Vous êtes sur la page 1sur 5

Abortus forensik

PMLL ( Januari 2004 2008)

total 289 kasus penelantaran fetus dan bayi baru lahir.

Sebagian besar di tempat pembuangan sampah.

Gheorghe et al di Denmark

total 11 kasus penelantaran bayi baru lahir yang fatal selama 11


tahun.

Herman-Giddens et al. (North Carolina)

mengidentifikasikan 35 korban jiwa bayi baru lahir dalam periode


16 tahun.

Statistik Afrika Selatan melaporkan 601,133 kematian di Afrika Selatan tahun


2007 :

546.917 dikarenakan oleh sebab yang alami

54.216 kasus dikarenakan oleh sebab yang tidak alami.

Statistik Afrika Selatan ( Lanjutan) melaporkan 46.546 bayi tewas pada tahun 207
:

45.315 meninggal dari sebab yang alami

1.231 meninggal dari sebab yang tidak alami

South African Medical Research Council pada 15 April 2011 ,penemuan dari seri
bayi lahir mati dari the Lancet :

Afrika Selatan memiliki angka lahir mati 148


negara tingkat ke 17 dengan tingkat lahir mati tertinggi

tahun 2009, total 23.000 bayi lahir mati di Afrika Selatan (kurang
lebih 63 bayi per hari).

Jacobs et al. melaporkan pada tahun 2009 :

tingkat aborsi dengan nilai 2,9/100.000

tingkat bayi yang ditelantarkan dengan nilai 0,2/100.000

Hubungan dengan Jenis kelamin pada laporan pers dan publikasi menyakatan
bahwa bayi perempuan lebih sering dibunuh di negara-negara seperti Cina,
Taiwan, Korea Selatan dan Pakistan. Sedangkan pada studi ini tidak adanya
perbedaan yang nyata pada jenis kelamin dari bayi yang ditelantarkan . Batas dan
sifat dari pemeriksaan post mortem dari kasus ini sering kali tergantung dari atau
terdikte oleh factor-faktor asing seperti tingkat dekomposisi dan skeletalisasi.
Pada penelitian kita, dekomposisi ada pada 35% dari kasus. Korelasi penelitian
lain oleh Schulte et. Al. di Jerman :

dimana pembusukan yang ditandai dan parah ada pada 32 % kasus.

Jaringan untuk analisis DNA untuk tujuan indentifikasi


dipertahankan pada 79 dari 110 fetus dengan usia gestasional lebih
dari 26 minggu (72%).

Ulasan dari hasil akhir dari investigasi DNA diluar dari ruang lingkup penelitian:

Abortus / produk konsepsi yang non-viable 156

Lahir mati 53

Trauma 9
Penyebab kematian anatomik non-spesifik 62

Lahir hidup dengan penyebab kematian 9


anatomik non spesifik

Total 289

Dalam 38 kasus pada penelitian kami, tanda-tanda kehidupan pada kelahiran


diidentifikasi oleh dokter forensik yang hadir. Dalam kasus tersebut, alat bukti
pembunuhan harus disertakan. Namun, tidak diketahui berapa banyak kasus
penuntutan yang diimplementasikan. Sembilan bayi ini dianggap telah meninggal
dari luka-luka yang ada, dan dalam 9 kasus tidak ada kelainan anatomis yang
teridentifikasi sebagai penyebab kematian. Kemungkinan penyebab kematian
adalah paparan unsur-unsur, menurunnya suhu tubuh dan kurangnya asupan
makanan, tetapi diagnosa tersebut tidak mudah ditegakan. Mati lemas belum tentu
dapat ditegakan sebagai penyebab kematian pada kasus ini berbeda dengan studi
oleh Schulte dkk dimana 41 dari 76 kasus dipastikan penyebab kematian adalah
mati lemas .

Dalam pandangan undang-undang liberal tentang penghentian kehamilan,


sulit untuk memahami mengapa begitu banyak bayi danjanin yang masih ditemuk
an. Menurut undang-undang 92 dari 1996 yang mengatur tentang kebebasan
penghentian kehamilan, dilakukan sampai 12 minggu kehamilan jika diminta
oleh perempuan. Persyaratan untuk penghentian kehamilan trimester kedua dan
trimester ketiga bila ada kelainan bawaan pada janin dan pertimbangan sosial
ekonomi. Prosedur penghentian kehamilan dilakukan ditempat yang telah
ditentukan. Meskipun telah ada undang-undang liberal, masih terjadi
banyak pengakhiran kehamilan Yang ilegal. Penelitian tentang bagaimana pilihan
untuk sejumlah laporan.Penghentian
kehamilan yang dialami oleh perempuan dan gadis-gadis yang
ditemukan,memilih untuk pengakhiran kehamilan secara ilegal
dengan beberapa alasan termasuk kurangnya pengetahuan untuk memutuskan
penghentian kehamilan menurut undang-undang,pelayanan fasilitas umum untuk
penghentian kehamilan tidak memadai,takut diperlakukan kurang baik
dalam perawatan di fasilitasumum dan takut akan stigma yang terkait untuk pengh
entian kehamilan pada umumnya.Kesimpulannya, studi kami menunjukkan
jumlah relatif abortus pada janin dan bayi baru lahir yang telah di akui oleh
PMLL. Dalam banyak kasus, indikasi otopsi dilakukan pada bayi yang lahir
hidup,sehingga dapat diketahui penyebab kematiannya dibunuh atau ditelantarkan.

Luka post mortem akibat pemangsaan atau dekomposisi menyulitkan


penyelidikan medikolegal pada kasus ini, oleh karena itu, pengalaman ilmu
kedokteran forensik sangat penting dalam penyelidikan kasus ini sesuai
protokol . Schulte dkk juga mengindikasikan bahwa penyelidikan tambahan
dalam kasus wajib, dan jika dokter forensik/praktisi yang hadir
tidak melakukan investigasi tersebut, hasil pemeriksaan tidak lengkap tanpa
pemeriksaan tambahan dari sudut pandang medis dan tidak dapat diterima.
Kekurangan dalam sebuah protokol investigasi dapat membahayakan
proses pengadilan karena dalam kasus ini dapat
ditintut pidana. Dilema etika adalah bahwa jika kehidupan dapat begitu dengan
mudah dipermainkan dan tidak dihargai. Bagaimana pendapat masyarakat?

Jumlah kasus yang di akui oleh PMLL tampaknya menjadi sangat


tinggi, meskipun hanya sedikit ditemukan artikel perbandingan . Harus ada sebuah
badan legislatif yang jelas yang berkaitan dengan penyelidikan
medikolegal dalam manajemen kasus ini.

Setiap kasus harus dilakukan penyelidikan untuk menentukan usia


kehamilan, apakah janin hidup dan apakah penyebab kematian sesuai
proses hukum, berikutnya juga dapat mencakup penyelidikan pembunuhan atau
penyembunyian kelahiran. Semua kasus penelantaran harus masuk dalam rekam
medis meskipun alat bukti yang tersisa tidak banyak. Rekam medis
harus terbuka untuk ilmiah dan kepentingan sosial dan bertujuan mengatasi isu
isu yang berhubungan dengan penelantaran janin dan bayi yang baru lahir.

Vous aimerez peut-être aussi