Vous êtes sur la page 1sur 20

CASE REPORT

Antenatal Care

OLEH :

dr. Aditya Edo Mulyono

PENDAMPING :

dr. Ike Indrayani


dr. Dyah Ayu Retnaningtyas

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH CEPU
2017
BAB I

PENDAHULUAN

Seorang ibu hamil membutuhkan informasi tentang kehamilannya itu baik ibu yang
mengandung dan janin yang ada dalam kandungannya. Maka perlunya pengawasan dan
pendidikan yang diberikan oleh seorang petugas kesehatan kepada ibu hamil. Petugas
kesehatan ini kemudian dijadikan sebuah program yang disebut Antenatal Care. Program ini
sebuah program untuk menharahkan dan memberikan informasi tentang hal-hal yang harus
dilakukan seorang ibu agar janinnya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi.

Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju


kehamilan yang sehat. Boleh dikatakan pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang wajib
dilakukan oleh para ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui dokter
kandungan atau bidan dengan minimal pemeriksaan 3 kali selama kehamilan yaitu pada usia
kehamilan trimester pertama, trimester kedua dan pada kehamilan trimester ke tiga, itupun
jika kehamilan normal. Namun ada baiknya pemeriksaan kehamilan dilakukan sebulan sekali
hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia 7 - 8 bulan dan seminggu sekali ketika usia
kandungan menginjak 9 bulan.

Pemeriksaan kehamilan atau ante natal care (ANC) sangat disarankan bagi para ibu
hamil untuk memonitor kesehatan ibu dan janin dalam kandungan. Pemeriksaan kehamilan
adalah serangkaian pemeriksaan yang dilakukan secara berkala dari awal kehamilan hingga
proses persalinan untuk memonitor kesehatan ibu dan janin agar tercapai kehamilan yang
optimal.
BAB II

Laporan Kasus

I. Identitas Pasien
Nama : Ny. D
Usia : 37 Tahun
Alamat : Ds.Kentong Rt.01/Rw.01 Cepu
Pekerjaan : Karyawan RS Swasta
Status : Menikah
Agama : Islam
Tanggal periksa : 26 Februari 2017
No. RM : 00.96.58
II. Anamnesis
1. Keluhan Utama : Kontrol kandungan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan hamil anak ketiga mengeluh cepat lelah, sering mengantuk Keluhan
dirasakan sejak beberapa minggu yang lalu. keluhan yang menyertai yaitu sering
BAK, susah tidur, pegal-pegal pada pinggang dan kaki, serta kadang-kadang perut
terasa sesak dan tertekan .Sifat keluhan hilang timbul. Untuk mengurangi keluhan ibu
biasanya istrahat.
3. Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Lama : 7 hari
Siklus : 28 hari
HPHT : 12 Juni 2916
HTTP : 19 Maret 2017
Imunisasi TT : 3x
ANC : 4x
4. Riwayat Pernikahan
Menikah 1x
Pernikahan pada tahun 2002 (22 tahun P / 29 tahun L)
5. Riwayat Obstetri
1. Perempuan / lahir normal pervaginam/ bidan / 0000 gr / 14 tahun
2. Laki laki / lahir normal pervaginam / bidan / 0000 gr / 12 tahun
3. Hamil ini
6. Riwayat KB
Pasien tidak pernah KB
7. Riwayat Ginekologi
-
8. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat Asma : Disangkal
- Riwayat penggunaan obat : Disangkal
- Riwayat perdarahan :Diakui saat trimester 1 keluar flek flek dan
didiagnosis ab imminens oleh dr Sp.OG namun kehamilan bisa di pertahankan
- Riwayat hipertensi : Disangkal
- Riwayat DM : Disangkal
- Riawayat penyakit hati : Disangkal
- Riwayat penyakit ginjal : Disangkal
- Riwayat alergi : Disangkal
- Riwayat penyulit kehamilan lain : Disangkal
9. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat Asma : Disangkal
- Riwayat perdarahan : Disangkal
- Riwayat hipertensi : Disangkal
- Riwayat DM : Disangkal
- Riawayat penyakit hati : Disangkal
- Riwayat penyakit ginjal : Disangkal
- Riwayat alergi : Disangkal

10. Riwayat Sosial dan Ekonomi


Pasien bekerja sebagai Karyawan RS swasta . Biaya pengobatan di tanggung BPJS
dan asusransi kesehatan Rumah sakit. Kesan ekonomi cukup

III. Pemeriksaan Fisik General


Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 26 februari di IGD
Keadaan umum : Composmentis
Gizi : Baik
BB/TB :
- BB sebelum hamil : 70 Kg
- Kenaikan BB selama hamil : 14 Kg
- BB saat hamil : 84Kg
- Tinggi badan : 155 cm
Tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,8C
Kepala :
Mata :konjungtiva anemis (-/-), skelra ikterik (-/-)
Leher : pembesaran kelenjar limfonodi (-)

Thoraks:

Jantung :

Inspeksi : ictus cordis (-)

Palpasi : thrill (-), ictus cordis teraba di linea mid clavicula SIC II

Perkusi : batas jantung normal

Auskultasi :bunyi jantung I-II (N), bunyi jantung tambahan (-), bising jantung (-)

Paru : Inspeksi : pektus ekskavatus (-), barel chest (-)

Palpasi : fremitus taktil (n)

Perkusi : sonor diseluruh lapang paru

Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (-), ronkhi

Abdomen
Inspeksi : Bentuk cembung,striae gravidarum (+)
Auskultas : Bising usus normal
Perkusi : Redup seluruh lapang abdomen
Palpasi : Supel, nyeri tekan -
Hepar: tidak teraba,
Lien : tidak teraba,
Ginjal : tidak teraba.

Ekstremitas

Superior Inferior

Akral dingin (-/-) (-/-)

Edema (-/-) (-/-)

Sianosis (-/-) (-/-)

CRT < 2dtk <2dtk


Pemeriksaan Obstetri
1. TFU : 29cm
2. DJJ : 144x/menit
3. HIS : Tidak ada
4. Leopold I-IV :

a. Leopold I : TFU 34cm, pada fundus teraba bulat lunak.


- Mc Donald : 29cm
- TBJ : (27-12) x 155
= 117 x 155
= 2535 g
b. Leopold II : Perut ibu sebelah kanan traba lebar dan
memberikan tahanan yang besar berarti punggung. Perut ibu sebelah kiri teraba
bagian kecil-kecil yang berarti ekstremitas.

c. Leopold III : Bagian terbawah janin teraba keras, bundar melanting yang
berarti kepala.

d. Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP, Posisi sejajar

Pemeriksaan Penunjang

-
Diagnosis
Wanita G3P2A0 Hamil 37 Usia 37
Janin tunggal ,Hidup, intrauteri
Presentasi kepala
Sudah masuk PAP
Fatique
IV. Rencana Terapi

Terapi Medikamentosa :

Folamil 1x1

Terapi non-Medikamentosa :

1. Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga.

2. Beritahu asupan nutrisi yang baik seperti nasi, sayur, lauk dan buah-
buahan.serta sayur-sayuran berwarna hijau seperti (bayem,kangkung, kacang-
kacngan dls.)

3. Ajurkan ibu untuk istirhat yang cukup


4. Beritahu ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan seperti nyeri kepala yang
hebat, penglihatan kabur, bengkak muka dan kaki, nyeri perut / ulu hati,
pergerakan janin berkurang dan pendarahan pervaginam.

5. Beritahu ibu tanda tanda dimulainya persalinan seperti, mulas yang semakin
sering, keluar air-air, keluar lendir campur darah dan adanya pembukaan jalan
lahir.

6. Beritahu ibu persiapan untuk melahirkan mental, fisik, tempat


melahirkan,penolong, kendaraan pengantar, dan perlengkapan ibu dan bayi.

7. Anjurkan untuk tetap mengkonsumsi tablet vitamin.

BAB III

PEMBAHASAN

Pemeriksaan Ante Natal Care (ANC)

Pengertian Ante Natal Care (ANC)


Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar.

Menurut Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu


hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan
dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik
tetapi juga mental.

Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi
(Saifudin, 2005).
Menurut Henderson (2006), kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu
hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan
bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dan
petugas kesehatan.

Tujuan Antenatal Care (ANC)


Tujuan Umum
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan
bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk menjaga agar
ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat,
serta menghasilkan bayi yang sehat.
Menurut Muchtar (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah menyiapkan
seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan
nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.

Tujuan Khusus
1. Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini mungkin.
2. Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.
3. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Menurut Wiknjosastro (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah menyiapkan
wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan
normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.

Jadwal Pemeriksaan Kehamilan


Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak
minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai dengan
kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester
kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan dan kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu
dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan (Saifuddin, 2005).

Pelayanan Antenatal
1. Konsep Pemeriksaan Antenatal
Menurut Departem Kesehatan RI (2002), pemeriksaan antenatal dilakukan dengan
standar pelayanan antenatal dimulai dengan :
a. Anamnese : meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB, kehamilan
sebelumnya dan kehamilan sekarang.
b. Pemeriksaan umum : meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan.
c. Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnosa
d. Pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (fe)
e. Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olah raga, pekerjaan dan perilaku sehari-hari,
perawatan payu dara dan air susu ibu, tanda-tanda risiko, pentingnya pemeriksaan
kehamilan dan imunisasi selanjutnya, persalinan oleh tenaga terlatih, KB setelah
melahirkan serta pentingnya kunjungan pemeriksaan kehamilan ulang.
2. Kunjungan Ibu Hamil
Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), kunjungan ibu hamil adalah kontak antara
ibu hamil dengan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar
untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan disini dapat diartikan
ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya petugas
kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau posyandu. Kunjungan ibu
hamil dilakukan secara berkala yang dibagi menjadi beberapa tahap, seperti :
a. Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1)
Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas
kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan
trimester I, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu.
b. Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4)
Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan
petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan
kesehatan pada trimester III, usia kehamilan > 24 minggu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kunjungan antenatal sebaiknya
dilakukan paling sedikit empat kali selama masa kehamilan dengan distribusi
kontak sebagai berikut :
a. Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12 minggu
b. Minimal 1 kali pada trimester II, usia kehamilan 13-24 minggu
c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan > 24 minggu.

1. Jadwal pemeriksaan
Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), pemeriksaan kehamilan berdasarkan
kunjungan antenatal dibagi atas :
a. Kunjungan Pertama (K1)
Meliputi : (1) Identitas/biodata, (2) Riwayat kehamilan, (3) Riwayat kebidanan, (4)
Riwayat kesehatan, (5) Riwayat sosial ekonomi, (6) Pemeriksaan kehamilan dan
pelayanan kesehatan, (7) Penyuluhan dan konsultasi.
b. Kunjungan Keempat (K4)
Meliputi : (1) Anamnese (keluhan/masalah) (2) Pemeriksaan kehamilan dan
pelayanan kesehatan, (3) Pemeriksaan psikologis, (4) Pemeriksaan laboratorium
bila ada indikasi/diperlukan, (5) Diagnosa akhir (kehamilan normal, terdapat
penyulit, terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan risiko tinggi (6) Sikap dan
rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan).
Menurut Muchtar (2005), jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan adalah :
a. Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid
terlambat satu bulan
b. Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan
c. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulanPemeriksaan ulang
setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
d. Periksa khusus bila ada keluhan atau masalah
2. Pelaksana Pelayanan Antenatal
Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan (bidan puskesmas, bidan di desa,
bidan di praktek swasta), pembantu bidan, perawat yang sudah dilatih dalam
pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 2002).

Layanan Asuhan Standar Antenatal


Pelayanan asuhan standar antenatal yang termasuk 10 T. (Depkes RI, 2009), terdiri dari
Timbang Berat Badan / Tinggi Badan
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 kg sampai 10 kg selama hamil atau
terjadi kenaikan BB antar 0,5 kg / minggu.
Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah yang normal adalah 110/80 mmHg sampai 140/90 mmhg, hati hati
adanya hipertensi / preeclampsia.
Nilai Status gizi
Ukur Tinggi fundus uteri
Tentukan presentasi dan denyut jantung janin (DJJ)
Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap
Pemberian Tablet Fe zat besi
Test laboratorium
Test terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS)
Temu Wicara dalam rangka persiapan rujukan

Pemeriksaan pada Ibu Hamil


Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan.
Secara umum meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan kebidanan.
Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru, refleks serta
tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu dan pernafasan. Pemeriksaan
umum pada ibu hamil bertujuan untuk menilai keadaan umum ibu, status gizi, tingkat
kesadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).

Pemeriksaan Kebidanan
Inspeksi
Pemeriksaan kebidanan dengan cara inspeksi adalah pemeriksaan kebidanan dengan
cara melihat atau mengamati, dilakukan untuk menilai keadaan ada tidaknya Cloasma
gravidarum pada muka / wajah, pucat atau tidak pada selaput mata, dan tidaknya
edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan pada leher untuk menilai ada
tidaknya pembesaran kelenjar gondok atau kelenjar limfe. Pemeriksaan dada untuk
menilai bentuk buah dada dan pigmentasi puting susu. Pemeriksaan perut untuk menilai
apakah perut membesar ke depan atau kesamping, keadaan pusat, pigmentasi linea alba,
serta ada tidaknya strie gravidarum. Pemeriksaan vulva untuk menilai keadaan
perineum, ada tidaknya tanda chadwick dan adanya flour. Kemudian pemeriksaan
ekstremitas untuk menilai ada tidaknya varises. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
Palpasi
Pemeriksaan kebidanan secara palpasi adalah pemeriksaan dengan cara meraba,
dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan serta
menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan
menggunakan metode leopold, yakni :

Leopold I
Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada di
fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan ,menghadap kemuka ibu,
kemudian kaki ibu dibengkokkan pada lutut dan lipat paha, lengkukan jari-jari kedua
tangan untuk mengelilingi bagian atas fundus, lalu tentukan apa yang ada didalam
fundus/ bila kepala sifatnya keras, bundar dan melenting.

Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian kecil
pada anak.
Caranya : Letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan dimana bagian
terkecil bayi.

Leopold III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat dibagian bawah dan
apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Caranya :
-Tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara lembut dan masuk
kedalam abdomen pasien diatas simpisis pubis.
-Kemudian peganglah begian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang menjadi
presentasi tersebut

Leopold IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa
masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga panggul.
Caranya :
-Letakkan kedua tangan disisi bawah uterus lalu
-Tekan kedalam dan gerakkan jari-jari kearah rongga panggul, dimanakah tonjolan
sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk.

Standar Pelayanan Ante Natal Care (ANC)


Standar 1 : Metode Asuahan,
Asuahan kebidanan dilakukan dengan metode manajamen, kebidanan dengan
langkah : Pengumpulan data dan analisis data, penentuan diagnosa perencananevaluasi
dan dokumentasi.
Standar 2: Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien di lakukan sacara sistematis
berkisinambungan. Data yang dioeroleh dicatat dan dianalisis.
Standar 3 : Identifikasi ibu hamil
Bidan memlakukan kunjungan rumah dan berintraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotipasi ibu , suami dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan
teratur.
Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan memeberi sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi
anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah
pembengkakan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/
kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS, (Penyakit Menular
Seksual) / infeksi HIV (Human Imumuno Deficiency Virus) ; memberikan pelayanan
imunisasi , nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan
oleh puskesmas, mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila
ditemukan kelainan, mereka harus mampu megambil tindakan yang diperlikan dan
merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
Standar 5 : Palpasi Abdomenal
Bidan melakukan pemeriksaan abdomenal secara seksama dan melakukan
abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk pemeriksaan usia kehamilan;
serta bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin kedalam
rongga panggul, untuk mencari kelainan, serta melakukan rujukan tetap waktu.
Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan / atau rujukan
semua khasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidana menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat
dan merujuknya.
Standar 8 : Pemeriksaan Persalinan
Bidan memberipat kepadakan saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ke tiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang
bersih dan aman suasana yang menyengkan akan direncanakan dengan baik, disamping
persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat
darurat, Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.

Nasihat-nasihat Untuk Ibu Hamil


Diet dan Pengawasan Berat Badan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan dietnya,
terutama mengenai jumlah kalori, ptotein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan
kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, perdarahan
pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan makanan berlebihan karna dianggap untuk
2 orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan komplikasi-komplikasi seperti gemuk,
pre-eklamsi, janin besar dan sebagainya. Anjurkan wanita tersebut makan seccukupnya
saja. Bahan makanan tak perlu mahal, akan tetapi cupup mengandung protein baik
hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama kehaminan
meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta,
perumbuhan voluma darah, mamae membesar dan metabolisme basal yang meningkat.
Sebagi pengawasan akan keculupan gizi ini dapat dipai kenaikan berat badan wanita
himil tersebut. Kenaiksn berat badan wanita hamil rata-rata 6.5 kg sampai b16 kg.

Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik pada saat hamil maupun tidak
hamil dan baik merokok secara katif maupun pasif. Adalah kenyataan bahwa wanita-
wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah
mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu, sbeiknya wanita hamil
dilarang merokok.

Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perku benar, terutama pada trimester pertama dan
kedua kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat meenimbulkan kelainan
teratogenig pada janin, misalnya thalidomid, yang sekarang telah dicabut dalam
peredaran.

Kebersihan dan Pakaian


Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan untuk
kebersihan atau hygiene terutama perawwatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat
bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ringan. Mandi berendam tidak
dianjurkan. Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain
dengan tumit tinggi hendaknya jangan dipakai, oleh karena itu tempat titik berat wanita
hamil berubah, sehingga mudah tergelincir dan terjatuh.

Koitus
Bila dalam anamnesa ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya koitus
ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta sudah terbentuk, serta
kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus memang
diperbolehkan pada kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan,
jika kepala sudah masuk PAP, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan
perasaan sakit dan perdarahan.

Perawatan Gigi
Pada trimester pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning sickness).
Keadaan ini menyebabkan perawwatan gigi tidak diperhatikan dengan baik, sehingga
tumbuh karies, ginggivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan
dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis oleh karena
rongga mulut. Misalnya, pulpitis, yang telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi
yang dapat menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila keadaan memungkinkan, tiap
hamil harus memeriksakan gignya secara teratur sewaktu hamil.

Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian keluar negri dan di dalam negri dibolehkan
mengambil bvaksinasi ulangan terhadap cacar, colera dan tifus. Dahulu di indonesia
pencacaran merupakan suatu keharusan, maka untuk wanita hamil opencacaran
merupakan pencacaran ulang yang tidak membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka
pencacaran walaupun untuk pertama kali tetap dilkukan untuk melindungi ibu dan
janin. Virus vaksin dapat melewati plasenta dan dapat menyebabkan kerusakan-
kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi transplasenta hanya
terjadi pada wanita hamil yang baru pertama kali dicacar. Maka dari itu dianjurkan
untuk pencacaran pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20
minggu. Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatorium
dewas ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil.

Perawatan Payudara
Perawatan payudara merupakan sumber air susu yang akan menjadi makanan utama
bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang dipakai harus
sesuai dengan besarnya payudara, yang sifatnya harus menyokong payudara dari
bawah, bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum
dikeluarkan untuk mencegah putingg susu kering dan mudah pecah, maka putting susu
dab aerola payudara dirawat baik-baik dengan cara dibersihkan menggunakan air sabun
atau biocream bila putingg sus masuk kedalam perbaiki dengan cara menarik-narik
keluar.

Posisi Meneran
Seorang bidan hendaknya membiarkan ibu bersalin atau melahitkan memilih posisi
melahirkan yang diinginkan dan bukan berdasarkan keinginkan bidanya sendiri.
Dengan kebebasan untuk menentukan posisi yang dipilihnya, ibu akan merasa aman.

Berdasarkan penelitian pilihan posisi berdasarkan keinginan ibu :


Memberi banyak manfaat
Sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan
Kala II persalinan dapat menjadi lebih sedikit
Lebih membantu dalam meneran
Nilai APGAR lebih baik.

Posisi untuk meneran :


Posisi berjongkok, berlutut, merangkak
Posisi jongkok/ setengah jongkok
Posisi merangkak
Posisi mereng ke samping
Posisi berdiri

Cara Mengedan
Mengedan baru boleh dilakukan setelah pembukaan lengkap, yaitu mulut rahim sudah
membuka kira-kira 10 cm. Jika para calon ibu mengedan sebelum pembukaan lengkap,
bisa-bisa mulut rahim pembengkakan dan bisa menghambat proses pembukaan dan
berujung pada lamanya proses persalinan. Juga agar ibu tidak tidak kehabisan tenaga
karena tidak kelelahan pada waktu tiba sebenarnya untuk waktu para ibu harus menarik
nafas panjang untuk menghindari rasa ingin mengedan dan mengurangi rasa nyeri
kontraksi.
BAB IV
KESIMPULAN

Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan

kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan

pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.

Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan tahu dokter sedini

mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada stiap

kunjungan antenatal (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui

anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya

masalah atau komplikasi

Pemeriksaan kehamilan (ANC) merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta

menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post

partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental .
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar,Rustam,Prof,Dr,M.Ph,Sinopsis Obstetri,Jilid I, Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran


EGC, Jakarta, 1998.

Prawirihardjo,Sarwono,Prof,Dr,DSOG, Ilmu Kebidanan, Edisi III, Yayasan Bina Pustaka,


Jakarta,1997

DepKes RI. 2004. Asuhan Persalinan Normal . Jakarta : Departemen Kesehatan

Hidayat, A.Aziz Alimul. 2008 JNPKKR-POGI-JHPIEGO. 2002. Buku Panduan Praktis


Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Nurul jannah. 2012. Asuhan kebidanan : kehamilan . yogyakarta : Andi yogyakarta

Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Manuaba, Ida Bagus Gde.2008.Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi dan Obstetri Gine-


Kologi Sosial Untuk Profesi Bidan.Jakarta:EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : obstetri fisiologi, obstetri patologi. Jakarta : EGC

PUSDIKNAKES. 2003. Konsep Asuhan. Kebidanan. WHO : JHPIEGO.


Saifuddin, Abdul Bahri. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo

Vous aimerez peut-être aussi