiwa pencegahan dan penangkapan oknum-oknum intoleransi layak untuk kita
jadikan pegangan bahwa masih banyak yang kurang tepat dalam menempatkan ajaran
suci di kehidupannya. PR yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana kita bisa
membedakan antara menjaga akidah dengan menjaga toleransi antar umat beragama.
Saya meyakini jika saja masing-masing umat beragama berpegang pada kesucian
ajaran masing-masing tentu tidak akan ada peristiwa tertentu yang menyulut tindakan
brutal oknum berkedok agama. Saya juga meyakini jika saja masing-masing pemeluk
agama menjaga batas-batas toleransi beragama, niscaya tidak akan muncul fatwa-fatwa
dan kebijakan tertentu yang memperuncing suasana.
Umat Islam (NU) adalah umat yang sangat besar dari sisi kuantitas. Tapi ia menjadi
sangat kecil jika melihat kesenjangan ekonomi, layanan kesehatan dan pendidikannya.

PR yang luar biasa besar yang mestinya menjadi pemicu kita untuk meningkatkan gairah
beragama yang rahmatan lil alamin. Rahmat untuk sendi-sendi umat Islam terutama.
Demikian pun Entitas beragama umat Islam seolah tidak ada apa-apanya jika
dibandingkan umat lain dalam beragama.
Ajaran Islam menunjukkan bahwa segala sesuatu harus diri sendiri dulu yang memulai
sebelum menyuruh kepada orang lain. Tugas berat kita adalah membuktikan bahwa kita
adalah "khaira ummat" umat terbaik yang ada di muka bumi.
Karena itu mari kita awali semuanya dari diri sendiri dahulu di semua bidang kebaikan.
Marilah kita Berlomba menunjukkan kepada semua umat manusia kita bisa menjadi
rahmat bagi mereka, tentu dengan cara-cara yang tidak melampaui batas kesucian
agama dan konstitusi bernegara dan berbangsa.
Hari ini,,, adalah momentum terbaik yang diyakini oleh umat nasrani. Sebagai pemeluk
agama samawi mari kita tunjukkan toleransi beragama kita. Toleransi yang
diperkenankan oleh agama kita sendiri. Toleransi umat yang bermartabat yakni toleransi
yang tidak kebablasan. Toleransi yang kelak juga akan kita warisan kepada generasi
berikutnya.
Mengajarkan toleransi kepada generasi kita tidak harus dengan membersihkan tempat
ibadah agama lain, sementara tempat ibadah agama sendiri juga belum tertangani
kebersihannya secara maksimal, misalnya.
Mari kita serahkan keamanan dan ketentraman beribadah umat nasrani kepada aparat
berwenang, kita cukup dengan mengamankan umat kita di lingkungan masing-masing
agar tidak mengganggu ibadah agama lain.
Mari kita jaga kerukunan dengan cara-cara yang terhormat dan bukan malah
mencederai umat sendiri.
Libur panjang ini seyogyanya kita gunakan untuk mensemarakan masjid-masjid dan
majelis-majelis kita dengan kegiatan keagamaan, terlebih pada bulan maulid ini,
semangat mencintai Allah swt dapat kita tunjukkan dengan memperbanyak kegiatan
maulidan, manaqiban, shalawatan dan lain-lain. Kuatnya peribadatan Islam Nusantara
adalah wujud nyata kekuatan silaturahmi umat dan bangsa, di tengah memanasnya
situasi politik saat ini.
Yakinlah Allah swt, Tuhan Pengasih dan Penyayang adalah Dzat Maha Toleran, namun
ia memerintahkan untuk menjaga diri kita, keluarga kita, umat kita, saudara kita dari
sengatan api neraka. "Quu Anfusakum Wa Ahlikum Naaran".

#HNH
NAMA-NAMA ROSULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM
Diantara nama-nama beliau Shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda:

Dalam riwayat lain disebutkan:

1. Muhammad
2. Ahmad
3. Almachi
4. Alhasyir
5. Al'aqib
6. Almuqoffa
7. Nabiyyuttaubah
8. Nabiyyurrahmah
9. Nabiyyul malhamah

Nama-nama Nabi dalam Alqur'an


1. Basyiro
2. Nadziro
3. Sirojan
4. Muniro
5. Roufan
6. Rohima
7. Rohmatan lil alamin
8. Muhammad
9. Ahmad
10. Thoha
11. Yasin
12. Muzammil
13. Mudatsir
14. Abdullah
15. Mudzakkir

Sebagian para Ulama menyebutkan nama-nama beliau lebih banyak lagi jumlahnya.

Dalam kaidah di sebutkan bahwa banyaknya nama merupakan semakin mulya nya yg
diberi nama.

Semoga dengn semakin mengenal nama-nama beliau akan semakin bersemi rasa cinta
kita kepada Baginda Nabi Muhammaf Shallallahu Alaihi wasallam.. Krn cinta beliau akan
bermafaat untuk kita didunia dan di akhirat. Amin ya Mujibassailin..

-------------------------

#5 edisi Maulid Nabi


Dinihari senin 12 Robi'ul Awwal menjadi waktu yang sangat berharga bagi umat Islam,
krn di lahirkanya Rosulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Semakin nyata ke Istimewaan yang Allah tunjukkan pada diri beliau Shallallahu alaihi
wasallam diantara tanda yang jelas adalah
>
Beliau dilahirkan dalam keadaan telah terkhitan
>
Terlahir dg tali ari-ari yang sudah terpotong rapi
>
Sudah memakai sipat mata
>
Badanya telah berlumuran dg minyak wangi
<
Dua tanganya di letakkan di tanah dan kepala nya menengadah ke langit. Bahwa ini
semua isyarat akan menjadi orang tinggi derajatnya dan mulya.

Ibu nya pun tidak berani memberi nama yang tepat untuk jabang bayi istimewa ini,
sehingga untuk memberi nama pun sang Ibu berkonsultasi kpd mertua beliau sayyid
Abdul Mutholib, kemudian sang kakek lah yang memberi nama Muhammad.

"dan namakanlah anakmu wahai Aminah jika lahir nantu dengan nama Muhammad,
karena akan menjadi manusia yang terpuji masadepanya"

Sungguh nama yang indah...


Bersambung......

------------------------------

#4 Edisi Maulid Nabi Agung Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam

Proses kelahiran sosok bayi yang tidak pernah dialami oleh siapapun, terlihat istimewa
sejak dalam kandungan karena sang Ibu yang mulya Sayyidah Aminah tidak pernah
merasa berat dan sakit sejak mengandung sang Nabi. Dalam sebuah kitab Maulid di
ceritakan

Semakin dekat detik-detik kelahiran Nabi semakin menghebat tanda-tanda ke
istimewaan yang Allah tunjukkan.
#

Malam senin 12 Robiul Awwal hadir ke rumah Sayyidah Aminah 2 wanita mulya yaitu
Sayyidah Asiah dan Sayyidah Maryam bersama dengan rombongan wanita-wanita dari
istana yang suci, kemudian pada pagi harinya lahir sosok bayi istimewa dengan sinar
yang gemerlap dan sangat terang menyinari sekitar rumah sang Ibunda.

Bersambung........

------------------------

Beberapa hari OFF karena mempersiapkan beberapa acara di Ash Shidiqiyyah...

Para sahabat...
Rasulullah saw sudah ditinggal wafat Sang Ayah saat masih di alam kandungan; Ibunya
menyusul kemudian dikala ia berusia balita. Dukanya belum berhenti saat sedang
bahagia diasuh oleh Kakeknya, Abdul Muthalib, Sang Kakek wafat saat Rasulullah
beranjak remaja.
Untung orang-orang di sekitarnya masih banyak yang menyayangi beliau, tampillah
Pamanda beliau, Abu Thalib sebagai pengasuh berikutnya hingga Rasulullah
menemukan kekasih terbaik, yang kemudian menjadi istri pertama beliau, Siti Khadijah.
Duka cita dan musibah yang Rasulullah saw Secara bertubi-tubi menguatkan mental
beliau dalam menjalani kehidupannya. Terdapat pendidikan hebat yang dapat kita ambil
di dalamnya yang didapat langsung dari Allah swt. Rasulullah saw bersabda;
..
Allah Ta'ala mendidik aku dan memberikan pendidikan kepadaku pendidikan terbaik.

Pendidikan tersebut adalah dengan diwafatkannya Sayyid Abdullah, sang Ayahanda di


kota Madinah ketika sedang ikut dalam perjalanan kafilah dagang menuju Syam (Syiria).
Para Ulama menyampaikan bahwa wafatnya ayah Nabi merupakan pendidikan
kemandirian untuk Nabi.
Kelahiran beliau dalam keadaan beliau Yatim hikmah utamanya didikan awal agar kelak
tidak berkata "Ayahku,,, ayahku,,,", tapi senantiasa menyandarkann diri pada Allah swt
"Ya Rabbi Ya Rabbi..." bukan pada manusia.

[
#HNH

Semisal hari ini adalah detik- detik yang sangat membahagiakan, yang bahagia tidak
hanya manusia tapi langit, arsy bahkan malaikat semua merasakan kebahagiaan
tersebut.. Kenapa.... Karena mereka semua akan menyambut kelahiran Sayyidul Wuju
Shallallahu Alaihi Wasallam.. Demikian seorang Ulama menggambarkan kegembiraan
tersebut..
# # #

Mungkin akan menjadi aneh jika ada yang bertanya kenapa harus gembira.... ?
Jawabnya hanyalah hati dan akal yang belum dibuka oleh Allah yang mendapatkan
karunia luar biasa tdk bergembira...
Rosulullah SAW adalah hadiah istimewa yang Allah berikan untuk kita.. Semoga Allah
jadikan kita sebagai ummat yang cinta dan akan mendapat Syafaatnya kelak yaumal
Qiyamah.. Amin ya Robbal Alamin...
Mari kita sambut detik-detik waktu kelahiran beliau dengan gembira dan banyak
membaca shalawat kepadanya.

Vous aimerez peut-être aussi