Vous êtes sur la page 1sur 12

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI

ANNELIDA

DISUSUN
OLEH:

NAMA : INTAN TRINDANI


NIM : 2016 411 011.P

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PGRI

PALEMBANG

2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Secara garis besar, kingdom animalia dibagi menjadi dua, yaitu vertebrata
dan invertebrata. Veretebrata adalah istilah untuk hewan yang mempunyai tulang
belakang, sedangkan invertebrata adalah istilah untuk hewan yang tidak
mempunyai tulang belakang. Hewan atau animal yang kita kenal selama ini dapat
dibagi menjadi sepuluh macam filum (phylum) yaitu protozoa, porifera,
coelenterata, platyhelminthes, nemathelminthes, annelida, mollusca,
echinodermata, arthropoda dan chordata. Pembagian filum tersebut berdasarkan
pada beberapa hal, antara lain adalah simetri tubuh (simetri radial atau bilateral),
lapisan tubuh (aselomata, pseudoselomata, dan selomata).
Salah satu contoh kingdom animalia tersebut adalah filum annelida.
Annelida yang sering juga disebut Annulata adalah cacing yang bersegmen, hidup
di dalam air tawar, air laut, dan di darat. Beberapa diantaranya hidup sebagai
parasit. Selain itu, annelida memiliki berbagai sistem organ tubuh yang baik
dengan sistem peredaran darah tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua
kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau hermafrodit. Contohnya cacing tanah,
cacing pasir, cacing kipas, lintah / leeches. Dalam filum annelida terdapat 3 kelas,
yaitu kelas Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinae. Seringkali terjadi kekacauan
pengertian antara annelida dan nematoda.
Cacing tanah sebagai anggota Annelida dapat digunakan untuk memberi
gambaran struktur umum dari filum ini. Tubuh cacing tanah memiliki selom
bersepta (bersekat), tetapi saluran pencernaan, pembuluh saraf dan tali saraf
memanjang menembus septa itu. Sistem pencernaan terdiri atas: faring,
esophagus, tembolok, empedal, dan usus halus. Sistem sirkulasi tertutup tersusun
atas jaringan pembuluh darah yang memiliki hemoglobin. Pembuluh darah kecil
pada permukaan tubuh cacing tanah berfungsi sebagai organ pernapasan. Cacing
ini lebih tinggi taksonomi nya dibandingkan dengan Platyhelminthes dan
Nemathelminthes karena telah mempunyai ronngga tubuh sejati, umumnya cacing
ini bersifat bebas namun ada juga yang bersifat parasit.
Tanda-tanda karakteristik filum Annelida yaitu: 1) Bilateral; simetris;
tubuh panjang dan jelas bersegmen-segmen, 2) Adanya alat gerak yan berupa
bulu-bulu kaku (setae) pada tiap segmen (tidak terdapat pada beberapa bentuk), 3)
Badan tertutup oleh kutikula yang licin, 4) Dinding badan dan traktus digestivus
dengan lapisan otot sirkuler dan longitudinal, 5) Traktus digestivus lengkap,
tubuler, memanjang sesuai dengan sumbu badan, 6) Sistem kardiovaskular adalah
sistem tertutup, pe,mbuluh-pembuluh darah membujur, 7) Respirasi dengan kulit,
8) Organ eksresi terdiri atas sepasang nephridia pada tiap segment, 9) Sistem
pusat terdiri atas sepasang ganglia cerebrales pada ujung dorsal otak, 10)
Kebanyakan bersifat hermaphrodit dan perkembangan secara langsung
(Radiopoetro,1996)
Hewan ini hermafrodit tetapi tidak pernah mengalami pembuahan
sendiri, hidup di dalam tanah dan menggemburkan tanah.
Letak cliteluim pada Pheretima sp. terdapat pada segmen 13-15, sedangkan
pada Lumbricus terestilis terletak pada segmen ke 32-37 bagian tubuh. Sistem
saraf terdiri atas sepasang ganglion dimana setiap ganglion dihubungkan oleh
sepasang saraf sehingga disebut sistem saraf tangga tali. Tubuh dilapisi oleh
lapisan kutikula tetapi bahannya bukan dari chitine, pada rongga tubuh terdapat
sekat chitine yang disebut septa.

1.2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mengamati dan


mengetahui jenis-jenis hewan dari Phylum Annelida.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Hewan filum Annelida berasal dari kata latin annul/annelus = cincin,


gelang dalam bahasa Yunani eidos = bentuk yang dikenal sebagai cacing
gelang. Cacing dari filum annelida memiliki segmen, artinya tubuhnya terdiri atas
satuan yang berulang-ulang. Meskipun beberapa struktur, seperti saluran
pencernaan terdapat di sepanjang tubuh cacing tersebut, tetapi yang lain seperti
organ ekskresi terulang pada segmen demi segmen. Dari luar segmentasi ini
tampak seperti cincin. Ciri khas lain annelida adalah simetri bilateral, suatu sistem
peredaran yang efisien dengan darah yang dipompa melalui sistem pembuluh
darah tertutup dan sistem saraf yang cukup rumit. Pembuluh saraf utama terdapat
di bagian ventral. Ciri lain pada cacing annelida yang tidak terdapat pada hewan
yang lebih primitif adalah adanya rongga tubuh yang besar berisi cairan. Hal ini
memungkinkan organ-organ dalam bergesekan satu sama lain dengan mudah,
sehingga memudahkan gerakan tubuh yang ekstensif. Rongga ini yang disebut
selom (Kimball, dkk.1983).
Hewan-hewan annelida mempunyai sistem digesti, saraf, ekskresi, dan
reproduksi yang majemuk. Sistem-sistem tersebut biasanya bersifat metamerik
baik seluruhnya atau sebagian. Sistem perototan biasanya diatur segmental.
Sebagian besar annelida mempunyai sistem pembuluh yang didalamnya terdapat
darah yang bersirkulasi. Hewan-hewan itu bersifat diesius atau hermafrodit.
Walaupun pada beberapa jenis terjadi reproduksi aseksual. Kebanyakan annelida
menghasilkan larva yang bersilia disebut larva trokofor. Annelida hidup di dalam
laut, sebagian di air tawar, dan tanah-tanah yang lembab. Tubuh annelida
bersegmen pada bagian luar dan bagian dalam tubuhnya. Antara tiap segmen dan
segmen lainnya terdapat sekat yang disebut Septa. Pembuluh darah, sistem saraf,
dan sistem ekskresi di tiap segmen saling berhubungan melewati septa. Annelida
telah memiliki sistem pencernaan yang terdiri atas mulut, faring, kerongkongan
(esophagus), usus, dan anus. Sistem peredaran darahnya tertutup karena telah
memiliki pembuluh darah. Darah annelida juga telah mengandung hemoglobin
sehingga berwarna merah. Untuk sistem saraf, annelida memiliki sistem saraf
tangga tali. (Rohmimohtarto 2007).
Reproduksi annelida dilakukan secara seksual. Annelida jantan memiliki
organ testis dan annelida betina memiliki ovarium. Kedua organ ini bisa terdapat
pada satu hewan yang hermafrodit atau terdapat pada individu yang berbeda.
Annelida dibagi atas tiga kelas, yaitu Polychaeta, Oligochaeta,
dan Hirudinae (Rikky Firmansyah, dkk.2004).
Cacing tanah dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Cacing Epigeik adalah cacing yang hidup di atas tanah yang memiliki ciri
cacing tersebut memakan bahan organic di atas tanah, tidak membentuk liang dan
warnanya gelap.
2. Cacing Endogeik adalah cacing yang hidup dibawah tanah atau dasar tanah
yang mana memiliki ciri memakan mineral tanah, membuat liang dan tinggal
didalamnya, warnanya merah muda serta castinnya dibentuk didalam tanah.
3. Cacing Anesik adalah cacing yang hidupnya di atas dan bawah tanah, cacing
ini sangat menyuburkan tanah karena dapat membolak balikkan tanah sehingga
banyak casting yang ditinggalkan didalam liang. Cacing ini memiliki ciri
berwarna gelap pada atas tubuhnya dan berwarna merah muda pada bagian bawah
tubuhnya.
Selain yang disebut di atas, terdapat pula cacing dengan jenis:
Coprophagic, yaitu cacing yang hidup di pupuk kandang
Arboricolous, yaitu cacing yang hidup dalam suspense tanah pada hutan

tropic basah. (Sarwono, 2007)


Cacing tanah memiliki peran penting bagi kesuburan tanah, cacing
menghancurkan bahan organic sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah.
Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi
baik. Keberadaan cacing tanah sangat bermanfaat antara laian meningkatkan
infiltrasi, memampatkan agregasi tanah, mengangkut bahan organic ke bagian
tanah yang lebih dalam meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan
tanaman. Cacing tanah dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah. Aktivitas
cacing yang memankan dan mengeluarkannya dalam bentuk cast sangant
bermanfaat bagi sifat fisik maupun sifat kimia tanah.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Science Center Universitas
PGRI Palembang, pada hari Jumat, tanggal 24 Maret 2017, pukul 16.00-
17.30 WIB.

3.2. Alat dan bahan


Alat
- Alat tulis
- Alat gambar
- Parafin
Bahan
- Cacing tanah (Pheretima sp.)

3.3. Cara Kerja


Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan. Mengamati bahan dengan menggunakan pinset serta
menghitung jumlah panjang tubuh dan jumlah segmen yang ada pada cacing
tanah (Pheretima sp.) untuk menentukan letak kliteliumnya dan menggambar
hasil pengamatan di lembar kerja lalu diberi keterangan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Hari /Tanggal : Jumat/ 24 Maret 2017
Judul : Phylum Annelida Keterangan:
Bahan : Cacing tanah (Pheretima sp.)

Paraf : Nilai :

Tabel 1. Pengamatan Morfologi Cacing Tanah (Pheretima sp.)


No. Yang Diamati Keterangan
1. Panjang Tubuh 15 cm
2. Jumlah Total Segmen 153 segmen
3. Klitelium Segmen ke 5-9

4.2. Pembahasan

Pada praktikum kali ini, kami telah mengamati cacing tanah (Pheretima
sp). Pengamatan dilakukan dengan mengamati bagian morfologi, yaitu
menghitung jumlah panjang tubuh dan jumlah segmen yang ada pada cacing tanah
(Pheretima sp.) untuk menentukan letak kliteliumnya.
Hasil yang kami dapat berupa tabel pengamatan yaitu panjang tubuh
cacing tanah (Pheretima sp.) adalah 15 cm, jumlah total segmen 153 segmen dan
letak klitelium pada segmen ke 5-9.
Cacing tanah memiliki bentuk tubuh bulat, panjang silindris, dengan
kiraan 2/3 bagian posteriornya. Tubuh bersegmen-segmen, di tengah-tengah
segmen terdapat stae atau rambut yang berfungsi membantu pergerakan. Dinding
tubuh mempunyai 2 lapis otot, yaitu circulare dan longitudinal. Disebelah
anteriornya terdapat prestomium dan pada bagian posterior terdapat anus. Warna
tubuh merah kecoklatan, permukaan atas berwarna merah dan dari luar aorta
dorsalis kelihatan jelas permukaan bawah lebih pucat. Klitelium merupakan
penebalan kulit yang terletak pada segmen 5-9. Dari letak klitelum ini, dapat
disimpulkan bahwa jenis cacing yang diamati ini merupakan Pheretima sp karena
pada Pheretima sp letak klitelum terletak pada segmen 13-15.
Tubuh Annelida terdiri dari bagian kepala, bagian badan yang bersegmen-
segmen dan bagian ujung yang tidak bersegmen yang disebut pygidium. Sistem
pencernaan Annelida terdiri dan usus yang tidak bersegmen mulai dan mulut dan
memanjang pertengahan tubuh sampai anus pada bagian pygidium. Usus yang
terdapat pada rongga tubuh (coelom). Bagian-bagian segmen pada coelom
biasanya terbagi satu dengan yang lain oleh jaringan yang tipis yang berpori
disebut septa.
Sistem sirkulasi pada filum ini bervariasi. Darah pada umumnya
mengandung hemoglobin yaitu pigmen darah merah yang membawa oksigen.
Beberapa Annelida mempunyai pigmen darah hijau yang membawa oksigen dan
yang lainnya darahnya tidak mempunyai pigmen. Sistem sirkulasi darah pada
umumnya tertutup pada pembuluh darah yang berkembang dengan baik.
Pada beberapa Polychaeta dan lintah ada yang mempunyai sistem sirkulasi
darah terbuka, dengan darah dan cairan coelom tercampur secara langsung pada
pori-pori rongga tubulmya. Aliran darah ke arah kepala melalui pembuluh darah
yang berkontraksi ke bagian atas rongga usus dan kembali lagi ke bagian pusat
melalui pembuluh darah di bawah rongga usus. Kemudian masing-masing di
alirkan ke bagian-bagian tubuh oleh pembuluh darah lateral. Beberapa pembuluh
darah lateral berkontraksi dan akhirnya mengalir ke bagian yang disebut jantung.
Sistem pemafasan Annelida ada yang melalui dinding tubuh yang tipis,
insang melalui pertukaran gas diantara darah dan lingkungan. Akan tetapi, pada
umumnya Annelida tidak mempunyai organ khusus untuk pertukaran gas, dan
respirasi terjadi secara langsung melalui dinding tubuh yang tipis.
Sistem Reproduksi dapat secara seksual atau aseksual. Reproduksi
aseksual dengan cara fragmentasi, budding atau fusi. Reproduksi secara seksual
umumnya terdapat pada Annelida yang hermaphrodite, tetapi juga terdapat pula
pada spesies yang mempunyai jenis kelamin terpisah. Pembuahan telur pada
Annelida laut biasanya berkembang menjadi larva (cacing muda) yang dapat
berenang bebas. Telur pada cacing tanah mempunyai bentuk yang tertutup di
dalam kokon dan tumbuh menjadi dewasa. Pada banyak Polychaeta mempunyai
kemampuan regenerasi pada bagian tubuh yang hilang dengan pertumbuhan yang
cepat.
Oligochaeta juga mempunyai empat pasang lubang genital (genital pores)
yang terbuka pada bagian ventral. Satu pasang pada segmen ke- 15 yang
merupakan porus genital jantan mengandung sperma. Dua pasang pada segmen
ke-9 dan 10 yang merupakan genital betina tempat menampung sperma selama
kopulasi, dan sepasang porus betina pada segmen ke-14 yang merupakan letak
terdapatnya telur.

BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Tubuh Annelida terdiri dari bagian kepala, bagian badan yang bersegmen-
segmen dan bagian ujung yang tidak bersegmen yang disebut pygidium.
2. Sistem pencernaan Annelida terdiri dan usus yang tidak bersegmen mulai dan
mulut dan memanjang pertengahan tubuh sampai anus pada bagian pygidium.
3. Sistem pemafasan Annelida ada yang melalui dinding tubuh yang tipis, insang
melalui pertukaran gas diantara darah dan lingkungan.
4. Sistem Reproduksi dapat secara seksual atau aseksual. Reproduksi aseksual
dengan cara fragmentasi, budding atau fusi. Reproduksi secara seksual
umumnya terdapat pada Annelida yang hermaphrodite, tetapi juga terdapat pula
pada spesies yang mempunyai jenis kelamin terpisah.
5. Panjang tubuh cacing tanah (Pheretima sp.) adalah 15 cm, jumlah total segmen
153 segmen dan letak klitelium pada segmen ke 5-9.

DAFTAR PUSTAKA

https://azebarabiologi.blogspot.co.id/2014/02/laporan-praktikum-pengamatan
stomata.html
Cacing Tanah : Laporan Praktikum Annelida (laporanleng.blogspot.co.id)

Laporan Praktikum Avertebrata Annelida (Pheretima sp) (Berbagi


Ilmuwicaktini.wordpress.com)

Zoologi invertebrate: Laporan Prkaitkum (annelidaochenvi.blogspot.co.id)

Vous aimerez peut-être aussi