Vous êtes sur la page 1sur 2

Pada pengukuran kadar air dan kadar volatil sampah mengunakan menggunakan

cawan yang sebelumnya telah dipanaskan, tetapi didinginkan terlebih dahulu sebelum
ditimbang, pemanasan bertujuan agar kadar air pada cawan berkurang karena menguap ketika
dipanaskan. Sedangkan pendinginan bertujuan agar suhu cawan sama dengan suhu ruangan
dan kadar airnya menjadi konstan, sehingga ketika ditimbang berat yang didapatkan
merupakan berat murni cawan. (Mulya, 2011)

Setelah ditimbangdan dilakukan perhitungan diperoleh kadar volatil sampah sebesar 66,42%.
Hal inimenandakan bahawa sampel yang digunakan mengandung banyak bahan-bahan organik yanglebih
mudah hancur dan menguap apabila dipanaskan. Kadar volatil penting untuk
prosesdekomposisi oleh mikroorganisme, sehingga sampah jenis ini juga cocok untuk
dijadikan kompos. Setelah dibakar pada suhu 900 oC, ditimbang dan dilakukan perhitungan,
diperolehkadar abu sampel sampah sebesar 0,26%.Nilai kadar abu ini menunjukkan bahwa
sampel sampah mengandung sedikit bahan-bahan anorganik yang tidak terbakar pada suhu
900
oC. Bahan-bahan anorganik yang tidak hancurketika dibakar pada suhu 900 oC tersebut
antara lain terdiri dari logam besi dan karbon.Penentuan kadar air, kadar volatil dan kadar abu
sampah ini sangat penting dalammenentukan bagaimana sistem kerja dari mesin insenerator
yang digunakan dalampengolahan sampah.Sampah organik merupakan sampah yang dapat
diolah menjadi kompos. Menurut SNI nomor19-7030-2004 mengenai standar kualitas dari
kompos, kadar air maksimum yangdiperbolehkan dalam kompos adalah 50 %, sedangkan
dari percobaan yang dilakukandidapatkan hasil kadar air dalam sampah adalah 33,21 %,
sehingga dapat disimpulkan bahwasampah sayuran yang digunakan sampel layak digunakan sebagai
kompos.

Merupakan pengukuran materi yang akan menguap bila dipanaskan pada suhu 600OC, dan
dikonversi menjadi CO2. Materi volatil pada sampah diukur dengan membakar sampel
sampah kering pada temperatur 600OC dimana bagian volatil sampah akan terpijar dan
menguap (Ruslinda, 2006

Kelembapan memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan
secara tidak langsung berpengaruh pada suplay oksigen. Mikroorganisme dapat
memanfaatkan bahan organik apabila bahan organik tersebut larut di dalam air. Kelembapan
40 - 60 % adalah kisaran optimum untuk metabolisme mikroba. Apabila kelembapan di
bawah 40%, aktivitas mikroba akan mengalami penurunan dan akan lebih rendah lagi pada
kelembapan 15%. Apabila kelembapan lebih besar dari 60%, hara akan tercuci, volume udara
berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan akan terjadi fermentasi anaerobik
yang menimbulkan bau tidak sedap.

Untuk mendukung proses pembuatan kompos, hal yang sangat penting adalah
kadar kelembapan sampah yang baik untuk dijadikan kompos adalah 50 60%. Dari
penelitian diperoleh bahwa komposisi dan karakteristik sampah non domestik memenuhi
kriteria composting sehingga composting bisa dijadikan sebagai alternatif pengolahan
sampah. Agar proses composting dapat terlaksana dengan baik maka perlu dilakukan
pemisahan sampah di sumber. (Ruslinda)
G

Gangguan kadar volatil


Terdapat gangguan yang mungkin terjadi saat pengukuran kadar volatil yaitu ketik
sampel memiliki karakteristik mudah menguap pada saat proses pemanasan, sehingga pada
tahap volatilisasi bahan organik yang menguap bukan dari sampel karena bahan organik
dalam sampel telah terlebih dahulu menguap sehingga yang menguap merupakan bahan dari
cawan itu sendiri

Nilai kadar air yang tinggi menyatakan bahwa terdapat cukup oksigen, yang berpotensi
sebagai sumber bahan baku kompos. Kompos terbentuk dari degradasi sampah secara aerob
(dengan oksigen

Penentuan kadar volatil berguna untuk mengetahui


kemampuan sampah sebagai sumber energi yang dihasilkan
dalam pembakaran, jka kandungan organiknya tinggi jumlah
energi yang dihasilkan sekitar 9300 14100 Kj/kg. Dengan
mengetahui jumlah residu (abu) dapat digunakan dalam
perencanaan desain incinerator. Sampah domestik pada
umumnya menghasilkan residu 10 25 % dari berat totalnya.
Sehingga setelah proses pembakaran, bahan yang disediakan
lebih kecil dari pembakaran sampah non domestik (misal :
sampah industri) yang lebih sedikit kandungan organiknya.

Vous aimerez peut-être aussi