Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Dosen Pengampu:
Ns. Ferawati, S. Kep
Disusun Oleh:
KELOMPOK 8 SEMESTER VI - B
1. Devi Elok Irawati (01314016)
2. Evi Nur Afifah (01314020)
3. Sunoto (01314057)
Assalammualaikum w. w.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan studi kasus ini yang berjudul
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN PADA NY. J
DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA NY. J DI DESA NGAMPEL
KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO. Dalam rangka
pemenuhan tugas kelompok mata kuliah keperawatan sistem kegawatdaruratan II
dan tentunya untuk memberikan keperawatan yang komprehensif kepada keluarga
terutama dalam membina keluarga mengelola status kesehatan anggota keluarga.
Selesainya penyusunan studi kasus ini tentunya tidak luput dari dukungan
beberapa pihak. Sehingga perkenankan kami untuk mengucapkan rasa terimakasih
kepada:
1. Orang tua kami yang telah memberi kesempatan bagi kami untuk
menempuh pendidikan di bidang kesehatan khususnya keperawatan.
2. Ns. Ferawati, S. Kep yang telah membimbing dan memberikan tugas ini.
3. Teman-teman semester 7 yang telah saling memberi semangat untuk
menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya
kepada kami dan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan penyusunan studi kasus ini.
Tentunya karena keterbatasan yang dimiliki penyusun sebagai manusia, studi
kasus ini belum sempurna. Sehingga penyampaian atau pemberian kritik dan
saran mengenai penyusunan studi kasus ini sangat diharapkan oleh penyusun.
Wassalammuaalaikum w.w.
Bojonegoro, 27 Oktober
2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Laporan Pendahuluan
2.2 Teori Keperawatan Betty Neuman dan Dorothea Oreme
BAB 3 GAMBARAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Diagnosa Keperawatan
3.3 Intervensi Keperawatan
3.4 Implementasi Keperawatan
3.5 Evaluasi Keperawatan
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan sistolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali
pengukuran atau lebih. Hipertensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Normal Sistolik kurang dari 120 mmHg diastolik kurang dari 80
mmHg.
Prahipertensi Sistolik 120 mmHg sampai 139 mmHg diastolik 80 mmHg
sampai 89 mmHg.
Stadium 1 Sistolik 140 mmHg sampai 159 mmHg diastolik 90 mmHg
sampai 99 mmHg.
Stadium 2 sistolik >160 mmHg diastolik >100 mmHg.
Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskuler
arterosklerotik, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi
menimbulkan risiko morbiditas atau mortalitas dini, yang meningkat saat
tekanan darah sistolik dan diastolik meningkat. Peningkatan tekanan darah
yang berkepanjangan merusak pembuluh darah di organ target (jantung,
ginjal, otak, mata). (Brunner & Suddart, 2013)
2.2 Etiologi
Faktor risiko untuk hipertensi primer meliputi :
1. Riwayat keluarga
2. Usia yang bertambah lanjut
3. Sleep apnea
4. Ras (sering terjadi pada orang kulit hitam)
5. Obesitas
6. Kebiasaan merokok
7. Asupan natrium dalam jumlah besar
8. Asupan lemak jenuh dalam jumlah besar
9. Konsumsi alkohol secara berlebihan
10. Gaya hidup banyak duduk (sedentari)
11. Stress
12. Renin berlebihan
13. Defisiensi mineral (kalsium, kalium, dan magnesium)
14. Diabetes melitus
Penyebab hipertensi sekunder meliputi :
1. Koarktasio aorta
2. Stenosis arteri renalis dan penyakit parenkim ginjal
3. Tumor otak, kuadriplegia, dan cidera kepala
4. Feokromositoma, sindrome cushing, hiperaldosteronisme dan disfungsi
tiroid, hipofisis atau paratiroid
5. Pemakaian preparat kontrasepsi oral, kokain, epoetin alfa, obat obat
simultansaraf simpatik, inhibitor monoamin oksidase yang digunakan
bersama tiramin, terapi sulih esterogen dan obat obat antiinflamasi
nonsteroid
6. Hipertensi yang ditimbulkan oleh kehamilan
7. Konsumsi alkohol berlebihan (Kowalak, 2011)
2.3 Manifestasi klinis
Meskipun hipertensi sering tanpa gejala (asimtomatik) namun dan tanda
gejala klinis berikut ini dapat terjadi:
1. Hasil pengukuran tekanan darah yang menunjukkan kenaikan pada dua
kali pengukuran secara berurutan sesudah dilakukan pemeriksaan
pendahuluan.
2. Nyeri kepala oksipital (yang bisa semakin parah pada saat bangun pagi
hari karena terjadi peningkatan tekanan intrakranial); nausea dan vomitus
dapat pula terjadi.
3. Epistaksis yang mungkin terjadi karena kelainan vaskuler akibat
hipertensi.
4. Bruits (bising pembuluh darah yang terdengar didaerah aorta abdominalis
atau arteri karotis, arteri renalis dan femoralis); bising pembuluh darah ini
disebabkan oleh stenosis atau aneurisma.
5. Perasaan pening, bingung dan keletihan yang disebabkan oleh penurunan
perfusi darah akibat vasokonstriksi pembuluh darah.
6. Penglihatan yang kabur akibat kerusakan retina.
7. Nokturia yang disebabkan oleh peningkatan aliran darah ke ginjal dan
peningkatan aliran filtrasi oleh glumerolus.
8. Edema yang disebabkan oleh peningkatan tekanan kapiler.
(Kowalak, 2011)
2.4 Klasifikasi Hipertensi
Kategori Sistolik Diastolik
Optimal < 120 mmHg < 80 mmHg
Normal < 130 mmHg < 85 mmHg
Normal tinggi 130 hingga 139 mmHg 85 hingga 89 mmHg
Hipertensi
Stadium 1 140 hingga 159 mmHg 90 hingga 99mmHg
Stadium 2 160 hingga 179 mmHg 100 hingga 109 mmHg
Stadium 3 180 mmHg 110 hingga 119 mmHg
(Kowalak, 2011)
2.5 Patofisiologi
Tekanan darah arteri merupakan produk total resistensi perifer dan curah
jantung. Curah jantung meningkat karena keadaan yang meningkatkan
frekuensi jantung, volume sekuncup dan keduanya. Resistensi perifer
meningkat karena faktor-faktor yang meningkatkan viskositas darah atau
yang menurunkan ukuran lumen pembuluh darah, khususnya pembuluh
arteriol.
Beberapa teori membantu menjelaskan terjadinya hipertensi. Teori - teori
tersebut meliputi :
- Perubahan pada bantalan didndingpembuluh darah arteriolar yang
menyebabkan peningkatan resistensi perifer.
- Peningkatan tonus pada sistem syaraf simpatik yang abnormal dan berasal
dari dalam pusat sistem vasomotor; peningkatan tonus ini menyebabkan
peningkatan resistensi vaskuler perifer.
- Penambahan volume darah yang terjadi karena disfungsi renal atau
hormonal.
- Peningkatan penebalan dinding arteriol akibat faktor genetik yang
menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler perifer.
- Pelepasan renin yang abnormal sehingga terbentuk angiostensin II yang
menimbulkan konstriksi arteriol dan meningkatkan volume darah (lihat
memahami regulasi tekanan darah)
Hipertensi yang berlangsung lama akan meningkatkan beban kerja
jantung karena terjadi peningkatan resistensi terhadap ejeksi ventrikel kiri.
Untuk meningkatkan kekuatan kontraksinya, ventrikel kiri mengalami
hipertrofi sehingga kebutuhan jantung akan oksigen dan beban kerja
jantung meningkat. Dilatasi dan kegagalan jantung dapat terjadi ketika
keadaan hipertrofi tidak lagi mampu mempertahankan curah jantung yang
memadai. Karena hipertensi memicu proses arterosklerosis arteri
koronaria, maka jantung dapat mengalami gangguan lebih lanjut akibat
penurunan aliran darah kedalam miokardium sehingga timbul angina
pektoris atau infark miokard. Hipertensi juga menyebabkan kerusakan
pembuluh darah yang semakin mempercepat proses arterosklerosis serta
kerusakan organ, seperti cedera retina, gagal ginjal, stroke, dan aneurisma
serta diseksi aorta.
Patofisiologi hipertensi sekunder berhubungan dengan penyakit yang
mendasari sebagai contoh :
- Penyebab hipertensi sekunder yang paling sering adalah penyakit
ginjal kronis. Serangan pada ginjal akibat glumerulonefritis kronis
atau stenosis arteri renalis akan mengganggu ekskresi natrium, sistem
renin angiostensin aldosteron, atau perfusi renal sehingga tekanan
darah meningkat.
- Pada syndrome cushing, peningkatan kadar kortisol akan menaikkan
tekanan darah melalui peningkatan resistensi natrium renal, kadar
angiostensin II, dan respon vaskuler terhadap norepinefrin.
- Pada aldosteronisme primer, penambahan volume intravaskuler,
perubahan konsentrasi natrium dalam dinding pembuluh darah, atau
kadar aldosteron yang terlampaui tinggi menyebabkan vasokonstriksi
dan peningkatan resistensi.
- Feokromositoma merupakan tumor sel kromafin medula adrenal yang
menyekresi epinefrin dan norepinefrin. Epinefrin meningkatkan
kontraktilitas dan frekuensi jantung sementara norepinefrin
meningkatkan resistensi vaskuler perifer. (Kowalak,2011)
2.6 Pathway
HIPERTENSI
Tekanan aliran darah Supply O2 ke tubuh Kerusakan vaskuler
ke otak P.D
Aliran darah Perubahan metabolisme
Jika ada Perubahan struktur
aterosklerosis
Tekanan Metabolisme aerob
Menekan P.D di otak anaerob Penyumbatan P.D
Memecahkan plak
Asam laktat vasokonstriksi
Plak lisis Tekanan intra kranial
ATP Gangguan sirkulasi
Emboli
MK: Nyeri Akut
Fatique Pada otak
Menuju otak
MK : Gangguan
STROKE (CVA) Pola Tidur
2.7 Penatalaksanaan Medis
a. Pendekatan Non-farmakologis mencakup penurunan berat badan;
pembatasan alkohol dan natrium; olahraga teratur dan relaksasi. diet
DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) tinggi buah, sayuran,
dan produk susu rendah lemak telah terbukti meurunkan tekanan darah
tinggi (Brunner & Suddarth,2013).
b. Pengobatan medis/Farmakologis yaitu :
1. Diuretik, seperti Furosemid, Hidroklorotiazid, dan indapamid
2. Penghambat beta-adrenergik, seperti atenolol dan metoprolol
3. Penghambat saluran kalsium, seperti felodipin dan nisoldipin
4. Inhibitor ACE, seperti benazepril, kaptopril, dan enalapril
5. Penghambat alfa, seperti doksazosin dan prazosin, dll. (Williams &
Wilkins,2011)
2.8 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan berikut ini membantu menegakkan diagnosis hipertensi:
1. Pengukuran tekanan darah secara serial dapat membantu (lihat klasifikasi
hasil pengukuran tekanan darah).
2. Urinalisis dapat memperlihatkan protein, sedimen, sel darah merah atau
sel adarh putih yang menunjukkan kemungkinan penyakit renal;
keberadaan katekolamin dalam urin yang berkaitan dengan
feokromositoma; atau keberadaan glukosa dalam urine, yang
menunjukkan diabetes.
3. Pemeriksaan laboratorium dapat mengungkapkan kenaikan kadar ureum
dan kreatinin serum yang memberi kesan penyakit ginjal atau keadaan
hipokalemia yang menunjukkan disfungsi adrenal (hiperaldosteronisme
primer).
4. Hitung darah lengkap dapat mengungkapkan penyebab hipertensi yang
lain seperti polisitemia atau anemia.
5. Urografi eksketorik dapat mengungkapkan atrofi renal, menunjukkan
penyakit renal yang kronis. Ginjal yang satu lebih kecil daripada yang lain
memberi kesan penyakit renal unilateral.
6. Elektrokardiografi dapat memperlihatkan hipertrofi ventrikel kiri atau
iskemia.
7. Foto rontgen thoraks dapat memperlihatkan kardiomegali
8. Ekokardiografi dapat mengungkapkan hipertrofi ventrikel kiri.
(Kowalak, 2011)
2.9 Komplikasi
1. Krisis hipertensi, penyakit arteri perifer, aneurisma aorta dissecting, PJK,
angina, infark miokard, gagal jantung, aritmia dan kematian mendadak.
2. Serangan iskemik sepintas (transient iskemic attack, TIA) , stroke,
retinopati, danensofalopati hipertensi.
3. Gagal ginjal (Kowalak,2011)
BAB 3
STUDI KASUS
3.1 Pengkajian
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama klien : Ny. Jumirah
2. Tanggal lahir/umur : 31 Desember 1955
3. Usia : 61 tahun
4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
5. Alamat : Kecamatan Kapas - Bojonegoro
6. No telephone :-
7. Suku bangsa : Jawa
8. Agama : Islam
9. Pendidikan terakhir : SD
10. Tanggal pengkajian / Jam : 06 Oktober 2016
11. Diagnosa Medis : Hipertensi
KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan sakit kepala
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Klien mengatakan nyeri kepala, Saat beraktifitas dengan sekala nyeri 5, nyeri
berkurang ketika dibuat istirahat.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit asma.
RIWAYAT OBAT
Waktu
No. Nama Obat Cara pemberian Frekuensi terakhir
diberikan
1. - Oral 3 x 1 hari 11 Oktober
B. ANALISA DATA
Etiologi (sesuai Masalah
No Data
dengan PSMM) Keperawatan
1. DS: Nyeri
Klien mengatakan nyeri kepala.
P : Nyeri
Q : Seperti tertimpa beban berat.
R : Leher bagian belakang.
S:5
T : bertambah saat aktivitas
DO:
- TD: 190/120 mmHg
- RR: 24 x/menit
- N: 80 x/menit
- Suhu: 36,8 oC
2. DS:
- Klien mengatakan tidak bisa
tidur.
- Klien mengatakan tidur hanya
5 jam.
DO:
a. TTV
- TD: 190/120 mmHg
- RR: 24 x/menit
- N: 80 x/menit
- Suhu: 36,8 oC
b. Mata cekung
3.2 Diagnosa Keperawatan
a. Nama : Ny. J
b. Kepala keluarga : Ny. J
No Tanggal diagnosis Masalah keperawatan Pemberi asuhan
1. 06/10/2016 Nyeri b/d peningkatan tekanan TIM
intrakranial
2. 25/10/2016 Gangguan pola tidur b/d tubuh TIM
mengalami kesulitan untuk
relaksasi
Intervensi
Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan nyeri
klien berkurang.
Kriteria hasil :
1. Skala nyeri 0
2. Klien tampak rileks
3. Tekanan darah:120/80 mmHg
No. Intervensi Rasional
1. Kaji karakteristik nyeri Mengetahui karakteristik nyeri
yang dialami klien
2. Berikan distraksi atau relaksasi Distraksi atau relaksasi dapat
mengalihkan rasa nyeri.
3. Memberikan health education meningkatkan pengetahuan klien
tentang hipertensi dan keluarga tentang hipertensi.
4. Kolaborasi dengan keluarga untuk Lingkungan yang tenang
lingkungan yang tenang. mempermudah klien untuk
istirahat
Implementasi
No Hari/tanggal, jam Implementasi Respon Hasil TTD
Evaluasi
No. Hari,Tanggal,Jam Respon perkembangan Ttd
4.1 Kesimpulan
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan sistolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran atau lebih.
Faktor risiko untuk hipertensi primer meliputi :
1. Riwayat keluarga
2. Usia yang bertambah lanjut
3. Sleep apnea
4. Ras (sering terjadi pada orang kulit hitam)
5. Obesitas
6. Kebiasaan merokok
7. Asupan natrium dalam jumlah besar
8. Asupan lemak jenuh dalam jumlah besar
9. Konsumsi alkohol secara berlebihan
10. Gaya hidup banyak duduk (sedentari)
11.Stress
12. Renin berlebihan
13. Defisiensi mineral (kalsium, kalium, dan magnesium)
14. Diabetes melitus
Penyebab hipertensi sekunder meliputi :
1. Koarktasio aorta
2. Stenosis arteri renalis dan penyakit parenkim ginjal
3. Tumor otak, kuadriplegia, dan cidera kepala
4. Feokromositoma, sindrome cushing, hiperaldosteronisme dan disfungsi tiroid,
hipofisis atau paratiroid
5. Pemakaian preparat kontrasepsi oral, kokain, epoetin alfa, obat obat simultansaraf
simpatik, inhibitor monoamin oksidase yang digunakan bersama tiramin, terapi sulih
esterogen dan obat obat antiinflamasi nonsteroid
6. Hipertensi yang ditimbulkan oleh kehamilan
7. Konsumsi alkohol berlebihan (Kowalak, 2011)
4.2 Saran
Bagi Klien dan Keluarga :
a. Diharapkan klien maumemotivasi dirinya sendiri untuk pola hidup yang menunjuk ke
arah berulangnya hipertensi, misalnya hindari konsumsi garam berlebih, hindari
stress, jangan banyak pikiran dan olahraga teratur. Anjurkan untuk selalu cek
kesehatan ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.
b. Diharapkan keluarga memberikan support yang positif bagi klien demi peningkatan
ststus kesehatan klien dan diharapkan keluarga ikut waspada terhadap resiko pada
keluarga klien sendiri.
DAFTAR PUSTAKA