Vous êtes sur la page 1sur 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di negara barat, kanker usus besar (kolon) dan rektum (kanker kolorektal) adalah jenis
kanker no 2 yang paling sering terjadi. Angka kejadian kanker kolorektal mulai meningkat
pada umur 40 tahun dan puncaknya pada umur 60-75 tahun.
Kanker usus besar (kanker kolon) lebih sering terjadi pada wanita, kanker rektum lebih sering
ditemukan pada pria. Sekitar 5% penderita kanker kolon atau kanker rektum memiliki lebih
dari satu kanker kolorektum pada saat yang bersamaan.

Kanker kolon biasanya dimulai dengan pembengkakan seperti kancing pada permukaan
lapisan usus atau pada polip. Kemudian kanker akan mulai memasuki dinding usus. Kelenjar
getah bening di dekatnya juga bisa terkena. Karena darah dari dinding usus dibawa ke hati,
kanker kolon biasanya menyebar (metastase) ke hati segera setelah menyebar ke kelenjar
getah bening di dekatnya.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis Askep ini adalah untuk memenuhi tugas keperawatan system
pencernaan yang diberikan oleh ibu Ns. Tinny Akay S.Kep.

C. Batasan Masalah
Pada kesempatan kali ini penulis hanya akan membahas :
1) Defenisi Ca rektal
2) Etiologi
3) Patofisiologi
4) tanda dan gejala
5) pemeriksaan diagnostik
6) komplikasi
7) Penatalaksanaan
8) Proses keperawatan pasien kanker rektal

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

A. DEFINISI
Kanker rektum adalah tipe paling umum kedua dari kanker internal di Amerika. Penyebab
nyata dari kanker rektum tidak diketahui, tetapi faktor riwayat kanker kolon dalam keluarga,
riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diit tinggi lemak, protein dan daging serta rendah
serat.
Ca. Rectal adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum.
Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon (bagian terpanjang di usus besar) atau jaringan
rektum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelum anus). Sebagian besar kanker colorectal
adalah adenocarcinoma (kanker yang dimulai di sel-sel yang membuat serta melepaskan
lendir dan cairan lainnya). ( Parkwaycancercentre.com )
GAMBAR KANKER REKTAL

B. ETIOLOGI
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor risiko telah
teridentifikasi termasuk riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga, riwayat penyakit usus
inflamasi kronis dan diet tinggi lemak protein dan daging serta rendah serat. ( Brunner &
Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1123 ).
Polip di usus (Colorectal polyps): Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau
rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar polip bersifat
jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker.
Riwayat kanker pribadi: Orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal dapat terkena
kanker colorectal untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita dengan riwayat kanker di indung
telur, uterus (endometrium) atau payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk
terkena kanker colorectal.
Riwayat kanker colorectal pada keluarga: Jika Anda mempunyai riwayat kanker colorectal
pada keluarga, maka kemungkinan Anda terkena penyakit ini lebih besar, khususnya jika
saudara Anda terkena kanker pada usia muda.
Faktor gaya hidup: Orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang tinggi lemak dan
sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat risiko yang lebih besar terkena kanker
colorectal.

C. PATOFISIOLOGI
Kanker rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus). Dimulai
sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal
dan meluas ke dalam struktur sekitarnya, Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan
menyebar ke bagian tubun yang lain (paling sering ke hati).
PATHWAY

D. TANDA DAN GEJALA


Gejala paling menonjol adalah :
Perubahan kebiasaan defekasi
Pasase darah dalam feses
Gejala lain berupa
Anemi yang tidak diketahu sebabnya
Anoreksia
Penurunan berat badan
Keletihan

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis kanker rekti dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, colok dubur dan rekto
sigmoidoskopi

F. KOMPLIKASI
Obstrusi usus partial atau lengkap
Hemorrhage
Perfusi dan dapat mengakibatkan pembentukan abses
Peritonotis
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Satu-satunya kemungkinan terapi kuratif ialah tindakan bedah, dengan tujuan utamanya
memperlancar saluran cerna. Kemotrapi dan raiasi bersifat paliatif dan tidak memberikan
manfaat kuratif.
Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor.
Prosedur pembedahan pilihan adalah :
o Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus pada sisi
pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik).
o Reseksi abdominoperineal dengan kolostoti sigmoid permanene (pengangkatan tumor dan
porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal )
o Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta
reanastomosisi lanjut dari kolostomi. (memungkinkan dekompresi usus awal dan persiapan
usus sebelum resekai )
o Kolostomi permanen (unuk menyembuhkan lesi obstrusi yang tidak dapat direseksi)

BAB 3 PROSES KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
o 3.1 Pengkajian
o 3.1.1. Identitas
o Nama :
o Umur : usia 65 thn
o Kelamin : pada penelitian ditemukan kebanyakan pada laki-laki
o Pendidikan :
o Pekerjaan :
o Alamat :
o Penanggung jawab :
a. Keluhan Utama : Buang air besar berdarah dan berlendir, terjadi perubahan pola defikasi
yaitu diare beberapa hari yang disusul konstipasi selama beberapa hari, ukuran feses kecil
kecil.
b. Riwayat Penyakit Sekarang: -
c. Riwayat Penyakit Dahulu : hipertensi
e. Riwayat Penyakit Keluarga: -

3.1.2 Pola Fungsi Kesehatan


o a. Pola persepsi terhadap kesehatan
1) Penggunaan tembakau
a) Ya/tidak : ya
b) Berhenti kapan : berhenti sejak bedrest
c) Macam: pipa atau cerutu : rokok
d) Frekuensi : < 1 pack/hari,
2) NAPZA : tidak
3) Alkohol: tidak
o b.Pola aktifitas dan latihan
a) Keadaan aktifitas sehari-hari
(1) Kebiasaan olahraga : (waktu, lama, teratur/tidak) : teratur
(2) Jenis olahraga : lari
(3) Alat bantu untuk memenuhi aktifitas setiap hari: tidak ada
(4) Apakah aktivitas sehari-hari dapat dilakukan sendiri, bantuan alat, orang lain
o c. Pola istirahat dan tidur
o 1). Sebelum sakit
o a) Kebutuhan istirahat
(1) Kapan : saat merasa lelah
(2) Berapa lama : 2-3 jam
(3) Kegiatan untuk mengisi waktu luang : bersantai di rumah
(4) Apakah menyediakan waktu untuk istirahat pada waktu siang hari : tidak
(5) Dalam suasana yang bagaimana klien dapat istirahat dan mengisi waktu luang : saat
libur kerja
o b) Kebutuhan tidur
(1) Jumlah tidur dalam sehari : 1 x
(2) Tidur malam : 8 jam
(3) Apakah tidur malam yang diutamakan atau tidur siang yang diutamakan : tidur malam

(4) Kebiasaan pengantar tidur : tidak ada


(5) Apakah klien selalu tidur dengan teman atau seorang diri : dengan istri.
(6) Perangkat/alat yang selalu digunakan untuk tidur : selimut dan bantal
(7) Keluhan dalam hal tidur : tidak ada
2) Selama sakit
o a) Kebutuhan Istirahat
Pasien sangat banyak membutuhkan istirahat selama sakit.
b) Kebutuhan Tidur
(1) Jumlah tidur dalam sehari : pasien dalam keadaan somnolent
(2) Penghantar untuk tidur : tidak ada
(3) Keluhan tidur : tidak terkaji karena pasien somnolent
(4) Apakah klien kesakitan atau sesak nafas, dll : pasien terlihat kesulitan saat bernapas.
o d. Pola Nutrisi-Metabolik
1) Sebelum sakit :
o - Frekuensi makan : 3 x sehari
- Jenis makanan/diet : nasi, sayur dan lauk pauk
- Porsi yang dihabiskan : 15-20 sendok makan
- Makanan yang disukai : makanan atau minuman yang manis (teh manis)
- Makanan yang tidak disukai : tidak ada
- Makanan pantang : tidak ada
- Makanan tambahan/vitamin : tidak ada
- Kebiasaan makan : di rumah
- Nafsu makan : R baik, sedang, kurang.
- Alasan : tidak ada keluhan dengan makannya.
- Banyaknya minum : ( 800 cc/24 jam)
- Jenis minuman : air putih dan teh manis
- Minuman yang tidak disukai : tidak ada
- Minuman pantang : tidak ada
- Perubahan BB 6 bulan terakhir : berkurang : 8 kg.
o
2) Selama sakit
- Jenis makanan : makanan cair
- Frekuensi makan : 6 kali
- Porsi makan yang dihabiskan : 250 cc
- Banyaknya minum dalam sehari : 1200 cc
- Jenis minuman : air putih
- Keluhan : tidak terkaji karena pasien somnolent
o e. Pola Eliminasi
1) Sebelum sakit
a) Buang air besar (BAB)
- Frekuensi : 1 x sehari
- Waktu : pagi hari
- Warna : tidak terkaji
- Konsistensi : tidak terkaji
- Posisi waktu BAB duduk/jongkok : jongkok
- Penghantar untuk BAB, misal: membaca, merokok, dll : merokok
- Pemakaian obat, misal: obat pencahar, dll : tidak ada
- Keluhan lain : tidak ada keluhan
b) Buang air kecil (BAK)
- Frekuensi (dalam sehari) : tidak terkaji
- Jumlah (cc/24 jam) : tidak terkaji
- Warna : tidak terkaji
- Bau : tidak terkaji
- Keluhan : tidak ada
2) Selama sakit
a) Buang air besar (BAB)
- Frekuensi : 1 kali sehari
- Waktu : siang hari
- Warna : kuning
- Konsistensi : lembek
- Keluhan : tidak terkaji karena pasien somnolent
b) Buang air kecil (BAK)
- Frekuensi (dalam sehari) : 1 kali
- Jumlah (cc/24 jam) : 100 cc
- Warna : kuning kecoklatan
- Bau : tidak bau
- Keluhan : tidak terkaji karena pasien somnolent
Alat bantu buang air kecil, kateter,kondom / plastik, digunakan sejak dirawat di RS.

o f. Pola kognitif perseptual


o 1) Keadaan mental : tidak ada respon
2) Berbicara : tidak mampu berbicara
3) Bahasa yang dikuasai : Indonesia, Lain-lain: Jawa
4) Kemampuan membaca : tidak mampu membaca
5) Kemampuan berkomunikasi : tidak mampu berkomunikasi
6) Kemampuan memahami informasi : tidak mampu memahami informasi
7) Pendengaran : baik
8) Penglihatan : Pasien sulit membuka mata
9) Vertigo : tidak ada
10) Tak nyaman/nyeri : tidak terkaji
g. Pola konsep diri tidak terkaji karena pasien somnolent
o h. Pola koping
o 1) Pengambilan keputusan : (sendiri), R (dibantu orang lain), siapa: istri
2) Hal-hal yang dilakukan jika mempunyai masalah:
a) Tidur
b) Makan
c) Minum obat
d) Cari pertolongan
e) Marah
f) R Diam
o i.Pola seksual Reproduksi
1) Gangguan hubungan seksual : Ada/tidak. Jika Ada karena penyakit yang
menyebabkan pasien mengalami gangguan mobilitas fisik.
2) Pemahaman terhadap fungsi seksual : kurang memahami
o j. Pola Peran hubungan
1) Status pekerjaan
2) Apakah klien berkecimpung dalam kelompok masyarakat: Tidak pernah lagi setelah
sakit.
3) Sistem pendukung :
a) Ada / Tidak ada. Jika ada, siapa : ada
(1) Pasangan
(2) Tetangga/teman
(3) Keluarga dalam rumah yang sama
(4) Keluarga dalam rumah terpisah
b) Dukungan keluarga selama masuk rumah sakit : istri selalu setia menunggu pasien selama
di Rumah Sakit.
4) Kesulitan dalam keluarga : tidak ada gangguan atau kesulitan dalam hubungan
dengan saudara ataupun keluarga.
5) Selama sakit
a) Bagaimana hubungan dengan anggota keluarga : baik
b) Bagaimana hubungan dengan masyarakat : kurang
c) Bagaimana hubungan dengan pasien lain, anggota kesehatan lain : baik

o k. Pola Nilai dan Keyakinan


1) Sebelum sakit
a) Agama : Islam
b) Larangan agama : tidak ada
c) Kegiatan keagamaan
Macam : sholat
Frekuensi : 5 waktu / kali sehari
o
2) Selama sakit
a) Kegiatan keagamaan yang ingin dilakukan selama di Rumah Sakit : tidak terkaji
karena pasien somnolent.
o 3.1.3 Pengkajian Fisik
a. Pengukuran TB : 170 cm.
b. Pengukuran BB : 45 kg.
c. Pengukuran Vital Sign :
Tekanan darah : 120/70 mmHg,
Nadi : 60 x/mnt.
Suhu : 370C
Respirasi : 16 x/mnt.
d. Tingkat Kesadaran (kuantitatif & kualitatif)
o e. Keadaan Umum:
Klien tampak sakit : ringan,sedang,berat
Alasan : pasien nampak lemah dan dalam keadaan somnolent.

o 3.1.4 Pemeriksaan Fisik (Head to toe)


1) Kepala
a) Bentuk kepala, kulit kepala, luka, ketombe : bentuk kepala lonjong, kulit kepala kotor.
b) Pertumbuhan rambut: lebat, mudah rontok : pertumbuhan rambut jarang.
c) Kesan wajah (simetris/tidak, pembengkakan) : simetris, tidak ada pembengkakan
2) Mata
a) Kebersihan, gangguan pada mata: kemerahan, air mata, dll : kemerahan
b) Pemeriksaan celah mata, konjungtiva, dan sklera : pucat
c) Pemeriksaan pupil : isokor
d) Pemeriksaan visus dengan kartu snellen : tidak terkaji
e) Pemeriksaan tekanan bolamata (TIO) : tidak terkaji
f) Refleks terhadap cahaya : positif
3) Telinga
a) Fungsi pendengaran : tidak terkaji
b) Bentuknya : simetris antara bentuk telinga kanan maupun kiri.
c) Periksa lubang telinga dan membrana tympani : ada pantulan cahaya
d) Mastoid (nyeri, dll) : tidak terkaji
e) Apakah keluar cairan : tidak keluar cairan
f) Kebersihan : kotor
4) Hidung
a) Posisi septum : lurus/ simetris
b) Sekret hidung : ada secret
c) Nyeri sinus, polip : tidak terkaji
d) Fungsi pembauan : tidak terkaji
e) Penggunaan aksesoris (tindik) : tidak ada penggunaan aksesoris
5) Mulut dan tenggorokan
a) Kemampuan berbicara : tidak mampu berbicara
b) Keadaan bibir: Seilosis, Seilisis, gusi dan selaput lendir dan lain-lain
c) Warna lidah : putih
d) Keadaan palatum : kotor
e) Gigi gerigi, letak gigi, kondisi gigi : gigi bagian depan atas sabagian sudah tidak ada.
f) Penggunaan aksesoris (tindik) : tidak menggunakan aksesoris
6) Leher
a) Bentuk, gerakan : simetris, gerakan terbatas
b) Pembesaran thiroid : tidak ada pembesaran tiroid
c) Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening
d) Kelainan lainnya : tidak ada
7) Dada
a) Inspeksi
(1) Perhatikan simetris atau tidak : simetris
(2) Kelainan bentuk dada : tidak ada kelainan bentuk dada
(3) Retraksi dada : tidak ada retraksi dada
(4) Ketinggalan gerak : tidak ada
(5) Karakter pernafasan : dalam
(6) Ukuran (konfigurasi) dada anterio-posterior : 2:1
(7) Ictus cordis : ictus cordis terlihat
b) Palpasi
(1) Simetris atau tidak pada waktu bernafas : simetris
(2) Adanya massa : tidak ada massa
(3) Pernafasan (kecepatan, kedalaman, jenis pernafasan) : pernafasan lambat dan
dalam, kusmaul.
(4) Ictus cordis : ictus cordis teraba
c) Perkusi
(1) Suara pekak pada seluruh lapang paru
(2) Bunyi dullness berkurang pada jantung
d) Auskultasi
(1) Suara napas : egophoni
(2) Bunyi tambahan : ronkhi basah
8) Punggung
- Tidak ada kelainan bentuk punggung
9) Abdomen
a) Inspeksi
o (1) Warna kulit : kuning langsat
(2) Bentuk/kontur : agak buncit
(3) Simetris atau tidak : simetris
(4) Ada luka di bagian kanan perutnya
b) Auskultasi
Suara bising usus : 25 x/menit
c) Perkusi
Suara timpani dan tidak ada ascites
d) Palpasi
(1) Tidak ada pembesaran hepar maupun lien
(2) Tidak ada distensi abdomen
10) Ekstremitas
Atas :
a) Terpasang infus di tangan kiri
b) Terdapat luka dekubitus di lengan atas bagian kanan
Bawah :
a) Terdapat ulkus di tungkai kaki kanan
11) Integumen
a) Ulkus dekubitus di punggung, pantat
b) Turgor kulit tidak elastic
12) Genetalia
Terpasang plastik atau tampungan urin

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan utama mencakup antara lain:
Preoperatif:
Kurang pengetahuan tentang Ca Rekti dan pilihan pengobatan berhubungan dengan
kurang paparan sumber informasi
Pasca operatif:
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (insisi pembedahan pada apendiktomi)
Kurang perawatan diri berhubungan dengan nyeri
Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasive, insisi post pembedahan
Gangguan pola tidur bd kondisi lingkungan yang ramai

PERENCANAAN
Preoperasi
1. Diagnosa keperawatan : Kurang pengetahuan tentang penyakit b.d Kurang paparan
sumber informasi

NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional


NOC: Pengetahuan tentang penyakit, setelah diberikan penjelasan selama 2 x 24 jam ps
mengerti proses penyakitnya dan Program perawatan serta Therapi yg diberikan dg:
Indikator:
Ps mampu:
Menjelaskan kembali tentang proses penyakit, mengenal kebutuhan perawatan dan
pengobatan tanpa cemas NIC: Pengetahuan penyakit
Aktifitas:
1. Jelaskan tentang penyakit Ca rekti
2. Jelaskan tentang program pengobatan dan tindakan operasi yang akan dilakukan
3. Jelaskan tindakan untuk mencegah komplikasi
4. Tanyakan kembali pengetahuan ps tentang penyakit, prosedur prwtn dan pengobatan

1. Meningkatan pengetahuan dan mengurangi cemas


2. Mempermudah intervensi

3. Mencegah keparahan penyakit

4. Mereviw
Post operasi
2. Dx. Keperawatan: Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (insisi pembedahan pada
apendiktomi)
NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional
NOC: Kontrol nyeri, setelah dilkukan perawatan selama 3x24 jam nyeri ps berkurang dg:
Indikator:
Menggunakan skala nyeri untuk mengidentifikasi tingkat nyeri

Ps menyatakan nyeri berkurang

Ps mampu istirahan/tidur

Menggunakan tekhnik non farmakologi NIC: Manajement nyeri


Aktifitas:
1. Lakukan penilaian terhadap nyeri, lokasi, karakteristik dan faktor-faktor yang dapat
menambah nyeri
2. Amati isyarat non verbal tentang kegelisaan
3. Fasilitasi linkungan nyaman
4. Berikan obat anti sakit
5. Bantu pasien menemukan posisi nyaman
6. Berikan massage di punggung
7. Tekan dada saat latihan batuk

1. untuk menentukan intervensi yang sesuai dan keefektifan dari therapi yang diberikan
2. Membantu dalam mengidentifikasi derajat ketidaknyamnan
3. Meningkatkan kenyamanan
4. Mengurangi nyeri dan memungkinkan pasien untuk mobilisasi tampa nyeri
5. Peninggin lengan menyebabkan pasie rileks
6. Meningkatkan relaksasi dan membantu untuk menfokuskan perhatian shg dapat
meningkatkan sumber coping
7. Memudahkan partisipasi pada aktifitas tampa timbul rasa tidak nyaman

3. Diagnosa keperawatan: deficite self care b.d nyeri


NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional
NOC: Perawatan diri : (mandi, berpakaian), setelah diberi motivasi perawatan selama 2x24
jam, ps mampu melakukan mandi dan berpakaian sendiri dg:
Indikator:
Tubuh bebas dari bau dan menjaga keutuhan kulit
Menjelaskan cara mandi dan berpakaian secara aman NIC: Membantu perawatan diri
pasien
Aktifitas:
1. Tempatkan alat-alat mandi disamping TT ps
2. Libatkan keluarga dan ps
3. Berikan bantuan selama ps masih mampu mengerjakan sendiri

NIC: ADL berpakaian


Aktifitas:
1. Informasikan pd ps dlm memilih pakaian selama perawatan
2. Sediakan pakaian di tempat yg mudah dijangkau
3. Bantu berpakaian yg sesuai
4. Jaga privcy ps
5. Berikan pakaian pribadi yg digemari dan sesuai

1. Mempermudah jangkauan

2. Melatih kemandirian
3. Meningkatkan kepercayaan

1. Memudahkan intervensi

2. Melatih kemandirian

3. Menghindari nyeri bertambah


4. Memberikan kenyamanan
5. Memberikan kepercayaan diri ps

4. Diagnosa keperawatan: Risiko infeksi bd tindakan invasif, insisi post pembedahan


NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional
NOC: Kontrol infeksi dan kontrol resiko, setelah diberikan perawatan selama 3x24 jam tidak
terjadi infeksi sekunder dg:
Indikator:
Bebas dari tanda-tanda infeksi
Angka leukosit normal
Ps mengatakan tahu tentang tanda-tanda infeksi NIC: Perawatan luka
Aktifitas:
1. Amati luka dari tanda2 infeksi
2. Lakukan perawatan payudara dengan tehnik aseptic dan gunakan kassa steril untuk
merawat dan menutup luka
3. Anjurkan pada ps utnuk melaporkan dan mengenali tanda-tanda infeksi
4. Kelola th/ sesuai program

NIC: Kontrol infeksi


Aktifitas:
1. Batasi pengunjung
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat ps
3. Tingkatkan masukan gizi yang cukup
4. Anjurkan istirahat cukup
5. Pastikan penanganan aseptic daerah IV
6. Berikan PEN-KES tentang risk infeksi

1. Penanda proses infeksi


2. Menghindari infeksi

3. Mencegah infeksi

4. Mempercepat penyembuhan

1. Mencegah infeksi sekunder


2. Mencegah INOS

3. Meningkatkan daya tahan tubuh


4. Membantu relaksasi dan membantu proteksi infeksi
5. Mencegah tjdnya infeksi
6. Meningkatkan pengetahuan ps

5. Dx. gangguan pola tidur bd kondisi lingkungan yang ramai

NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional


NOC: Tidur, istirahat, sehat. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien
dapat terpenuhi kebutuhan tidurnya
dg Indikataor:
Jumlah jam tidur cukup
Pola tidur normal
Kualitas tidur cukup
Tidak sering terbangun
Merasa segar setelah bangun tidur
Bangun pada waktu yang direncanakan
TTV dalam batas normal
Skala:
1. sangat bermasalah
2. bermasalah
3. sedang
4. sedikit bermasalah
5. tidak bermasalah
NIC:
1. Peningkatan tidur
Kaji aktifitas pola tidur klien
Jelaskan tentang pentingnya tidur yang cukup selama sakit, terapi.
Monitor pola tidur dan catat keadaan fisik, psikososial yang menggangu tidur
Tambah jam tidur bila perlu
Diskusikan pada klien dan keluarga tentang tehnik peningkatan pola tidur.
2. manajemen lingkungan
batasi pengunjung
jaga lingkungan dari bising
tidak melakukan tindakan keperawatan pada saat klien tidur
3. mengurangi cemas
tentukan tingkat kecemasan

latihan relaksasi

pola tidur yang biasanya secara individu, dapat dikumpulkan melalui pengkajian yg
komprehensif dan holistic, dibutuhkan untuk menentukan penyebab gangguan

suara yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan tidur

kecemasan dan depresi biasanya terjadi pada orang tua dan dapat menyebabkan
imsomnia.
Relaksasi dapat membantu klien mengurangi kecemasan

BAB 4 PENUTUP
1. KESIMPULAN
Kanker rektum adalah tipe paling umum kedua dari kanker internal di Amerika. Penyebab
nyata dari kanker rektum tidak diketahui, tetapi faktor riwayat kanker kolon dalam keluarga,
riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diit tinggi lemak, protein dan daging serta rendah
serat.
2. SARAN
Diharapkan ASKEP ini bisa memerikan masukan bagi rekan- rekan mahasiswa calon
perawat, sebagai bekal untuk dapat memahami mengenai penyakit KANKER REKTAL
menjadi bekal dalam pengaplikasian dan praktik bila menghadapi kasus yang kami bahas ini.

DAFTAR PUSTAKA

Barbara, CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses keperawatan),
Bandung.

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo
Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.

Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim
PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk
perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M.,
Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta

Kuliah ilmu penyakit dalam PSIK UGM, 2004, Tim spesialis dr. penyakit dalam RSUP
dr.Sardjito, yogyakarta.

McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By


Mosby-Year book.Inc,Newyork

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA

University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications,
Philadelphia, USA

Maurytania, A.R, 2003, Buku Saku Ilmu Bedah, Widya Medika, Yogyakart

Vous aimerez peut-être aussi