Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Antenatal Care
OLEH :
PENDAMPING :
PENDAHULUAN
Seorang ibu hamil membutuhkan informasi tentang kehamilannya itu baik ibu yang
mengandung dan janin yang ada dalam kandungannya. Maka perlunya pengawasan dan
pendidikan yang diberikan oleh seorang petugas kesehatan kepada ibu hamil. Petugas
kesehatan ini kemudian dijadikan sebuah program yang disebut Antenatal Care. Program ini
sebuah program untuk menharahkan dan memberikan informasi tentang hal-hal yang harus
dilakukan seorang ibu agar janinnya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi.
Pemeriksaan kehamilan atau ante natal care (ANC) sangat disarankan bagi para ibu
hamil untuk memonitor kesehatan ibu dan janin dalam kandungan. Pemeriksaan kehamilan
adalah serangkaian pemeriksaan yang dilakukan secara berkala dari awal kehamilan hingga
proses persalinan untuk memonitor kesehatan ibu dan janin agar tercapai kehamilan yang
optimal.
BAB II
Laporan Kasus
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. D
Usia : 37 Tahun
Alamat : Ds.Kentong Rt.01/Rw.01 Cepu
Pekerjaan : Karyawan RS Swasta
Status : Menikah
Agama : Islam
Tanggal periksa : 26 Februari 2017
No. RM : 00.96.58
II. Anamnesis
1. Keluhan Utama : Kontrol kandungan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan hamil anak ketiga mengeluh cepat lelah, sering mengantuk Keluhan
dirasakan sejak beberapa minggu yang lalu. keluhan yang menyertai yaitu sering
BAK, susah tidur, pegal-pegal pada pinggang dan kaki, serta kadang-kadang perut
terasa sesak dan tertekan .Sifat keluhan hilang timbul. Untuk mengurangi keluhan ibu
biasanya istrahat.
3. Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Lama : 7 hari
Siklus : 28 hari
HPHT : 12 Juni 2916
HTTP : 19 Maret 2017
Imunisasi TT : 3x
ANC : 4x
4. Riwayat Pernikahan
Menikah 1x
Pernikahan pada tahun 2002 (22 tahun P / 29 tahun L)
5. Riwayat Obstetri
1. Perempuan / lahir normal pervaginam/ bidan / 0000 gr / 14 tahun
2. Laki laki / lahir normal pervaginam / bidan / 0000 gr / 12 tahun
3. Hamil ini
6. Riwayat KB
Pasien tidak pernah KB
7. Riwayat Ginekologi
-
8. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat Asma : Disangkal
- Riwayat penggunaan obat : Disangkal
- Riwayat perdarahan :Diakui saat trimester 1 keluar flek flek dan
didiagnosis ab imminens oleh dr Sp.OG namun kehamilan bisa di pertahankan
- Riwayat hipertensi : Disangkal
- Riwayat DM : Disangkal
- Riawayat penyakit hati : Disangkal
- Riwayat penyakit ginjal : Disangkal
- Riwayat alergi : Disangkal
- Riwayat penyulit kehamilan lain : Disangkal
9. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat Asma : Disangkal
- Riwayat perdarahan : Disangkal
- Riwayat hipertensi : Disangkal
- Riwayat DM : Disangkal
- Riawayat penyakit hati : Disangkal
- Riwayat penyakit ginjal : Disangkal
- Riwayat alergi : Disangkal
Thoraks:
Jantung :
Palpasi : thrill (-), ictus cordis teraba di linea mid clavicula SIC II
Auskultasi :bunyi jantung I-II (N), bunyi jantung tambahan (-), bising jantung (-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk cembung,striae gravidarum (+)
Auskultas : Bising usus normal
Perkusi : Redup seluruh lapang abdomen
Palpasi : Supel, nyeri tekan -
Hepar: tidak teraba,
Lien : tidak teraba,
Ginjal : tidak teraba.
Ekstremitas
Superior Inferior
c. Leopold III : Bagian terbawah janin teraba keras, bundar melanting yang
berarti kepala.
Pemeriksaan Penunjang
-
Diagnosis
Wanita G3P2A0 Hamil 37 Usia 37
Janin tunggal ,Hidup, intrauteri
Presentasi kepala
Sudah masuk PAP
Fatique
IV. Rencana Terapi
Terapi Medikamentosa :
Folamil 1x1
Terapi non-Medikamentosa :
2. Beritahu asupan nutrisi yang baik seperti nasi, sayur, lauk dan buah-
buahan.serta sayur-sayuran berwarna hijau seperti (bayem,kangkung, kacang-
kacngan dls.)
5. Beritahu ibu tanda tanda dimulainya persalinan seperti, mulas yang semakin
sering, keluar air-air, keluar lendir campur darah dan adanya pembukaan jalan
lahir.
BAB III
PEMBAHASAN
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi
(Saifudin, 2005).
Menurut Henderson (2006), kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu
hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan
bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dan
petugas kesehatan.
Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk menjaga agar
ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat,
serta menghasilkan bayi yang sehat.
Menurut Muchtar (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah menyiapkan
seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan
nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
Tujuan Khusus
1. Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini mungkin.
2. Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.
3. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Menurut Wiknjosastro (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah menyiapkan
wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan
normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.
Pelayanan Antenatal
1. Konsep Pemeriksaan Antenatal
Menurut Departem Kesehatan RI (2002), pemeriksaan antenatal dilakukan dengan
standar pelayanan antenatal dimulai dengan :
a. Anamnese : meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB, kehamilan
sebelumnya dan kehamilan sekarang.
b. Pemeriksaan umum : meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan.
c. Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnosa
d. Pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (fe)
e. Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olah raga, pekerjaan dan perilaku sehari-hari,
perawatan payu dara dan air susu ibu, tanda-tanda risiko, pentingnya pemeriksaan
kehamilan dan imunisasi selanjutnya, persalinan oleh tenaga terlatih, KB setelah
melahirkan serta pentingnya kunjungan pemeriksaan kehamilan ulang.
2. Kunjungan Ibu Hamil
Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), kunjungan ibu hamil adalah kontak antara
ibu hamil dengan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar
untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan disini dapat diartikan
ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya petugas
kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau posyandu. Kunjungan ibu
hamil dilakukan secara berkala yang dibagi menjadi beberapa tahap, seperti :
a. Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1)
Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas
kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan
trimester I, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu.
b. Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4)
Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan
petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan
kesehatan pada trimester III, usia kehamilan > 24 minggu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kunjungan antenatal sebaiknya
dilakukan paling sedikit empat kali selama masa kehamilan dengan distribusi
kontak sebagai berikut :
a. Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12 minggu
b. Minimal 1 kali pada trimester II, usia kehamilan 13-24 minggu
c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan > 24 minggu.
1. Jadwal pemeriksaan
Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), pemeriksaan kehamilan berdasarkan
kunjungan antenatal dibagi atas :
a. Kunjungan Pertama (K1)
Meliputi : (1) Identitas/biodata, (2) Riwayat kehamilan, (3) Riwayat kebidanan, (4)
Riwayat kesehatan, (5) Riwayat sosial ekonomi, (6) Pemeriksaan kehamilan dan
pelayanan kesehatan, (7) Penyuluhan dan konsultasi.
b. Kunjungan Keempat (K4)
Meliputi : (1) Anamnese (keluhan/masalah) (2) Pemeriksaan kehamilan dan
pelayanan kesehatan, (3) Pemeriksaan psikologis, (4) Pemeriksaan laboratorium
bila ada indikasi/diperlukan, (5) Diagnosa akhir (kehamilan normal, terdapat
penyulit, terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan risiko tinggi (6) Sikap dan
rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan).
Menurut Muchtar (2005), jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan adalah :
a. Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid
terlambat satu bulan
b. Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan
c. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulanPemeriksaan ulang
setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
d. Periksa khusus bila ada keluhan atau masalah
2. Pelaksana Pelayanan Antenatal
Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan (bidan puskesmas, bidan di desa,
bidan di praktek swasta), pembantu bidan, perawat yang sudah dilatih dalam
pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 2002).
Pemeriksaan Kebidanan
Inspeksi
Pemeriksaan kebidanan dengan cara inspeksi adalah pemeriksaan kebidanan dengan
cara melihat atau mengamati, dilakukan untuk menilai keadaan ada tidaknya Cloasma
gravidarum pada muka / wajah, pucat atau tidak pada selaput mata, dan tidaknya
edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan pada leher untuk menilai ada
tidaknya pembesaran kelenjar gondok atau kelenjar limfe. Pemeriksaan dada untuk
menilai bentuk buah dada dan pigmentasi puting susu. Pemeriksaan perut untuk menilai
apakah perut membesar ke depan atau kesamping, keadaan pusat, pigmentasi linea alba,
serta ada tidaknya strie gravidarum. Pemeriksaan vulva untuk menilai keadaan
perineum, ada tidaknya tanda chadwick dan adanya flour. Kemudian pemeriksaan
ekstremitas untuk menilai ada tidaknya varises. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
Palpasi
Pemeriksaan kebidanan secara palpasi adalah pemeriksaan dengan cara meraba,
dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan serta
menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan
menggunakan metode leopold, yakni :
Leopold I
Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada di
fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan ,menghadap kemuka ibu,
kemudian kaki ibu dibengkokkan pada lutut dan lipat paha, lengkukan jari-jari kedua
tangan untuk mengelilingi bagian atas fundus, lalu tentukan apa yang ada didalam
fundus/ bila kepala sifatnya keras, bundar dan melenting.
Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian kecil
pada anak.
Caranya : Letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan dimana bagian
terkecil bayi.
Leopold III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat dibagian bawah dan
apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Caranya :
-Tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara lembut dan masuk
kedalam abdomen pasien diatas simpisis pubis.
-Kemudian peganglah begian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang menjadi
presentasi tersebut
Leopold IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa
masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga panggul.
Caranya :
-Letakkan kedua tangan disisi bawah uterus lalu
-Tekan kedalam dan gerakkan jari-jari kearah rongga panggul, dimanakah tonjolan
sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk.
Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik pada saat hamil maupun tidak
hamil dan baik merokok secara katif maupun pasif. Adalah kenyataan bahwa wanita-
wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah
mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu, sbeiknya wanita hamil
dilarang merokok.
Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perku benar, terutama pada trimester pertama dan
kedua kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat meenimbulkan kelainan
teratogenig pada janin, misalnya thalidomid, yang sekarang telah dicabut dalam
peredaran.
Koitus
Bila dalam anamnesa ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya koitus
ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta sudah terbentuk, serta
kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus memang
diperbolehkan pada kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan,
jika kepala sudah masuk PAP, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan
perasaan sakit dan perdarahan.
Perawatan Gigi
Pada trimester pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning sickness).
Keadaan ini menyebabkan perawwatan gigi tidak diperhatikan dengan baik, sehingga
tumbuh karies, ginggivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan
dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis oleh karena
rongga mulut. Misalnya, pulpitis, yang telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi
yang dapat menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila keadaan memungkinkan, tiap
hamil harus memeriksakan gignya secara teratur sewaktu hamil.
Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian keluar negri dan di dalam negri dibolehkan
mengambil bvaksinasi ulangan terhadap cacar, colera dan tifus. Dahulu di indonesia
pencacaran merupakan suatu keharusan, maka untuk wanita hamil opencacaran
merupakan pencacaran ulang yang tidak membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka
pencacaran walaupun untuk pertama kali tetap dilkukan untuk melindungi ibu dan
janin. Virus vaksin dapat melewati plasenta dan dapat menyebabkan kerusakan-
kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi transplasenta hanya
terjadi pada wanita hamil yang baru pertama kali dicacar. Maka dari itu dianjurkan
untuk pencacaran pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20
minggu. Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatorium
dewas ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil.
Perawatan Payudara
Perawatan payudara merupakan sumber air susu yang akan menjadi makanan utama
bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang dipakai harus
sesuai dengan besarnya payudara, yang sifatnya harus menyokong payudara dari
bawah, bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum
dikeluarkan untuk mencegah putingg susu kering dan mudah pecah, maka putting susu
dab aerola payudara dirawat baik-baik dengan cara dibersihkan menggunakan air sabun
atau biocream bila putingg sus masuk kedalam perbaiki dengan cara menarik-narik
keluar.
Posisi Meneran
Seorang bidan hendaknya membiarkan ibu bersalin atau melahitkan memilih posisi
melahirkan yang diinginkan dan bukan berdasarkan keinginkan bidanya sendiri.
Dengan kebebasan untuk menentukan posisi yang dipilihnya, ibu akan merasa aman.
Cara Mengedan
Mengedan baru boleh dilakukan setelah pembukaan lengkap, yaitu mulut rahim sudah
membuka kira-kira 10 cm. Jika para calon ibu mengedan sebelum pembukaan lengkap,
bisa-bisa mulut rahim pembengkakan dan bisa menghambat proses pembukaan dan
berujung pada lamanya proses persalinan. Juga agar ibu tidak tidak kehabisan tenaga
karena tidak kelelahan pada waktu tiba sebenarnya untuk waktu para ibu harus menarik
nafas panjang untuk menghindari rasa ingin mengedan dan mengurangi rasa nyeri
kontraksi.
BAB IV
KESIMPULAN
kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan tahu dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada stiap
kunjungan antenatal (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya
Pemeriksaan kehamilan (ANC) merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post
partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental .
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : obstetri fisiologi, obstetri patologi. Jakarta : EGC