Vous êtes sur la page 1sur 21

A.

Konverter AC-AC

Untuk menjalankan peralatan berat di dunia industri, terkadang kita membutuhkan

suatu sumber AC dengan amplituda dan frekuensi yang berbeda dengan sumber AC yang

disediakan oleh jaringan jala-jala/grid. Dalam hal ini jala-jala yang disediakan oleh

PT.PLN adalah bertegangan 220 AC 50 Hz.Untuk mengubah tegangan AC 50 Hz

tersebut, biasanya kita menggunakan suatu rangkaian elektronika daya khusus, konverter

AC-AC. Konverter AC-AC yang paling dikenal adalah cycloconverter, yang mampu

menurunkan frekuensi sumber sesuai dengan frekuensi yang diinginkan.

Aplikasi Cycloconverter dapat dilihat pada industri-industri yang menggunakan motor

induksi berdaya besar dan dengan kecepatan yang rendah seperti industri pengolahan

semen, aplikasi pada rolling ball mill, scherbius drive, mine-winders yang berkapasitas

lebih dari 20 MW. Konverter AC-AC banyak juga dipakai pada sistem pembangkit listrik

tenaga angin (PLTB) berdaya besar, dan kecepatan berubah seperti yang ditunjukkan

pada gambar berikut untuk sistem PLTB segala aplikasi generator.

(a) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed rotor belitan)


(b) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed back to back conventer)

Sistem variable speed (d) dan (e) adalah sistem PLTB yang dibedakan berdasarkan jenis

generator yang digunakan.

(c) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed) (rotor sangkar)

(d) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed rotor permanen magnet)


B. Konverter AC / DC

Konverter AC DC memiliki variasi bentuk yang sangat banyak, ada yang

menggunakan trafo 60 Hz (standar), ada yang menggunakan resistor bootsrap dan

yang paling canggih tentu konverter AC-DC switching. Disini akan dibahas secara

singkat mengenai konverter AC DC switching menggunakan topologi Flyback dan

Forward serta perbandingan masing masing.

Seluruh konverter AC DC bekerja dengan beberapa tahap berikut:

1. Rectification (Penyearahan tegangan AC menjadi DC)

2. Filtering (Menghaluskan tegangan DC)

3. Regulating (Mengatur tegangan agar sesuai spesifikasi)

Secara umum rectification dilakukan dengan bantuan dioda bridge rectifier (dioda

jembatan penyearah) dan hal ini berlaku untuk sistem switching maupun linear

(standar). Perbedaan utamanya, pada konverter linear biasanya ditempatkan trafo

step-down dulu untuk menurunkan tegangan yang notabene menambah volume total

dari konverter. Sedangkan pada konverter AC DC switching, tegangan AC 220 Volt

(default) langsung disearahkan menggunakan dioda bridge, jadi tanpa trafo step-down

volume sistem akan lebih kecil.

Kemudian pada tahap filtering, konverter linear sedikit unggul karena tegangan

kerjanya yang rendah sehingga kebutuhan kapasitornya pun lebih kecil dimensinya,

harganya juga akan lebih murah. Pada konverter AC DC Switching karena bekerja

pada tegangan yang lebih tinggi maka dimensi kapasitornya juga membengkak. Tapi

trade-off nya, nilai kapasitansi kapasitor yang dibutuhkan tidak terlalu besar, dari
beberapa literatur menyarankan hanya 1uF per Watt Output. Keluaran dari tahap ini

sudah berupa tegangan DC.

Pada tahapan terakhir yaitu regulating, disini terletak perbedaan yang paling

mencolok antara konverter switching dan linear proses regulating pada konverter

linear sangat sederhana, hanya membutuhkan beberapa komponen:

1. Kapasitor Input

2. IC Regulator

3. Kapasitor Output

Dengan 3 komponen tersebut anda sudah bisa menghasilkan konverter AC DC yang

bekerja dengan baik, ripple tegangan yang rendah, dan murah dengan efisiensi

maksimum 50%.

Di sisi lain konverter switching membutuhkan lebih banyak komponen pendukung:

1. PWM Controller (IC pengatur PWM)

2. Transistor switching

3. Rangkaian Snubber

4. Transformer (Coupled Inductor) switching

5. Rangkaian Filter

6. Rangkaian Feedback

Kemudian dimana letak perbedaan topologi flyback atau forward? kedua topologi

tersebut berbeda pada komponen poin 3 dan 4.

Akan dibahas komponen 4 terlebih dahulu yaitu Transfomer. Transformer pada

dasarnya berfungsi untuk mentransfer energi melalui material magnetik. Perbedaan

utama transformer standar 60 Hz dan transformer switching adalah material


pembentuknya. Material yang digunakan pada aplikasi switching memiliki loss

histeresis yang jauh lebih rendah.

Untuk topologi forward menggunakan transfomer sebagai medium transfer energi

sedangkan topologi flyback menggunakan transformer untuk menyimpan energi(?).

Ya menyimpan energi, karena sebenarnya transformer yang digunakan adalah coupled

inductor alias transformer semu. Biasanya pada coupled inductor akan ditemukan air-

gap yang berfungsi sebagai penyimpan energi magnetik.

Ditinjau dari segi biaya konstruksinya, transfomer flyback lebih murah dari

forward. Lilitan dari transformer flyback maksimal 3 macam ( Primary, Secondary

dan Bias) sedangkan transformer forward pada umumnya 4 macam ( Primary,

Secondary, Bias dan Reset ). Karena kontribusi biaya transformer merupakan yang

terbesar (30%), maka biaya produksi dari flyback akan lebih murah dari forward.

Untuk komponen poin 3 atau rangkaian snubber, pada rangkaian flyback sedikit

lebih kompleks (mahal) dari rangkaian snubber forward. Rangkaian snubber untuk

flyback terdiri dari beberapa alternatif:

1. RC Snubber

2. RCD Snubber

3. TVS (Transient Voltage Suppressor)

Secara keseluruhan rangkaian snubber di atas bersifat lossy alias membuang energi

sebagai panas. Alternatif yang paling menarik adalah menggunakan TVS, karena bisa

menghemat tempat karena hanya satu komponen yang dibutuhkan, tetapi trade-off nya

komponen ini agak susah ditemukan di pasaran (mis. Glodok-Jakarta, Jaya Plaza-
Bandung). Cara termudah pesan online dari luar, tapi biaya pengirimannya juga

mahal.

Untuk topologi Forward, rangkaian snubber yang digunakan sangat sederhana

cukup sebuah dioda saja dengan rating ultrafast rectifier. Snubber yang digunakan

juga bersifat energy conserving alias disimpan untuk dipergunakan pada sesi

selanjutnya. Kesimpulannya rangkaian snubber forward lebih efisien dan lebih

dingin dibanding flyback

C. Inverter DC / DC

Power supply atau dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istrilah catu

daya berfungsi untuk menkonversikan satu bentuk sumber listrik ke beberapa

beberapa bentuk tegangan dan arus yang dibutuhkan oleh satu atau lebih beban listrik.

Sistem catu-daya modern saat ini bekerja dalam mode pensaklaran, switching, dan

mempunyai efisiensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sistem catu-daya

linier. Salah satu komponen utama dari sistem catu daya mode pensaklaran adalah

konverter DC-DC.

Gambar Catu Daya Linier Sederhana

Secara umum, konverter DC-DC berfungsi untuk mengkonversikan daya

listrik searah (DC) ke bentuk daya listrik DC lainnya yang terkontrol arus, atau
tegangan, atau dua-duanya. Ada lima rangkaian dasar dari konverter DC-DC non-

isolasi, yaitu buck, boost, buck-boost, cuk, dan sepic.

Pada artikel ini akan dibahas paparan dasar mengenai kelima topologi

rangkaian konverter DC-DC ini. Ada banyak perkembangan pesat topologi baru

konverter DC-DC dan juga di bidang teknologi saklar semikonduktor, teknik untuk

mengurangi rugi-rugi penyaklaran, penentuan tapis, dan rangkaian kendalinya.

1. Penjelasan

Konverter DC-DC berlaku seperti halnya trafo/transformer yang mengubah

tegangan AC tertentu ke tegangan AC yang lebih tinggi atau lebih rendah. Tidak

ada peningkatan ataupun pengurangan daya masukan selama pengkonversian

bentuk energi listriknya, sehingga secara ideal persamaan dayanya dapat

dituliskan dengan persamaan sebagai berikut :

Konverter DC-DC dapat dibagi menjadi 2 kategori besar, yaitu yang terisolasi

dan yang tak terisolasi. Kata isolasi disini secara sederhana bermakna adanya

penggunaan trafo (isolasi galvanis) antara tegangan masukan dan tegangan

keluaran konverter DC-DC. Beberapa sumber menyebutkan bahwa konverter DC-

DC yang tak terisolasi dengan istilah direct converter, dan konverter yang

terisolasi dengan istilah indirect converter.


a) Topologi Penurun Tegangan (Buck Converter)

Konverter jenis buck merupakan konverter penurun tegangan yang

mengkonversikan tegangan masukan DC menjadi tegangan DC lainnya yang lebih

rendah. Seperti terlihat pada gambar 2, rangkaian ini terdiri terdiri atas satu saklar

aktif (MOSFET), satu saklar pasif (diode), kapasitor dan induktor sebagai tapis

keluarannya.

Gambar Rangkaian konverter DC-DC tipe buck

Untuk tegangan kerja yang rendah, saklar pasif (dioda) sering diganti dengan

saklar aktif (MOSFET) sehingga susut daya pada saklar bisa dikurangi. Apabila

menggunakan 2 saklar aktif, kedua saklar ini akan bekerja secara bergantian, dan

hanya ada satu saklar yang menutup setiap saat. Nilai rata-rata tegangan keluaran

konverter sebanding dengan rasio antara waktu penutupan saklar (saklar

konduksi/ON) terhadap periode penyaklarannya. Biasanya nilai faktor daya ini tidak

lebih kecil dari 0.2, karena jika dioperasikan pada rasio tegangan yang lebih tinggi,

saklar akan bekerja dibawah keandalannya dan menyebabkan efisiensi konverter

turun. Untuk rasio (Vd/Ed) yang sangat tinggi, biasanya digunakan konverter DC-DC

yang terisolasi atau topologi yang dilengkapi dengan trafo.


Tegangan rata-rata buck converter :

Persamaan tegangan buck converter :

Analisis riak arus keluaran diperlukan untuk bisa mendesain tapis atau filter

keluaran konverter DC-DC. Dari persamaan di bawah ini, terlihat bahwa untuk

mendapatkan riak arus keluran konverter buck yang kecil, diperlukan tapis induktor

(L) yang nilainya akan semakin kecil dengan meningkatkan frekuensi penyaklaran.

Riak arus keluaran konverter DC-DC akan bernilai maksimum apabila konverter

bekerja pada duty cycle (d) = 0,5.


Analisis riak arus buck :

Gambar dibawah ini adalah kondisi arus yang mengalir di tapis induktor pada saat

konverter DC-DC bekerja pada kondisi kritis. Yang dimaksud dengan kondisi kritis

disini adalah kondisi dimana arus di induktor mengalir ke beban sampai tepat bernilai

nol pada saat saklar OFF, atau induktor bekerja sebagai sumber arus. Dari gambar

terlihat bahwa arus yang mengalir di induktor sebanding dengan nilai dari riak arus

keluaran. Pada kondisi ini, dari gambar terlihat bahwa nilai riak arus keluran rata-rata

sebanding dengan 1/2 riak arus puncak ke puncak yang dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut:


Penyaklaran pada kondisi kritis

Bentuk Gelombang kondisi diskontinu :


2. Topologi Penaik Tegangan (Boost Converter)

Konverter boost berfungsi untuk menghasilkan tegangan keluaran yang lebih

tinggi dibanding tegangan masukannya, atau biasa disebut dengan konverter

penaik tegangan. Konverter ini banyak dimanfaatkan untuk aplikasi pembangkit

listrik tenaga surya dan turbin angin.

Skema konverter jenis ini dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4, dimana

komponen utamanya terdiri atas MOSFET, dioda, induktor, dan kapasitor. Jika

saklar MOSFET pada kondisi tertutup, arus akan mengalir ke induktor sehingga

menyebabkan energi yang tersimpan di induktor naik. Saat saklar MOSFET

terbuka, arus induktor ini akan mengalir menuju beban melewati dioda sehingga

energi yang tersimpan di induktor akan turun. Rasio antara tegangan keluaran dan

tegangan masukan konverter sebanding dengan rasio antara periode penyaklaran

dan waktu pembukaan saklar. Keunggulan dari konverter boost adalah mampu

menghasilkan arus masukan yang kontiniu.

Gambar Rangkaian konverter DC-DC tipe boost


Karena arus masukan konverter dapat dijaga kontinu, pada saat konverter ini

diserikan dengan penyearah dioda, konverter ini tidak menimbulkan harmonisa pada

arus sumber penyearah dioda. Atau dengan kata lain, arus sumber mempunyai bentuk

gelombang mendekati sinusoidal dengan faktor daya sama dengan satu.

Gambar 4 Rangkaian konverter DC-DC tipe boost + penyearah dioda (faktor daya satu)

Persamaan umum boost


Persamaan riak arus boost

Efek Parasitik Komponen

3. Topologi Penurun-Penaik Tegangan (Buck-Boost Converter)

Konverter buck-boost dapat menghasilkan tegangan keluaran yang lebih

rendah atau lebih tinggi daripada sumbernya. Skema konverter ini dapat dilihat

pada gambar 4. Rangkaian kontrol daya penyaklaran akan memberikan sinyal


kepada MOSFET. Jika MOSFET OFF maka arus akan mengalir ke induktor,

energi yang tersimpan di induktor akan naik. Saat saklar MOSFET ON energi di

induktor akan turun dan arus mengalir menuju beban. Dengan cara seperti ini,

nilai rata-rata tegangan keluaran akan sesuai dengan rasio antara waktu

pembukaan dan waktu penutupan saklar. Hal inilah yang membuat topologi ini

bisa menghasilkan nilai rata-rata tegangan keluaran/bebn bisa lebih tinggi maupun

lebih rendah daripada tegangan sumbernya.

Gambar 5 Rangkaian konverter DC-DC tipe buck-boost

Persamaan umum dan persamaan riak arus keluaran buck boost

Masalah utama dari konverter buck-boost adalah membutuhkan tapis induktor

dan kapasitor yang besar di kedua sisi masukan dan keluaran konverter, karena

konverter dengan topologi seperti ini menghasilkan riak arus yang sangat tinggi.
Adapun yang perlu diperhatikan juga disini adalah tegangan keluaran konverter buck-

boost bernilai negatif atau berkebalikan dengan sumber tegangan masukan.

4. Topologi Cuk

Seperti halnya tipe buck-boost, konverter DC-DC topologi ini juga dapat

menghasilkan tegangan keluaran yang lebih kecil ataupun lebih besar daripada

sumber tegangan. Dengan tambahan induktor dan kapasitor pada sisi masukan,

membuat topologi ini menghasilkan riak arus yang lebih kecil daripada topologi

buck-boost.

Gambar Konverter DC-DC tipe cuk

5.Topologi Sepic

Konverter topologi ini adalah perbaikan dari topologi konverter DC-DC tipe cuk.

Konverter topologi ini memungkinkan untuk menghasilkan tegangan keluaran yang

berpolaritas sama dengan sumber tegangan masukan.


Gambar Konverter DC-DC tipe SEPIC

D. Inverter DC ke AC

Inverter adalah salah satu komponen penting catu daya yang berfungsi mengubah

sumber tegangan masukan DC ke bentuk sumber tegangan keluaran AC. Secara

definisi, rangkaian inverter ideal adalah inverter yang tidak menghasilkan riak di sisi

masukannya dan menghasilkan sinyal sinusoidal murni di sisi keluarannya, baik yang

terkontrol arus/tegangan, terkontrol frekuensi, ataupun terkontrol kedua-duanya.

Secara umum rangkaian inverter biasanya digunakan dalam aplikasi pengendali

kecepatan motor AC, variable-frequency drives, UPS/catu-daya AC, pemanas

induksi/microvawe, Static VAR Generator, FACTS (Flexible AC Transmission

System), trasnmisi daya HVDC, ataupun digunakan sebagai rangkaian rectifier-

inverter.

Gambar Aplikasi Inverter : Rangkaian Pengendali Kecepatan Motor AC


Gambar Aplikasi Inverter : Pembangkit Hibrida PV GD

Ada banyak topologi inverter saat ini bergantung pada jumlah fasa tegangan

keluarannya (1-fasa, 3-fasa, dll), metoda pengaturan sinyal kontrol tegangan keluaran

(pulse width modulation (PWM), pulse amplitude modulation (PAM), gelombang

persegi), menurut level tegangan keluaran, dll. Untuk memudahkan proses penulisan,

pada artikel kali dikhususkan untuk membahas topologi rangkaian inverter 1 fasa.

Sedangkan topologi 3 fasa akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.

1. Penjelasan

Cara paling sederhana untuk menghasilkan tegangan AC adalah dengan

cara mengatur keterlambatan sudut penyalaan saklar pada tiap lengan inverter

sehingga mampu menghasilkan level tegangan keluaran positip dan negatif yang

berulang dengan frekuensi tertentu, seperti yang ditunjukan oleh gambar 3, 4, dan

5 secara berurutan. Dari gambar terlihat bahwa dengan menambah jumlah level

tegangan keluaran, bentuk gelombang kotak dapat diubah mendekati tegangan

sinusoidal. Jumlah level tegangan keluaran ini dapat diperoleh dengan teknik

penyaklaran dan topologi inverter capasitor-split, diode-clamped ataupun inverter


yang disusun secara kaskade. Pembahasan tentang ini akan dibahas pada artikel

selanjutnya. Sedangkan gambar 6 menunjukan inverter setengah jembatan (half-

bridge) yang dikontrol dengan teknik penyaklaran PWM. Pembahasan tentang

teknik penyaklaran PWM akan dibahas lebih detail juga pada artikel terpisah.

Gambar Tegangan AC Kotak 2-level

(tegangan keluaran inverter center tap dan setengah jembatan)

Gambar Tegangan AC Kotak 3-level


Gambar 5 Tegangan AC Kotak 6-level

Gambar Tegangan Sinusoidal AC Hasil Teknik Penyaklaran PWM

Vous aimerez peut-être aussi