Vous êtes sur la page 1sur 12

[ISSN 20886969] Vol.

5 Edisi 9, Okt 2016

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN


METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA
JUAL PADA CV SALWA MEUBEL

Bintang Komara, Ade Sudarma


Universitas Muhammadiyah Sukabumi

Calculation of the cost of production is an important thing to consider in


determining the price of a product. Calculation of the cost of production is precise and
accurate is the thing to do by any company, because without the calculation of the cost of
production is right, a manufacturing company in question might have problems determining
the selling price of a product.
This study aims to determine the calculation of the cost of production and selling
prices conducted by CV Salwa Furniture and analyze the calculation of the cost of
production based on the order cost method Salwa CV Furniture, as well as determine the
effect the cost of production of the determination of the selling price.
The data used are primary data is a list of the production costs for the products produced
during 2015.
The sampling technique used is non probability sampling with purposive sampling
approach. The variables tested were the cost of production with a full costing method as the
independent variable (X) and the selling price as the dependent variable (Y). To test the
hypothesis using contingency coefficient C which is to determine the level of significance
between variables (X) to variable (Y). The conclusion of this study, Ho is rejected and Ha
accepted, meaning that the cost of production is positive influence on the selling price.

Key words: Cost of Production and Pricing

PENDAHULUAN harga jual produk yang tidak tepat juga.


Misalnya perhitungan harga pokok
Setiap perusahaan pasti produksi yang tinggi , maka akan
mempunyai tujuan yang ingin dicapai, menghasilkan penentuan harga jual yang
tujuan tersebut antara lain: Memperoleh tinggi pula, akibatnya suatu produk tidak
laba yang maksimal, dapat bersaing di mampu bersaing di pasar. Begitu juga
pasar, serta dapat memberikan manfaat sebaliknya ,jika perhitungan harga pokok
bagi masyarakat. Untuk mencapai laba, produksi rendah maka akan menghasilkan
perusahaan harus dapat melakukan penentuan harga produksi yang rendah
kegiatan penjualan yang paling pula akibatnya perusahaan tidak mencapai
menguntungkan dan salah satu laba yang maksimal walaupun harga jual
indikatornya adalah laba kotor. Laba kotor dapat bersaing di pasar.
itu dipengaruhi oleh harga jual, biaya Penetapan harga jual produk
produksi dan volume penjualan. memerlukan berbagai pertimbangan yang
Harga jual suatu produk ditentukan terintegrasi, mulai dari biaya produksi,
dari harga pokok produksi, jika biaya operasional, target laba yang di
perhitungan harga pokok produksi tidak inginkan oleh perusahaan, daya beli
tepat maka akan mempengaruhi penentuan masyarakat, harga jual pesaing, kondisi

Jurnal Ilmia Ilmu Ekonomi Page 18


[ISSN 20886969] Vol. 5 Edisi 9, Okt 2016

perekonomian. Penentuan harga jual produksi. Biaya overhead pabrik terdiri


produk perusahaan haruslah merupakan biaya-biaya yang tidak termasuk pada
kebijakan yang harus benar-benar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
dipertimbangkan secara matang dan langsung.
terintegrasi.
Harga pokok produksi menurut
Walaupun terdapat beberapa aspek metode full costing terdiri dari biaya bahan
yang menjadi pertimbangan perusahaan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
dalam menentukan harga jual produk, overhead pabrik tetap dan biaya overhead
tetapi seringkali faktor biaya di jadikan pabrik variabel. Dalam metode full
titik tolak dalam penetapan harga jual costing, biaya overhead pabrik baik yang
produk. Kebijakan harga jual produk dan berperilaku tetap maupun variabel,
biaya akan selalu berubah-ubah sesuai dibebankan/dimasukan dalam perhitungan
dengan perubahan biaya produk dan harga pokok produksi berdasarkan tarif
kondisi pasar. Biaya yang dikeluarkan oleh yang ditentukan dimuka pada kapasitas
perusahaan untuk menghasilkan sejumlah normal atau atas dasar biaya overhead
produk di dalam suatu periode akan di pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu,
jadikan dasar untuk menetapkan harga jual biaya overhead pabrik tetap akan melekat
produk. Besarnya margin yang di inginkan pada harga pokok persediaan produk
suatu perusahaan adalah pasti akan selalu dalam proses dan persediaan produk jadi
berada di atas semua total biaya-biaya yang belum laku dijual, dan baru dianggap
yang di keluarkan untuk memproduksi sebagai biaya (unsur harga pokok
suatu produk. Dan yang menjadi penjualan) apabila produk jadi tersebut
pertimbangan, berapa besar marjin laba telah terjual.
yang diinginkan perusahaan untuk setiap
unit produk yang di hasilkannya. Namun, di tengah kondisi
Penetapan marjin laba diatas biaya yang di perekonomian saat ini ketika harga-harga
keluarkan perusahaan memerlukan suatu tengah naik tentu akan sangat sulit bagi
keahlian khusus dengan pertimbangan dari perusahaan untuk menetapkan harga jual
berbagai aspek sebagaimana di sebutkan yang murah atas produk yang
diatas. Dengan mengetahui biaya produksi, diproduksinya dengan kualitas yang masih
maka perusahaan akan dapat menentukan tetap sama, hal ini dikarenakan biaya
harga jual produknya untuk menghasilkan untuk memproduksi barang untuk produk
laba. tersebut tentu juga akan naik karena
Dalam menentukan harga pokok pengaruh kenaikan harga-harga yang
produksi pun, perusahaan harus terjadi, dalam hal ini perusahaan dituntut
menentukan metode yang tepat sehingga untuk bisa mengambil keputusan yang
nantinya dapat menghasilkan laba yang tepat akan permasalahan ini agar
sesuai dengan harapan perusahaan dapat perusahaan tidak mengalami kerugian.
bersaing dengan perusahaan lainnya. Untuk menghasilkan laba suatu
Harga pokok produksi sendiri terdiri dari perusahaan dapat melakukan dua cara.
beberapa unsur, yaitu: biaya bahan baku, Cara pertama dengan menaikan harga jual.
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya Tindakan ini memang dapat meningkatkan
overhead pabrik. Biaya bahan baku terdiri laba, namun dalam kondisi persaingan
dari biaya-biaya yang berkaitan langsung yang semakin ketat ini, perusahaan tidak
dengan pembuatan suatu produk. Biaya mudah menaikan harga jual karena dapat
tenaga kerja langsung merupakan biaya menyebabkan konsumen lari ke produk
untuk membayar orang-orang yang terlibat pesaing yang memiliki harga yang lebih
langsung dalam proses pembuatan murah dengan kualitas produk yang sama.
Jurnal Ilmia Ilmu Ekonomi Page 19
[ISSN 20886969] Vol. 5 Edisi 9, Okt 2016

Cara kedua dengan menekan biaya Dalam pengumpulan biaya


produksi secara efisien dan mengendalikan produksi sangat ditentukan oleh cara
komponen biaya-biayanya sehingga biaya berproduksi yaitu atas dasar pesanan dan
produksi yang dikeluarkan dapat ditekan produksi massa. Perusahaan yang
seminimal mungkin. Biaya produksi yang berproduksi berdasarkan pesanan,
tidak terkendali akan menyebabkan harga mengumpulkan harga pokok produksinya
pokok terlalu tinggi, yang selanjutnya akan dengan menggunakan metode harga pokok
menurunkan daya saing produk dan pesanan. Dalam metode ini biaya produksi
akhirnya dapat menurunkan laba. Untuk untuk tiap-tiap pesanan harus dipisahkan
itu biaya produksi harus dicatat dengan secara jelas, agar biaya setiap pesanan
baik dan dihitung dengan benar sehingga dapat benar dan tepat. Sedangkan
dapat menghasilkan harga pokok produk perusahaan yang berproduksi secara massa
yang tepat. atau terus-menerus mengumpulkan harga
pokok produksinya dengan menggunakan
Terlebih lagi masyarakat Indonesia metode harga pokok proses. Perusahaan
saat ini sedang gencar dengan adanya hendaknya mampu menetapkan dan
pasar bebas atau lebih dikenal dengan menggunakan informasi harga pokok
MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) produksi yang tepat sehingga nantinya
yang mengakibatkan bila suatu perusahaan dapat mengetahui harga jual yang
tidak dapat menyaingi harga pasar yang kompetitif guna bersaing dengan
dilakukan oleh para pesaing maka perusahaan lain yang sejenis.
perusahaan tersebut akan dipastikan
merugi. Dari sisi manfaatnya MEA Beberapa penelitian tentang
memberi akses pasar yang lebih luas dan pengaruh harga pokok produksi terhadap
serta menurunkan tarif perdagangan. Disisi harga jual sudah dilakukan, antara lain
lain, kerugian dari MEA adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh Ridha
negara berpotensi menjadi merugi jika Laelani (2015) tentang Pengaruh Harga
memiliki daya saing rendah. Integrasi Pokok Produksi Sebagai Dasar Penetapan
ekonomi pada akhirnya akan menciptakan Harga Jual. Dalam penelitaian ini,
skema persaingan antar negara yang perhitungan harga pokok produksi
tergabung dalam integrasi ekonomi. menggunakan metode perusahaan dan
Persaingan ini pada akhirnya menuntut dibandingkan dengan metode full costing
setiap negara untuk meningkatkan daya dan diperoleh hasil yang berbeda.
saingnya yang disebut sebagai pro- Perhitungan harga pokok produksi
competitive effect melalui tiga cara; menurut metode perusahaan lebih rendah
pemanfaatan teknologi, penetapan harga dibanding dengan menggunakan metode
jual, dan peningkatan ekspor. Ketiga cara full costing. Perbedaan dikarenakan dalam
tersebut bersinggungan langsung dengan metode yang digunakan perusahaan tidak
kebijakan pemerintah, dimana pemerintah akurat dalam meneliti biaya yang
memainkan peran signifikan dalam dikeluarkan.
mengeluarkan kebijakan yang mendukung
peningkatan daya saing. Penelitian ini Situasi persaingan yang kompetitif
menyimpulkan dalam integrasi ekonomi, menuntut CV Salwa Meubel untuk mampu
maka MEA mempengaruhi kebijakan berinovasi dalam pengembangan produk
industri manufaktur Indonesia yaitu dan juga menentukan harga jual bersaing.
kebijakan pemanfaatan teknologi, Bagaimana menentukan harga jual yang
penetapan harga jual dan meningkatkan kompetitif disertai dengan kualitas barang
ekspor. yang baik harus menjadi bahan pemikiran
bagi manajer. Dengan adanya produk yang

Jurnal Ilmia Ilmu Ekonomi Page 20


[ISSN 20886969] Vol. 5 Edisi 9, Okt 2016

berkualitas baik, disenangi konsumen, dan menggunakan Analisis Full Costing ke


harga yang sesuai maka konsumen akan dalam skripsi yang berjudul Analisis
merasa puas dan pada akhirnya akan Penentuan Harga Pokok Produksi
tercipta loyalitas konsumen. dengan Metode Full Costing Sebagai
Dasar Penetapan Harga Jual.
Namun pada observasi yang
dilakukan penulis, CV Salwa Meubel
dalam melakukan perhitungan harga pokok
dan harga jual produknya dilakukan KERANGKA TEORITIS
dengan metode yang relatif sederhana dan Harga Pokok Produksi
belum menerapkan perhitungan harga Perhitungan harga pokok produksi
pokok produksi sesuai dengan kaidah dalam suatu perusahaan industri bertujuan
akuntansi biaya. Penentuan harga pokok untuk memenuhi kebutuhan baik pihak
produksi yang akurat sangatlah dibutuhkan manajemen perusahaan maupun pihak luar
perusahaan untuk menentukan penawaran perusahaan. Untuk memenuhi tujuan
harga jual untuk bersaing. Selain itu, perhitungan harga pokok produksi tersebut
perusahaan membutuhkan manajemen akuntansi biaya mencatat, mengklasifikasi,
yang baik untuk mencapai tujuan tersebut. dan meringkas biaya-biaya pembuatan
Hingga saat ini CV Salwa Meubel dalam produk.
perhitungan harga pokok produk masih Pengertian menurut Mulyadi
menggunakan perhitungan berdasarkan (2012: 14) yaitu Harga pokok produksi
pendahulu dan pengalaman yang adalah sejumlah biaya yang terjadi untuk
didapatkan. Dalam pengidentifikasian mengolah bahan baku menjadi produk jadi
hanya biaya-biaya yang terlihat saja seperti yang siap untuk dijual.
biaya bahan baku dan tenaga kerja Sedangkan menurut Bustami dan
sehingga biaya overhead pabrik dan biaya Nurlela (2010: 49), harga pokok produksi
operasional lainnya tidak diperhatikan. adalah:
Maka, dengan menggunakan metode Kumpulan biaya produksi yang
tersebut dalam menghitung dan terdiri dari bahan baku langsung, tenaga
menentukan harga jual suatu produk langsung, dan biaya overhead
perusahaan akan dihasilkan informasi yang pabrik ditambah perediaan produk dalam
kurang tepat dan akurat. proses awal dan dikurang persedian
Penelitian ini juga menggunakan produk dalam proses akhir. Harga
metode Full Costing karena metode ini pokok produksi terikat pada
merupakan metode penentuan harga pokok periode waktu tertentu. Harga pokok
produksi yang membebankan seluruh produksi
biaya produksi baik yang berperilaku tetap akan sama dengan biaya produksi
maupun variabel kepada produk. Hal ini apabila tidak ada persediaan produk
yang menjadi referensi peneliti untuk dalam proses awal dan akhir.
mamakai metode Full Costing. Karena pengertian-pengertian diatas dapat
pentingnya suatu perusahaan untuk diambil sebuah kesimpulan bahwa harga
menghitung semua biaya yang dikeluarkan pokok produksi adalah biaya-biaya yang
untuk menghasilkan sebuah produk dan digunakan selama proses produksi, dimana
merupakan dasar dalam menentukan harga biaya-biaya tersebut meliputi biaya bahan
jual yang tepat. baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik.
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka penulis tertarik untuk mengukur Perhitungan Harga Pokok Produksi
kinerja suatu perusahaan dengan
Jurnal Ilmia Ilmu Ekonomi Page 21
[ISSN 20886969] Vol. 5 Edisi 9, Okt 2016

Perhitungan harga pokok produksi dalam perhitungan biaya produksi


adalah untuk mengetahui besarnya biaya digolongkan kedalam biaya tenaga kerja
produksi yang dikeluarkan dalam langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
memproduksi suatu barang. Pada Menurut Mursyidi (2010:213)
umumnya biaya produksi tersebut meliputi mengatakan bahwa Biaya tenaga kerja
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dapat digolongkan menjadi dua, yaitu (1)
langsung, dan biaya overhead pabrik. biaya tenaga
Biaya bahan baku langsung dan biaya kerja langsung (direct labor), dan (2)
tenaga kerja langsung disebut juga dengan biaya tenaga kerja tidak langsung
biaya utama (prime cost), sedangkan yang (indirect labor). Biaya tenaga kerja
lain disebut biaya konversi (conversion langsung merupakan biaya tenaga
cost). Biaya-biaya ini dikeluarkan untuk kerja yang langsung berhubungan
mengubah bahan baku menjadi barang dengan proses produksi, misalnya
jadi. Yang termasuk kedalam unsur-unsur tukang dan pekerja pabrik. Sedangkan
harga pokok produksi adalah sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung
berikut: merupakan biaya tenaga kerja yang
tidak langsung berhubungan dengan
Biaya Bahan Baku produksi, misalnya gaji direktur
Biaya bahan baku adalah bahan produksi, pengawas, dan administrasi
yang merupakan unsur paling poko dalam produksi.
proses produksi, dan dapat langsung
dibebankan kepada harga pokok barang Sedangkan menurut Bustami dan
yang diproduksi. Nurlela (2010:12), Biaya tenaga kerja
Menurut Mulyadi (2010: 275) langsung adalah tenaga kerja yang
menjelaskan pengertian bahan baku adalah digunakan dalam merubah atau
sebagai berikut: mengkonversi baha baku menjadi produk
Bahan baku merupakan bahan yang selesai dan dapat ditelusuri secara
membentuk bagian menyeluruh produk langsung kepada produk selesai.
jadi. Bahan baku yang diolah Berdasarkan pendapat para ahli
dalam perusahaan manufaktur dapat tersebut makan dapat disimpulkan bahwa
diperoleh tenaga kerja langsung merupakan faktor
dari pembelian lokal, impor, atau penting berupa sumber daya manusia yang
dari pengolahan sendiri. Di dalam mempengaruhi proses pengolahan bahan
memperoleh bahan baku, baku menjadi barang jadi pada suatu
perusahaan tidak hanya proses produksi dan biaya tenaga kerja
mengeluarkan biaya sejumlah merupakan upah yang diberikan kepada
harga beli bahan baku saja, tetapi tenaga kerja dari usaha tersebut.
juga mengeluarkan biaya-biaya
pembelian, pergudangan, dan
biaya-biaya perolehan lain. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah
Biaya Tenaga Kerja unsur biaya produksi selain biaya bahan
Tenaga kerja adalah usaha fisik baku langsung dan biaya tenaga kerja
atau mental yang digunakan dalam langsung yang dikeluarkan selama proses
membuat suatu produk. Biaya tenaga kerja produksi. Biaya overhead pabrik
merupakan salah satu konversi biaya untuk merupakan biaya yang paling kompleks
mengubah bahan baku menjadi produk dan tidak dapat didefinisikan pada produk
jadi. Biaya tenaga kerja yang termasuk jadi, maka pengumpulan biaya overhead

Jurnal Ilmia Ilmu Ekonomi Page 22


[ISSN 20886969] Vol. 5 Edisi 9, Okt 2016

pabrik baru dapat diketahui setelah barang selesai, tetapi dapat ditelusuri kepada
pesanan selesai diproduksi. produk selesai. Contoh: gaji satpam
Biaya overhead pabrik menurut pabrik, gaji pengawas pabrik, pekerja
Mulyadi (2012: 194) adalah Biaya bagian pemeliharaan, penyimpanan
produksi selain biaya bahan baku dan dokumen pabrik, gaji operator telepon
biaya tenaga kerja langsung yang pabrik, pegawai pabrik, pegawai
dikelompokan menjadi beberapa golongan bagian gudang pabrik, gaji resepsionis
berikut: pabrik, dan pegawai yang menangani
a. Biaya bahan penolong barang.
b. Biaya reparasi dan pemeliharaan c. Biaya tenaga kerja langsung lainnya
c. Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya selain bahan tidak
d. Biaya yang timbul sebagai akibat langsung dan tenaga kerja tidak
penilaian terhadap aktiva tetap langsung yang membantu dalam
e. Biaya yang timbul sebagai akibat pengolahan produk selesai, tetapi tidak
berlalunya waktu dapat ditelusuri kepada produk selesai.
f. Biaya overhead lain yang secara Contoh: pajak bumi dan bangunan
langsung memerlukan pengeluaran pabrik, listrik pabrik, air, dan telepon
uang. pabrik, sewa pabrik, asuransi pabrik,
Menurut Mursyidi (2010: 221) penyusutan pabrik, peralatan pabrik,
adalah pemeliharaan mesin pabrik, gaji
Biaya overhead pabrik (factory akuntan pabrik, reparasi mesin dan
overhead cost) disebut factory peralatan pabrik.
burden, manufacturing expense,
manufacturing overhead, factory
ecpense, dan indirect
manufacturing cost, merupakan Metode Perhitungan Harga Pokok
biaya yang terjadi atau dibebankan Produksi
dalam suatu proses produksi selain Metode perhitungan harga pokok
bahan baku dan tenaga kerja produksi adalah cara memperhitungkan
langsung. unsur biaya produksi ke dalam harga
Sedangkan menurut Bustami dan pokok produksi. Dalam memperhitungkan
Nurlela (2010: 13) Biaya overhead unsur-unsur biaya kedalam harga pokok
dapat produksi terdapat dua pendekatan yaitu
dikelompokan menjadi beberapa elemen, metode Full Costing dan metode Variabel
yakni: Costing. Perbedaan pokok antara kedua
a. Bahan tidak langsung (bahan pembantu metode tersebut terletak pada perlakuan
atau penolong) adalah bahan yang terhadap biaya produksi yang bersifat tetap
digunakan dalam penyelesaian produk dan akan berakibat pada perhitungan harga
tetapi pemakaiannya relatif lebih kecil pokok produk dan penyajian laporan laba
dan biaya ini tidak dapat ditelusuri rugi. Halim et al. (2013:47), menyatakan
secara langsung kepada produk selesai. bahwa Metode penentuan harga pokok
Contoh: amplas, pola kertas, oli dan produk adalah dengan membebankan
minyak pelumas, paku, sekrup dan semua biaya produksi (biaya bahan baku,
mur, staples, asesoris pakaian, vanili, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead
garam, pelembut, pewarna. pabrik) baik bersifat tetap maupun variabel
b. Biaya tenaga kerja tidak langsung kepada produk atau jasa. Unsur-unsur
adalah biaya tenaga kerja yang biaya pada harga pokok produksi terdapat
membantu dalam pengolahan produk dua pendekatan yaitu metode full costing

Jurnal Ilmia Ilmu Ekonomi Page 23


[ISSN 20886969] Vol. 5 Edisi 9, Okt 2016

dan variabel costing. unsur-unsur biaya menurut hubungan


Sedangkan menurut biaya dengan fungsi pokok yang ada di
Widilestariningtyas et al. (2012: perusahaan yaitu fungsi produksi, fungsi
15) adalah: pemasaran, serta fungsi administrasi dan
Metode penentuan harga pokok produksi umum.
adalah cara memperhitungkan unsur-unsur Dengan demikian laporan laba rugi
biaya ke dalam harga pokok produksi. menurut full costing akan tampak sebagai
dalam memperhitungkan unsur-unsur berikut:
biaya ke dalam harga pokok produksi, Penjualan Rp. xxx
terdapat dua metode yaitu full costing dan Harga pokok penjualan (Rp. xxx)_
variable costing. Laba kotor atas penjualan Rp. xxx

Metode Full Costing Biaya komersial:


Mulyadi (2012: 17) menyatakan Pemasaran Rp. xxx
bahwa, Full costing merupakan metode Administrasi dan umum Rp.xxx
penentuan kos produksi yang (Rp.xxx)_
memperhitungkan semua unsur biaya Laba bersih Rp. xxx
produksi ke dalam kos produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga Metode Variable Costing
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, Mulyadi (2012: 18) menjelaskan
baik yang berperilaku variabel maupun bahwa, Variable costing merupakan
tetap. metode penentuan kos produksi yang
Widilestariningtyas et al. (2012: hanya memperhitungkan biaya produksi
16), mengatakn bahwa: yang berperilaku variabel ke dalam kos
Full costing merupakan metode penentuan produksi, yang terdiri dari biaya bahan
harga pokok produksi yang baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
memperhitungkan semua unsur biaya biaya overhead pabrik variabel.
produksi, yang terdiri dari biaya bahan Widilestariningtyas et al (2012: 67)
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan menyatakan bahwa, variable costing
biaya overhead pabrik, baik variabel merupakan metode penentuan harga pokok
maupun tetap ditambah dengan biaya produksi yang hanya membebankan biaya-
nonproduksi (biaya pemasaran, biaya biaya produksi variabel saja ke dalam
administrasi dan umum). harga pokok produk. Metode variable
Dari pengertian di atas dapat costing ini dikenal dengan nama direct
ditarik kesimpulan bahwa unsur harga costing.
pokok produk menurut metode ini Biaya produksi yang bersifat tetap
meliputi: pada variable costing diperlakukan sebagai
Biaya bahan baku Rp. xxx biaya periode akuntansi dimana biaya
Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx tersebut terjadi. Dari pengertian diatas
Biaya overhead pabrik tetap Rp. xxx dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur
Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx + harga pokok produk menurut metode ini
Harga pokok produksi Rp. xxx meliputi:
Penentuan harga pokok produksi Biaya bahan baku Rp. xxx
berdasarkan full costing pada umumnya Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx
ditujukan untuk kepentingan penyusunan Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx +
laporan keuangan untuk pihak eksternal. Harga pokok produksi Rp. xxx
Laporan laba rugi yang disusun dengan
metode ini menitikberatkan pada penyajian Penentuan harga pokok

Jurnal Ilmia Ilmu Ekonomi Page 24


[ISSN 20886969] Vol. 5 Edisi 9, Okt 2016

berdasarkan metode ini pada umumnya


ditujukan untuk pihak manajemen dalam Hipotesis
rangka pengambilan kebijakan harga.
Laporan laba rugi yang disusun dengan Harga pokok produksi dengan
metode ini menitik beratkan pada metode full costing berpengaruh terhadap
penyajian biaya sesuai dengan perilaku penetapan harga jual
biaya dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan. Laporan laba
rugi menurut metode variable costing akan METODE PENELITIAN
tampak sebagai berikut:
Variabel Penelitian
Penjualan Rp. xxx
Harga pokok penjualan variabel (Rp.xxx) Dalam penelitian ini terdapat dua
Batas kontribusi bersih Rp. xxx variabel yang akan diteliti, yaitu sebagai
Biaya komersial variabel: berikut:
Pemasaran variabel Rp. xxx
Administrasi dan umum variabel Rp. xxx 1. Variabel bebas, adapun yang
(Rp.xxx) menjadi variabel bebas dalam
Batas kontribusi bersih Rp. xxx penelitian ini adalah harga pokok
Biaya tetap: produksi. Harga pokok produksi
Overhead pabrik Rp. xxx merupakan biaya-biaya yang
Pemasaran tetap Rp. xxx terjadi untuk mengelola bahan baku
Administrasi dan umum tetap Rp.xxx menjadi produk jadi yang siap
(Rp.xxx) untuk dijual. Harga pokok produksi
Laba bersih Rp.xxx terdiri dari tiga elemen biaya yaitu:
biaya bahan, tenaga kerja dan
Harga Jual overhead pabrik.
Menurut Supriyono (2013: 211) 2. Variabel terikat, dalam penelitian
Harga jual merupakan jumlah moneter ini yang menjadi variabel terikat
yang dibebankan oleh suatu unit usaha adalah harga jual. Harga jual
kepada pembeli atau pelanggan atas adalah harga yang dapat menutup
barang atau jasa yang dijual atau semua biaya (biaya produksi dan
diserahkan. non produksi) ditambah dengan
Dari definisi diatas dapat ditarik laba yang wajar, umumnya biaya
kesimpulan bahwa harga jual merupakan tidak menentukan harga jual
jumlah moneter yang dibebankan oleh produk dan jasa.
suatu unit usaha kepada konsumen atas Populasi dan Sampel
produk maupun jasa yang dijual, dengan
harapan harga jual yang dibebankan Populasi yang akan menjadi
tersebut dapat menutupi biaya penuh yang pengamatan dalam penelitian ini adalah
bersangkutan dengan produk atau jasa laporan biaya produksi untuk produk-
tersebut dan dapat menghasilkan laba yang produk yang dihasilkan oleh CV Salwa
diinginkan perusahaan tersebut, harga jual Meubel selama periode Januari-Desember
yang dibebankan atas produk yang dijual 2015 yakni 12 bulan.
haruslah tepat, dan harga jual yang tepat Dalam penelitian ini, penulis
haruslah harga jual yang sesuai dengan mengambil sampel laporan biaya produksi
kualitas produk yang dijual, serta harga untuk produk meja kerja oleh CV Salwa
jual tersebut dapat memberikan kepuasan Meubel selama periode januari-desember
pada konsumen. 2015 untuk dijadikan sebagai sampel

Jurnal Ilmia Ilmu Ekonomi Page 25


[ISSN 20886969] Vol. 5 Edisi 9, Okt 2016

karena produk ini paling sering diproduksi. Biaya


Overhead (147.260,3
Pabrik 275.000 127.739,66 4)
Total HPP 879.289,6
6.481.000 7.360.289,66 6
Harga Jual 7.915.000 9.570.000 1.655.000
Teknik Pengumpulan Data Maret
Biaya
Terdapat dua teknik pengumpulan Bahan Baku 5.120.000 5.070.000 (50.000)
data yang pertama data primer dengan Biaya
Kuesioner dan data sekunder dengan Tenaga
mengkaji jurnal, skripsi, majalah, koran Kerja 2.655.000 2.020.005 (634.995)
maupun internet research. Biaya
Overhead
Teknik Analisis Data Pabrik 300.000 82.340 (217.660)
Total HPP 8.075.000 7.172.345 (902.655)
Teknik analisis data yang Harga Jual 9.611.000 9.350.000 (261.000)
digunakan adalah analisis deskriptif April
kuantitatif. Biaya
Bahan Baku 3.072.000 3.042.000 (30.000)
Biaya
Tenaga
Kerja 1.580.000 1.321.515 (258.485)
Biaya
Overhead
Pabrik 175.000 51.150 (123.850)
Total HPP 4.827.000 4.414.665 (412.335)
Harga Jual 5.902.000 6.000.000 98.000
Mei
Biaya
HASIL PENELITIAN DAN Bahan Baku 12.288.000 12.168.000 (120.000)
PEMBAHASAN Biaya
Perbedaan Perhitungan Harga Pokok Tenaga (1.508.890
Produksi Meja Kerja Kerja 6.637.000 5.128.110 )
Biaya
Harga Pokok Produksi Overhead (375.004,4
Keterangan Selisih Pabrik 615.000 239.995,56 4)
Perusahaan Analisis
Januari Total HPP (2.003.894
Biaya 19.540.000 17.536.105,6 ,4)
2.048.000 2.028.000 Harga Jual 22.612.000 22.000.000 (612.000)
Bahan Baku (20.000)
Biaya Juni
Tenaga 1.050.000 1.300.455 Biaya
Kerja 250.455 Bahan Baku 8.192.000 8.112.000 (80.000)
Biaya Biaya
Overhead (100.108,7 Tenaga
Pabrik 150.000 49.891,23 7) Kerja 4.297.000 4.503.330 206.330
Total HPP 130.346,2 Biaya
3.248.000 3.378.346,23 Overhead (130.584,2
3
Harga Jual 3.965.000 4.600.000 635.000 Pabrik 325.000 194.415,76 4)
Februari Total HPP 12.814.000 12.809.745,8 (4.254,2)
Biaya Harga Jual 15.272.000 16.020.000 748.000
Bahan Baku 4.096.000 4.056.000 (40.000) Juli
Biaya Biaya
Tenaga Bahan Baku 7.168.000 7.098.000 (70.000)
Kerja 2.110.000 3.176.550 1.066.550 Biaya
Tenaga
Kerja 3.740.000 3.685.500 (54.500)

Jurnal Ilmia Ilmu Ekonomi Page 26


[ISSN 20886969] Vol. 5 Edisi 9, Okt 2016

Biaya Biaya
Overhead (193.025,6 Tenaga
Pabrik 350.000 156.974,33 7) Kerja 4.365.000 4.633.200 268.200
Total HPP (323.525,7 Biaya
11.258.000 10.934.474,3 ) Overhead (149.977,5
Harga Jual 13.408.000 13.700.000 292.000 Pabrik 350.000 200.022,45 5)
Agustus Total HPP 12.907.000 12.945.222,4 38.222,4
Biaya Harga Jual 15.365.000 16.200.000 835.000
Bahan Baku 6.144.000 6.084.000 (60.000) Sumber : Peneliti
Biaya Hasil Uji Contigency Coefficient C
Tenaga
Kerja 3.210.000 3.664.440 454.440 Sebagaimana yang telah ditunjukan
Biaya pada bab III, teknik analisis yang
Overhead (116.842,7
Pabrik 275.000 158.157,23 7) digunakan adalah koefisien kontigensi
Total HPP 277.597,2 yaitu untuk menganalisis dana penelitian
9.629.000 9.906.597,23 3 yang mempunyai karakteristik:
Harga Jual 11.472.000 12.900.000 1.428.000
September 1. Hipotesis yang diajukan hipotesis
Biaya asosiatif
Bahan Baku 5.120.000 5.070.000 (50.000)
Biaya 2. Data berskala nominal
Tenaga
Kerja 2.628.000 2.795.715 167.715 Uji contigency coefficient c
Biaya (koefisien kontigensi) dilakukan untuk
Overhead (136.040,4 mengukur tingkat signifikansi dari
Pabrik 250.000 113.959,56 4) koefisien variabel independen terhadap
Total HPP (18.325,44 variabel dependen.
7.998.000 7.979.674,56 )
Harga Jual 9.534.000 10.400.000 866.000 Symmetric Measures
Oktober Valu Approximate
Biaya e Significance
Bahan Baku 2.003.000 1.982.000 (21.000) Nominal by Contingency
,938 ,000
Nominal Coefficient
Biaya
N of Valid Cases 103
Tenaga
Kerja 1.452.000 1.368.900 (83.100) Sumber : Output IBM SPSS 23, 2016
Biaya
Overhead (52.437,36
Pedoman untuk mengetahui erat
Pabrik 105.000 52.562,64 )
Total HPP (156.537,3 tidaknya hubungan yaitu jika koefisien
3.560.000 3.403.462,64 6) semakin mendekati satu maka hubungan
Harga Jual 4.261.000 4.600.000 339.000 erat atau kuat, sedangkan jika koefisien
Nopember semakin mendekati nol maka hubungan
Biaya lemah.
Bahan Baku 4.096.000 4.056.000 (40.000)
Biaya Dari analisis diatas (Symmetric
Tenaga Measures) didapat koefisien kontigen
Kerja 2.137.000 1.983.150 (153.850)
Biaya
(Contigency Coefficient C) sebesar 0,938.
Overhead Karena nilai lebih mendekati nol, maka
Pabrik 300.000 79.749 (220.251) hubungan yang terjadi lemah.
Total HPP 6.533.000 6.118.899 (414.101)
Harga Jual 7.967.000 8.000.000 33.000 Untuk mengetahui hubungan berarti atau
Desember tidak, maka dilakukan pengujian
Biaya signifikasi. Dari hasil output diatas
Bahan Baku 8.192.000 8.112.000 (80.000) diketahui bahwa signifikasi (Approximate

Jurnal Ilmia Ilmu Ekonomi Page 27


[ISSN 20886969] Vol. 5 Edisi 9, Okt 2016

Significance) adalah 0,000 kurang dari Berdasarkan analisa dan evaluasi


0,05 maka hipotesis nol (Ho) ditolak, yang telah dilakukan, maka penulis
artinya adanya hubungan antara harga mengajukan beberapa saran sebagai bahan
pokok produksi dengan harga jual. pertimbangan bagi CV Salwa Meubel
dalam melakukan perhitungan harga pokok
KESIMPULAN DAN SARAN produksi selanjutnya yaitu:
Kesimpulan a) Agar perusahaan dapat bertahan
dan berkembang, perusahaan harus
Berdasarkan pembahasan dan mempunyai sebuah laporan
analisa pada bab sebelumnya, maka keuangan yang baik dan tertata rapi
terdapat kesimpulan sebagai berikut: karena laporan keuangan tersebut
1. Perhitungan harga pokok produksi dapat memberikan informasi dasar
dan penentuan harga jual pada CV untuk membuat perencanaan biaya
Salwa Meubel masih sederhana dan dan beban serta sebagai sumber
belum terperinci dalam data bagi proses penyusunan
pengklasifikasian biayanya. anggaran.
b) Untuk mendapatkan hasil
2. Berdasarkan hasil analisis perhitungan harga pokok produksi
penelitian yang telah dilakukan, secara tepat dan teliti, sebaiknya
diketahui bahwa dari perhitungan perusahaan mencermati jenis bahan
harga pokok produksi berdasarkan baku apa saja yang dibutuhkan
teori akuntansi dengan selama memproduksi produk
menggunakan metode full costing pesanan dan mencermati besarnya
pada setiap produk pesanan masih biaya yang akan dikeluarkan untuk
dapat menghasilkan laba atau upah para pekerja sampai dengan
keuntungan dengan harga jual yang batas waktu yang ditentukan
bersaing (kompetitif). mengingat sistem upah harian yang
dilakukan perusahaan.
3. pada CV Salwa Meubel,
c) Dalam pembebanan biaya
perhitungan harga pokok produksi
overhead pabrik perusahaan
tidak berpengaruh besar terhadap
hendaknya memahami bahwa
harga jual karena ada faktor lain
biaya-biaya yang tidak langsung
yang mempengaruhi yaitu proporsi
dikeluarkan untuk produksi namun
pemesanan dan persentase laba
termasuk dalam proses produksi
yang diinginkan. Semakin banyak
juga disertakan, seperti biaya
kuantiti pesanan maka perhitungan
penyusutan mesin dan biaya
harga pokok produksi semakin
penyusutan kendaraan.
tinggi sedangkan persentase laba
d) Perusahaan harus lebih
semakin kecil.
mencermati besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk upah para
Saran pekerja sampai dengan batas waktu
yang ditentukan mengingat sistem
Setelah melakukan penelitian upah harian yang dilakukan
dan membahas mengenai hasil penelitian perusahaan.
pada CV Salwa Meubel, maka peneliti e) Untuk perolehan laba yang lebih
memberikan saran sebagai berikut: tinggi, sebaiknya perusahaan
1. Bagi perusahaan menjumlahkan laba yang
diinginkan tersebut dengan total

Jurnal Ilmia Ilmu Ekonomi Page 28


[ISSN 20886969] Vol. 5 Edisi 9, Okt 2016

harga pokok produksi. Lupiyoadi, Rambat dan Ikhsan B. Ridho.


(2015). Praktikum Metode Riset
2. Bagi Peneliti Lain Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Untuk peneliti lain yang tertarik Mursyidi. (2010). Akuntansi Biaya.
untuk meneliti maupun mengkaji lebih Bandung: PT. Refika Aditama.
dalam mengenai masalah harga jual, dapat
diteliti dan dikaji tidak hanya didasarkan Pembimbing Skripsi Akuntansi. (2016).
pada harga pokok produksi dengan metode Panduan Penyusunan Skripsi.
harga pokok pesanan saja, dan dapat Sukabumi: Unniversitas
menggunakan objek yang lebih luas, tidak Muhammadiyah Sukabumi.
hanya pada kelompok perusahaan
manufaktur. Bustami, B dan Nurlela. (2010). Akuntansi
Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Halim, A. Et al., (2013). Akuntansi
DAFTAR PUSTAKA Manajemen: Akuntansi Manajerial.
Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi Edisi Kedua. Yogyakarta:
kelima. Yogyakarta: Unit Penerbit BPFE.
dan Percetakan Akademi Widilestariningtyas. Et al., (2012).
Manajemen Perusahaan YKPN. Akuntansi Biaya. Edisi Kesatu.
Sujarweni, V.Wiratna. 2015. Akuntansi Graha Ilmu: Yogyakarta.
Biaya Teori dan Penerapannya. Supriyono. (2013). Akuntansi Biaya dan
Yogyakarta: Pusta Baru Press. Penentuan Harga Pokok. Edisi
Riwayadi. 2014. Akuntansi Biaya. Jakarta: Kedua. Yogyakarta: BPEF.
Salemba Empat. Peraturan Menteri Keuangan Republik
Badriyah, Hurriyah. 2015. Buku Pintar Indonesia Nomor 1/PMK.06/2013.
Akuntansi Biaya Untuk Orang Awam. HB. Penyusutan Barang Milik Negara
Berupa Aset Tetap Pada Entitas
Prof. Dr. Sugiyono. 2012. Metode Pemerintah Pusat.
Penelitian Bisnis. Cetakan ke-16.
Bandung: Alfabeta. Laelani, Ridha. (2015). Pengaruh Harga
Pokok Produksi Sebagai Dasar
Krismiaji dan Aryani. (2011). Akuntansi Penetapan Harga Jual Pada
Manajemen. Edisi Kedua. CV Aqillah Salwa. Jurnal
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Akuntansi: Sukabumi.
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.

Jurnal Ilmia Ilmu Ekonomi Page 29

Vous aimerez peut-être aussi