Vous êtes sur la page 1sur 8

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS GERONTIK DENGAN HIPERTENSI PADA

NY.M DI DUSUN 1 DESA BARU KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI


SERDANG

14-17 DESEMBER 2016

DIII KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH:

SARDO HOT ROGANDA SINAGA

012014024
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH MEDAN

TA.2016/2017

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Hipertensi merupakan suatu peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang di
atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003 mengklasifikasikan tekanan darah
manusia menjadi tekanan darah normal, prehipertensi, hipertensi tahap 1 dan hipertensi
tahap 2. Hipertensi menimbulkan masalah seperti adanya kecenderungan peningkatan prevalensi
hipertensi, manajemen hipertensi yang belum optimal, serta adanya penyakit penyerta dan
komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas .Menurut WHO danThe
International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di

seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10
penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat.
Studi berkesinambungan dari Monitoring Trends and Determinants of Cardiovascular
Disease (MONICA) Jakarta melaporkan adanya peningkatan prevalensi hipertensi pada populasi
Indonesia dari 16,9% (tahun 1993) menjadi 17,9% (tahun 2000).

Data epidemiologismenunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya populasi usia


lanjut (lansia), maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan
bertambah, dimana baik hipertensi sistolik maupun diastolik sering timbul pada lebih dari
separuh orang yang berusia > 65 tahun.

Prevalensi hipertensi pada usia lanjut (lansia) adalah 30-65%. Hipertensi pada lansia sangat
penting untuk diketahui karena patogenesis, perjalanan penyakit dan penatalaksanaannya tidak
seluruhnya sama dengan hipertensi pada usia dewasa muda. Pada pasien lansia, aspek diagnostik
yang dilakukan harus lebih mengarah kepada hipertensi dan komplikasinya, serta
terhadap pengenalan berbagai penyakit komorbid pada pasien. Tak lain, karena penyakit komorbid,
erat kaitannya dengan penatalaksanaan keseluruhan.

Apabila hipertensi tidak terkontrol, akan menyebabkan komplikasi pada organ target, dan
dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta kebutaan. Dari beberapa
penelitian dilaporkan bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan
peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena congestive heart failure, dan 3
kali lebih besar terkena serangan jantung. Tekanan darah yang tinggi pada lansia erat kaitannya

dengan tingginya risiko bagi timbulnya berbagai komplikasi akibat hipertensi.

Sepengetahuan peneliti, di Indonesia belum terdapat data mengenai hubungan antara derajat
hipertensi pada pasien usia lanjut dengan timbulnya komplikasi pada organ-organ target. Hal ini
membuat peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara derajat hipertensi pada pasien usia
lanjut dengan Komplikasi organ target yang terjadi pada para pasien lansia di Rumah Sakit
Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi Semarang periode 2008 2012

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian
Hipertensi adalah terjadinya kenaikan tekanan darah sistolik (atas) 140 mmHg atau lebih dan
tekanan diastolik (bawah) 90 mmHg atau lebih.
Disebut hipertensi apabila seseorang yang terkena :
1. Telah berumur 18 tahun atau lebih.
2. Bila 2x kunjungan berbeda tekanan diastolik 90 atau lebih.
3. Beberapa kali pengukuran tekanan sistolik menetap 140 mmHg atau lebih.

2.2 Penyebab Hipertensi


Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian karena orang yang
terserang cukup banyak dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan, serta mempunyai
konsekuensi tertentu.
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi dalam 2 golongan yaitu :
1. Hipertensi primer/esensial tidak diketahui penyebabnya, biasanya dihubungkan dengan
faktor keturunan, kebiasaan hidup, konsumsi garam dan lemak tinggi,strees, merokok.
2. Hipertensi sekunder penyebab pada umumnya dapat diketahui secara pasti, seperti :
gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.

2.3 Tanda dan Gejala


1. Sakit kepala dan pusing (bagian belakang) terutama bila bangun tidur.
2. Nggliyer (Bhs. Jawa), terasa melayang.
3. Rasa berat ditengkuk atau leher.
4. Kadang mimisan.
5. Emosi yang tidak stabil, mudah tersinggung.
6. Telinga berdenging.
7. Sukar tidur.
8. Mata berkunang-kunang.
9. Rasa mual atau muntah.

2.4 Klasifikasi atau Derajat Hipertensi


The Join National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High Pressure.
(komite deteksi, evaluasi, dan pengobatan hipertensi). Mengklasifikasikan hipertensi dalam
tabel di bawah ini :

Tabel Stadium Hipertensi

Kategori Sistolik (Atas) Diastolik (Bawah)

Normal tinggi (perbatasan ) 130-190 85-89

Stadium I Ringan 140-159 90-99

Stadium 2 Sedang 160-179 100-109


Stadium 3 Berat 180-209 110-119

Stadium 4 Sangat Berat 210 120

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi


Kelompok risiko yang rawan terhadap hipertensi :
1. Obesitas
2. Perokok
3. Peminum alkohol
4. Penyakit DM dan jantung
5. Wanita yang tidak menstruasi
6. Stress
7. Kurang olah raga
8. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak

2.6 Komplikasi
Efek pada organ :
1. Otak
Pemekaran pembuluh darah
Perdarahan
Kematian sel otak : stroke
2. Ginjal
Malam banyak kencing
Kerusakan sel ginjal
Gagal ginjal
3. Jantung
Membesar
Sesak nafas (dyspnoe)
Cepat lelah
Gagal jantung

2.7 Cara pencegahan dan perawatan hipertensi


1. Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan yang ideal (cegah kegemukan).
2. Batasi pemakaian garam.
3. Mulai kurangi pemakaian garam sejak dini apabila diketahui ada faktor keturunan
hipertensi dalam keluarga.
4. Tidak merokok
5. Perhatikan keseimbangan gizi, perbanyak buah dan sayuran
6. Hindari minum kopi yang berlebihan.
7. Batasi makanan.
8. Mempertahankan gizi (diet yang sehat seimbang)

2.8 Makanan yang dianjurkan


1. Beras, kentang, ubi, mie, maezena, hunkue, terigu, gula pasir.
2. Kacang-kacangan dan hasilnya seperti kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, kacang
tolo, tempe, tahu tawar, oncom.
3. Minyak gorng, margarine tanpa garam.
4. Sayuran dan buah-buahan tawar.
5. Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit, kencur, laos,
lombok, salam, sere, cukak.

2.9 Makanan yang tidak diperbolehkan


1. Otak, ginjal, paru-paru, jantung dan udang.
2. Semua makanan yang diberi garam natrium pada pengolahan, seperti :
3. Biskuit, bolu dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur atau soda
4. Dendeng, abon, ikan asin, ikan pindang, sarden, udang kering, telur asin, telur pindang.
5. Keju, selai kacang tanah.
6. Margarine, mentega.
7. Acar, asinan sayuran, sayur dalam kaleng.
8. Asinan buah, manisan buah, buah dalam kaleng.
9. Kecap, terasi, petis, dan saos tomat.

2.10 Pengobatan tradisonal untuk Hipertensi


1. buah ketimun
2. Buah belimbing.
3. Daun seledri

Cara membuat obat tradisional:

1. 1/2 kg buah ketmun/belimbing cuci hingga bersih.


2. Kupas kulit dan kemudian diparut.
3. Saring airnya dengan penyaring.
4. Setelah disaring kemudian diminum.
5. Lakukan setiap hari kuang lebih 1kg untuk 2 kali minum.
BAB 3

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

DAFTAR PUSTAKA

Aziza, Lucky. 2007. Hipertensi The Silent Killer. Jakarta: Yayasan Penerbitan Ikatan

Dokter Indonesia.

Smeltzer dan Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa Yasmin Asih. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC

Doenges, Maryllin E. 2003. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Alih Bahasa: Yasmin Asih.
Jakarta: EGC
Jennifer,Kowalak,. Welsh, Williams. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Alih Bahasa Andry Hartono.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta:
Salemba Medika

Vous aimerez peut-être aussi