Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2 Juli 2012: 12
Abstrak
Teori Intelligent Design (ID) merupakan teori tantangan terhadap teori
evolusi yang diperkenalkan pada tingkat sekolah menengah. Tulisan
ini mengkritisi mengenai perlunya perspektif pengajaran teori ID yang
tepat sehingga mencegah pemberian pesan pembelajaran sains yang
keliru, pada tiga ranah yaitu perbedaan fundamental antara teori ID
dan evolusi, adanya proporsi pengajaran teori ID yang mendominasi
arah penjelasan evolusi dan adanya intervensi agama dalam
mendukung pembuktian sains dalam evolusi. Tulisan ini juga
mengajukan pola pembelajaran yang menekankan pada kemampuan
berpikir kritis dan debat sebagai solusi cara pengajaran teori ID di
SMA. Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa teori ID dapat
diajarkan di sekolah dengan membatasi pada paparan saintifik terkait
bukti-bukti ilmiah dan menghindari bukti teologis serta dengan
mengedepankan kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis bukti-
bukti saintifik dalam kaitan menerima teori ID atau sebaliknya
mempertahankan teori evolusi.
Keyword: Intelligent Design, teori evolusi, perbedaan fundamental,
proporsi pengajaran, agama, berpikir kritis
salah satu teori yang masuk dalam mengajukan solusi pengajaran teori
kategori ini. ID secara saintifik
Masuknya pembelajaran teori
ID dalam pembelajaran evolusi SMA ISI
didukung oleh silabus KTSP Biologi 1. Perlunya Pembelajaran
SMA Kelas XII pada Standar Mengenai Perbedaan
Kompetensi 4 (Memahami teori Fundamental Antara Teori ID
evolusi serta implikasinya pada dengan Teori Evolusi
salingtemas), terutama pada Dalam mengajarkan teori ID,
kompetensi dasar 4.3 (menjelaskan banyak guru yang menyandarkan
kecenderungan baru tentang teori perbedaan pandangan teori ID
evolusi) (Lampiran Standar Isi dengan evolusi adalah pada
Sekolah Menengah, 2006 dalam penjelasan mengenai asal-usul
Tarihoran, 2012). Banyak guru manusia. Meskipun menerima
Biologi yang mengartikan bahwa manusia memiliki
kecenderungan baru teori evolusi kekerabatan yang dekat dan bahkan
adalah mengarah pada pembahasan berasal dari satu nenek moyang
tentang teori ID. Kecenderungan ini dengan kera merupakan implikasi
juga tampak dari penelusuran isi dari teori evolusi, namun sebenarnya
buku elektronik (BSE) pada bagian tantangan teori ID terletak pada
kecenderungan baru teori evolusi. penjelasan yang lebih fundamental,
BSE karangan Herlina, dkk (2009), yakni dasar pemikiran naturalis.
Subardi dkk (2009) dan Kistinnah Teori Inteligent Design
(2009), keseluruhannya diterbitkan berpegang pada keyakinan bahwa
oleh Pusat Perbukuan Depdiknas, makhluk hidup kompleks di bumi
Jakarta menyajikan pembahasan tercipta karena adanya intervensi
mengenai teori ID. secara utuh dari kekuatan yang
Kecenderungan baru yang berasal dari luar kekuatan alam
didapat berupa keleluasaan (supranatural atau dalam hal ini
kurikulum untuk mengajarkan teori disebut sebagai designer), bukan
kontra evolusi di sekolah di satu sisi karena peristiwa random di alam
merupakan upaya untuk menyajikan (Heady, 2003). Teori ini banyak
pembelajaran secara aktual dan dituding sebagai neo-creationist
kontekstual seperti yang terjadi di karena keberadaan unsur supra-
masyarakat. Namun demikian, cara naturalnya (Wikipedia, 2009), namun
pembelajaran teori ID di SMA juga sebenarnya banyak ilmuwan di
harus disikapi secara hati-hati oleh bidang sains murni yang menjadi
guru SMA agar tidak memberikan pendukung teori ini serta
arah pembelajaran sains yang memberikan kontribusi untuk
negatif. Tulisan ini akan mengkritisi membuktikan eksistensi teori ini.
penekanan pembelajaran pada Dalam pembelajaran biologi
perbedaan fundamental teori ID dan SMA, tokoh pendukung ID yang
evolusi, proporsi pengajaran populer dan banyak dibahas
argumentasi teori ID dan evolusi kemungkinan besar adalah Harun
yang tepat, serta adanya penggunaan Yahya. Tokoh ini populer karena
bukti teologis dalam membelajarkan menerbitkan buku berjudul
teori ID. Pada akhirnya tulisan ini Bagaimana Sains Modern
Membantah Darwinisme yang
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 3 No. 2 Juli 2012: 14
kedekatan kekerabatan kera dan teori evolusi. Hal ini terutama terjadi
manusia yang ditampilkan dari apabila tidak ada argumentasi
kedekatan karakter fisiologis mereka. bantahan dari pendukung teori
Dalam mengajukan argumen evolusi yang disajikan sebagai
untuk menantang teori evolusi, tantangan terhadap teori ID. Dengan
ilmuwan pendukung teori ID juga demikian, penyajian argumentasi dari
banyak menggunakan bukti yang kedua teori perlu diberikan secara
bersifat molekuler, seperti proporsional.
pembahasan kesamaan biokimiawi Banyak penjelasan yang telah
sitokrom C, DNA dan protein diberikan oleh ilmuwan dalam
fungsional, serta garis keturunan. menantang pemikiran pencetus teori
Guru biologi tidak dapat ID. Salah satunya adalah Mark I.
mengharapkan siswa memahami Vuletic. Vuletic (1997) memberikan
bukti-bukti pertentangan itu tanpa penjelasan yang bertentangan dengan
memberikan pemahaman mendasar pemahaman pendukung teori ID.
mengenai mikroevolusi (evolusi pada Misalnya, penjelasan mengenai
tingkat molekuler). Pembahasan analogi DNA dan protein sebagai
mengenai evolusi Darwin yang huruf dan kata yang terbentuk.
menekankan pada analisis evolusi Analogi DNA sebagai huruf dalam
makro seperti bukti analogi berupa pembentukan kata sebenarnya
fosil, analogi dan homologi organ, tidaklah tepat. DNA, bahkan dalam
tidak lagi cukup untuk mengantarkan susunannya yang berbeda dan kurang
siswa memahami dasar pertentangan fungsional, masih dapat memberi
teori ID dan evolusi yang sebagian makna dalam susunan protein,
besar pembuktiannya adalah secara sehingga menjaga organisme tetap
molekuler. Oleh karena itu, sebelum hidup meskipun tidak dalam bentuk
sampai pada pembelajaran teori ID, terbaiknya. Pada akhirnya,
guru terlebih dahulu harus perubahan bentuk secara besar-
memberikan dasar pemikiran besaran dapat terjadi akibat alterasi
genetika molekuler, terutama gen. Seleksi buatan dan
berkaitan dengan keterkaitan DNA pembudidayaan (breeding)
dan protein fungsional serta mutasi merupakan contoh kasus ini.
dengan kuat. Pembelajaran genetika Lebih lanjut, Philip T. Spieth
sebelum sampai pada pembahasan (1987) juga menunjukkan bahwa
evolusi menjadi suatu keharusan dan argumen yang diberikan oleh Denton
sekuensial, bukan hanya sebagai mengandung kesalahpahaman
materi yang terpisah. mendasar mengenai evolusi. Michael
Denton mengajukan teori molecular
2. Proporsi Penjelasan Teori ID equidistance yang menunjukkan
dan Teori Evolusi yang Tepat bahwa antara spesies bakteri (yang
Posisi pembelajaran teori ID dianggap sebagai tetua) dan ikan
yang diberikan setelah membahas (turunannya) tidak menunjukkan
mengenai evolusi dan bertindak adanya hubungan sitokrom C yang
sebagai teori tantangan, dapat lebih dekat. Sitokrom C ikan sendiri
memberikan pesan pembelajaran lebih memiliki kedekatan dengan
bahwa teori ID lebih baik dalam kura-kura (reptil) dan anjing
memberikan tafsiran terhadap (golongan mamalia). Kesalahan
keanekaragaman biologis daripada mendasar yang dibuat Denton adalah
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 3 No. 2 Juli 2012: 17
Bila hal ini tidak dianalisis dengan Salah satu cara yang efektif
sudut pandang evolusi (perubahan bagi guru dalam mengajarkan kedua
berkala), maka cenderung akan teori ini secara berimbang adalah
terbentuk asumsi bahwa Tuhan dengan menjadi fasilitator dalam
membuat spesies secara berkala dan menyediakan fakta saintifik antara
membantai beberapa dari mereka teori evolusi dan teori ID. Pandangan
secara berkala juga. Mekanisme yang bebas opini akan membantu
seleksi alam juga merupakan siswa untuk berorientasi dalam
penjelasan ilmiah mengenai perdebatan ilmiah. Sesuai dengan
kebesaran Tuhan yang menciptakan pengajaran sains sebagai suatu sikap
makhluk hidup yang parasit atau jauh dan proses, guru dapat menekankan
hidup di bawah permukaan tanah mengenai batasan sains sebagai
atau dasar laut. Karena tanpa sesuatu yang dapat diindera
penjelasan evolusi, akan muncul (diobservasi). Agar didapatkan
pertanyaan mengapa Tuhan pemahaman yang lebih mendalam,
menciptakan sebagian makhluk maka akan sangat membantu apabila
hidup sedemikian padahal Tuhan pengajaran juga didukung dengan
dapat menciptakan makhluk hidup melakukan perdebatan antara dua sisi
sempurna seluruhnya. teori. Perdebatan akan membantu
Dengan demikian, pengajaran siswa dalam mengembangkan
teori ID dengan memasukkan logika kemampuan berargumentasi dan
bahwa agama mendukung adanya pada akhirnya mendorong
teori penciptaan creationist, tidaklah kemampuan berpikir kritis.
tepat. Segala sesuatu yang Berpikir kritis dapat diartikan
berbasiskan pada agama dan sebagai kemampuan untuk
kepercayaan (religion) sifatnya tidak memikirkan apakah sesuatu masuk
terbantahkan, dan karenanya tidak akal atau tidak (reasonable) (Ennis
sesuai dengan karakteristik sains, dalam Lutfi, 2003), atau sebagai cara
yang selalu berkembang dan dapat berpikir untuk mendapatkan
mengalami perubahan. Lebih jauh, pengetahuan yang relevan dan
tidak semua pendukung teori evolusi reliabel (Schafersman, 1991).
adalah atheis, dan tidak pula semua Karakter seorang siswa yang berpikir
pendukung teori ID adalah orang kritis adalah memiliki alasan dalam
beragama. Bahkan saat ini timbul memutuskan sesuatu dapat
pula aliran ketiga, yakni creationist dipercayai atau tidak. Proulx (2004)
yang mempercayai Tuhan menyatakan bahwa siswa yang
menciptakan makhluk hidup melalui berpikir kritis akan mengambil
tahapan dalam evolusi biologi langkah yang hati-hati dalam
(Mahladi, 2006). Untuk menghindari melakukan analisis, pengujian dan
adanya bias dalam mengajarkan teori mengevaluasi argumen, sehingga
ID sebagai kontra evolusi diperlukan dapat beralasan dengan logis dan
perspektif pengajaran yang tepat, dapat sampai pada kesimpulan yang
yakni perspektif sains. dapat dipercaya (Proulx, 2004;
Schafersman, 1991). Sebagai
4. Mengedepankan Proses dan konsekuensinya, siswa tersebut akan
Sikap Ilmiah Dalam memiliki pandangan yang terbuka
Membelajarkan Teori ID terhadap suatu permasalahan, dan
bukannya dangkal dan semata
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 3 No. 2 Juli 2012: 22