Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
KELOMPOK 5
Pembimbing :
Dr. Dini Widianti, M.KK
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Gambar 1.1 Batas Wilayah Kecamatan Johar Baru
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
No Kelurahan Jumlah Penduduk
1 Kelurahan Johar Baru 49.924 Jiwa
2 Kelurahan Kampung Rawa 26.642 Jiwa
3 Kelurahan Tanah Tinggi 44.112 Jiwa
4 Kelurahan Galur 17.908 Jiwa
Jumlah 138.586 Jiwa
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
3
Tabel 1.2 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kecamatan Johar Baru Tahun 2015
Luas Jumlah Kepadatan Penduduk
Kelurahan
(km2) Penduduk (per Ha)
Kelurahan Johar Baru 119,10 49.924 Jiwa 557
Kelurahan Kampung Rawa 30,11 26.642 Jiwa 688
Kelurahan Tanah Tinggi 63,29 44.112 Jiwa 711
Kelurahan Galur 26,20 17.908 Jiwa 663
Jumlah 237,7 138.586 jiwa 583
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
4
1.1.1.4 Data Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk menurut Agama dan Kepercayaan di Wilayah Kecamatan
Johar Baru Tahun 2016
Tanah Kampung Johar
Agama Galur
tinggi Rawa Baru
Islam 44.488 23.931 16.640 111.971
Protestan 3.336 2.116 1.032 9.936
Katolik 1.987 537 154 5.428
Budha 35 24 63 501
Hindu 78 34 19 344
Jumlah 49.924 26.642 17.908 49.924
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
JM JML
T A T A N A N
LH H
N KELUR
JMLH F. F. F.
O AHAN PEMU TT TP F.O.
KE PE KA
K U M R
RW RT S ND NT
JOHAR 13,23
1 11 174 11,984 50 99 450 486 13 157
BARU 9
2 GALUR 7 84 7,716 67 146 745 346 35 24 9,079
KP. 10,39
3 8 104 9,531 54 51 414 264 3 73
RAWA 0
TANAH 14,45
4 14 196 13,085 80 84 282 649 23 248
TINGGI 1
JUMLA 25 47,15
40 558 42,316 380 1,89 1,74 74 502
H 1 9
Tabel 1.5 Jumlah Tatanan di Wilayah Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
5
1.1.1.5.2 Sarana dan Prasarana
Wilayah Kecamatan Johar Baru memiliki sarana ibadah, sarana
pendidikan, sarana kebudayaan dan kesenian, sarana olah raga, sarana
kesehatan masyarakat dan keluarga berencana.
Sarana dan prasarana kesehatan yang yang ada saat ini banyak
diminati oleh masyarakat luas yang ada di wilayah Johar Baru dan
sekitarnya, hal ini terkait dengan lokasi dan banyaknya penduduk yang
bekerja di wilayah Johar Baru tetapi tidak berdomisili di daerah tersebut.
Agar semua dapat memperoleh kesempatan mendapat pelayanan kesehatan
yang merata dengan biaya terjangkau, maka pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan sumber daya manusia
yang berkualitas, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, dan
dapat mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua golongan, dan tidak
membedakan umur, pekerjaan, status sosial ekonomi, agama, ras dan lain-
lain, akan tetapi lebih diprioritaskan bagi golongan masyarakat yang
berpenghasilan rendah.
6
Tanah Kampung Johar Jumla
No Uraian Galur
tinggi Rawa Baru h
10. Apotek - - 1 4 5
11. Posyandu 18 24 15 15 72
12. Toko Obat - 2 2 3 7
13. Drg. Praktek 1 3 2 4 10
Jumlah 32 43 33 53 161
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
7
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai
pusat pengembangan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu
wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan
kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan
tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Jumlah kegiatan pokok
puskesmas diserahkan pada setiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan
kemampuan sumber daya yang dimiliki namun puskesmas tetap melaksanakan
kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komprehensif. Tidak sebatas pada aspek kuratif dan
rehabilitatif saja seperti rumah sakit. Puskesmas merupakan salah satu jenis
organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan
semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang
mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya perubahan paradigma
pembangunan kesehatan menjadi paradigma sehat. Dengan paradigma baru ini,
mendorong terjadi perubahan konsep yang sangat mendasar dalam
pembangunan kesehatan, antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya
kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan
kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif.
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah
berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat.
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee
for service menjadi pembayaran secara pra-upaya.
8
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif
menjadi investasi.
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah
akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra
pemerintah (partnership)
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization)
menjadi otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring
dengan era desentralisasi.
9
Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak
membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai
meninggal.
10
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas meliputi :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan
utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,
tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas
tertentu ditambah dengan rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan
gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan
jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
11
Gambar 1.2 Fungsi
Puskesmas
Sumber : Buku ARRIMES
Manajemen
Puskesmas
Setiap kegiatan
yang dilakukan
di puskesmas
memerlukan evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil
atau tidak. Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi
puskesmas.
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai
tatanan sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat tempat umum
mempunyai indikator :
a. Tersedianya air bersih
b. Tersedianya jamban yang saniter
c. Tersedianya larangan merokok
d. Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP
2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
b. Tumbuh dan kembangnya LSM
c. Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama, meliputi :
a. Promosi kesehatan masyarakat
b. Kesehatan lingkungan
c. KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )
d. KB ( Keluarga Berencana )
e. Perbaikan gizi masyarakat
f. P2M ( Pemberantasan Penyakit Menular )
12
g. Pengobatan dasar
13
3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan
kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya untuk
sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan.
Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas,
maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan
memperhatikan kebutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).
Masing masing puskesmas tersebut secara operasional
bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
14
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek
kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku
masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga
dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin
berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan
kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu
berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar dan berusaha untuk memuaskan masyarakat, mengupayakan
pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi
pengelolaan dana, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota
masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerjanya,
tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi
kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang
dilakukan Puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari sisi yang
bersangkutan.
15
b. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan
c. Mengembangkan kemandirian Puskesmas sesuai dengan kewenangan
yang diberikan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota
d. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan
masyarakat dan keluarga
16
Tabel 1.7 Upaya Kesehatan Wajib, Kegiatan dan Indikator dalam Puskesmas
Upaya Kesehatan
Kegiatan Indikator
Wajib
Promosi Kesehatan Promosi hidup bersih Tatanan sehat
dan sehat
Perbaikan perilaku sehat
17
maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama dengan
Pemerintah Daerah.
Sedangkan upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya
yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya
kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas
yang telah ada yakni :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public Health Nursing/PHN)
3. Upaya Kesehatan Gigi dan mulut
4. Upaya Kesehatan Jiwa
5. Upaya Kesehatan Usia lanjut
6. Upaya Kesehatan Remaja
18
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di
Puskesmas adalah :
1. Upaya Kesehatan Dasar
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
c. Upaya Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Kesehatan Lingkungan
f. Upaya Pengendalian Penyakit Menular
g. Upaya Pengobatan
Dokter kecil atau Docil membantu saat pelaksanaan deteksi dini (skrining
kesehatan) dengan melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan.
19
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu.
Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi
puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar
dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya
puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan. Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah:
20
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa
percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan
Pesantren (Pokestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM)
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA),
Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang
menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas
program antara lain:
21
kemasyarakatn dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral
antara lain :
22
i. Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan
medis (contoh : operasi) dan lain-lain.
ii. Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
iii. Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau
menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.
23
Gambar 1.3 Sistem Rujukan Puskesmas
Sumber : Buku ARRIMES Manajemen Puskesmas
24
Kel. Galur
Kel.
Tanah
Tinggi
Kel. Kampung
Rawa
25
d. Apotek
2. Lantai 2:
a. Laboratorium
b. Poli KIA
c. Poli Gizi
d. Poli TB dan Kusta
3. Lantai 3:
a. Poli Umum
b. Poli Anak
c. Poli Gigi
d. Ruang Tindakan
e. Ruang Laktasi
f. Poli Mata
4. Lantai 4 :
a. Ruang Kepala Puskesmas
b. Ruang Tata Usaha
c. Aula
Tabel 1.5. Jumlah Tenaga Kerja medis dan non medis di sarana pelayanan kesehatan di
Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Johar Baru Juli 2015
Jumlah Tenaga Kerja
Puskesmas Dokter Dokter Perawat Ahli Tenaga
Apoteker Bidan Perawat Jmlh
Umum Gigi Gigi gizi Nonmedis
Kec. Johar
24 8 1 18 26 2 3 29 111
Baru
Kel.Johar
2 2 0 3 3 1 0 4 15
Baru
Kel.Kampung
1 1 1 1 2 1 0 3 10
Rawa
Kel.Galur 1 1 0 1 2 0 1 2 8
Kel.Tanah
1 1 0 1 1 0 0 2 6
Tinggi
26
Jumlah 16 14 4 11 28 3 4 25 104
Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Juli 2016
1.1.3.2 Visi, Misi, Kebijakan Mutu dan Motto Puskesmas Kecamatan Johar
Baru
1. Visi Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Terwujudnya Puskesmas Kecamatan Johar Baru yang memberikan
Pelayanan prima, berorientasi pada kepuasan menuju masyarakat sehat
dan mandiri.
2. Misi Puskesmas Kecamatan Johar Baru
a. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan, medis dan non medis
Puskesmas.
b. Memberikan pelayanan kesehatan prima dan merata.
c. Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat dalam bidang
kesehatan
d. Menggalang kemitraan pelayanan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.
3. Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Puskesmas Kecamatan Johar Baru bertekad memberikan pelayanan
prima, menuju masyarakat sehat yang mandiri secara berkesinambungan
sesuai dengan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku, serta
senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambugan untuk
mencapai kepuasan pelanggan. Komitmen bersama Puskesmas
Kecamatan Johar Baru adalah Prima Sehat Mandiri untuk semua.
27
1.1.3.3 Struktur Organisasi
Issaban Widodo, SE
Sri Istini, ST
Ka. Sat. Pel. UKP Ka. Sat. Pel. UKM Ka. Sat. Pel. PKM
KEL. GALUR
(drg. Katarina RH)
28
1.1.3.4. Alur Pelayanan Pasien di Puskesmas
LOKET GIGI
KIA
KB
BP OBAT SELESAI
MATA
GIZI
JIWA
LABORATORIUM
TINDAKAN
Gambar 1.6 Alur Pelayanan Pasien di Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Sumber: Puskesmas Kecamatan Johar Baru
29
1.1.4.1 Tujuan
Keluarga berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga
kehamilan hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Tujuannya agar :
1. Tujuan umum berupa menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan
kesehatan ibu sehingga mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS) melalui pengendalian pertumbuhan, meningkatkan
keikut sertaan kelestrarian ber KB seluruh pelosok sehingga akan
menurunkan angka fertilitas yang bermakna.
2. Tujuan khusus berupa; Meningkatkan pemerataan pemakaian MKJP baik
terhadap peserta baru maupun kb aktif, meningkatkan dan semakin
meratanya penggarapan terhadap generasi muda dalam kaitannya dengan
pendewasaan usia kawin dan sebagai bantuan mendukung gerakan KB
nasional di daerah, Semakin meratanya kemandirian masyarakat dalam
ikut serta memberikan pelayanan atau mendapatkan pelayanan KB
(BKKBN,2014).
1.1.4.2 Sasaran
Sasaran program Keluarga Berencana adalah Pasangan Usia Subur (PUS)
dan Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM). Jumlah pasangan usia subur yang
menjadi 24 sasaran program ditetapkan berdasarkan survei pasangan usia subur
yang dilaksanakan sekali setiap tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh
PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana) di masing-masing kelurahan
atau dari BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)
(BKKBN,2014). Sasaran program Keluarga Berencana mempunyai tiga sasaran
diantaranya :
1. Sasaran Primer Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala
upaya pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan
kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi kepala keluarga
untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA
(kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan
sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini
sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).
2. Sasaran sekunder Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan
sebagainya. Disebut sasaran sekunder karena dengan memberikan pendidikan
30
kesehatan pada kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini
akan memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat disekitarnya.
Disamping itu dengan perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil
pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan
memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya.
Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran sekunder ini adalah
sejalan dengan strategi dukungan sosial (social support).
3. Sasaran tersier Para pembuat keputusan atau penentuan kebijakan baik
ditingkat pusat, maupun daerah adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan
dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok
ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat
(sasaran sekunder), dan juga kepada masyarakat umum (sasaran primer).
Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tersier ini sejalan
dengan strategi advokasi (BKKBN,2014).
31
4. Suntik
5. Kondom
Kegiatan program KB di Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah
mengadakan penyuluhan KB, menyediakan alat-alat kontrasepsi dan
memberikan pelayanan KB pada usia subur serta mengadakan pelayanan KB
keliling.
Akseptor KB terdiri dari dua, yaitu KB baru dan KB aktif. KB baru adalah
akseptor yang baru mengikuti program KB pertama kali tetapi belum tentu
berdomisili di Kecamatan Johar Baru. Sedangkan KB aktif adalah akseptor yang
mengikuti KB terusmenerus yang berdomisili di Kecamatan Johar Baru
(BKKBN dan Kemenkes R.I. 2012).
32
6. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach) Strategi tiga dimensi
program KB sebagai pendekatan program KB nasional, dibagi dalam tiga
tahap pengelolaan program KB sebagai berikut :
a. Tahap perluasan jangkauan Pola tahap ini penggarapan program lebih
difokuskan lebih kepada sasaran :
Coverage wilayah
Penggarapan wilayah adalah penggarapan program KB lebih diutamakan
pada penggarapan wilayah potensial, seperti wilayah Jawa, Bali dengan
kondisi jumlah penduduk dan laju pertumbuhan yang besar
Coverage khalayak
Mengarah kepada upaya menjadi akseptor KB sebanyak-banyaknya. Pada
tahap ini pendekatan pelayanan KB didasarkan pada pendekatan klinik.
b. Tahap pelembagaan
Tahap ini untuk mengantisipasi keberhasilan pada tahap potensi yaitu tahap
perluasan jangkauan. Tahap coveragewilayah diperluas jangkauan propinsi
luar Jawa Bali. Tahap ini inkator kuantitatif kesertaan ber- KB pada kisaran
45-65 % dengan prioritas pelayanan kontrasepsi dengan metode jangka
panjang, dengan memanfaatkan momentum-momentum besar.
33
atau ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan mempunyai potensi
yang besar untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang tepat dan benar
dalam mempertahankan fungsi reproduksi. Dalam mencapai sasaran
reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu: pengembangan gerakan KB
yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat sejahtera dan gerakan
keluarga sadar HIV/AIDS. Pengayoman, melalui program ASKABI (Asuransi
Keluarga Berencana Indonesia), tujuan agar merasa aman dan terlindung
apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.
c. Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah PSM ditonjolkan
(pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah (Dinas
Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).
d. Pendidikan KB Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik
petugas KB, bidan, dokter berupa pelatihan konseling dan keterampilan
(Saifuddin A B, 2003).
1.1.4.6 Macam Metode Kontrasepsi yang Ada Dalam Program KB
(Keluarga Berencana) Di Indonesia
1. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi
tanpa alat antara lain : Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Coitus Interuptus,
metode Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB), Metode Suhu Basal Badan,
dan Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik.
Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom,
diafragma, dan spermisida.
34
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode
Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering
dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau
mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum
dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan Vasektomi yaitu
memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak
diejakulasikan.
5. Metode Kontrasepsi Darurat
Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu pil
dan AKDR (Cunningham F G, Gant NF, 2009).
35
Akseptor KB terdiri dari dua, yaitu KB baru dan KB aktif. KB baru adalah
akseptor yang baru mengikuti program KB pertama kali tetapi belum tentu
berdomisili di Kecamatan Johar Baru. Sedangkan KB aktif adalah akseptor yang
mengikuti KB terus-menerus yang berdomisili di Kecamatan Johar Baru.
Secara umum, berdasarkan surat keputusan Kepala Dinas Kesehatan Prov. DKI
Jakarta tahun 2008, target untuk peserta KB baru dan KB Aktif tahun 2016 adalah
90% dari PPM (Perkiraan Permintaan Masyarakat).
Indikator pelayanan KB :
1. Tenaga
2. Sarana dan prasarana
3. Cakupan pelayanan
36
Tabel 1.8 Cakupan Peserta KB Aktif di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017
No. Puskesmas PUS KB Pencapaian Target
(a) AKTIF (b/a x 100 (%)
(b) %)
1 KEC. JOHAR BARU 4.542 3.324 18,3 20,0
2 KEL. TANAH TINGGI 1.785 1.379 19,3 20,0
3 KEL. JOHAR BARU I 2.311 1.613 17,4 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II 2.567 1.890 18,3 20,0
5 KEL. JOHAR BARU III 1.921 1.285 16,7 20,0
6 KEL. KAMPUN G RAWA 3.521 2.681 19 20,0
7 KEL. GALUR 3.479 2.821 20,3 20,0
JUMLAH 20.126 14.993 74 20,0
37
Tabel 1.11 Cakupan Peserta Implan dengan KB Aktif di Wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017
KB
IMPLAN Pencapaian
No. Puskesmas AKTIF Target (%)
(b) (b/a x 100 %)
(a)
1 KEC. JOHAR BARU 3.324 25,6 0.77 20,0
2 KEL. TANAH TINGGI 1.379 94 6.82 20,0
3 KEL. JOHAR BARU I 1.613 27 1.67 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II 1.890 51 2.7 20,0
5 KEL. JOHAR BARU III 1.285 7 0.54 20,0
6 KEL. KAMPUN G RAWA 2.681 342,6 12.77 20,0
7 KEL. GALUR 2.821 149,3 5.29 20,0
JUMLAH 14.993 696,5 4,64 20,0
38
Tabel 1.14 Cakupan Peserta KB Pil dengan KB Aktif di Wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017
KB
PIL Pencapaian Target
No. Puskesmas AKTIF
(b) (b/a x 100 %) (%)
(a)
1 KEC. JOHAR BARU 3.324 339 10,2 20,0
2 KEL. TANAH TINGGI 1.379 273 19,8 20,0
3 KEL. JOHAR BARU I 1.613 201 12,5 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II 1.890 188 9,9 20,0
5 KEL. JOHAR BARU III 1.285 145 11,3 20,0
6 KEL. KAMPUNG RAWA 2.681 562 21,0 20,0
7 KEL. GALUR 2.821 454 16,1 20,0
JUMLAH 14.993 2.162 14,42 20,0
Tabel 1.15 Cakupan Peserta Kondom dengan KB Aktif di Wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017
KB
Pencapaian Target
No. Puskesmas AKTIF KONDOM (b)
(b/a x 100 %) (%)
(a)
1 KEC. JOHAR BARU 3.324 168 5,1 20,0
2 KEL. TANAH TINGGI 1.379 52 3.8 20,0
3 KEL. JOHAR BARU I 1.613 48 3,0 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II 1.890 34 1,8 20,0
5 KEL. JOHAR BARU III 1.285 38 3,0 20,0
6 KEL. KAMPUN G RAWA 2.681 62 2,3 20,0
7 KEL. GALUR 2.821 101 3,6 20,0
JUMLAH 14.993 503 3,35 20,0
39
7 KEL. GALUR 34 4,7 13,7 20,0
174 3,85 20,0
JUMLAH 6,7
40
10 3,7 36,7 20,0
2 KEL. TANAH TINGGI
32 3,3 10,4 20,0
3 KEL. JOHAR BARU I
16 1,3 8,3 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II
8 4,7 58,3 20,0
5 KEL. JOHAR BARU III
17 8,7 51 20,0
6 KEL. KAMPUN G RAWA
34 12 35,3 20,0
7 KEL. GALUR
JUMLAH 174 50,4 29 20,0
41
16 0 0 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II
8 0 0 20,0
5 KEL. JOHAR BARU III
KEL. KAMPUN G 17 0 0 20,0
6
RAWA
34 0 0 20,0
7 KEL. GALUR
0 0 20,0
JUMLAH 174
KB
PASCA MOP Pencapaian Targe
No Puskesmas
PERSALINAN (b) (b/a x 100% ) (%)
(a)
57 0 0 20,0
1 KEC. JOHAR BARU
10 0 0 20,0
2 KEL. TANAH TINGGI
32 0 0 20,0
3 KEL. JOHAR BARU I
16 0 0 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II
8 0 0 20,0
5 KEL. JOHAR BARU III
17 0 0 20,0
6 KEL. KAMPUN G RAWA
34 0 0 20,0
7 KEL. GALUR
42
1.2 Identifikasi Masalah
Dari berbagai hasil pencapaian program imunisasi yang dievaluasi di
Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari 2016 Maret 2017, program-
program yang tidak memenuhi standar yaitu kurang dari target yang selanjutnya
akan dilakukan evaluasi. Program dievaluasi karena adanya masalah pada
program tersebut yaitu belum mencapai target yang sudah ditetapkan, adanya
kemudahan dalam mengakses data serta pencatatan dan pelaporan yang lengkap.
Adapun identifikasi masalah yang didapatkan antara lain:
1. Cakupan Peserta KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Johar Baru Periode
Januari Maret 2017 adalah sebesar 74 %
2. Cakupan Peserta MOP dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 0,03 %
3. Cakupan Peserta MOW dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 0,15 %
4. Cakupan Peserta Implan dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 4,64 %
5. Cakupan Peserta AKDR dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 17,61 %
6. Cakupan Peserta Suntik dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 6,28 %
7. Cakupan Peserta Pil dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Johar Baru
Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 14,42 %
8. Cakupan Peserta Kondom dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 3,35 %
9. Cakupan Peserta MOP dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Sekecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 0%
10. Cakupan Peserta MOW dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Sekecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 0%
11. Cakupan Peserta Implan dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Sekecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 0,9%
12. Cakupan Peserta AKDR dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Sekecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 29%
13. Cakupan Peserta KB Implan dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Sekecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 30,3 %
14. Cakupan Peserta MOW dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Sekecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 4,9 %
43
15. Cakupan Peserta MOP dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Sekecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 3,85 %
44
9. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan dengan MOP di Puskesmas
Sekecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 0%
berada di bawah target yaitu 80%
10. Cakupan Peserta KB Baru dengan MOW di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 0% berada di bawah target
yaitu 80%
11. Cakupan Peserta KB Baru dengan Implan di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 0,9% berada di bawah
target yaitu 80%
12. Cakupan Peserta KB Baru dengan AKDR di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 29% berada di bawah target
yaitu 80%
13. Cakupan Peserta KB Baru dengan Suntik di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 30,3% berada di bawah
target yaitu 80%
14. Cakupan Peserta KB Baru dengan Pil di Puskesmas Sekecamatan Johar Baru
Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 4,9% berada di bawah target
yaitu 80%
15. Cakupan Peserta KB Baru dengan Kondom di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 3,85 % berada di bawah
target yaitu 80%
45