Vous êtes sur la page 1sur 15

PENDIDIKAN DI MESIR

1. Kurikulum Pendidikan di Mesir


Departemen Pendidikan menetapkan kurikulum, dan semua sekolah harus
mengikuti kurikulum yang ditetapkan. Materi belajar selama enam tahun
pendidikan dasar meliputi: Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Matematika, Musik,
Studi Agama dan Ilmu Pengetahuan Alam. Di kelas 4, Pertanian diperkenalkan
dan di kelas 5 Seni, Ekonomi Rumah Tangga, dan Ilmu Sosial ditambahkan. Di
sekolah-sekolah Al-Azhar, kurikulum yang ada umumnya menitikberatkan pada
studi Islam. Negara ini juga melaksanakan sekolah internasional yang mengikuti
kurikulum Amerika, Inggris atau Kanada.
Selanjutnya setelah pendidikan dasar, para siswa akan melanjutkan ke
jenjang berikutnya yang berlangsung tiga tahun, tingkatan ini untuk siswa berusia
12 sampai 15. Kurikulum pada tahap ini meliputi: Bahasa Arab, Pertanian, Seni,
Bahasa Inggris, Pendidikan Industri, Matematika, Musik, Studi Agama dan Ilmu
Sosial. Banyak sekolah juga menawarkan bahasa-bahasa Eropa lainnya, umumnya
Perancis atau Spanyol. Sedangkan sekolah menengah atas berlangsung selama
tiga tahun untuk siswa berusia 15 sampai 18. Ada tiga jenis sekolah menengah
atas: Pertama, Sekolah Menengah Umum, yang menawarkan program akademik
dalam persiapan untuk pendidikan tinggi. Kedua, Sekolah Menengah Al-Azhar,
yang menawarkan program akademik dengan penekanan pada pengajaran agama
Islam. Ketiga, Sekolah Menengah Teknik, yang menawarkan program teknik dan
kejuruan dimana siswa mengkhususkan diri dalam salah satu dari tiga aliran yang
berlangsung tiga sampai lima tahun: Teknik, Industri atau Pertanian.
Agar berhasil lulus dari tingkat pendidikan menengah atas, siswa harus
lulus ujian akhir agar mendapatkan Sertifikat Pendidikan Menengah Umum.
Selain ujian akhir, siswa juga dinilai oleh penilaian terus-menerus selama dua
tahun terakhir sekolah menengah. Di sekolah-sekolah menengah teknik, siswa
dapat mengejar salah satu dari dua kualifikasi: Diploma Teknik Pendidikan
Menengah dan Sertifikat Teknik Lanjutan. Penerimaan didasarkan pada Sertifikat
Pendidikan Dasar. 50 persen dari kurikulum dikhususkan untuk mata pelajaran
pendidikan umum, wajib pada tingkat ini, termasuk bahasa Arab dan bahasa
Inggris, dengan 40 persen dari waktu kelas dihabiskan belajar mata pelajaran
spesialisasi dan 10 persen pilihan. Bahasa Arab adalah bahasa resmi instruksi di
semua tingkat pendidikan. Beberapa sekolah swasta dan universitas mengajar
dalam bahasa Inggris dan Perancis.
2. Pendanaan Pendidikan di Mesir
Pengeluaran pemerintah untuk pendidikan formal pada tahun 1988 adalah
18,5% dari total pengeluaran untuk masyarakat. Gaji menyerap 80% lebih,
sementara pengeluaran lain 20%. Investasi gedung meningkat pada awal tahun
1980-an dari 7% menjadi 13%. Masih saja tidak cukup gedung-gedung sekolah,
dan apabila seluruh permintaan dipenuhi, pemerintah harus menyediakan biaya
lebih dari E3 miliar pound (US$2,94 miliar) dalam masa 10 tahun yang akan
datang.
Mesir menerima bantuan dari Bank Dunia, UNICEF, UNESCO, dan negara-
negara sahabat seperti Amerika Serikat, German, Kerajaan Inggris, dan negara-
negara Arab. Walaupun jumlah bantuan itu cukup besar, namum masih banyak
lagi yang harus dicapai dalam bidang pendidikan, terutama dalam meningkatkan
efisiensi manajemen dan belanja pendidikan.

3. Pekerjaan dan Pendidikan di Mesir

Beberapa reformasi telah dilakukan di Mesir. Ada peningkatan 33 persen dalam


pendanaan publik untuk pendidikan antara tahun 2011 dan 2012. Namun,
kenaikan dana untuk pendidikan tidak berbanding lurus dengan peningkatan gaji
pada akademisi sehingga beberapa kalangan di tahun 2012 mengatakan bahwa
banyak kalangan ilmuwan dan peneliti yang aktif di univeristas memilih menjadi
peneliti di luar negaranya dengan harapan bisa mendapatkan gaji yang lebih
tinggi. Di saat keinginan untuk menjadikan sistem pemerintahan yang demokratis
tercapai, para pemuda Mesir juga menyerukan reformasi pemenuhan lapangan
kerja sehingga para lulusan dari perguruan tinggi bisa memenuhi pasar tenaga
kerja dimana kondisi yang ada adalah para sarjana sangat kesulitan untuk
mendapatkan pekerjaan sehingga akhirnya hanya menjadi pengangguran. Pada
tahun 2012, sebanyak 21,3 juta orang Mesir yang berusia 15 sampai 29, tingkat
penganggurannya berada di level 77,5 persen, sementara tingkat pengangguran
secara keseluruhan naik menjadi 12,6 persen menurut statistik dari CAPMAS,
lembaga statistik Negara di sana. Pengangguran dari perguruan tinggilah yang
menjadi salah satu penyebab terbesar semakin melonjaknya jumlah pengangguran
di negara tersebut dalam statistik.

4. Sistem Pendidikan di Mesir


Negara Mesir sebagian besar wilayahnya berada di kawasan Afrika bagian timur
laut, mencakup Semenanjung Sinai dan kekuasaan di Mesir diatur dengan sistem
semipresidensial multipartai. Empat tahun silam, tepatnya pada awal-awal bulan
di tahun 2011, ratusan ribu pemuda Mesir turun ke jalan untuk menuntut
reformasi dan demokrasi untuk sistem pemerintahan di sana serta menuntut
pemimpin tertinggi Hosni Mubarak turun dari tampuk kekuasaan. Mereka frustasi
dengan sistem pendidikan tinggi yang sangat kekurangan dana dan 40 persen dari
lulusan perguruan tinggi tidak terserap oleh pasar tenaga kerja, sehingga pemuda
Mesir dan universitas menuntut perubahan. Dari situlah kemudian lambat laun
muncul reformasi pendidikan meskipun bisa dibilang sangat lambat dan dalam
implementasi kebijakan masih belum merata disebabkan oleh kerusuhan politik,
Sosial dan ekonomi yang tidak berkesudahan. Persoalan dunia pendidikan seperti
sudah menjadi catatan panjang yang tiada henti-hentinya di negara tersebut. Di
pihak lain, persoalan ini sempat menyebabkan banyaknya mahasiswa di Mesir
berusaha untuk mendapatkan perguruan tinggi di luar negeri dan beberapa
mahasiswa dari luar negeri mulai turun minatnya untuk melanjutkan studi di
Mesir akibat sistem pemerintahannya belum membaik walaupun sebenarnya
negara tersebut sudah dari dulu kala sangat terkenal bagi mahasiswa internasional
untuk studi di sana.
Namun, ketika pimpinan diktator Mesir, Mubarak turun dari tampuk
kepemimpinan, kondisi pendidikan berangsur mengalami perubahan. Saat
Mubarak terguling dari kekuasaannya, dengan begitu cepat universitas baru telah
dibuka, yang sebelumnya hanyalah sebagai kampus cabang dari universitas
universitas yang ada di pusa-pusat perkotaan. Perguruan tinggi baru tersebut
terletak di wilayah-wilayah terluar untuk memudahkan mahasiswa di daerah
mendapatkan perguruan tinggi, tanpa harus ke perkotaan. Langkah pemerintah ini
sebagai bagian untuk terus mendorong siswa lulusan dari sekolah menengah atas
agar melanjutkan ke perguruan tinggi karena tingkat partisipasi melanjutkan ke
perguruan tinggi masih sangat minim, yaitu hanya 25-28 persen dari seluruh
lulusan sekolah menengah atas. Tujuan lainnya adalah untuk mengurangi
membludaknya dan terfokusnya mahasiswa hanya pada universitas-universitas
besar di perkotaan. Ditahun 2010, total ada 2.646.000 siswa yang terdaftar di
semua tingkat pendidikan. Di antara mereka, satu persatu memasuki salah satu
dari 23 univeristas negeri, termasuk Universitas Al-Azhar, yang menjadi kampus
tertua di dunia. Selain masuk di univeristas negeri, mereka juga masuk di 19
universitas swasta, 18 lembaga publik pendidikan tinggi dan 81 lembaga tinggi
swasta. Pemerintah di Mesir, berkomitmen untuk meningkatkan jumlah siswa
yang mendaftar di perguruan tinggi dari 2,5 juta menjadi 2,8 juta pada tahun
berikutnya. Namun, keadaan pemerintahan yang belum cukup membaik di negara
itu telah menciptakan sebuah lingkungan di mana perubahan yang berarti dan
reformasi sulit untuk digapai. Antara Maret 2011 dan Juni 2013, perombakan
kabinet mengakibatkan pengangkatan dan pemberhentian dari tujuh menteri
pendidikan yang berbeda. Menteri Mahmoud Abo El-Nasr, diangkat sebagai
bagian dari kabinet Perdana Menteri Hazem El-Beblawi setelah penggulingan
militer terhadap Mohamed Morsi, presiden pertama negara itu yang dipilih secara
demokratis.14 Sebenarnya meskipun bisa dibilang kekacauan politik dan
kerusuhan di beberapa tahun belakangan sangat mempengaruhi sistem pendidikan,
beberapa reformasi telah dilakukan di Mesir. Ada peningkatan 33 persen dalam
pendanaan publik untuk pendidikan antara tahun 2011 dan 2012. Namun,
kenaikan dana untuk pendidikan tidak berbanding lurus dengan peningkatan gaji
pada akademisi sehingga beberapa kalangan di tahun 2012 mengatakan bahwa
banyak kalangan ilmuwan dan peneliti yang aktif di univeristas memilih menjadi
peneliti di luar negaranya dengan harapan bisa mendapatkan gaji yang lebih
tinggi. Di saat keinginan untuk menjadikan sistem pemerintahan yang demokratis
tercapai,
Data statistik menunjukkan bahwa minat siswa dari Mesir untuk melanjutkan
studi di luar negeri meningkat, sedangkan minat mahasiswa luar negeri untuk
sekolah di Mesir belum menunjukkan peningkatan signifikan. Menurut data
pemerintah di Mesir, jumlah mahasiswa yang belajar di luar negeri memang tidak
menunjukkan jumlah yang besar, namun menurut data dari UNESCO Institute for
Statistics ada 25 persen lebih siswa dari Mesir yang belajar di luar negeri, yaitu
dari tahun 2008 sampai tahun 2010.16 Lebih-lebih lagi, akibat pergolakan politik
setelah periode tersebut, kemudian mengakibatkan mahasiswa Mesir lebih tertarik
melanjutkan studi ke perguruan tinggi di luar negaranya agar juga kemudian
mendapatkan kesempatan kerja di luar negeri.
Ada 2.201 mahasiswa Mesir pada tahun 2012 yang melanjutkan ke lembaga
pendidikan tinggi di Amerika Serikat, lebih dari 20 mahasiswa dibanding pada
tahun 2011 dan kurang beberapa ratus dari rekor tertinggi tahun 2002 yang
berjumlah 2.409. Pada saat Amerika Serikat mendapatkan serangan teroris pada
tanggal 11 September 2001, pendaftar dari Mesir mengalami penurunan drastis ke
posisi terendah dalam tiga dekade sampai pada tahun 2006 dan kemudian kembali
meningkat sejak tahun 2007 sampai tahun 2010. Sedangkan jika dilihat dari data
mobilitas mahasiswa Mesir yang melanjutkan studi ke luar negeri di belahan
dunia, studi mahasiswa Mesir yang berbasis di AS terutama di tingkat
pascasarjana, dengan lebih dari 50 persen belajar untuk master atau doktor dan
lebih seperempat di tingkat sarjana.17 Program pendidikan wajib belajar di Mesir
adalah dari kelas 1 sampai kelas 9. Sistem mengikuti pola 6 + 3 + 3, dengan enam
tahun sekolah dasar, tiga tahun sekolah menengah dan tiga tahun sekolah
menengah atas. Rasio partisipasi kasar semua siswa yang terdaftar pada sekolah
menengah, tanpa memandang usia, pada tingkat menengah adalah 72 persen,
sedangkan rasio partisipasi murni pada siswa usia sekolah menengah adalah 70
persen. Tanggung jawab umum untuk pendidikan di Mesir dibagi antara
Departemen Pendidikan dan Departemen Pendidikan Tinggi. Departemen
Pendidikan mengawasi prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan persiapan dan
menengah, sedangkan Kementerian Pendidikan Tinggi mengawasi pendidikan
tinggi. Sedangkan Dewan Tertinggi Univeristas bertugas menetapkan kebijakan
secara keseluruhan dan mengawasi pembentukan lembaga baru. Pendidikan Al-
Azhar berada di bawah kewenangan Kementerian Kebijakan Al-Azhar. Di Mesir,
Sekolah Dasar berlangsung enam tahun untuksiswa berusia enam sampai 12.18
Pendidikan dasar merupakan tahap pertama dari sembilan tahun siklus wajib
belajar pendidikan dasar.
5. Pendidikan nonformal
Pendidikan non formal didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan pendidikan
terencana di luar sistem pendidikan formal. Pendidikan ini dmaksudkan untuk
melayani kebutuhan pendidikan bagi kelompok-kelompok orang tertentu. Apakah
itu anak-anak, generasi muda atau orang dewasa;apakah mereka laki-laki atau
perempuan, petani, pedagang, atau pengrajin;apakah mereka dari orang kay atau
miskin. Di mesir, pendidikan nonformal terutama dikaitkan dengan penghapusan
iliterasi. Dengan demikian, kebanyakan program lebih dikonsentrasikan pada
pendidikan nonformal dalam aspek itu. Semenjak tahun 1967, Kementerian
pemburuhan menyelenggarakan program penataran untuk mendidik orang-orang
yang telah menamatkan pendidikan tingkat dasar, dan orang-orang yang putus
sekolah formal yang berusia antara 12 dan 18 tahun. Mereka dilatih dalam
keterampilan vokasional yang cocok untuk lingkungan dan kemampuannya.
Pendidikan ini biasanya diselenggarakan selama sembilan bulan:tujuh bulan di
pusat-pusat latihan vokasional, dan dua bulan di tempat-tempat unit produksi.
Para peserta latihan kemudian ditempatkan bekerja pada sektor pemerintah atau
sektor swasta. Di bawah pengawasan Kementerian Perindustrian, ada 33 buah
pusat pelatihan di berbagai governorat. Pusat-pusat pelatihan ini
menyelenggarakan program-program kilat bagi pekerja yang masih semiskilled
melalui pemagangan di industri-industri, dan juga meningkatkan keterampilan
para teknisi. Program bagi orang yang semiskilled ini diikuti peserta yang berusia
sekitar 17 tahun dengan lama program enam bulan. Program pemagangan dapat
pula diikuti oleh murid-murid yang telah tamat pendidikan dasar, atau mereka
yang tidak akan melanjutkan 7 pendidikannya ke sekolah teknik. Program
pemagangan ini berlangsung selama tiga tahun. Untuk meningkatkan
keterampilan karyawan, perusahaan memilih karyawan yang telah punya
pengalaman kerja minimal lima tahun untuk mengikuti pelatihan teknis malam
hari selama tiga bulan.

6. Pendidikan Vokasional dan Teknik


Upaya untuk memperluas pendidikan tujaun (Vokasional) dan pendidikan
teknik dimulai tahun 1950 an. Jumlah sekolah vokasional dan teknik meningkat
dari 134 (dengan 310.800 siswa) dalam tahun 1952 menjadi 456 buah (dengan
siswa 115.600) dalam tahun 1960. Antara 1970 dan 1988 jumlah siswa ada kedua
jenis sekolah ini naik dari 275.300 orang menjadi 978.800. ini berarti kenaikan
19% dan 40% ada kedua periode tersebut.
Pada tahun 1988, Mesir memilki 563 buah sekolah vokasional dan
teknik yang berarti 48,7% dari seluruh sekolah yang ada. Jumlah murid pada
sekolah-sekolah ini melampai jumlah sekolah menengah umum. Pada sekolah
vokasional dan teknik pada tahun 1988 jumlah murid adalah 759.700 orang,
sedangkan jumlah murid sekolah menengah umum 564.688 orang. Jumlah murid
wanita yang terdaftar pada sekolah vokasional dan tekhnik meningkat cukup
tinggi pada tahun 1970.

Pada tingkat pendidikan tinggi,dalam tahun 1988, terdaat 34


institut tekhnik dengan jumlah mahasiswa 59.400 berdaarkan catatan the
national center for educational recarce. Ini sama dengan 7,5% dari total
mahasiswa pendidikan tinggi. Jumlah guru sekolah menengah vokasional dan
teknik naik dari 130.700 orang ( 14% wanita ) tahun 1970 menjkadi 42.800
orang (26% wanita) tahun 1987 yang berarti 23,6% dan 28,7% dari guru-guru
sekolah menengah walaupun jumlah siswa vokasional dan teknik naik cukup
besar namun rasio murid-guru bertambah kecil dari 20:1 mejadi 8:1 pada eriode
1970 1988. Pada level pendidikan tinggi staf pengajar pada institusi teknik
pengaja berjumlah 690 orang dalam tahun 1988, yaitu 4,3% dari seluruh staf
pengajar pendidikan tinggi.

7. Pendidikan Wanita di Mesir


Pendidikan wanita perlu, bukan hanya agar mereka dapat mengatur
rumah tangga dengan baik, tetapi lebih dari itu untuk dapat memberikan
didikan dasar bagi anak-anak. Ia menantang pilihan sepihak, yaitu dari
pihak pria dalam soal perkawinan, menurut pendapatnya, wanita harus di
beri hak yang sama dengan pria dalam memilih jodoh. Oleh karena itu ia
menuntut supaya istri diberi hak cerai, sungguhpun poligami di sebut
dalam Al-Quran ia berpendapat bahwa islam pada hakikatnya
menganjurkan monogami. Ide Qasim Amin yang banyak menimbulkan
reaksi di zamannya ialah pendapat bahwa penutupan wajah wanita dan
pemisahan wanita dalam pergaulan bukanlah Ajaran Islam karna tidak
terdapat dalam Al-Quran dan Hadits. Menurut pendapatnya penutupan
wajah dan pemisahan wanita membawa kepada kedudukan rendah dan
menghambat kebebasan dan pengembangan daya-daya mereka untuk
mencapai kesempurnaan. Dari berbagai pihak berdatangan kritik dan
protes terhadap ide-ide yang di kemukakan Qasim Amin itu sehingga ia
melihat perlu memberi jawaban yang keluar dalam bentuk buku bernama
Al-Marah Al-Jadidah (wanita modern) dalam buku itu ia lebih kuat lagi
mempertahankan kebebasan wanita. Barat memang telah mencapai
peradaban yang tinggi, dan ini di dasarkan atas kemajuan ilmu
pengetahuan. Peradaban yang didirikan umat islam di zaman klasik tidak
di dasarkan atas ilmu pengetahuan yang telah berkembang, karena ilmu
pengetahuan modern belum lahir di waktu itu. Menurutnya peradaban
islam yang lampau itu tidak dapat lagi dipakai sebagai model, untuk
kemajuan umat islam seharusnya jangan lagi menoleh ke belakang, tetapi
ke depan dengan menempuh jalan yang telah di tempuh barat yaitu ilmu
pengetahuan modern
8. Pendidikan Bahasa Ibu di Mesir

Majma al-Lugah al-Arabiyah al-Malak di Kairo-Mesir (awalnya


bernama Majma Fud al-Awwal li al-Lugah al-Arabiyyah) adalah
sebuah lembaga yang berada di bawah naungan Departemen Pendidikan
Umum ( ) Mesir yang bergerak di bidang bahasa.
Lembaga ini diresmikan pada tanggal 14 Syaban 1357 H. bertepatan
dengan 13 Desember 1933 M. di Kairo-Mesir oleh Menteri Pendidikan
Mesir Muhammad Hilmi Isy.

Tujuan dibentuknya lembaga ini antara lain: 1). Menjaga eksistensi Bahasa
Arab sebagai bahasa Alquran dan dunia Islam di tengah persaingan global;
2). Mengakomodir dan menyeleksi kosa kata baru Bahasa Arab serta
memberikan keputusan tentang kata serapan dalam Bahasa Arab (al-
Dakhldan al-Muarrabt); 3). Menciptakan mufradt Bahasa Arab agar
selalu selaras dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Dari semua tujuan didirikannya lembaga ini, pada intinya adalah tidak
hanya berupaya menjaga eksistensi Bahasa Arab dari pengaruh bahasa
lain, tetapi juga untuk menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa dunia
internasional; dipelajari dan dipakai diseluruh dunia. Untuk merealisasikan
tujuan ini, pihak Majma membuat sebuah program unggulan; menerbitkan
majalah dwi tahunan dengan nama Majallah Majma Lugah al-Malak
Mesir. Majalah ini dikirim secara gratis setiap adisinya hampir keseluruh
dunia Islam termasuk ke Indonesia. Tentunya tema-tema yang dimuat di
dalam majalah tersebut adalah tema-tema yang berkaitan dengan ilmu-
ilmu bahasa Arab serta kegiatan-kegiatan Majma.
Namun sayangnya, banyak instansi pendidikan Islam di negara ini
yang tidak pro aktif untuk menjalin kerjasama dengan lembaga tersebut,
paling tidak dalam rangka untuk memperoleh majalah-majalah dimaksud,
sehingga akhirnya kita tidak ketinggalan dalam memperoleh informasi-
informasi terbaru tentang perkembangan bahasa Arab seperti saat ini.

Dalam perkembangan selanjutnya, lembaga yang sama terbentuk


dibeberapa negara di Timur Tengah, seperti, Majma Lugah di Damsyiq,
berdiri pada tahun 1919 M. (dahulunya bernama al-Majma al-Ilm
al-Arab), Majma Lugah di Urdun, berdiri pada tahun 1976 M., al-
Majma al-Ilm di Irak, berdiri pada tahun 1947 M., dan Bait al-
Hikmah Tunis, berdiri pada tahun 1983 M. Antara majma (lembaga) yang
satu dengan yang lain terbentuk hubungan mitra dan bekerja sama dalam
merealisasikan beberapa program yang telah disepakati.

9. Keadaan Literasi di Mesir


Tingkat iliterasi wanita lebih tinggi dari tengkat iliterasi pria. Pada
tahun 1976,77,6% wanita dewasa Mesir tidak dapat menulis dan
membaca sedangkan pria dewasa hanya 46,4%. Tahun 1986, persentase itu
menurun menjadi 61,8 wanita, dan 37,8% pria.
10. Perencanaan Pendidikan di Mesir
Mentri Pendidikan bersidang dalam waktu-waktu tertentu dengan
dewan-dewan yang bwrada di bawah kesertariatan dan sejumlah
dewan-dewan lain. Mentri juga memimpin sidang dewan universitas
yang bertanggung jawab atas prencanaan dan pembuatan
kebijakanm. Struktur organisasi goernorat pada dasarnya mirip
dengan struktur organisani di pusat kementrian tetapi hanya lebih
sederhana. Mesir juga dibagi dalam 140 distrik pendidikan dengan
jaringan supervisor dan administrator. Kementrian Al-azhar
bertanggung jawab mengatasi kebijakan dan perencanaan pendidikan
pada universitas Al-azhar dan perguruan tinggi serta sekolah-sekolah
lainnya dala lingkungan Al-azhar.
Kementrian pendidikan hampir memiliki 2000 staf profesional dan
pendukung, biasanya dipilih dengan cermat. Para perencana,
misalnya, biasanya dipilih dari lulusan universitas dengan tambahan
pendidikan selama 1 tahun di institut perencanaan di kairo. Pada
umumnya, yang dipilih adalah mereka yang telah menunjukan
keterampilan mengajar yang sangat baik. Pelajaran-pelajaran khusus
juga diberikan kepada orang yang akan menjadi inspektur, konsultan,
supervisor, kepala sekolah, asisten teknik, direktur dan sebagainya.
Metode dan prosedur penilaian yang rinci digunakan untuk keperluan
alokasi dan promosi. Antara petugas dikementrian dan yang ada di
govermorat selalu silakukan pertukaran informasi melalui rapat-rapat
yang dilakukan secara reguler serta melalui jalur-jalur komunikasi
lainnya. Perkiraan jumlah guru pada tahun 1980 adalah
250.000 orang, mungkin tiedak begitu tepat. Untuk menentukan
jumlah guru dilapangan dan jumlah guru untuk keperluan statistik,
kadang-kadang kriteria yang dipakai tidak begiru jelas. Jika asumsi-
asumsi yang dugunakan dalam perencanaan, persyaratan sekolah,
dan harapan negara dipenuhi, maka diperlukan 13.000 guru yang baru
setiap tahun untuk mencapai 95% rasio jumlah murid grade 1 pada
tahun 1995. Ini berarti diperlukan 13.500 mahasiswa baru yang perlu
di tampung pada institut pendidikan keguruan padqa tahun pertama.
Universitas saat ini membuka jurusan untuk pendidikan guru sekolah
dasar. Yang dalam jangka panjang akan ikut menningkatkan
kualivikasi guru-guru sekolah wajib belajar. Terjadi suatu hal yang
sangat aneh di mesir yaitu kekuranga guru agama islam dan guru
bahasa arab yang sangat besar jumlahnya. Juga terdapat kekurangan
guru dalam bida seni, pertanian, IKK, musik, dan berbagai cabang
ilmu pendidikan teknik. Ini mungkin disebabkan oleh propesi guru yang
kurang menarik.Status guru secara umum dan guru bahasa arab
khususnya perlu mendapat perhatian yang lebih sungguh-sungguh.

11. Ujian Pendidikan di Mesir

Sistem ujian di Mesir sangat memengaruhi pemikiran murid, orang tua


serta para pejabat pendidikan karena begitu pentingnya hasil ujian itu. Ujian naik
kelas ditetapkan pada Grade 2, 4, dan5, dan ujian negara pertama dilaksanakan
pada akhir grade 8. Murid yang lulus mendapat Sertifikasi Pendidikan Dasar, dan
dengan itu dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Jumlah skor
menentukan jenis sekolah yang akan dimasuki, dan itu sangat penting karena
umumnya hanya murid-murid yang mendapat skor tinggi saja yang dapat masuk
ke sekolah-sekolah menengah akademik yang diinginkan menuju universitas.
Kalau tidak, mereka masuk kesekolah-sekolah teknik atau institut pendidikan lain.
Jadi, masa depan anak muda mesir banyakn tergantung pada nilai yang diperoleh
pada ujian negara. Hal ini menjadi sangat penting sehingga menjadi persaingan
sesama murid sangat ketat.
Sama halnya dengan siswa-siswa yang akan menamatkan pendidikan
menengah, karena jumlah skor yang diperoleh menentukan fakultas atau
universitas mana yang mereka masuki. Ujian yang sangat kompetitif ini membuat
siswa harus belajar keras, dan bahkan menimbulkan percontekan dalam berbagai
rupa, dan juga mengakibatkan timbul-timbulnya kursus-kursus privat.

PENDIDIKAN DI TURKI
1. Kurikulum Pendidikan di Turki
Departemen Pendidikan Nasional di Turki selain menetapkan
kurikulum sekolah dasar, menyiapkan dan menyetujui buku pelajaran dan alat
peraga. Sebelum reformasi, mata pelajaran antara lain; seni dan kerajinan,
kewarganegaraan dan hak asasi manusia, bimbingan karir, bahasa asing
(Inggris, Perancis atau Jerman dari kelas empat), Matematika, Musik,
Pendidikan Jasmani, Pendidikan Agama dan Etika, IPA, IPS, Sejarah Turki,
Bahasa dan Sastra Turki, dan keselamatan lalu lintas dan pertolongan
pertama. Sebelum reformasi pendidikan tahun 1997, siswa melakukan lima
tahun pendidikan dasar dan tiga tahun menengah (mirip dengan yang struktur
baru 4 + 4). Siswa lulus dari pendidikan menengah dianugerahi Ortaokui
Bitirme Diplomasi (Penyelesaian Diploma SMP). Dalam sistem pendidikan
sebelum tahun 2012, siswa bisa memulai studi lanjutan setelah lulus dari
delapan tahun sekolah dasar pada usia 14. Di bawah struktur baru, siswa
masuk sekolah menengah lanjutan setelah empat tahun sekolah dasar dan
empat tahun sekolah menengah. Di bawah kedua struktur, sekolah menengah
atas berlangsung empat tahun (kelas 9 sampai 12). Dalam era setelah tahun
2012, sekolah menengah atas adalah wajib. Sebelum tahun akademik 2005-
2006, sekolah menengah atas berjalan selama tiga tahun (kelas 9 sampai 11).
Setelah menyelesaikan sekolah menengah atas, siswa dapat belajar di sebuah
sekolah tinggi umum, teknik atau kejuruan. Beberapa sekolah tinggi memiliki
satu tahun tambahan kelas persiapan dalam bahasa asing.

2. Pendanaan Pendidikan di Turki

Pada tahun 2002, total pengeluaran untuk pendidikan di Turki sebesar


$ 13,4 miliar, termasuk anggaran negara yang dialokasikan melalui
Departemen Pendidikan Nasional dan swasta dan dana internasional.

Universitas publik biasanya tidak memungut biaya mahal dengan


biaya $ 15.000 per tahun, dan oleh karena itu, mayoritas siswa mengikuti
pendidikan di lembaga-lembaga publik. Sejak 1998, perguruan tinggi telah
diberikan otonomi yang lebih besar dan didorong untuk meningkatkan dana
melalui kemitraan dengan industri.
3. Perencanaan Pendidikan di Turki

Di Turki, Departemen Pendidikan Nasional bertanggung jawab untuk


melakukan kontrol terhadap administrasi semua tahapan dan jenis pendidikan pra-
sekolah. Perencanaan dan koordinasi pendidikan berada di bawah lingkup dari
Yuksekodretim Kurulu (Dewan Pendidikan Tinggi, yang biasa disingkat dengan
YOK). Dewan bertanggung jawab untuk negosiasi anggaran universitas, secara
keseluruhan dan kelembagaan, dan pedoman kurikulum inti di tingkat sarjana.
Setelah dilarang pada awal 1970-an, lembaga pendidikan tinggi swasta
kembali diizinkan beroperasi di Turki pada tahun akademik 1981-1982, tetapi
hanya atas dasar non-profit. Kurikulum lembaga-lembaga ini harus disetujui oleh
YOK. Di beberapa provinsi, urusan pendidikan diselenggarakan oleh Direktorat
Pendidikan Nasional yang ditunjuk oleh Menteri, tetapi bekerja di bawah arahan
gubernur provinsi.
4. Ujian Pendidikan di Turki
Terdapat total 60 perguruan yang tidak termasuk swasta. Siswa yang
masuk perguruan tinggi melalui ujian yang diselenggarakan setahun sekali.
Dalam rangka untuk mendapatkan masa depan yang baik, siswa akan belajar
di departemen baik di perguruan tinggi. Ini sebabnya mereka mulai belajar
untuk ujian masuk sebanyak dua tahun sebelumnya, pada umumnya
mengambil kursus swasta juga. Para siswa harus mendapatkan minimal 105
poin untuk memiliki kesempatan. Untuk belajar di Perguruan Tinggi tidak
semua orang bisa mendapatkan tempat. Secara umum 1/3 dari para siswa
dapat melanjutkan ke perguruan tinggi. Yang lain, jika mereka mampu
melanjutkan ke perguruan tinggi swasta, mulai bekerja, tunggu satu tahun
atau lebih mengikuti, pelatihan militer untuk laki-laki.
5. Sistem Pendidikan di Turki

Setelah perubahan dari Usmani ke Republik Turki banyak reformasi di


bidang pendidikan telah dibuat. Seperti di Ottomans bahasa Usmani adalah
sulit, abjad Arab adalah salah satu yang sangat sulit untuk belajar, dengan
rasio keaksaraan sangat rendah dan pendidikan agama adalah subjek utama
banyak perubahan radikal telah dibuat. Beberapa yang penting adalah
sekularisasi dan perubahan abjad.

Sistem pendidikan Turki 8 tahun pendidikan dasar antara usia 6 dan 14,
dan pada tahun 2001 pendaftaran anak-anak dalam rentang usia ini adalah
hampir 100%. Untuk 14-18 tahun tiga tahun atau lebih dari pendidikan
sekunder tersedia di depan umum, pembelajaran berjarak, kejuruan
dansekolah tinggi.. Sekitar 95% dari siswa menghadiri sekolah negeri, tetapi
ketidakcukupan ini membuat masyarakat semakin memotivasi orang tua
kelas menengah untuk mencari pendidikan swasta.
Selain dari sistem pendidikan umum, juga ada nursery school yaitu
pelatihan pra-sekolah yang diselenggarakan swasta. Namun, tingkat
pendidikan ini belum umum dan terbatas pada sekitar 5-10% dari anak-anak
prasekolah di Turki. Kebanyakan keluarga di kota-kota besar dan ibu-ibu
bekerja memilih untuk tidak menyekolahkan anaknya ke sekolah Nursery.
Pada dasarnya anak-anak mulai usia sekitar empat tahun dan mempelajari
permainan, teater, melukis, tata krama, lagu, dll

Sekolah Dasar, yang wajib selama 8 tahun dimulai pada usia 7 umumnya
tetapi, tergantung pada perkembangan fisik anak-anak juga dapat 6 tahun. Di
beberapa daerah pedesaan orang tua tidak dapat mengelola secara fisik untuk
memasukkan anak-anak mereka ke sekolah karena mereka tinggal jauh dari
kota-kota di pegunungan.

Sekolah menengah ini terdiri dari Sekolah Menengah Atas, yang biasanya
memakan waktu 3 tahun. Di sekolah-sekolah ini, sistem satu guru kelas untuk
setiap perubahan ke spesialis guru untuk setiap mata pelajaran. Siswa dapat
memilih satu bahasa asing dari Inggris, Perancis atau Jerman. Pendidikan
pada tingkat ini adalah gratis kecuali di sekolah swasta di mana biaya rata-
rata sekitar 4.000 US Dolar per tahun. Siswa menunjukkan rasa hormat
terhadap guru mereka dengan memanggil sir atau guru, atau berdiri di
kelas ketika seorang guru memasuki kelas.

Pendidikan Menengah, terdiri dari Ortaokul dan Lioce Ortaokul bagi anak-
anak berumur 12-14 tahun, sedangkan lice sekolah lanjutan atas 3 tahun
setelah Ortaokul. Ortaokul merupakan sekolah umum, yang mempersiapkan
untuk memasuki pendidikan lebih tinggi namun juga di bangun sekolah
ortaokul yang bersifat kejuruan teknik. Tetapi kebanyakan orang tua
menghendaki anaknya memasuki sekolah tamat ortaokul ini. Sedangkan lice
juga terdiri dari pendidikan yang bersifat umum dan pendidikan yang bersifat
kejuruan dan teknik. Sebagiannya ada yang khusus untuk anak laki-laki dan
lainnya khususnya untuk anak perempuan.

Universities Universitas terdiri dari perguruan tinggi dua tahun dan empat
tahun, yang berasal dari sekolah pendidikan lanjutan yang semua otonom
yang berafiliasi ke Dewan Pendidikan Tinggi. Terdapat total 60 perguruan
yang tidak termasuk swasta. Siswa yang masuk perguruan tinggi melalui
ujian yang diselenggarakan setahun sekali. Dalam rangka untuk mendapatkan
masa depan yang baik, siswa akan belajar di departemen baik di perguruan
tinggi. Ini sebabnya mereka mulai belajar untuk ujian masuk sebanyak dua
tahun sebelumnya, pada umumnya mengambil kursus swasta juga. Para siswa
harus mendapatkan minimal 105 poin untuk memiliki kesempatan. Untuk
belajar di Perguruan Tinggi tidak semua orang bisa mendapatkan tempat.
Secara umum 1/3 dari para siswa dapat melanjutkan ke perguruan tinggi.
Yang lain, jika mereka mampu melanjutkan ke perguruan tinggi swasta, mulai
bekerja, tunggu satu tahun atau lebih mengikuti, pelatihan militer untuk laki-
laki.

Berbeda dengan tingkat pendidikan sebelumnya, siswa harus membayar


biaya sekitar US $ 100-350 per tahun di pendidikan tinggi. Setelah empat
tahun belajar mereka juga dapat terus melakukan master untuk satu atau dua
tahun. Ini juga dengan pemeriksaan dan biaya yang lebih sedikit.

6. Pendidikan Bahasa Ibu di Turki


Bahasa nasional di Turki yaitu bahasa turki. Mahasiswa internasional yang
diterima di jurusan yang memakai bahasa turki dan mengikuti ujian bahasa
inggris. Apabila belum mengikuti sertifikat bahasa turki maka mahasiswa
tersebut harus mengambil persiapan bahasa turki selama satu taun di
lembaga-lembaga kursus bahasa turki milik swasta atau pemerintah.
7. Pendidikan Nonformal di Turki
Pendidikan Non-formal sesuai dengan Undang-Undang Dasar Pendidikan
Turki. Pendidikan Non-formal mencakup semua kegiatan yang
diselengarakan di dalam atau diluar sekolah.
8. Pendidikan dan Pekerjaan di Turki
Pendidikan di Turki telah menjadi salah satu yang paling penting, jika
bukan yang paling penting, faktor tunggal dalam menentukan penempatan
sosial seseorang. Ini telah digambarkan sebagai ciri khas dari elit, dan telah
ditemukan untuk menjadi kriteria penting yang mendasari perbedaan sosial
antara orang-orang Turki. Pendidikan, Daniel Lerner diamati, membedakan te
turks ke modern, tradisional, dan transisi, sehingga melakukan fungsi penting
dalam proses modernisasi. Pendidikan telah, dan masih dianggap, kondisi
yang penting bagi mobilitas sosial dan penempatan kerja.
Pendidikan di Turki telah menjadi salah satu yang paling penting, jika
bukan yang paling penting, faktor tunggal dalam menentukan penempatan
sosial seseorang. Ini telah digambarkan sebagai ciri khas dari elit, dan telah
ditemukan untuk menjadi kriteria penting yang mendasari perbedaan sosial
antara orang-orang Turki. Pendidikan, Daniel Lerner diamati, membedakan te
turks ke modern, tradisional, dan transisi, sehingga melakukan fungsi penting
dalam proses modernisasi. Pendidikan telah, dan masih dianggap, kondisi
yang penting bagi mobilitas sosial dan penempatan kerja
9. Pendidikan Vokasional di Turki
Setelah menempuh pendidikan dasar, di Turki terdapat alternatif lain
yaitu siswa dapat mengikuti pendidikan kejuruan dan sekolah menengah
teknik dengam keterampilan tertentu. Untuk sekolah ini ada 820.000 siswa
(sekitar 23% dari usia wajib belajar) yang meliputi 3.428 sekolah vokasi dan
teknik, dengan 68.176 guru. Tingkat ketersediaan sekolah ini 60% dari
jumlah penduduk
10. Keadaan Literasi di Turki
Pemerintah Turki harus memerangi iliterasi yang merajalela di daerah
tenggara Turki yang didominasi suku Kurdi. Menurut sebuah laporan
Lembaga Statistik Negara pada 2003, tingkat buta huruf perempuan di Turki
tenggara mencapai 44,6 persen, berbanding 20,4 persen secara nasional.
Pemerintah harus melaksanakan kampanye literasi yang ketat baik bagi
penduduk berbahasa Kurdi ataupun Turki, dan secara khusus memfokuskan
para perempuan yang terkena dampak konflik.
11. Pendidikan Wanita di Turki
Banyak keluarga yang masih tidak menyekolahkan anak perempuan
karena perempuan mengemban peran di rumah tangga sejak usia dini.
Pendidikan formal bagi perempuan tidaklah diprioritaskan, sebuah masalah
yang di daerah-daerah perdesaan ditunjang oleh masalah transportasi.
Ada kebutuhan serius akan adanya kemauan politik untuk menerjemahkan
reformasi hukum ke dalam kesetaraan jender yang praktikal dan nyata dalam
semua aspek kehidupan. Memberi pelatihan dan pendidikan bagi perempuan,
untuk memberdayakan mereka agar menjadi kuat dan independen, adalah
langkah penting pertama. Karena itu, memperbaiki sistem pendidikan formal
dan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi perempuan sangatlah penting.
Laki-laki semestinya juga disertakan dalam upaya untuk mendorong
kesetaraan jender demi melawan pola pikir dan nilai-nilai yang ada.
Memasukkan mata pelajaran kesetaraan jender dalam sistem pendidikan
formal dan memberikan pelatihan kesetaraan jender terutama kepada
personel militer, polisi dan badan layanan hukum bisa menjadi langkah-
langkah pertama dalam hal ini.
Kendati upaya-upaya pemerintah untuk memerangi kekerasan terhadap
perempuan patut dicatat, upaya-upaya ini hanya berguna bila dilengkapi
dengan prakarsa-prakarsa konkrit di ranah lain, yakni, independensi ekonomi
dan partisipasi sosial perempuan
Daftar Pustaka

Saleh M. 2015. Jurnal Pendidikan Islam: Perbandingan Sistem Pendidikan di


Tiga Negara; Mesir, Iran dan Turki IV(1): 49-70.

Zin A, Sairi F. 2010.Jurnal Usuluddin: Nur Movement Di Turki Dan


Kesinambungan Dakwahnya Sehingga Kini.133-154.

Vous aimerez peut-être aussi