Vous êtes sur la page 1sur 27

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN PADA NY. J


DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA NY. J DI DESA NGAMPEL
KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGRORO

Dosen Pengampu:
Ns. Ferawati, S. Kep

Disusun Oleh:
KELOMPOK 8 SEMESTER VI - B
1. Devi Elok Irawati (01314016)
2. Evi Nur Afifah (01314020)
3. Sunoto (01314057)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA HUSADA
BOJONEGORO
2016
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum w. w.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan studi kasus ini yang berjudul
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN PADA NY. J
DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA NY. J DI DESA NGAMPEL
KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO. Dalam rangka
pemenuhan tugas kelompok mata kuliah keperawatan sistem kegawatdaruratan II
dan tentunya untuk memberikan keperawatan yang komprehensif kepada keluarga
terutama dalam membina keluarga mengelola status kesehatan anggota keluarga.
Selesainya penyusunan studi kasus ini tentunya tidak luput dari dukungan
beberapa pihak. Sehingga perkenankan kami untuk mengucapkan rasa terimakasih
kepada:
1. Orang tua kami yang telah memberi kesempatan bagi kami untuk
menempuh pendidikan di bidang kesehatan khususnya keperawatan.
2. Ns. Ferawati, S. Kep yang telah membimbing dan memberikan tugas ini.
3. Teman-teman semester 7 yang telah saling memberi semangat untuk
menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya
kepada kami dan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan penyusunan studi kasus ini.
Tentunya karena keterbatasan yang dimiliki penyusun sebagai manusia, studi
kasus ini belum sempurna. Sehingga penyampaian atau pemberian kritik dan
saran mengenai penyusunan studi kasus ini sangat diharapkan oleh penyusun.
Wassalammuaalaikum w.w.

Bojonegoro, 27 Oktober
2016

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Laporan Pendahuluan
2.2 Teori Keperawatan Betty Neuman dan Dorothea Oreme
BAB 3 GAMBARAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Diagnosa Keperawatan
3.3 Intervensi Keperawatan
3.4 Implementasi Keperawatan
3.5 Evaluasi Keperawatan
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan suatu penyakit kronis yang sering disebut
silent killer karena pada umumnya pasien tidak mengetahui bahwa
mereka menderita penyakit hipertensi sebelum memeriksakan tekanan
darahnya. Selain itu penderita hipertensi umumnya tidak mengalami suatu
tanda atau gejala sebelum terjadi komplikasi (Chobanian dkk., 2004).
Penderita hipertensi di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 77,9
juta atau 1 dari 3 penduduk pada tahun 2010. Prevalensi hipertensi pada
tahun 2030 diperkirakan meningkat sebanyak 7,2% dari estimasi tahun
2010. Data tahun 2007-2010 menunjukkan bahwa sebanyak 81,5%
penderita hipertensi menyadari bahwa bahwa mereka menderita hipertensi,
74,9% menerima pengobatan dengan 52,5% pasien yang tekanan darahnya
terkontrol (tekanan darah sistolik <140 mmHg dan diastolik <90 mmHg)
dan 47,5% pasien yang tekanan darahnya tidak terkontrol. Persentase pria
yang menderita hipertensi lebih tinggi dibanding wanita hingga usia 45
tahun dan sejak usia 45-64 tahun persentasenya sama, kemudian mulai
dari 64 tahun ke atas, persentase wanita yang menderita hipertensi lebih
tinggi dari pria (Go dkk., 2014).
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko terbesar penyebab
morbiditas dan mortalitas pada penyakit kardiovaskular (Kearney dkk.,
2005). Sejak tahun 1999 hingga 2009, angka kematian akibat hipertensi
meningkat sebanyak 17,1% (Go dkk., 2014) dengan angka kematian
akibat komplikasi hipertensi mencapai 9,4 juta per tahunnya (WHO, 2013).
Penyakit hipertensi dapat mengakibatkan infark miokard, stroke,
gagal ginjal, dan kematian jika tidak dideteksi secara dini dan ditangani
dengan tepat (James dkk., 2014). Sekitar 69% pasien serangan jantung, 77%
pasien stroke, dan 74% pasien congestive heart failure (CHF) menderita
hipertensi dengan tekanan darah >140/90 mmHg (Go dkk., 2014).
Hipertensi menyebabkan kematian pada 45% penderita penyakit jantung
dan 51% kematian pada penderita penyakit stroke pada tahun 2008 (WHO,
2013). Selain itu, hipertensi juga menelan biaya yang tidak sedikit
dengan biaya langsung dan tidak langsung yang dihabiskan pada tahun
2010 sebesar $46,4 milyar (Go dkk., 2014).
Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% pada tahun 2013, tetapi
yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan/atau riwayat minum obat
hanya sebesar 9,5%. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar kasus
hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis dan terjangkau pelayanan
kesehatan (Kemenkes RI, 2013b). Profil data kesehatan Indonesia tahun
2011 menyebutkan bahwa hipertensi merupakan salah satu dari 10
penyakit dengan kasus rawat inap terbanyak di rumah sakit pada tahun
2010, dengan proporsi kasus 42,38% pria dan 57,62% wanita, serta 4,8%
pasien meninggal dunia (Kemenkes RI, 2012).
1.1 Rumusan Masalah
Bagaimana cara memberikan penanganan hipertensi dirumah pada keluarga
yang memiliki hipertensi tanpa bantuan tenaga kesehatan?
1.2 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum, penyusunan studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui
dan memahami cara memberikan penanganan hipertensi dirumah pada
keluarga yang memiliki hipertensi tanpa bantuan tenaga kesehatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penyusunan studi kasus ini, yakni:
1. Mengetahui laporan pendahuluan hipertensi yang terdiri dari
pengertian, klasifikasi, penyebab, tanda dan gejala, patofisiologi,
pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaannya.
2. Mengetahui teori keperawatan yang digunakan sebagai dasar
pemberian asuhan keperawatan.
3. Mengetahui dan memahami gambaran kasus dari keluarga dengan
hipertensi
4. Mengetahui dan memahami penanganan yang dapat diberikan
kepada keluarga yang memiliki hipertensi.
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapat dari studi kasus ini adalah :
1. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang hipertensi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang kondisi keluarga dengan hipertensi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan yang dapat diberikan
untuk keluaraga dengan hipertensi.
4. Keluarga dengan alergi dapat mengetahui dan mempraktekkan cara
memberikan penanganan saat sedang hipertensi dan perawatan saat tidak
sakit.

BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan sistolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali
pengukuran atau lebih. Hipertensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Normal Sistolik kurang dari 120 mmHg diastolik kurang dari 80
mmHg.
Prahipertensi Sistolik 120 mmHg sampai 139 mmHg diastolik 80 mmHg
sampai 89 mmHg.
Stadium 1 Sistolik 140 mmHg sampai 159 mmHg diastolik 90 mmHg
sampai 99 mmHg.
Stadium 2 sistolik >160 mmHg diastolik >100 mmHg.
Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskuler
arterosklerotik, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi
menimbulkan risiko morbiditas atau mortalitas dini, yang meningkat saat
tekanan darah sistolik dan diastolik meningkat. Peningkatan tekanan darah
yang berkepanjangan merusak pembuluh darah di organ target (jantung,
ginjal, otak, mata). (Brunner & Suddart, 2013)

2.2 Etiologi
Faktor risiko untuk hipertensi primer meliputi :
1. Riwayat keluarga
2. Usia yang bertambah lanjut
3. Sleep apnea
4. Ras (sering terjadi pada orang kulit hitam)
5. Obesitas
6. Kebiasaan merokok
7. Asupan natrium dalam jumlah besar
8. Asupan lemak jenuh dalam jumlah besar
9. Konsumsi alkohol secara berlebihan
10. Gaya hidup banyak duduk (sedentari)
11. Stress
12. Renin berlebihan
13. Defisiensi mineral (kalsium, kalium, dan magnesium)
14. Diabetes melitus
Penyebab hipertensi sekunder meliputi :
1. Koarktasio aorta
2. Stenosis arteri renalis dan penyakit parenkim ginjal
3. Tumor otak, kuadriplegia, dan cidera kepala
4. Feokromositoma, sindrome cushing, hiperaldosteronisme dan disfungsi
tiroid, hipofisis atau paratiroid
5. Pemakaian preparat kontrasepsi oral, kokain, epoetin alfa, obat obat
simultansaraf simpatik, inhibitor monoamin oksidase yang digunakan
bersama tiramin, terapi sulih esterogen dan obat obat antiinflamasi
nonsteroid
6. Hipertensi yang ditimbulkan oleh kehamilan
7. Konsumsi alkohol berlebihan (Kowalak, 2011)
2.3 Manifestasi klinis
Meskipun hipertensi sering tanpa gejala (asimtomatik) namun dan tanda
gejala klinis berikut ini dapat terjadi:
1. Hasil pengukuran tekanan darah yang menunjukkan kenaikan pada dua
kali pengukuran secara berurutan sesudah dilakukan pemeriksaan
pendahuluan.
2. Nyeri kepala oksipital (yang bisa semakin parah pada saat bangun pagi
hari karena terjadi peningkatan tekanan intrakranial); nausea dan vomitus
dapat pula terjadi.
3. Epistaksis yang mungkin terjadi karena kelainan vaskuler akibat
hipertensi.
4. Bruits (bising pembuluh darah yang terdengar didaerah aorta abdominalis
atau arteri karotis, arteri renalis dan femoralis); bising pembuluh darah ini
disebabkan oleh stenosis atau aneurisma.
5. Perasaan pening, bingung dan keletihan yang disebabkan oleh penurunan
perfusi darah akibat vasokonstriksi pembuluh darah.
6. Penglihatan yang kabur akibat kerusakan retina.
7. Nokturia yang disebabkan oleh peningkatan aliran darah ke ginjal dan
peningkatan aliran filtrasi oleh glumerolus.
8. Edema yang disebabkan oleh peningkatan tekanan kapiler.
(Kowalak, 2011)
2.4 Klasifikasi Hipertensi
Kategori Sistolik Diastolik
Optimal < 120 mmHg < 80 mmHg
Normal < 130 mmHg < 85 mmHg
Normal tinggi 130 hingga 139 mmHg 85 hingga 89 mmHg
Hipertensi
Stadium 1 140 hingga 159 mmHg 90 hingga 99mmHg
Stadium 2 160 hingga 179 mmHg 100 hingga 109 mmHg
Stadium 3 180 mmHg 110 hingga 119 mmHg
(Kowalak, 2011)

2.5 Patofisiologi
Tekanan darah arteri merupakan produk total resistensi perifer dan curah
jantung. Curah jantung meningkat karena keadaan yang meningkatkan
frekuensi jantung, volume sekuncup dan keduanya. Resistensi perifer
meningkat karena faktor-faktor yang meningkatkan viskositas darah atau
yang menurunkan ukuran lumen pembuluh darah, khususnya pembuluh
arteriol.
Beberapa teori membantu menjelaskan terjadinya hipertensi. Teori - teori
tersebut meliputi :
- Perubahan pada bantalan didndingpembuluh darah arteriolar yang
menyebabkan peningkatan resistensi perifer.
- Peningkatan tonus pada sistem syaraf simpatik yang abnormal dan berasal
dari dalam pusat sistem vasomotor; peningkatan tonus ini menyebabkan
peningkatan resistensi vaskuler perifer.
- Penambahan volume darah yang terjadi karena disfungsi renal atau
hormonal.
- Peningkatan penebalan dinding arteriol akibat faktor genetik yang
menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler perifer.
- Pelepasan renin yang abnormal sehingga terbentuk angiostensin II yang
menimbulkan konstriksi arteriol dan meningkatkan volume darah (lihat
memahami regulasi tekanan darah)
Hipertensi yang berlangsung lama akan meningkatkan beban kerja
jantung karena terjadi peningkatan resistensi terhadap ejeksi ventrikel kiri.
Untuk meningkatkan kekuatan kontraksinya, ventrikel kiri mengalami
hipertrofi sehingga kebutuhan jantung akan oksigen dan beban kerja
jantung meningkat. Dilatasi dan kegagalan jantung dapat terjadi ketika
keadaan hipertrofi tidak lagi mampu mempertahankan curah jantung yang
memadai. Karena hipertensi memicu proses arterosklerosis arteri
koronaria, maka jantung dapat mengalami gangguan lebih lanjut akibat
penurunan aliran darah kedalam miokardium sehingga timbul angina
pektoris atau infark miokard. Hipertensi juga menyebabkan kerusakan
pembuluh darah yang semakin mempercepat proses arterosklerosis serta
kerusakan organ, seperti cedera retina, gagal ginjal, stroke, dan aneurisma
serta diseksi aorta.
Patofisiologi hipertensi sekunder berhubungan dengan penyakit yang
mendasari sebagai contoh :
- Penyebab hipertensi sekunder yang paling sering adalah penyakit
ginjal kronis. Serangan pada ginjal akibat glumerulonefritis kronis
atau stenosis arteri renalis akan mengganggu ekskresi natrium, sistem
renin angiostensin aldosteron, atau perfusi renal sehingga tekanan
darah meningkat.
- Pada syndrome cushing, peningkatan kadar kortisol akan menaikkan
tekanan darah melalui peningkatan resistensi natrium renal, kadar
angiostensin II, dan respon vaskuler terhadap norepinefrin.
- Pada aldosteronisme primer, penambahan volume intravaskuler,
perubahan konsentrasi natrium dalam dinding pembuluh darah, atau
kadar aldosteron yang terlampaui tinggi menyebabkan vasokonstriksi
dan peningkatan resistensi.
- Feokromositoma merupakan tumor sel kromafin medula adrenal yang
menyekresi epinefrin dan norepinefrin. Epinefrin meningkatkan
kontraktilitas dan frekuensi jantung sementara norepinefrin
meningkatkan resistensi vaskuler perifer. (Kowalak,2011)
2.6 Pathway

Obesitas Diabetes milletus Kopi


Asupan natrium (
natrium)
Kandungan
Kurangnya aktivitas Sifat (natrium) mengikat air Kadar gula
kafein

vLemak darah Peningkatan osmolalitas


Volume air dalam tubuh Merangsang produksi
kapiler
hormon adrenalin
Lemak menempel
pada P.D Volume darah ikut
Darah menjadi kental (Jantung)
(viskositas ) Kontraktilitas jantung
Plak / kerak (Kompensasi )
kontraktilitas jantung
(Kompensasi dari jantung)
Rongga P.D menyempit Tekanan darah
Tekanan darah
Kontraktilitas jantung
Kompensasi jantung
(kontraktilitas jantung
Tekanan darah
Tekanan darah

HIPERTENSI
Tekanan aliran darah Supply O2 ke tubuh Kerusakan vaskuler
ke otak P.D
Aliran darah Perubahan metabolisme
Jika ada Perubahan struktur
aterosklerosis
Tekanan Metabolisme aerob
Menekan P.D di otak anaerob Penyumbatan P.D
Memecahkan plak
Asam laktat vasokonstriksi
Plak lisis Tekanan intra kranial
ATP Gangguan sirkulasi
Emboli
MK: Nyeri Akut
Fatique Pada otak
Menuju otak

Resistensi P.D otak


Sumbatan P.D otak MK : Intoleransi Aktivitas

MK : Gangguan
STROKE (CVA) Pola Tidur
2.7 Penatalaksanaan Medis
a. Pendekatan Non-farmakologis mencakup penurunan berat badan;
pembatasan alkohol dan natrium; olahraga teratur dan relaksasi. diet
DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) tinggi buah, sayuran,
dan produk susu rendah lemak telah terbukti meurunkan tekanan darah
tinggi (Brunner & Suddarth,2013).
b. Pengobatan medis/Farmakologis yaitu :
1. Diuretik, seperti Furosemid, Hidroklorotiazid, dan indapamid
2. Penghambat beta-adrenergik, seperti atenolol dan metoprolol
3. Penghambat saluran kalsium, seperti felodipin dan nisoldipin
4. Inhibitor ACE, seperti benazepril, kaptopril, dan enalapril
5. Penghambat alfa, seperti doksazosin dan prazosin, dll. (Williams &
Wilkins,2011)
2.8 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan berikut ini membantu menegakkan diagnosis hipertensi:
1. Pengukuran tekanan darah secara serial dapat membantu (lihat klasifikasi
hasil pengukuran tekanan darah).
2. Urinalisis dapat memperlihatkan protein, sedimen, sel darah merah atau
sel adarh putih yang menunjukkan kemungkinan penyakit renal;
keberadaan katekolamin dalam urin yang berkaitan dengan
feokromositoma; atau keberadaan glukosa dalam urine, yang
menunjukkan diabetes.
3. Pemeriksaan laboratorium dapat mengungkapkan kenaikan kadar ureum
dan kreatinin serum yang memberi kesan penyakit ginjal atau keadaan
hipokalemia yang menunjukkan disfungsi adrenal (hiperaldosteronisme
primer).
4. Hitung darah lengkap dapat mengungkapkan penyebab hipertensi yang
lain seperti polisitemia atau anemia.
5. Urografi eksketorik dapat mengungkapkan atrofi renal, menunjukkan
penyakit renal yang kronis. Ginjal yang satu lebih kecil daripada yang lain
memberi kesan penyakit renal unilateral.
6. Elektrokardiografi dapat memperlihatkan hipertrofi ventrikel kiri atau
iskemia.
7. Foto rontgen thoraks dapat memperlihatkan kardiomegali
8. Ekokardiografi dapat mengungkapkan hipertrofi ventrikel kiri.
(Kowalak, 2011)
2.9 Komplikasi
1. Krisis hipertensi, penyakit arteri perifer, aneurisma aorta dissecting, PJK,
angina, infark miokard, gagal jantung, aritmia dan kematian mendadak.
2. Serangan iskemik sepintas (transient iskemic attack, TIA) , stroke,
retinopati, danensofalopati hipertensi.
3. Gagal ginjal (Kowalak,2011)

BAB 3
STUDI KASUS
3.1 Pengkajian
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama klien : Ny. Jumirah
2. Tanggal lahir/umur : 31 Desember 1955
3. Usia : 61 tahun
4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
5. Alamat : Kecamatan Kapas - Bojonegoro
6. No telephone :-
7. Suku bangsa : Jawa
8. Agama : Islam
9. Pendidikan terakhir : SD
10. Tanggal pengkajian / Jam : 06 Oktober 2016
11. Diagnosa Medis : Hipertensi

KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan sakit kepala
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Klien mengatakan nyeri kepala, Saat beraktifitas dengan sekala nyeri 5, nyeri
berkurang ketika dibuat istirahat.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit asma.

RIWAYAT OBAT
Waktu
No. Nama Obat Cara pemberian Frekuensi terakhir
diberikan
1. - Oral 3 x 1 hari 11 Oktober

2. Paramek Oral 1 x 1 hari Sampai


sekarang

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Klien mengatakan dikeluarga hanya klien yang mempunyai riwayat hipertensi dan
dikeluarga juga tidak mempunyai riwayat penyakit kronis lainnya seperti TBC dan
DM.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
GCS : Eye : 4 Verbal : 5 Motorik : 6
Tanda Tanda Vital
a. TD : 190/120 mmHg
b. N : 80 x/menit
c. RR : 24x/menit
d. S : 36,8 0C
BB : 67 Kg/BB
TB : 150 cm
Pemeriksaan fisik (body of system)
1. B1 Breathing
Pergerakan dada simetris, tidak ada penggunaan otot bantu napas, tidak
ditemukan suara tambahan (whezzing, ronkhi) saat pengkajian, tidak terdapat
napas cuping hidung.
2. B2 Blood
Tekanan darah 190/120 mmHg, Nadi normal (80x/mnt), kuat, reguler teratur.
Tidak ada pembesaran vena jugularis.
3. B3 Brain
Tidak ada keluhan dalam system persyarafan (penglihatan, pendengaran,
pembauan)
4. B4 Bladder
Tidak ada gangguan saat buang air kecil, tidak ada riwayat penyakit dengan
gangguan perkemihan. Tidak ada keluhan sakit dibagian perut. Tidak ada lesi
atau bekas luka di perut. Tidak ada nyeri tekan perut. Tidak ada asites perut.
Tidak ada keluhan konstipasi, BAB lancar.
5. B5 Bowel
Tidak ada keluhan kesulitan menelan, nafsu makan baik, BB 67
6. B6 Bone & musculosceletal / integumen
Ekstremitas lengkap, tidak ada kelainan bentuk kaki dan tangan, jari kaki dan
tangan lengkap 10-10, kekuatan tonus ototnya (dapat melawan tahanan yang
diberikan) 5 5
5 5

B. ANALISA DATA
Etiologi (sesuai Masalah
No Data
dengan PSMM) Keperawatan
1. DS: Nyeri
Klien mengatakan nyeri kepala.
P : Nyeri
Q : Seperti tertimpa beban berat.
R : Leher bagian belakang.
S:5
T : bertambah saat aktivitas

DO:
- TD: 190/120 mmHg
- RR: 24 x/menit
- N: 80 x/menit
- Suhu: 36,8 oC
2. DS:
- Klien mengatakan tidak bisa
tidur.
- Klien mengatakan tidur hanya
5 jam.
DO:
a. TTV
- TD: 190/120 mmHg
- RR: 24 x/menit
- N: 80 x/menit
- Suhu: 36,8 oC
b. Mata cekung
3.2 Diagnosa Keperawatan
a. Nama : Ny. J
b. Kepala keluarga : Ny. J
No Tanggal diagnosis Masalah keperawatan Pemberi asuhan
1. 06/10/2016 Nyeri b/d peningkatan tekanan TIM
intrakranial
2. 25/10/2016 Gangguan pola tidur b/d tubuh TIM
mengalami kesulitan untuk
relaksasi

Intervensi
Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan nyeri
klien berkurang.
Kriteria hasil :
1. Skala nyeri 0
2. Klien tampak rileks
3. Tekanan darah:120/80 mmHg
No. Intervensi Rasional
1. Kaji karakteristik nyeri Mengetahui karakteristik nyeri
yang dialami klien
2. Berikan distraksi atau relaksasi Distraksi atau relaksasi dapat
mengalihkan rasa nyeri.
3. Memberikan health education meningkatkan pengetahuan klien
tentang hipertensi dan keluarga tentang hipertensi.
4. Kolaborasi dengan keluarga untuk Lingkungan yang tenang
lingkungan yang tenang. mempermudah klien untuk
istirahat

Gangguan pola tidur b/d tubuh mengalami kesulitan untuk relaksasi


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan tidak
terjadi gangguan pola tidur.
Kriteria hasil :
Tidur dalam batas normal 6-8 jam.
No. Intervensi Rasional
1. Ajak lansia menceritakan Agar lansia tidak mempunyai
masalahnya beban fikiran
2. Ajarkan terapi teknik relaksasi Memudahkan lansia untuk tidur
3. Berikan lingkungan yang tenang Lingkungan yang tenang dapat
dan nyaman mempermudah untuk tidur
4. Kolaborasi dengan keluarga untuk Tempat tidur yang bersih akan
mengganti sprei setiap 3 hari memberikan rasa nyaman
sekali

Implementasi
No Hari/tanggal, jam Implementasi Respon Hasil TTD

1. Senin, 28 1. Kaji 1. S: Klien


November 2016 karakteristik mengatakan
14.30
nyeri nyeri sedikit
2. Berikan
berkurang
distraksi atau O: -
2. S: Klien
relaksasi
mengatakan
(nafas dalam).
3. Memberikan nyeri sedikit
health berkurang
O: Klien
education
tampak
tentang
mempraktekkan
hipertensi.
4. Kolaborasi apa yang
dengan diajarkan
keluarga perawat
3. S: klien
untuk
mengatakan
lingkungan
senang
yang tenang.
diberikan
penyuluhan
O: klien sangat
memperhatikan
dan
mendengarkan
penyuluhan dari
awal sampai
akhir.
4. S: Klien
mengatakan
suasana yang
tenang
mempermudah
tidur.
O: klien duduk
di kursi.

2. Senin, 28 1. Mengajak 1. S: Klien


November 2016 lansia mengatakan
15.00
menceritakan kepalanya
masalahnya pusing
2. Mengajarkan O: Perawat
teknik mendengarkan
relaksasi keluhan klien
2. S: Klien
(nafas dalam)
3. Kolaborasi mengatakan
dengan saat tarik nafas
keluarga . dalam pusing
a. Memberi
sedikit
kan
berkurang
lingkunga
(merasa tenang)
n yang O: Klien
tenang tampak menarik
dan nafas
3. S: Klien
nyaman
b. Menggant mengatakan
i seprei suasana yang
setiap 3 tenang
hari mempermudah
sekali tidur.
O: klien duduk
di kursi.
S: Klien
mengatakan
tempat tidur
selalu bersih
O: keluarga
selalu
mengganti
seprei 3 hari
sekali

Evaluasi
No. Hari,Tanggal,Jam Respon perkembangan Ttd

1. S: Klien mengatakan nyeri sedikit


berkurang.
O:
a. Nyeri sedikit berkurang
b. Skala 4
c. Td : 190/120 mmHg
d. Klien sedikit rileks
A : Masalah sedikit teratasi
P : Lanjutkan intervensi 2 &4
1. Berikan teknik distraksi atau
relaksasi (nafas dalam).
2. Kolaborasi dengan keluarga untuk
lingkungan yang tenang.
2. S : Klien mengatakan pusing berkurang
O:
a. TD : ...................
b. Skala 3
c. Klien rileks
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 2 dan 3
1. Berikan teknik distraksi dan
relaksasi.
2. Berikan lingkungan yang tenang dan
nyaman
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan sistolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran atau lebih.
Faktor risiko untuk hipertensi primer meliputi :
1. Riwayat keluarga
2. Usia yang bertambah lanjut
3. Sleep apnea
4. Ras (sering terjadi pada orang kulit hitam)
5. Obesitas
6. Kebiasaan merokok
7. Asupan natrium dalam jumlah besar
8. Asupan lemak jenuh dalam jumlah besar
9. Konsumsi alkohol secara berlebihan
10. Gaya hidup banyak duduk (sedentari)
11.Stress
12. Renin berlebihan
13. Defisiensi mineral (kalsium, kalium, dan magnesium)
14. Diabetes melitus
Penyebab hipertensi sekunder meliputi :
1. Koarktasio aorta
2. Stenosis arteri renalis dan penyakit parenkim ginjal
3. Tumor otak, kuadriplegia, dan cidera kepala
4. Feokromositoma, sindrome cushing, hiperaldosteronisme dan disfungsi tiroid,
hipofisis atau paratiroid
5. Pemakaian preparat kontrasepsi oral, kokain, epoetin alfa, obat obat simultansaraf
simpatik, inhibitor monoamin oksidase yang digunakan bersama tiramin, terapi sulih
esterogen dan obat obat antiinflamasi nonsteroid
6. Hipertensi yang ditimbulkan oleh kehamilan
7. Konsumsi alkohol berlebihan (Kowalak, 2011)
4.2 Saran
Bagi Klien dan Keluarga :
a. Diharapkan klien maumemotivasi dirinya sendiri untuk pola hidup yang menunjuk ke
arah berulangnya hipertensi, misalnya hindari konsumsi garam berlebih, hindari
stress, jangan banyak pikiran dan olahraga teratur. Anjurkan untuk selalu cek
kesehatan ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.
b. Diharapkan keluarga memberikan support yang positif bagi klien demi peningkatan
ststus kesehatan klien dan diharapkan keluarga ikut waspada terhadap resiko pada
keluarga klien sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Kowalak,welsh, mayer. 2011. Buku Ajar Patofisiologi . Jakarta. EGC


Brunner & Suddart. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC
LAMPIRAN LAMPIRAN

Vous aimerez peut-être aussi