Vous êtes sur la page 1sur 8

J. Akad. Kim.

4(4): 181-188, November 2015


ISSN 2302-6030 (p), 2477-5185 (e)

PEMANFAATAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) SEBAGAI


ADSORBENUNTUK MENINGKATKAN MUTU MINYAK JELANTAH

Utilization of Noni (Morinda citrifolia L.) Fruit as Adsorbent to Improve the


Quality of Used Cooking Oil
* I Nengah Juliana, Siang Tandi Gonggo dan Irwan Said
Pendidikan Kimia/FKIP - Universitas Tadulako, Palu - Indonesia 94118
Recieved 07 September 2015, Revised 07 Oktober 2015, Accepted 06 November 2015

Abstract
The aim of this study is to lower the value quality parameters of used cooking oil to reach the
national industry standards using adsorbent of noni (morinda citrifolia L.) fruit as well as to determine
the optimum concentration (% w/w) of noni in increasing quality of used cooking oil. The parameters
in this study are the water content, free fatty acids, colour and density. The method used to determine
the water content and free fatty acid levels were the gravimetric method and acid-base titration,
while determination of the colour and density used UV-Vis spectrophotometer and pycnometer. The
concentration of noni adsorbent in the oil refining process varied ie 12%, 15%, 18%, 21%, and 24%.
The results showed that the water content, free fatty acids, and the density decrease with an increase in
adsorbent. The oil colourwas brighter with increasing noni fruit adsorbent used. The study showed that
the noni fruit adsorbent can lower the value quality parameters of used cooking oil, and only the density
from the four parameters did not meet ISO standard. The concentration weight per weight (% w/w)
optimum noni fruit was 24%.
Keywords: Used Cooking Oil, Noni (Morinda citrifolia L.), Water Content, Free Fatty Acid,
Colour.
Pendahuluan
Minyak goreng merupakan salah satu asam lemak yang berikatan dengan gliserol
kebutuhan pokok manusia sebagai alat dapat sama maupun berbeda. Rumus kimia
pengolah bahan-bahan makanan. Minyak trigliserida seperti pada Gambar 1, dimana R1,
goreng berfungsi sebagai penghantar panas, R2, R3 adalah rantai alkil (Wibowo, 2009).
penambah rasa gurih, dan penambah nilai
kalori bahan pangan (Irwan, dkk., 2010).
Minyak dan lemak mengandung komponen
utama berupa trigliserida yang merupakan
ester dari asam lemak dan gliserol (Wijayanti,
2009). Minyak yang dipakai berulang-ulang
untuk menggoreng kualitasnya turun dan bila
digunakan dapat mempengaruhi kesehatan.
Kualitas minyak goreng bekas ini antara lain
dilihat dari warna yang menjadi lebih gelap
dan tidak jernih, kadar asam lemak bebas dan Gambar 1 Struktur dasar kimia trigliserida
bilangan peroksida yang tinggi, aroma kurang
enak dan kental (Kusumastuti, 2004). Minyak kelapa sawit terutama mengandung
Trigliserida merupakan gliserol yang asam palmitat (C 16:0) pada fraksi stearinnya
berikatan dengan 3 asam lemak. Ketiga dan asam oleat (C 18:1) pada fraksi oleinnya.
Komposisi asam lemak dari kelapa sawit dapat
*Korespondensi:
I Nengah Juliana dilihat pada Tabel 1 (Febriansyah, 2007).
Program Studi Pendidikan kimia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako Tabel 1 Komposisi asam lemak pada minyak
email: julianainengah@gmail.com kelapa sawit.
2015 - Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Tadulako

181
Volume 4, No. 4, 2015: 181-188 Jurnal Akademika Kimia

dan tanah liat diaktifkan (Wannahari &


Nordin, 2012). Penelitian pengolahan minyak
goreng bekas telah banyak dilakukan dan
banyak juga yang menghasilkan temuan dalam
bentuk paten. Proses pengolahan minyak
goreng bekas telah dilakukan oleh (Wulyoadi
& Kaseno, 2004) dimana minyak goreng
bekas dimurnikan dengan membran. Hasil
yang diperoleh menunjukkan bahwa membran
dengan ukuran pori 0,001 paling efektif
dalam memurnikan minyak jelantah (Widayat,
2007).
Minyak yang bermutu baik dapat diperoleh
dengan cara minyak kasar harus dimurnikan
dari bahan-bahan atau kotoran yang terdapat
didalamnya. Cara-cara pemurnian dilakukan
dalam beberapa tahap yaitu pengendapan
(settling) dan pemisahan gumi (degumming),
Minyak goreng bekas mudah diperoleh netralisasi dengan alkali, pemucatan (bleching),
dari industri seperti penggunaan domestik dan penghilangan bau (deodorisasi) lemak
restoran (Gashaw & Teshita, 2014). Limbah (Winarno, 1995).
minyak goreng selalu menjadi masalah di Kandungan kimia penting pada sari buah
lingkungan pabrik-pabrik makanan di Batu mengkudu adalah asam lemak yang meliputi:
Pahat, Johor, Malaysia (Abdullah, dkk., 2013). asam kaproat, kaprilat, asam palmitat, asam
Indikator kerusakan minyak antara lain adalah stearat dan asam oleat. Kandungan nutrisi yang
angka peroksida dan asam lemak bebas. Angka terkandung dalam buah mengkudu adalah
peroksida menunjukkan banyaknya kandungan protein, mineral Se, vitamin C dan asam lemak
peroksida di dalam minyak akibat proses rantai pendek yang menyebabkan bau yang
oksidasi. Asam lemak bebas menunjukkan menyengat. Menurut (Winarti, 2008) kadar
sejumlah asam lemak bebas yang dikandung vitamin C pada buah mengkudu yaitu 12,24%.
oleh minyak yang rusak, terutama karena Buah mengkudu menghasilkan sederatan
peristiwa oksidasi dan hidrolisis (Gunawan, antioksidan diantaranya: scopoletin, nitric
dkk., 2003). Kerusakan yang utama pada oxide, vitamin C dan vitamin A (Bijanti, 2008).
minyak yang dapat diamati secara visual adalah Antioksidan adalah subtansi yang dapat
timbulnya bau dan rasa tengik yang disebabkan menunda, mencegah, menghilangkan
oleh autooksidasi radikal asam lemak tidak kerusakan oksidatif pada molekul target,
jenuh dalam minyak dan peningkatan bilangan seperti lemak dan protein. Antioksidan
peroksida dan thiobarbituric acid (TBA), merupakan suatu inhibitor dari proses oksidasi
serta dihasilkan senyawa aldehida dan keton bahkan pada konsentrasi yang relatif kecil, dan
(Ahmadi, 2009). memiliki peran fisiologis yang beragam dalam
Sehubungan dengan banyaknya minyak tubuh. Antioksidan yang digunakan dalam
goreng bekas dari sisa industri maupun rumah sistem biologis berfungsi untuk mengatur
tangga dalam jumlah tinggi dan menyadari kadar radikal bebas agar kerusakan pada
adanya bahaya konsumsi minyak goreng bekas, molekul penting dari tubuh tidak terjadi dan
maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk tercipta sistem perbaikan yang diperlukan
memanfaatkan minyak goreng bekas tersebut untuk mempertahankan kelangsungan hidup
agar tidak terbuang dan mencemari lingkungan. dari sel (Purwaningsih, 2012). Antioksidan
Salah satu alternatif cara peningkatan kualitas dapat bereaksi cepat dengan radikal sehingga
minyak goreng bekas adalah dengan adsorpsi berfungsi sebagai penjerat (trap) radikal.
menggunakan adsorben sehingga mutu minyak Perubahan sifat fisik dan kimia antioksidan
dapat dipertahankan (Wijayanti, dkk., 2012). tidak hanya mengakibatkan kerusakan nilai gizi
Daur ulang minyak goreng bekas dapat tetapi juga warna dan rasa minyak (Handoko,
menggunakan adsorben, seperti silika gel, dkk., 2009).
magnesium oksida, gel aluminium hidroksida Menurut Irwan, dkk., (2010) bahwa

182
I Nengah Juliana Pemanfaatan Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) ................

sari mengkudu dapat memperbaiki kualitas adsorben dari buah mengkudu (Morinda
minyak jelantah agar dapat digunakan kembali citrifolia L.) dan menentukan konsentrasi berat
sebagai media penggoreng. Berdasarkan hasil per berat (%b/b) optimum buah mengkudu
penelitian diketahui bahwa asam lemak bebas dalam peningkatan mutu minyak jelantah.
turun 24,68% sedangkan bilangan peroksida
turun 46,06%.
Sarungu (2010) memanfaatkan sari buah Metode
mengkudu untuk penjernihan minyak jelantah. Alat dan Bahan
Hasil yang diperoleh yaitu sebelum penjernihan Peralatan yang digunakan pada penelitian
diperoleh kadar air 0,2%, kadar free fatty acid ini yaitu gelas kimia, gelas ukur, buret, statif
(FFA) 0,31%, kadar peroksida 31,926 meq dan klem, pipet tetes, erlenmeyer, blender,
O2 /1000 gram minyak dan kadar iod 40,275. labu ukur, pipet ukur, kertas saring, pisau,
Hasil setelah penjernihan yaitu 0,4%, kadar termometer, pengaduk listrik, penangas listrik,
free fatty acid (FFA) 0,23%, kadar peroksida piknometer, neraca digital, oven, desikator,
3 meq O2 /1000 gram minyak dan angka iod spektrofotometer UV-Vis, krusibel, magnetic
41,48. stirrer, ayakan 70 mesh dan stopwatch. Bahan-
Penelitian yang dilakukan oleh Barau bahan yang digunakan dalam penelitian ini
(2014) menggunakan adsorben dari buah yaitu minyak jelantah, minyak goreng baru,
mengkudu sebagai pengadsorbsi minyak buah mengkudu, etanol 95% dari Ajax
jelantah menunjukan bahwa kualitas minyak chemicals, indikator PP, NaOH dari Merk,
jelantah tanpa adsorben mengandung kadar H2C2O4 dari Merk, dan aquades.
asam lemak bebas sebesar 0,6%, bilangan
peroksida sebesar 30 meq.O2/kg, kadar air Preparasi buah mengkudu
sebesar 10%, dan kadar kotoran sebesar 1,74%. Buah mengkudu yang mengkal dibersihkan
Setelah dilakukan adsorbsi dengan variasi terlebih dahulu, lalu diiris tipis-tipis. Buah
konsentrasi 5%, 10% dan 15% (berat adsorben mengkudu yang telah diiris tipis-tipis diangin-
/100 mL minyak jelantah), ternyata adsorben anginkan pada suhu ruang sampai kering,
yang memberikan peningkatan kualitas minyak lalu diblender sehingga menjadi serbuk halus.
yang paling baik terdapat pada konsentrasi Selanjutnya serbuk halus yang didapat diayak
15%. Kadar asam lemak bebas, bilangan dengan menggunakan ayakan 70 mesh.
peroksida, kadar air dan kadar kotoran dengan
15% adsorben mengkudu masingmasing yaitu Proses pemurnian minyak
0,2%, 2 meq.O2/kg, 0,02% dan 0,09%. Hal ini Proses penghilangan bumbu (despicing)
menunjukan kualitas minyak jelantah menjadi Despicing merupakan proses pengendapan
lebih baik setelah penambahan mengkudu dan pemisahan kotoran akibat bumbu dan
yang berfungsi sebagai adsorben. Namun kotoran dari bahan pangan yang bertujuan
masih ada kemungkinan konsentrasi optimum menghilangkan partikel halus bersuspensi atau
penambahan adsorben buah mengkudu yaitu membentuk koloid seperti protein, karbohidrat,
antara 10% - 15% dan di atas 15%. garam, gula dan bumbu rempahrempah yang
Banyaknya limbah minyak jelantah yang digunakan menggoreng bahan pangan tanpa
dihasilkan oleh industri kecil, menengah, mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam
dan industri besar perlu dilakukan penelitian minyak. Proses despicing ini dilakukan dalam
tentang pemanfaatan buah mengkudu tempat logam atau kaca tahan panas agar proses
(Morinda citrifolia L.) sebagai adsorben despicing berlangsung dengan baik, bumbu
untuk meningkatkan mutu minyak jelantah. dan semua kotoran yang ada dalam minyak
Adsorben dari buah mengkudu diharapkan jelantah akan mengendap dan minyak lebih
dapat meningkatkan mutu minyak jelantah. mudah dipisahkan dari pengotorpengotornya
Mutu minyak yang meningkat dapat dilihat (Barau, 2014).
dari beberapa perubahan nilai parameter yang
digunakan yaitu berat jenis, warna, kadar air, Pemucatan (Bleaching) minyak jelantah.
dan bilangan asamnya. Tujuan penelitian Sebanyak 100 mL minyak jelantah
ini yaitu menurunkan nilai parameter mutu dipanaskan hingga mencapai suhu 90C,
minyak jelantah untuk mencapai standar setelah itu ditambahkan serbuk mengkudu
nasional industri dengan menggunakan dengan variasi konsentrasinya yaitu 12%,

183
Volume 4, No. 4, 2015: 181-188 Jurnal Akademika Kimia

15%, 18%, 21% dan 24% (%b/b), kemudian ke dalam krusibel sebanyak 1 gram dan
diaduk dengan kecepatan 100 rpm selama 60 dipanaskan lagi pada oven dengan suhu 105C
menit. Lalu disaring untuk diambil filtrat atau selama 1 jam, lalu didinginkan dalam desikator
minyak yang telah diadsorbsi. selama jam. Kadar air dinyatakan sebagai %
(b/b) (Barau, 2014):
Penentuan kadar asam lemak bebas
Ditimbang 3 gram sampel ke dalam m1 - m 2
erlenmeyer 100 mL. Ditambahkan 5 mL Kadar air = x 100%
m1
etanol 95% dan dipanaskan sampai mendidih
( 10 menit) dalam penangas air sambil ................... (3)
diaduk, kemudian setelah dingin ditambahkan
2 tetes indikator fenolftalein dan dititrasi
dengan larutan standar NaOH 0,0094 N Keterangan:
(yang sebelumnya telah distandarisasi dengan m1 = bobot sampel sebelum dipanaskan
larutan H2C2O4 0,1 N) hingga warna merah (gram)
muda tetap (tidak berubah selama 15 detik). m2 = bobot sampel setelah dipanaskan (gram)
Dilakukan penetapan blanko. Kadar asam
lemak bebas dihitung sebagai asam laurat
dinyatakan sebagai persen asam lemak sesuai
persamaan (1) (Barau, 2014). Warna
Warna minyak diukur dengan menggunakan
V x N x Mr asam laurat spektrofotometer UV-Vis. Sampel minyak
Kadar FFA ( % ) = x 100%
m x 1000 dimasukkan ke dalam kuvet. Setelah itu, diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 470
................ (1)
nm dengan menggunakan sampel minyak awal
V = V titran untuk sampel - V NaOH untuk blanko
sebagai blanko (Paramitha, 2012).

Hasil dan Pembahasan


Analisis berat jenis Asam lemak bebas
Sampel dimasukkan ke dalam piknometer Penentuan kadar asam lemak bebas
kemudian ditutup dan direndam dalam air suhu menggunakan metode titrasi asam basa dan
25oC selama 30 menit. Dikeringkan bagian hasilnya dihitung dengan menggunakan
luar piknometer dan ditimbang persamaan (2) persamaan (1) diperoleh kadar asam lemak
(Muallifah, 2009). bebas minyak jelantah dan minyak hasil
pemurnian yang dapat dilihat pada Tabel 2.
(bobot piknometerdan minyak)-(bobot piknometer kosong)
Berat jenis= Kadar air
Volumeair pada 25oCmL Penentuan kadar air menggunakan
metode gravimetri dan dengan menggunakan
..................... (2) persamaan (3) diperoleh kadar air minyak
jelantah dan minyak hasil pemurnian yang
dapat dilihat pada Tabel 2.
Penentuan kadar air
Penentuan kadar air menggunakan oven. Warna
Krusibel dicuci bersih dan dikeringkan lalu Penentuan absorbansi minyak
dipanaskan dalam oven pada suhu 105C
menggunakan spektrofotometer UV-Vis,
selama 1 jam. Selanjutnya didinginkan dalam
desikator selama jam. Kemudian krusibel dimana pengukurannya dilakukan pada
ditimbang dan dicatat bobotnya. Perlakuan panjang gelombang 470 nm sehingga diperoleh
ini diulang sampai diperoleh bobot yang tetap. absorbansi minyak jelantah dan minyak hasil
Selanjutnya sampel minyak jelantah dimasukan pemurnian yang dapat dilihat pada Tabel 2.

184
I Nengah Juliana Pemanfaatan Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) ................

Tabel 2 Kadar asam lemak bebas, kadar air, dapat mengakibatkan rasa minyak goreng tidak
dan absorbansi minyak jelantah dan minyak lezat, hal ini berlaku juga untuk asam lemak
hasil pemurnian yang tidak mudah menguap yaitu dengan
jumlah atom C lebih besar dari 14 (Winarni,
dkk., 2010).
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa
terjadi penurunan kadar asam lemak bebas pada
konsentrasi 0-15% adsorben buah mengkudu.
Namun, setelah pada konsentrasi 18%
kadar asam lemak bebas meningkat kembali.
Selanjutnya pada konsentrasi 21% dan 24%
kadar asam lemak bebas menurun. Sehingga
diperoleh kondisi adsorben buah mengkudu
yang optimum ditambahkan ke dalam minyak
Berat jenis jelantah adalah pada konsentrasi 24%. Kadar
Penentuan berat jenis minyak ditentukan asam lemak bebas minyak hasil pemurnian
dengan menggunakan piknometer. Pengukuran telah mencapai ambang batas persentase asam
berat jenis ini dapat digunakan untuk mengukur lemak bebas yang ditetapkan oleh SNI 3741-
kemurnian minyak (Muallifah, 2009). Data 1995 yang berisi syarat kandungan asam lemak
hasil penelitian berat jenis minyak jelantah dan bebas maksimal adalah 0,30%. Kadar asam
minyak hasil pemurnian dengan menggunakan lemak bebas minyak menurun disebabkan oleh:
persamaan (2) diperoleh hasil pada Tabel 3. 1. Adanya vitamin C yang terkandung
dalam buah mengkudu yang mampu
Tabel 3 Berat jenis minyak goreng baru, minyak menetralisir atau menstabilkan senyawa asam
lemak bebas yang terkandung dalam minyak
jelantah dan minyak hasil pemurnian jelantah (Sarungu, 2010).
2. Adanya proses adsorbsi fisik pada
asorben buah mengkudu, karena adsorben
buah mengkudu memiliki luas permukaan
dan pori-pori yang besar, sehingga mengikat
dan menyerap senyawa asam lemak bebas pada
permukaannnya. Kandungan asam lemak yang
besar menunjukkan mutu suatu minyak rendah
dan tidak baik untuk digunakan kembali
(Aisyah, dkk., 2010) .
Kadar air
Keberadaan air dalam minyak goreng
menyebabkan adanya reaksi hidrolisis yang
Pembahasan menyebabkan terurainya bentuk trigliserida
Asam Lemak Bebas menjadi asam lemak bebas yang dapat bereaksi
Asam lemak bebas merupakan hasil lebih lanjut menjadi aldehid dan keton, yang
hidrolisis dari trigliserida. Pada saat minyak merupakan indikasi terjadinya rancidity (tengik)
digunakan merupakan awal proses asam lemak pada minyak goreng. Air dalam minyak goreng
bebas dihasilkan melalui proses pemecahan berada dalam bentuk koloid yang distabilkan
oksidasi. Minyak goreng yang digunakan adanya protein dalam minyak goreng. Sehingga
dalam proses penggorengan sejumlah besar untuk meningkatkan kualitas minyak goreng
akan dipanaskan pada suhu mencapai 162- maka keberadaan air harus direduksi seminim
196oC dengan kondisi bahan pangan yang mungkin. Pelepasan molekul air dari minyak
terendam dan digunakan secara kontinu akan goreng dapat pula dilakukan dengan pemanasan
menghasilkan asam lemak bebas pada minyak akan tetapi perlakuan termal terhadap minyak
goreng tersebut (Paramitha, 2012). Angka asam goreng dapat menyebabkan terputusnya ikatan
dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH trigliserida.
yang diperlukan untuk menetralkan asam Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa
lemak bebas dalam satu gram minyak. Angka terjadi penurunan kadar air dari konsentrasi
asam yang besar menunjukkan asam lemak 0-24% adsorben buah mengkudu yaitu
bebas yang besar (Abdullah, 2007). Adanya 1,4292%, 0,2291%, 0,2198%, 0,2196%,
asam lemak bebas meskipun jumlahnya kecil 0,2193% dan 0,2190%. Kadar air minyak

185
Volume 4, No. 4, 2015: 181-188 Jurnal Akademika Kimia

hasil pemurnian telah mencapai ambang batas Semakin besar nilai absorbansi minyak goreng
persentase kadar air yang ditetapkan oleh SNI maka semakin gelap warna minyak tersebut.
3741-1995 yang berisi syarat kandungan air Sebaliknya semakin kecil nilai absorbansi
maksimal adalah 0,3%. Menurunnya kadar air minyak goreng maka semakin terang warna
pada minyak jelantah disebabkan oleh proses minyak tersebut. Menurunnya nilai absorbansi
adsorpsi fisik antara molekul H2O dengan minyak disebabkan oleh proses absorbsi fisik
adsorben dikarenakan adanya perbedaan energi oleh situs-situs aktif dalam karbon, seperti
potensial antara permukaan adsorben dan zat susunan pori-pori dan luas permukaan
yang diserap. Banyaknya luas permukaan adsorben buah mengkudu. Proses adsorbsi
adsorben buah mengkudu yang berinteraksi fisik ini terjadi karena adanya perbedaan
dengan pengotor, maka semakin banyak energi potensial antara permukaan adsorben
pula pengotor yang terjebak dalam pori-pori dan adsorbat, yang melibatkan gaya fisika.
adsorben buah mengkudu (Muallifah, 2009). Adsorpsi fisika melibatkan gaya antarmolekuler
Kadar air dalam minyak dapat dikurangi (gaya Van der Walls) dan bersifat reversible.
dengan adanya proses pemurnian, yang Pada proses terserapnya oksigen, air, alkoksil,
meliputi proses despicing, netralisasi dan peroksida di dinding atau permukaan adsorben
bleaching. Proses despicing, bertujuan buah mengkudu, ini dapat terjadi adsorpsi
untuk memisahkan fraksi-fraksi berat dalam secara fisika karena setiap partikel-partikel
minyak. Fraksi-fraksi berat tersebut akan adsorbat yang mendekati permukaan adsorben
larut dalam air dan ikut mengendap di bawah melalui gaya Van der Waals (Muallifah, 2009).
permukaan air, sehingga diperoleh minyak Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bebas bumbu. Larutnya fraksi-fraksi berat semakin banyak adsorben yang digunakan maka
tersebut karena sifatnya polar, karena itu kadar semakin kecil pula absorbansi minyak goreng.
air dalam minyak juga ikut berkurang. Proses Hal ini disebabkan fraksi-fraksi berat dalam
netralisasi, bertujuan untuk memisahkan minyak seperti protein, karbohidrat, garam,
asam lemak bebas dengan mereaksikan gula, bumbu dan rempah-rempah berkurang
minyak dengan NaOH, yang menghasilkan telah diabsorbsi oleh adsorben buah mengkudu
sabun dan air. Sabun yang terbentuk dapat sehingga warna minyak semakin cerah.
membantu pemisahan kotoran, salah satunya Berat jenis
air dalam minyak. Proses bleaching adalah Berat jenis merupakan salah satu kriteria
mencampurkan adsorben buah mengkudu penting dalam menentukan mutu dan
dengan minyak. Kemampuan buah mengkudu kemurnian minyak. Nilai berat jenis minyak
sebagai adsorben tersebut, dikarenakan struktur didefinisikan sebagai perbandingan antara
kimia permukaan, susunan pori-pori dan luas berat minyak dengan berat air pada volume air
permukaan adsorpsi, serta komposisi kimia yang sama dengan volume minyak pada yang
permukaan yang ada dalam buah mengkudu sama pula. Berat jenis sering dihubungkan
(Muallifah, 2009). dengan fraksi berat komponen-komponen yang
Warna terkandung di dalamnya. Semakin besar fraksi
Warna telah dijadikan sebagai indek kualitas berat yang terkandung dalam minyak, maka
minyak selama bertahun-tahun. Metode semakin besar pula nilai densitasnya. Berat
pengujian warna dapat dilakukan dengan jenis dapat digunakan untuk semua minyak
menggunakan Lovibond dan spektrofotometer. dan lemak yang dicairkan, alat yang digunakan
Terdapat perbedaan antara kedua metode untuk penentuan ini ialah piknometer
penentuan warna minyak ini metode Lovibond (Muallifah, 2009).
bersifat subjektif sedangkan penentuan secara Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa
spektrofotometer bersifat objektif. Pengukuran terjadi penurunan berat jenis dari konsentrasi
dengan menggunakan spektrofotometer 0-24% adsorben buah mengkudu yaitu 1,8900
dilakukan pada panjang gelombang 470 g/mL, 1,8896 g/mL, 1,8896 g/mL, 1,8868 g/
nm (Paramitha, 2012). Absorbansi yang mL, 1,8860 g/mL, 1,8836 g/mL. Sedangkan
semakin besar pada panjang gelombang ini berat jenis minyak goreng baru yaitu 0,9093
mengindikasikan warna minyak semakin gelap. g/mL. Berat jenis minyak hasil pemurnian
Hal ini berarti semakin banyak poduk-produk belum mencapai ambang batas persentase berat
hasil degradasi minyak (Febriansyah, 2007). jenis yang ditetapkan oleh SNI 3741-1995
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa yang berisi syarat berat jenis maksimal adalah
terjadi penurunan absorbansi dari konsentrasi 0,900 g/mL. Hal ini disebabkan oleh masih
0-24% adsorben buah mengkudu yaitu 0,9975, adanya fraksi-fraksi berat dalam minyak seperti
0,7225, 0,7120, 0,7005, 0,6945, dan 0,6830. protein, karbohidrat, garam, gula, bumbu dan

186
I Nengah Juliana Pemanfaatan Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) ................

rempah-rempah berkurang telah diabsorbsi oleh bebas (FFA) pada proses bleaching minyak
adsorben buah mengkudu. Menurut Muallifah goreng bekas oleh karbon aktif polong buah
(2009) berat jenis dihubungkan dengan fraksi kelor (moringa oliefera l.) dengan aktivasi
berat komponen-komponen yang terkandung NaCl. Alchemy, 1(2), 53-103.
di dalam minyak, semakin besar fraksi berat
yang terkandung dalam minyak, maka semakin Barau, F. (2014). Buah mengkudu (morinda
besar pula nilai berat jenisnya. citrifolia L.) sebagai pengadsorbsi minyak
Menurunnya nilai berat jenis minyak jelantah. Skripsi. Palu: Universitas Tadulako
disebabkan oleh proses absorbsi fisik oleh situs-
situs aktif dalam adsorben buah mengkudu, Bijanti, R. (2008). Potensi sari buah mengkudu
seperti susunan pori-pori dan luas permukaan. (morinda citrifolia) terhadap kualitas
Proses adsorbsi fisik ini terjadi karena adanya karkas, kadar vitamin C dan kadar
perbedaan energi potensial antara permukaan malonedialdehide (MDA) dalam darah.
adsorben dan adsorbat, yang melibatkan Media Kedokteran Hewan, 24(5), 43-48.
gaya fisika. Adsorpsi fisika melibatkan gaya
antarmolekuler (gaya Van der Walls) dan bersifat Febriansyah, R. (2007). Mempelajari pengaruh
reversible. Pada proses terserapnya oksigen, air, penggunaan berulang dan aplikasi adsorben
alkoksil, peroksida, di dinding atau permukaan terhadap kualitas minyak dan tingkat
adsorben buah mengkudu, ini dapat terjadi penyerapan minyak pada kacang salut.
adsorpsi secara fisika karena setiap partikel- Skripsi. Bogor: Fakultas Teknologi Petanian
partikel adsorbat yang mendekati permukaan Institut Pertanian.
adsorben melalui gaya Van der Waals.
Gashaw, A., & Teshita, A. (2014). Production
Kesimpulan of biodiesel from waste cooking oil and
Adsorben dari buah mengkudu (Morinda factors affecting its formation: A review.
citrifolia L.) dapat menurunkan nilai parameter International Journal of Renewable and
mutu minyak jelantah. Namun dari keempat Sustainable Energy, 3(5), 92-98.
parameter yang digunakan hanya berat jenis
yang belum mencapai standar nasional industri. Gunawan., Triatmo, M., & Rahayu, A. (2003).
Konsentrasi berat per volume (%b/b) optimum Analisis pangan: Penentuan angka peroksida
buah mengkudu yaitu 24%. dan asam lemak bebas pada minyak kedelai
dengan variasi menggoreng, Jurnal Sains
Ucapan Terima Kasih Kimia dan Aplikasi . 5(3), 1-6.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
kepala laboran Agroteknologi FAPERTA dan Handoko D. S. P., Triyono., Narsito., & Dwi,
semua pihak yang telah membantu dalam T. (2009). Peningkatan kualitas minyak
pelaksanaan penelitian ini. jelantah menggunakan adsorben H5-NZA
dalam reaktor sistem fluid fixed bed. Jurnal
Referensi Ilmu Dasar, 10( 2), 121-132.
Abdullah. (2007). Pengaruh gorengan dan
intensitas penggorengan terhadap kualitas Irwan, M., Thahir, R., & Kubro, B. S. (2010).
minyak goreng. Jurnal Pilar Sains, 6(2), 45- Regenerasi minyak jelantah (waste cooking
50. oil) dengan penambahan sari mengkudu.
Riset & Teknologi, 10(1), 56-59
Abdullah, N. H., Hasan, S. H., & Yusoff, N.
R. M. (2013). Biodiesel production based Kusumastuti. (2004). Kinerja zeolit dalam
on waste cooking oil (WCO). International memperbaiki mutu minyak goreng bekas.
Journal of Materials Science and Engineering, Jurnal Teknologi dan Pangan, 15(2), 141-
1(2), 94-99. 144.

Ahmadi, K. (2009). Kinerja zeolit alam Muallifah, S. (2009). Penentuan angka asam
teraktivasi pada penjernihan minyak thiobarbiturat dan angka peroksida pada
bekas penggorengan keripik tempe. Jurnal minyak goreng bekas hasil pemurnian dengan
Teknologi Pertanian, 10(2), 136-143. karbon aktif dari biji kelor (moringa oleifera,
l). Skripsi. Malang: Fakultas Sains dan
Aisyah, S., Yulianti, E., & Fasha, A. G. (2010). Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim.
Penurunan angka peroksida dan asam lemak

187
Volume 4, No. 4, 2015: 181-188 Jurnal Akademika Kimia

Paramitha, A. R. A. (2012). Studi kualitas 7-12.


minyak makanan gorengan pada penggunaan
minyak goreng berulang. Skripsi Sarjana Wijayanti, H., Nora, H., & Amelia, R. (2012).
pada Universitas Hasanudin Makassar: Pemanfaatan arang aktif dari serbuk gergaji
tidak diterbitkan. kayu ulin untuk meningkatkan kualitas
minyak goreng bekas. Konversi, 1(1), 27-33.
Purwaningsih, S. (2012). Aktivitas antioksidan
dan komposisi kimia keong matah merah Wijayanti, R. (2009). Arang aktif dari ampas
(cerithidea obtusa). Ilmu Kelautan, 17(1), tebu sebagai adsorben pada pemurnian minyak
39-48. goreng bekas. Skripsi Sarjana pada Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Sarungu, S. (2010). Pemanfaatan sari buah Institut Pertanian Bogor: tidak diterbitkan.
mengkudu untuk penjernihan minyak
jelantah dan analisis kualitasnya. Skripsi Winarni., Sunarto W., & Mantini, S. (2010).
Sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Penetralan dan adsorbsi minyak goreng
pendidikan Universitas Tadulako Palu: bekas menjadi minyak goreng layak
tidak diterbitkan. konsumsi. Jurnal Sains dan Teknologi, 8(1),
46-56.
Wannahari, R., & Nordin, M. F. N. (2012).
Reduction of peroxide value in used palm
cooking oil using bagasse adsorbent. Winarno, F. G. (1995). Kimia pangan dan gizi.
American International Journal of Bandung: Gramedia.
Contemporary Research, 2(1), 185-191.
Winarti, S. (2008). Pemanfaatan buah
Wibowo, T. (2009). Pengaruh pemberian mengkudu (morinda citrifolia) dan kelopak
seduhan kelopak rosela (hibiscus sabdariffa) bunga rosela (hibiscus sabdariffa L.) untuk
terhadap kadar trigliserida darah tikus putih pembuatan fruit leather. Agritech, 28(1),
(rattus norvegicus). Skripsi Sarjana pada 22-27.
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret: tidak diterbitkan Wulyoadi, S., & Kaseno. (2004). Pemurnian
minyak goreng bekas dengan menggunakan
Widayat. (2007). Studi pengurangan bilangan filter membran. Prosiding Seminar Nasional
asam, bilangan peroksida dan absorbansi Rekayasa Kimia. Universitas Diponegoro.
dalam proses pemurnian minyak goreng
bekas dengan zeolit alam aktif. Jurnal
Rekayasa Kimia dan Lingkungan, 6(1 ),

188

Vous aimerez peut-être aussi