Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6
berakhir setelah kira-kira 6-8 minggu (Manjoer, A dkk, 2001). Akan tetapi seluruh
alat genetal baruh pulih kembali seperti sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3
Weller,2005).
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa
bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung
kandung kembali seperti sebelum hamil, lama massa nifas yaitu 6-8 minggu
(Rustam,1991)
Jadi dapat disimpulkan bahwa masa nifas atau post partum adalah masa
setelah kelahiran bayi pervagina dan berakhir setelah alat-alat kandungan kembali
B. Klasifikasi
berjalan-jalan. Dalam agama Isalam dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
b. Post partum intermedial yaitu keputihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
tahunan.
C. Adaptasi Fisiologi
1. Perubahan fisik
a. Involusi
1. Uterus
3. Jalan lahir
4. Abdomen
5. Pengeluaran
- L. Rubra (0-2 hari) warna merah (darah segar yang bercampur sisa selaput
lendir)
- L. Serosa (7-14 hari) berwarna kuning
- L. Alba (14 hari 6 minggu) hanya berupa cairan putih
6. Servik
- Agar menganga seperti corong
- Merah kehitaman seperti corong
- Konsistensi lunak, kadang terdapat luka kecil
7. Ligamen
8. Vagina
9. Muskulus
- Tonus otot berkurang
- Diastaks rektus abdominalis
- Sesasi ekstremitas bawah berkurang
10. Perkemihan
- Diuresisi meningkat dalam 24 jam pertama
- Hematuria
11. Sisa endokirn
b. Proses Laktasi
1. Perubahan pada kelenjar mamae
2. Poliferasi jaringan
3. Pengeluaran clolstrum
4. Hipervaskularisas
5. Hormon prlaktim ber tambah
D. Adaptasi Psikologis
Menjadi orang tua merupakan suatu krisis tersendiri dan harus melewati masa
transisi. Masa transisi pada post partum yang harus diperhatikan perawat adalah :
1. Honeymoon adalah fase setelah anak lahir dan terjadi kontak yang lama
antara ibu, ayah, anak. Kala ini dapat dikatakan sebagai psikis honeymoon
adalah suatu keterikatan antara orang tua dan anak. Peran perawat penting
Perubahan fisiologis pada klien post partum akan dikuti oleh perubahan
TAKING IN
Suatu periode dimana ibu hanya berorientasi pada kebutuhan diri sendiri,
tingkah laku klien pasif dengan berdiam diri, tergantung pada orang lain. Ibu
istirahat dan makan. Selain itu ibu mulai menerima pengalamannya dalam
melahirkan dan menyadari bahwa hal tersebut adalah nyata. Periode ini
berlangsung 1 - 2 hari.
a. Identifikasi
Ibu mengidentifikasi bagian-bagian dari fisik bayi, gambaran tubuhnya
TAKING HOLD
nyaman dan mulai berfokus pada bayi yang dilahirkan. Klien lebih mandiri,
dan pada akhirnya mempunyai inisiatif untuk merawat dirinya, mampu untuk
memperhatikan kualitas dan kuantitas dari produksi ASI. Selain itu, ibu
sebelum melahirkan. Disini juga klien sangat antusias merawat bayinya. Pada
fase ini merupakan saat yang tepat untuk memberikan pendidikan perawatan
diri dan bayinya. Pada saat ini perawat mutlak memberikan semua tindakan
Apabila klien merasa tidak mampu berbuat seperti yang diperbuat oleh
tugas yang telah didemonstrasikan dan memberi pujian untuk setiap tindakan
yang tepat.
Bila ibu sudah merasakan lebih nyaman, maka ibu sudah masuk dalam
tahap ke- 2 maternal touch, yaitu total hand contact dan akhirnya pada
tahap ke- 3 yang disebut enfolding. Dan periode ini berlangsung selama 10
hari.
LETTING GO
Pada fase ini klien sudah mampu merawat dirinya sendiri dan mulai
disibukan oleh tanggung jawabnya sebagai ibu. Secara umum fase ini terjadi
yang menurun, selain itu ibu tidak siap dengan tugas-tugas yang harus
dihadapinya.
tidur, cemas. Bila keadaan ini berlangsung lebih dari 2 minggu dan ibu tidak
mampu menyesuaikan diri, maka akan menjadi serius yang dikenal sebagai
proses persalinan, biasanya ayah akan merasa lelah, ingin selalu dekat dengan
Kehadiran bayi baru lahir dalam keluarga menimbulkan perubahan peran dan
hubungan dalam keluarga tersebut, misalnya anak yang lebih besar menjadi
kakak, orang tua menjadi kakek / nenek, suami dan isteri harus saling
membagi perhatian. Bila banyak anggota yang membantu merawat bayi, maka
keadaan tidaklah sesulit dengan tidak ada yang membantu, sementara klien
harus ikut aktif melibatkan diri dalam merawat bayi dan membantu rumah
tangga.
E. Etiologi
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti atau
3. Keregangan otot-otot
Dengan majunya kehamilan makin regang otot-otot dan otot-otot rahim makin
rentan.
4. Pengaruh janin
oleh karena itu pada enencephalus kehamilan sering lebih lama dan biasa.
5. Teori prostaglandin
Teori prostaglandin yang dihasilkan dan decidua, disangka menjadi salah satu
F. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna
ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga seperticorong,
bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-
dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang
kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan
desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua
palvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin
G. Manifestasi Klinis
wanita memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut kala
berikut :
begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandung
cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH,
1) Menghentikan perdarahan.
2) Mencegah timbulnya syok.
3) Mengganti darah yang hilang.
1) Atonia Uteri
2) Retensi Plasenta
3) Sisa Plasenta dan selaput ketuban
- Pelekatan yang abnormal (plasaenta akreta dan perkreta)
- Tidak ada kelainan perlekatan (plasenta seccenturia)
5) Penyakit darah
dalam tubuh manusia yang disertai dengan reaksi tubuh terhadapnya (Zulkarnain
Iskandar, 1998).
Infeksi pascapartum (sepsis puerperal atau demam setelah melahirkan) ialah
infeksi klinis pada saluran genital yang terjadi dalam 28 hari setelah abortus atau
Infeksi ini terjadi setelah persalinan, kuman masuk dalam tubuh pada saat
dalam tubuh lewat rahim. Jalan masuk lainnya adalah dari penolong persalinan
sendiri, seperti alat-alat yang tidak steril digunakan pada saat proses persalinan.
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi ini biasanya
eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan
2) Staphylococcus aureus
3) Escherichia Coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas
4) Clostridium Welchii
Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya.
Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan partus yang
blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering
tampak dalam minggu pertama setelah persalinan atau pada saat fase taking in,
cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung
yang berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan dirinya
sendiri.
Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini
belum diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya
suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan serotonin yang
I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2008:
J. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
kiri
c. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Keluhan Utama
Sakit perut, perdarahan, nyeri pada luka jahitan, takut bergerak
c. Riwayat Kehamilan
Umur kehamilan serta riwayat penyakit menyetai
d. Riwayat Persalinan
- Tempat persalinan
- Normal atau terdapat komplikasi
- Keadaan bayi
- Keadaan ibu
f. Pemeriksaan Fisik
g. Pemeriksaan psikososial
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan,kontraksi uterus,
nyeri
Rasional : untuk mengalihkan perhatian ibu dan rasa nyeri yang
dirasakan
c. Anjurkan klien untuk berambulasi perlahan-lahan terutama saat
duduk.
Rasionalisasi : Mengurangi tekanan pada perineum.
d. Berikan kompres hangat
Rasional : meningkatkan sirkulasi pada perinium
e. Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : melonggarkan system saraf perifer sehingga rasa nyeri
berkurang
kepuasan menyusui
Kriteria Hasil:
ibu mengungkapkan proses situasi menyusui, bayi mendapat ASI yang cukup.
Intervensi:
a. Kaji ulang tingkat pengetahuan dan pengalaman ibu tentang menyusui
sebelumnya.
Rasional: membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan saat ini agar
pengeluaran asi.
e. Anjurkan ibu makan makanan yang bergizi
Rasional: makanan bergizi membantu produksi asi yang baik
eliminasi (BAK)
Kriteria Hasil:
- ibu dapat berkemih sendiri dalam 6-8 jam post partum tidak merasa sakit
saat BAK,
- jumlah urine 1,5-2 liter/hari.
Intervensi:
tepat.
b. Anjurkan berkamih 6-8 jam post partum.
Rasional: melatih otot-otot perkemihan.
c. Berikan teknik merangsang berkemih seperti rendam duduk, alirkan air
keran.
Rasional: agar kencing yang tidak dapat keluar, bisa dikeluarkan sehingga
a. Kaji lochea (warna, bau, jumlah) kontraksi uterus dan kondisi jahitan
episiotomi.
Rasional : untuk dapat mendeteksi tanda infeksi lebih dini dan
udema.
e. Sarankan ibu membersihkan perineal dari depan ke belakang.
Rasional : membantu mencegah kontaminasi rektal melalui vaginal.
cairan
Kriteria Hasil:
Intervensi:
mengontrol perdarahan.
b. Pertahankan cairan peroral 1,5-2 Liter/hari.
Rasional: mencegah terjadinya dehidrasi.
c. Observasi perubahan suhu, nadi, tensi.
Rasional: peningkatan suhu dapat memperhebat dehidrasi.
d. Periksa ulang kadar Hb/Ht.
Rasional: penurunan Hb tidak boleh melebihi 2 gram%/100 dL.
produksi ASI.
Rasional: agar ibu memerhatikan kebutuhan istirahat dan tidur
d. Libatkan keluarga dalam perawatan anak agar ibu dapat beristirahat
dengan cukup.
Rasional: agar ibu dapat beristirahat dengan baik
e. Ciptakan suasana lingkungan yang terapeutik.
Rasional: lingkungan yang nyaman, membuat istirahat lebih baiz
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, M.L., Jensen, D.M., 2000, Perawatan Maternitas (terjemahan), Edisi I, YIA-
PKP, Bandung.
Bobak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Kepearwatan Maternitas (terjemahan),
Edisi IV, EGC, Jakarkta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis
Jakarta.
Mochtar, R., 2008, Sinopsis Obstetri : Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC,
Jakarta.
Prawirohardjo, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan