Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
b) Patofisiologi
Model of rotavirus-induced diarrhea. Panel A depicts events in the infected
epithelium. For clarity, not all events are shown in each cell. The following processes
are shown in order from left to right across the four cells. (i) The initial cell is
infected by luminal virus, with virus entry and uncoating, formation of a viroplasm
(Vi), and the release of virus and viral proteins. NSP4 (red triangles) may be released
via a nonclassical secretory pathway. Intracellular NSP4 also induces release of
Ca2+ from the internal stores, primarily the endo-plasmic reticulum (blue), increasing
[Ca2+]i. (ii) A cell is secondarily infected after virus release from the initial cell. NSP4
produced by the infection disrupts the tight junctions, allowing paracellular flow of
water and electrolytes (green arrow). (iii) NSP4 binds to a specific receptor on a cell
and triggers a signaling cascade through PLC and IP 3 that results in release of
Ca2+ and an increase in [Ca2+]i. Intracellular expression of NSP4 does not stimulate
PLC. The increase in [Ca2+]i acts to disrupt the microvillar cytoskeleton. (iv) The
brown cell represents a crypt cell. It can be acted on directly by NSP4, or NSP4 can
stimulate the ENS, which in turn signals an increase in [Ca 2+]i that induces
Cl secretion. Panel B shows the normal architecture of the small intestine, with the
circulatory system removed for clarity. This panel emphasizes the ENS and its
ganglia in the different submucosal levels. (Panel B is adapted from reference 25,
with the permission of M. D. Gershon and the publisher.) Panel C shows a reflex arc
in the ENS that can receive signals from the villus epithelium and activate the crypt
epithelium. (Adapted from reference 44, with the permission of L. Svensson and the
publisher.) Inset 1 shows a whole mount of an adult mouse small intestinal villus,
stained with antibody to protein gene product 9.5 to reveal the rich innervation
(yellow stain). (Inset 1 is used by courtesy of R. O. Heuckeroth and with permission.)
Inset 2 shows that infected villus enterocytes may stimulate the ENS by the
basolateral release of NSP4 or other effector molecules. (Inset 2 is adapted from
reference 45 with permission of L. Svensson and the publisher.)
c) Tatalaksana
Pemantauan
Nilai kembali anak setiap 15 30 menit hingga denyut nadi
radial anak
teraba. Jika hidrasi tidak mengalami perbaikan, beri tetesan
infus lebih cepat. Selanjutnya, nilai kembali anak dengan
memeriksa turgor, tingkat kesadaran dan kemampuan anak
untuk minum, sedikitnya setiap jam, untuk memastikan
bahwa telah terjadi perbaikan hidrasi. Mata yang cekung
akan membaik lebih lambat dibanding tanda-tanda lainnya
dan tidak begitu bermanfaat dalam pemantauan.
Jika jumlah cairan intravena seluruhnya telah diberikan, nilai
kembali
status hidrasi anak, menggunakan Bab 1 Pediatri Gawat
Darurat Bagan 7
(halaman 15).
Jika tanda dehidrasi masih ada, ulangi pemberian cairan
intravena
seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Dehidrasi berat
yang menetap
(persisten) setelah pemberian rehidrasi intravena jarang
terjadi; hal ini
biasanya terjadi hanya bila anak terus menerus BAB cair
selama dilakukan
rehidrasi.
Jika kondisi anak membaik walaupun masih menunjukkan
tanda
dehidrasi ringan, hentikan infus dan berikan cairan oralit
selama 3-4 jam
(lihat bagian 5.2.2 di bawah ini dan Rencana Terapi B,
halaman 141).
Jika anak bisa menyusu dengan baik, semangati ibu untuk
lebih sering
memberikan ASI pada anaknya.
Jika tidak terdapat tanda dehidrasi, ikuti pedoman pada
bagian 5.2.3
berikut ini dan Rencana Terapi A, di halaman 147 Jika bisa,
anjurkan ibu
untuk menyusui anaknya lebih sering. Lakukan observasi
pada anak
setidaknya 6 jam sebelum pulang dari rumah sakit, untuk
memastikan
bahwa ibu dapat meneruskan penanganan hidrasi anak
dengan memberi
larutan oralit.
Semua anak harus mulai minum larutan oralit (sekitar
5ml/kgBB/jam) ketika
anak bisa minum tanpa kesulitan (biasanya dalam waktu 34
jam untuk bayi, atau 12 jam pada anak yang lebih besar).
Hal ini memberikan basa dan kalium, yang mungkin tidak
cukup disediakan melalui cairan infus. Ketika dehidrasi berat
berhasil diatasi, beri tablet zinc
DiaredenganDehidrasiSedang/Ringan
Padaumumnya,anakanakdengandehidrasisedang/ringanharusdiberi
larutanoralit,dalamwaktu3jampertamadikliniksaatanakberadadalam
pemantauandanibunyadiajaricaramenyiapkandanmemberilarutanoralit.
BeritabletZinc
Zinc termasuk mironutrien yang mutlak dibutuhkan untuk
memelihara kehidupan yang optimal. Meski dalam jumlah yang
sangat kecil, dari segi fisiologis, zinc berperan untuk pertumbuhan
dan pembelahan sel, anti oksidan, perkembangan seksual,
kekebalan seluler, adaptasi gelap, pengecapan, serta nafsu makan.
Zinc juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan merupakan
mediator potensial pertahanan tubuh terhadap infeksi.
Dasar pemikiran penggunaan zinc dalam pengobatan diare akut
didasarkan pada efeknya terhadap fungsi imun atau terhadap
struktur dan fungsi saluran cerna dan terhadap proses perbaikan
epitel saluran cerna selama diare. Pemberian zinc pada diare dapat
meningkatkan aborpsi air dan elektrolit oleh usus halus,
meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus, meningkatkan
jumlah brush border apical, dan meningkatkan respon imun yang
mempercepat pembersihan patogen dari usus. Pengobatan dengan
zinc cocok diterapkan di negara-negara berkembang seperti
Indonesia yang memiliki banyak masalah terjadinya kekurangan
zinc di dalam tubuh karena tingkat kesejahteraan yang rendah dan
daya imunitas yang kurang memadai. Pemberian zinc dapat
menurunkan frekuensi dan volume buang air besar sehingga dapat
menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak.
Beritahuibuberapabanyaktabletzincyangdiberikankepadaanak:Dibawah
umur6bulan:tablet(10mg)perhari6bulankeatas:1tablet(20mg)perhari
PemberianMakan
Melanjutkanpemberianmakanyangbergizimerupakansuatuelemenyang
pentingdalamtatalaksanadiare.ASItetapdiberikanMeskipunnafsumakananak
belummembaik,pemberianmakantetapdiupayakanpadaanakberumur6bulanatau
lebih.
JikaanakbiasanyatidakdiberiASI,lihatkemungkinanuntukrelaktasi(yaitu
memulailagipemberianASIsetelahdihentikanlihathalaman254)atauberisusu
formulayangbiasadiberikan.Jikaanakberumur6bulanataulebihatausudahmakanmakanan
padat,berimakananyangdisajikansecarasegardimasak,ditumbukataudigiling.
Berikutadalahmakananyangdirekomendasikan:
Serealataumakananlainyangmengandungzattepungdicampurdengankacangkacangan,
sayurandandaging/ikan,jikamungkin,dengan12sendoktehminyaksayuryangditambahkanke
dalamsetiapsajian.
MakananPendampingASIlokalyangdirekomendasikandalampedomanManajemenTerpadu
BalitaSakit(MTBS)didaerahtersebut.(lihatbagian10.1,halaman281)
Saribuahsegarsepertiapel,jerukmanisdanpisangdapatdiberikanuntukpenambahan
kalium.Bujukanakuntukmakandenganmemberikanmakanansetidaknya6kalisehari.Beri
makananyangsamasetelahdiareberhentidanberimakanantambahanperharinyaselama2minggu
d) Pencegahan dan edukasi
e) Komplikasi
f) Prognosis
g) Kompetensi Dokter Umum
LI
1. Diare Akut
2. Dehidrasi
3. Anatomi, Histologi, Fisiologi Colon dan Usus Halus
Email: niatamzil89@gmail.com