Vous êtes sur la page 1sur 45

EVALUASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA

PADA PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU


PERIODE JANUARI MARET 2017

Disusun oleh:

KELOMPOK 5

Ibramu Al Furqan 1102012115


Olivia Oktaviani 1102011204
Chairunnisa Rifka W 1102012044
Gilang mayasari 1102012098
Nur Isnaeni Evry 1102012203

Pembimbing :
Dr. Dini Widianti, M.KK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA 2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Johar Baru
1.1.1.1 Keadaan Geografis
Pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa kota
administrasi. Berdasarkan lembaran daerah no. 4/1966 ditetapkan lima wilayah
kota administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta
Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, yang dilengkapi dengan 22 Kecamatan dan
220 Kelurahan. Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan ini didasarkan atas asas
teritorial dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk
Kecamatan, 30.000 jiwa untuk Kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk
Kelurahan pinggiran.
Kecamatan Johar Baru termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Pusat
memiliki luas wilayah 237.70 Ha. Menurut data statistik 2004, peruntukan luas
tanah tersebut terdiri dari perumahan 195,13 Ha, kantor dan gudang 26,87 Ha,
taman 4,66 Ha, lahan tidur 3,52 Ha, dan sisanya 7,52 Ha. Secara administratif
terdiri 4 kelurahan, 30 RW, 560 RT, 23.312 KK, 98 Posyandu dan 100.688 jiwa,
dengan kepadatan penduduk 46.481/ km2, dengan batas wilayah :
Utara : JL.Letjen Suprapto Kec. Kemayoran
Timur : Sepanjang Rel Kereta Api Kec. Senen
Selatan : JL. Percetakan Negara Raya Kec. Cempaka Putih
Barat : JL. Rawa Selatan Raya dan JL. Mardani Kec. Cempaka Putih

Kecamatan Johar Baru terdiri dari 4 Kelurahan, yaitu :


a) Kelurahan Tanah Tinggi : 62,29 Ha
b) Kelurahan Johar Baru : 119,10 Ha
c) Kelurahan Kampung Rawa : 30,11 Ha
d) Kelurahan Galur : 26,20 Ha

2
Gambar 1.1 Batas Wilayah Kecamatan Johar Baru

1.1.1.2 Keadaan Demografi


Secara demografis penduduk di wilayah kecamatan Johar Baru sangat
padat. Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Pusat pada bulan Juli 2016,
Kecamatan Johar Baru mempunyai jumlah penduduk sebanyak 118.391 jiwa.
Berikut rincian jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Johar Baru tahun 2016.

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
No Kelurahan Jumlah Penduduk
1 Kelurahan Johar Baru 49.924 Jiwa
2 Kelurahan Kampung Rawa 26.642 Jiwa
3 Kelurahan Tanah Tinggi 44.112 Jiwa
4 Kelurahan Galur 17.908 Jiwa
Jumlah 138.586 Jiwa
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Johar Baru menurut laporan Kecamatan Johar Baru tahun 2016
adalah sebagai berikut laki-laki 58.925 jiwa, perempuan 57.336 jiwa. Berikut
rincian kepadatan penduduk pada tiap kelurahan di Kecamatan Johar Baru pada
tahun 2016.

3
Tabel 1.2 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kecamatan Johar Baru Tahun 2015
Luas Jumlah Kepadatan Penduduk
Kelurahan
(km2) Penduduk (per Ha)
Kelurahan Johar Baru 119,10 49.924 Jiwa 557
Kelurahan Kampung Rawa 30,11 26.642 Jiwa 688
Kelurahan Tanah Tinggi 63,29 44.112 Jiwa 711
Kelurahan Galur 26,20 17.908 Jiwa 663
Jumlah 237,7 138.586 jiwa 583
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016

1.1.1.3 Data Penduduk Menurut Umur


Tabel 1.3 Jumlah Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
No Umur (tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah
1. 0-4 5.421 5.108 10.529
2. 5-9 5.290 4.931 10.221
3. 10-14 4.440 4.205 8.645
4. 15-19 4.270 3.804 8.074
5. 20-24 4.519 4.846 9.365
6. 25-29 5.685 5.320 11.005
7. 30-34 5.782 5.377 11.159
8. 35-39 5.362 5.008 10.370
9. 40-44 4.640 4.510 9.150
10. 45-49 4.140 4.038 8.178
11. 50- 54 3.309 3.315 6.624
12. 55-59 2.463 2.607 5.070
13. 60-64 1.728 1.931 3.639
14. 65-69 1.114 1.355 2.469
15. 70-74 716 851 1.567
16. >75 560 757 1.317
Jumlah 59.439 57.936 117.402
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016

4
1.1.1.4 Data Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk menurut Agama dan Kepercayaan di Wilayah Kecamatan
Johar Baru Tahun 2016
Tanah Kampung Johar
Agama Galur
tinggi Rawa Baru
Islam 44.488 23.931 16.640 111.971
Protestan 3.336 2.116 1.032 9.936
Katolik 1.987 537 154 5.428
Budha 35 24 63 501
Hindu 78 34 19 344
Jumlah 49.924 26.642 17.908 49.924
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016

JM JML
T A T A N A N
LH H
N KELUR
JMLH F. F. F.
O AHAN PEMU TT TP F.O.
KE PE KA
K U M R
RW RT S ND NT
JOHAR 13,23
1 11 174 11,984 50 99 450 486 13 157
BARU 9
2 GALUR 7 84 7,716 67 146 745 346 35 24 9,079
KP. 10,39
3 8 104 9,531 54 51 414 264 3 73
RAWA 0
TANAH 14,45
4 14 196 13,085 80 84 282 649 23 248
TINGGI 1
JUMLA 25 47,15
40 558 42,316 380 1,89 1,74 74 502
H 1 9
Tabel 1.5 Jumlah Tatanan di Wilayah Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016

1.1.1.5 Keadaan Lingkungan


1.1.1.5.1 Sosio Ekonomi
Wilayah Kecamatan Johar Baru yang terletak di Pusat Kota Jakarta
terdapat wilayah Kawasan Berikat Nusantara (KBN), diwilayah tersebut
banyak terdapat industri besar, sedang, dan kecil sebagai penompang dalam
menambah Pendapatan Asli Daerah khususnya Kota Jakarta dan sebagai
penambah pendapatan devisa Indonesia, karena kawasan tersebut adalah
salah satu sentra produksi andalan dalam memacu perekonomian Indonesia.

5
1.1.1.5.2 Sarana dan Prasarana
Wilayah Kecamatan Johar Baru memiliki sarana ibadah, sarana
pendidikan, sarana kebudayaan dan kesenian, sarana olah raga, sarana
kesehatan masyarakat dan keluarga berencana.
Sarana dan prasarana kesehatan yang yang ada saat ini banyak
diminati oleh masyarakat luas yang ada di wilayah Johar Baru dan
sekitarnya, hal ini terkait dengan lokasi dan banyaknya penduduk yang
bekerja di wilayah Johar Baru tetapi tidak berdomisili di daerah tersebut.
Agar semua dapat memperoleh kesempatan mendapat pelayanan kesehatan
yang merata dengan biaya terjangkau, maka pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan sumber daya manusia
yang berkualitas, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, dan
dapat mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua golongan, dan tidak
membedakan umur, pekerjaan, status sosial ekonomi, agama, ras dan lain-
lain, akan tetapi lebih diprioritaskan bagi golongan masyarakat yang
berpenghasilan rendah.

1.1.1.5.3 Fasilitas Kesehatan


Wilayah kerja puskesmas Kecamatan Johar Baru sangat minim fasilitas
kesehatan yang ada. Keadaan fasilitas kesehatan di Kecamatan Johar Baru
ini tidak sebanding dengan jumlah penduduk

Tabel 1.6 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Johar Baru Tahun 2015


Tanah Kampung Johar Jumla
No Uraian Galur
tinggi Rawa Baru h
1. Rumah sakit - - - 1 1
2. Rumah Bersalin 1 1 1 1 4
3. Puskesmas 1 1 1 3 6
4. Balkesmas/ Bpn - - - - 0
5. Laboratorium - - 1 2 3
6. Dr.Umum Praktek 4 5 5 6 20
Dr. Spesialis
7. - 1 - 1 2
Praktek
8. Praktek 24 Jam 1 1 1 7 10
9. Bidan Swasta 6 5 4 9 24

6
Tanah Kampung Johar Jumla
No Uraian Galur
tinggi Rawa Baru h
10. Apotek - - 1 4 5
11. Posyandu 18 24 15 15 72
12. Toko Obat - 2 2 3 7
13. Drg. Praktek 1 3 2 4 10
Jumlah 32 43 33 53 161
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016

1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas


Kesehatan merupakan hak azasi yang tercantum dalam UUD 1945, pasal
28 H ayat 1 dan UU No 23 tahun 1992 sehingga kesehatan perlu diupayakan,
diperjuangkan, dan ditingkatkan serta dipelihara oleh setiap individu dan seluruh
komponen bangsa agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat yang pada
akhirnya dapat mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal.
Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya
oleh orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan
masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang
perlu dilakukan, salah satu diantaranya yang penting adalah menyelenggarakan
pelayanan kesehatan (Blum, 1974).
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan pelayanan
kesehatan strata pertama dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Untuk
mencapai hasil optimal dan meningkatkan mutu serta kinerja Puskesmas,
Departemen Kesehatan sejak tahun 2002 telah melaksanakan revitalisasi
Puskesmas yang meliputi pengembangan kebijakan Puskesmas, pengadaan
tenaga, perbaikan fisik dan peralatan (Depkes 2006). Pembahasan tentang
Puskesmas telah tertuang dalam SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan
masyarakat.

1.1.2.1 Definisi Puskesmas


Puskesmas ialah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai

7
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai
pusat pengembangan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu
wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan
kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan
tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Jumlah kegiatan pokok
puskesmas diserahkan pada setiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan
kemampuan sumber daya yang dimiliki namun puskesmas tetap melaksanakan
kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komprehensif. Tidak sebatas pada aspek kuratif dan
rehabilitatif saja seperti rumah sakit. Puskesmas merupakan salah satu jenis
organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan
semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang
mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya perubahan paradigma
pembangunan kesehatan menjadi paradigma sehat. Dengan paradigma baru ini,
mendorong terjadi perubahan konsep yang sangat mendasar dalam
pembangunan kesehatan, antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya
kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan
kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif.
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah
berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat.
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee
for service menjadi pembayaran secara pra-upaya.

8
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif
menjadi investasi.
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah
akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra
pemerintah (partnership)
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization)
menjadi otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring
dengan era desentralisasi.

1.1.2.2 Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan
keadaan infrastruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan
wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah
tingkat II sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh walikota
/ bupati dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten / kota.
Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000 -
50.000 penduduk. Untuk jangkuan yang lebih luas dibantu oleh puskesmas
pembantu dan puskesmas keliling. Puskesmas di kecamatan dengan jumlah
penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan puskesmas Pembina yang
berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai
fungsi koordinasi.

1.1.2.3 Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas


Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
2. Preventif (upaya pencegahan)
3. Kuratif (pengobatan)
4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

9
Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak
membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai
meninggal.

1.1.2.4 Fungsi Puskesmas


Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan
fungsinya secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut :
1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan
dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung
pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan
melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya.
Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan
puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan,
menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan. Pemberadayaan
perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat
setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

10
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas meliputi :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan
utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,
tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas
tertentu ditambah dengan rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan
gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan
jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa proses.


Proses ini dilaksanakan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program Puskesmas.

11
Gambar 1.2 Fungsi
Puskesmas
Sumber : Buku ARRIMES
Manajemen
Puskesmas

Setiap kegiatan
yang dilakukan
di puskesmas
memerlukan evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil
atau tidak. Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi
puskesmas.
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai
tatanan sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat tempat umum
mempunyai indikator :
a. Tersedianya air bersih
b. Tersedianya jamban yang saniter
c. Tersedianya larangan merokok
d. Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP
2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
b. Tumbuh dan kembangnya LSM
c. Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama, meliputi :
a. Promosi kesehatan masyarakat
b. Kesehatan lingkungan
c. KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )
d. KB ( Keluarga Berencana )
e. Perbaikan gizi masyarakat
f. P2M ( Pemberantasan Penyakit Menular )

12
g. Pengobatan dasar

Sebagai satu unit organisasi yang melaksanakan berbagai usaha di bidang


kesehatan, Puskesmas memiliki wewenang dan tanggung jawab di wilayah kerja
tertentu, biasanya satu wilayah kerja Puskesmas didasarkan atas beberapa faktor
yaitu:
1. Jumlah penduduk
2. Keadaan geografis
3. Keadaan sarana dan perhubungan dan dan
4. Keadaan infra struktur masyarakat lainnya.

1.1.2.5 Peran Puskesmas


Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang
vital sebagai institusi pelaksana teknis dituntut memiliki kemampuan managerial
dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan
daerah melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang
tersusun rapi serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.

1. Unit Pelaksana Teknis


Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota,
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit
pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia.
2. Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.

13
3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan
kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya untuk
sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan.
Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas,
maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan
memperhatikan kebutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).
Masing masing puskesmas tersebut secara operasional
bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

1.1.2.6 Visi Puskesmas


Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju
terwujudnya Indonesia sehat 2016. Kecamatan sehat adalah gambaran
masyarakat kecamatan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan
yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator kecamatan sehat adalah :
1. Lingkungan sehat.
2. perilaku penduduk yang sehat.
3. Cakupan kesehatan yang bermutu.
4. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan.

1.1.2.7 Misi Puskesmas


Dalam rangka untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2016 ditetapkan
misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas yang
bertujuan guna mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.
Misi tersebut adalah :

14
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek
kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku
masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga
dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin
berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan
kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu
berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar dan berusaha untuk memuaskan masyarakat, mengupayakan
pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi
pengelolaan dana, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota
masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerjanya,
tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi
kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang
dilakukan Puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari sisi yang
bersangkutan.

Untuk mencapai misi Puskesmas di atas digunakan strategi sebagai berikut :


a. Meningkatkan profesionalisme petugas

15
b. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan
c. Mengembangkan kemandirian Puskesmas sesuai dengan kewenangan
yang diberikan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota
d. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan
masyarakat dan keluarga

1.1.2.8 Upaya Kesehatan Wajib Masyarakat


Upaya kesahatan wajib masyarakat adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya
ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah
Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut antara lain :
1. Promosi kesehatan masyarakat
2. Kesehatan masyarakat
3. KIA ( Kesehatan ibu dan anak )
4. KB ( Keluarga Berencana )
5. Perbaikan gizi masyarakat
6. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
7. Pengobatan Dasar
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga
sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas
ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat
di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan dengan
pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).

16
Tabel 1.7 Upaya Kesehatan Wajib, Kegiatan dan Indikator dalam Puskesmas
Upaya Kesehatan
Kegiatan Indikator
Wajib
Promosi Kesehatan Promosi hidup bersih Tatanan sehat
dan sehat
Perbaikan perilaku sehat

Kesehatan Lingkungan Penyehatan pemukiman Cakupan air bersih


Cakupan jamban
keluarga
Cakupan SPAL
Cakupan rumah sehat
Kesehatan ibu dan anak
ANC Cakupan K1, K4
Pertolongan persalinan Cakupan linakes

MTBS Cakupan MTBS


Imunisasi Cakupan imunisasi
Keluarga Berencana Pelayanan Keluarga Cakupan MKJP non
Berencana MKJP

Pemberantasan penyakit Diare Cakupan kasus diare


menular ISPA Cakupan kasus ISPA
DBD Cakupan kasus DBD
Cakupan kelambunisasi
Tuberkulosis Cakupan penemuan
kasus
Angka penyembuhan

Gizi Distribusi vit A/ Fe / cap Cakupan vit A /Fe / cap


yodium yodium
PSG % gizi kurang / buruk,
SKDN
Promosi Kesehatan % kadar gizi

Pengobatan Medik dasar Cakupan pelayanan


UGD Jumlah kasus yang
ditangani
Laboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan
Sumber : Trihono.2005.Manajemen Kesehatan , Arrimes,ed.

Di samping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas


seperti tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk
melaksanakan program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat (contoh :
Pekan Imunisasi Nasional). Dalam hal demikian, baik petunjuk pelaksanaan

17
maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama dengan
Pemerintah Daerah.
Sedangkan upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya
yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya
kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas
yang telah ada yakni :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public Health Nursing/PHN)
3. Upaya Kesehatan Gigi dan mulut
4. Upaya Kesehatan Jiwa
5. Upaya Kesehatan Usia lanjut
6. Upaya Kesehatan Remaja

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya


inovasi yakni upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai
dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah
dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas
bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan
dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila
upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti
target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.
Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini
dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya
kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan
oleh dinas kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas
kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab dan wajib menyelenggarakannya.
Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit
fungsional lainnya.

18
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di
Puskesmas adalah :
1. Upaya Kesehatan Dasar
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
c. Upaya Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Kesehatan Lingkungan
f. Upaya Pengendalian Penyakit Menular
g. Upaya Pengobatan

2. Upaya Kesehatan Pengembangan


a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Olah Raga
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
e. Upaya Kesehatan Jiwa
f. Upaya Kesehatan Mata
g. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
h. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Salah satu upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan di Kecamatan


Johar Baru yaitu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), kegiatan yang dilakukan
antara lain:
1. Pembinaan
2. Penyuluhan
3. Deteksi dini (skrining kesehatan) pada anak sekolah kelas satu SD sampai
SMA
4. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada anak kelas satu, dua dan tiga
5. Program lomba sekolah sehat pada TK, SD, SLTP dan SLTA

Dokter kecil atau Docil membantu saat pelaksanaan deteksi dini (skrining
kesehatan) dengan melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan.

19
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu.
Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi
puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar
dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya
puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan. Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah:

1. Azas pertanggungjawaban wilayah


Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini
puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai
berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan
sehingga berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara
merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas pemberdayaan masyarakat


Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat,
agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas.
Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui
pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang
harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan
masyarakat antara lain :

a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)


b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

20
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa
percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan
Pesantren (Pokestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM)
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA),
Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).

3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang
menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas
program antara lain:

i. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : Keterpaduan KIA


dengan P2M, gizi, promosi kesehatan dan pengobatan.
ii. UKS : Keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi
kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi
remaja dan kesehatan jiwa.
iii. Puskesmas keliling : Keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB,
Gizi, promosi kesehatan, dan Kesehatan gigi.
iv. Posyandu : Keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, Kesehatan
jiwa dan promosi kesehatan.

b. Keterpaduan Lintas Sektor.


Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan
program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi

21
kemasyarakatn dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral
antara lain :

i. UKS : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala


desa, pendidikan dan agama.
ii. Promosi Kesehatan : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian.
i. KIA : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan
PLKB.
iii. Perbaikan Gizi : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi,
dunia usaha dan organisasi kemsyarakatan.
iv. Kesehatan Kerja : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan
yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung
dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu
puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk
meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program puskesmas harus
ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit
atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara
vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana
pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata
sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu,
maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan
yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya
kesehatan perorangan dibedakan atas :

22
i. Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan
medis (contoh : operasi) dan lain-lain.
ii. Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
iii. Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau
menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.

b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)


Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan
dan bencana. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan
apabila satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat
tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak
mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat dan atau tidak mampu
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka puskesmas wajib
merujuknya ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan kesehatan
masyarakat dibedakan atas tiga macam :
i. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio
visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.
ii. Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian
luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan
kesehatan karena bencana alam.
iii. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan
dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas
tidak mampu.

Secara skematis pelaksanaan azas rujukan dapat digambarkan sebagai berikut :

23
Gambar 1.3 Sistem Rujukan Puskesmas
Sumber : Buku ARRIMES Manajemen Puskesmas

1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Johar Baru


Puskesmas Kecamatan Johar Baru merupakan Puskesmas pembina sesuai
dengan SK Gubernur tahun 1992. Puskesmas ini berada di alamat Jl.Tanah tinggi
XXI Johar Baru Jakarta Pusat. Puskesmas Kecamatan Johar Baru membawahi 7
Puskesmas yaitu 1 Puskesmas tingkat kecamatan, 5 Puskesmas tingkat
kelurahan, 2 Puskesmas terletak di Kelurahan Johar Baru (Johar Baru II, Johar
Baru III) dan Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi, Puskesmas Kelurahan
Kampung Rawa dan Puskesmas Kelurahan Galur.
Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah membawahi enam
Puskesmas kelurahan di empat kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Johar
Baru, yaitu:
1. Puskesmas Kelurahan Johar Baru
Puskesmas Kelurahan Johar Baru beralamat di Jl.Percetakan Negara II.
2. Puskesmas Kelurahan Galur
Puskesmas Kelurahan Galur beralamat di Jl.Kampung Rawa tengah Gg IX.
3. Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi
Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi beralamat di Jl. Tanah Tinggi Gg. VII/12.
4. Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa beralamat di Jl. Rawa Selatan 1 RT
2/1.

24
Kel. Galur

Kel.
Tanah
Tinggi
Kel. Kampung
Rawa

Kel. Johar Baru

Gambar 1.4 Peta Letak Puskesmas se- Kecamatan Johar Baru


Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Johar Baru

1.1.3.1 Sarana dan Prasarana Puskesmas


Sarana yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Johar Baru antara lain:

1.1.3.1.1 Bangunan Puskesmas Johar Baru


Puskesmas Kecamatan Johar Baru memiliki fasilitas gedung terdiri dari :
1.
Luas bangunan: 1.305 m2
2.
Luas tanah : 1.782 m2
3.
Daya listrik: 45.000 W
4.
Air : tanah
5.
Telepon : 7 unit
6.
Fax : 1 unit
7.
Komputer : 20 unit
8.
Laptop : 4 unit
9.
Printer : 13 unit
10.
AC : 26 unit
11.
Mobil Puskesmas keliling: 1
12.
Mobil dinas : 2
13.
Motor : 8
14.
Swing fog : 4
15.
Dental unit : 9
16.
Rontgen unit : -
17.
Unit mata : -

Puskesmas Kecamatan Johar Baru terdiri dari 4 lantai:


1. Lantai 1:
a. Unit Gawat Darurat
b. Poli Umum Lansia
c. Loket (Loket Pendaftaran dan Loket Medical Record)

25
d. Apotek
2. Lantai 2:
a. Laboratorium
b. Poli KIA
c. Poli Gizi
d. Poli TB dan Kusta
3. Lantai 3:
a. Poli Umum
b. Poli Anak
c. Poli Gigi
d. Ruang Tindakan
e. Ruang Laktasi
f. Poli Mata
4. Lantai 4 :
a. Ruang Kepala Puskesmas
b. Ruang Tata Usaha
c. Aula

1.1.3.1.2 Tenaga Kerja Medis dan Nonmedis


1. Medis :
a. Dokter umum dan Dokter gigi
b. Apoteker
c. Perawat dan Perawat gigi
d. Bidan
e. Ahli Gizi
2. Non Medis :
a. Pejabat Structural
b. Staf Penunjang Administrasi

Tabel 1.5. Jumlah Tenaga Kerja medis dan non medis di sarana pelayanan kesehatan di
Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Johar Baru Juli 2015
Jumlah Tenaga Kerja
Puskesmas Dokter Dokter Perawat Ahli Tenaga
Apoteker Bidan Perawat Jmlh
Umum Gigi Gigi gizi Nonmedis
Kec. Johar
24 8 1 18 26 2 3 29 111
Baru
Kel.Johar
2 2 0 3 3 1 0 4 15
Baru
Kel.Kampung
1 1 1 1 2 1 0 3 10
Rawa
Kel.Galur 1 1 0 1 2 0 1 2 8
Kel.Tanah
1 1 0 1 1 0 0 2 6
Tinggi

26
Jumlah 16 14 4 11 28 3 4 25 104
Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Juli 2016

1.1.3.1.3 Alat Medis dan Non Medis


1. Medis:
a.
Peralatan Laboratorium (pemeriksaan darah, urine dan sputum)
b.
2 Unit Dental Unit
c.
USG
d.
Alat Apotek
e.
7 buah Tempat tidur (untuk pemeriksaan fisik pasien)
2. Non medis:
a. Alat perlengkapan
b. Kartu diagnosis
c. Kartu pasien, Formulir Laporan

1.1.3.2 Visi, Misi, Kebijakan Mutu dan Motto Puskesmas Kecamatan Johar
Baru
1. Visi Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Terwujudnya Puskesmas Kecamatan Johar Baru yang memberikan
Pelayanan prima, berorientasi pada kepuasan menuju masyarakat sehat
dan mandiri.
2. Misi Puskesmas Kecamatan Johar Baru
a. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan, medis dan non medis
Puskesmas.
b. Memberikan pelayanan kesehatan prima dan merata.
c. Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat dalam bidang
kesehatan
d. Menggalang kemitraan pelayanan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.
3. Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Puskesmas Kecamatan Johar Baru bertekad memberikan pelayanan
prima, menuju masyarakat sehat yang mandiri secara berkesinambungan
sesuai dengan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku, serta
senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambugan untuk
mencapai kepuasan pelanggan. Komitmen bersama Puskesmas
Kecamatan Johar Baru adalah Prima Sehat Mandiri untuk semua.

27
1.1.3.3 Struktur Organisasi

KEPALA PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU

drg. Endang Murdiati

KA. SUB. BAG TU

Issaban Widodo, SE

Sri Istini, ST

Ka. Sat. Pel. UKP Ka. Sat. Pel. UKM Ka. Sat. Pel. PKM

dr. Febrina Sintari KEL. JOHAR BARU II


dr. Fitri Damayanti
(dr. Yohana AR)

JOHAR BARU III


(dr. Lili Wildhani P)

KEL. TANAH TINGGI


(dr. Carla Sanit)

KEL. KP. RAWA

(dr. Yohanes PK Ong)

KEL. GALUR
(drg. Katarina RH)

Gambar 1.5 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Johar Baru


Sumber: Puskesmas Kecamatan Johar Baru

28
1.1.3.4. Alur Pelayanan Pasien di Puskesmas

LOKET GIGI

KIA

KB

BP OBAT SELESAI

MATA

GIZI

JIWA

LABORATORIUM

TINDAKAN
Gambar 1.6 Alur Pelayanan Pasien di Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Sumber: Puskesmas Kecamatan Johar Baru

1.1.4 Program Keluarga Berencana di Puskesmas Kecamatan Johar Baru


Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program
pemerintah dalam rangka menekan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia.
Program KB di Indonesia tidak lagi hanya terfokus pada pengaturan kelahiran
dalam rangka pengendalian penduduk dan peningkatan kesejahteraan ibu dan
anak, berkembangnya isu HAM, termasuk hak-hak reproduksi dan hak-hak
perempuan (kesejahteraan gender) mendorong program KB untuk memberikan
penekanan yang sama pada program kesehatan reproduksi serta peningkatan
partisipasi pria. Pemakaian kontrasepsi mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai
pengendalian kelahiran dan peningkatan kualitas kesehatan reproduksi. Tujuan
Keluarga Berencana secara umum adalah menurunkan angka kelahiran dan
meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang
Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) (BKKBN, 2014).

29
1.1.4.1 Tujuan
Keluarga berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga
kehamilan hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Tujuannya agar :
1. Tujuan umum berupa menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan
kesehatan ibu sehingga mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS) melalui pengendalian pertumbuhan, meningkatkan
keikut sertaan kelestrarian ber KB seluruh pelosok sehingga akan
menurunkan angka fertilitas yang bermakna.
2. Tujuan khusus berupa; Meningkatkan pemerataan pemakaian MKJP baik
terhadap peserta baru maupun kb aktif, meningkatkan dan semakin
meratanya penggarapan terhadap generasi muda dalam kaitannya dengan
pendewasaan usia kawin dan sebagai bantuan mendukung gerakan KB
nasional di daerah, Semakin meratanya kemandirian masyarakat dalam
ikut serta memberikan pelayanan atau mendapatkan pelayanan KB
(BKKBN,2014).

1.1.4.2 Sasaran
Sasaran program Keluarga Berencana adalah Pasangan Usia Subur (PUS)
dan Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM). Jumlah pasangan usia subur yang
menjadi 24 sasaran program ditetapkan berdasarkan survei pasangan usia subur
yang dilaksanakan sekali setiap tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh
PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana) di masing-masing kelurahan
atau dari BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)
(BKKBN,2014). Sasaran program Keluarga Berencana mempunyai tiga sasaran
diantaranya :
1. Sasaran Primer Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala
upaya pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan
kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi kepala keluarga
untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA
(kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan
sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini
sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).
2. Sasaran sekunder Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan
sebagainya. Disebut sasaran sekunder karena dengan memberikan pendidikan

30
kesehatan pada kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini
akan memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat disekitarnya.
Disamping itu dengan perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil
pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan
memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya.
Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran sekunder ini adalah
sejalan dengan strategi dukungan sosial (social support).
3. Sasaran tersier Para pembuat keputusan atau penentuan kebijakan baik
ditingkat pusat, maupun daerah adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan
dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok
ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat
(sasaran sekunder), dan juga kepada masyarakat umum (sasaran primer).
Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tersier ini sejalan
dengan strategi advokasi (BKKBN,2014).

1.1.1.13 Program dan Upaya


Program dan Upaya KB Nasional antara lain :
1. Pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja dan konseling calon pengantin.
2. Konseling dan pelayanan KB pada WUS/PUS
3. Promosi KB pasca persalinan
4. Pelayanan KB pasca persalinan
5. Penerangan dan motivasi
6. Pelembagaan program
7. Pendidikan KB
8. Pendidikan dan pelatihan tenaga program
9. Pelayanan KB
10. Pencapaian peserta KB Baru
11. Pencapaian peserta KB Aktif
12. Prasarana dan Sarana
13. Pelaporan dan Penelitian
(BKKBN dan Kemenkes R.I. 2012)

1.1.4.4 Ruang Lingkup


Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di
masyarakat (pada saat kunjungan, posyandu, pertemuan dengan kelompok PKK,
dasa wisma dan sebagainya). Termasuk dalam kegiatan penyuluhan ini adalah
konseling untuk PUS (BKKBN dan Kemenkes R.I. 2012).
Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, meliputi :
1. IUD
2. Pil KB
3. Implant (susuk KB)

31
4. Suntik
5. Kondom
Kegiatan program KB di Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah
mengadakan penyuluhan KB, menyediakan alat-alat kontrasepsi dan
memberikan pelayanan KB pada usia subur serta mengadakan pelayanan KB
keliling.
Akseptor KB terdiri dari dua, yaitu KB baru dan KB aktif. KB baru adalah
akseptor yang baru mengikuti program KB pertama kali tetapi belum tentu
berdomisili di Kecamatan Johar Baru. Sedangkan KB aktif adalah akseptor yang
mengikuti KB terusmenerus yang berdomisili di Kecamatan Johar Baru
(BKKBN dan Kemenkes R.I. 2012).

1.1.4.5 Strategi Pendekatan dan Cara Operasional Program Pelayanan KB


Strategi pendekatan dalam program keluarga berencana antara lain
(BKKBN,2014).:
1. Pendekatan kemasyarakatan (community approach). Diarahkan untuk
meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat (kepedulian) yang
dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.
2. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach)
Mengkoordinasikanberbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan
keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai
kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan
kemitraan sejajar.
3. Pendekatan integrative (integrative approach) Memadukan pelaksanaan
kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan menggerakkan potensi
yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan
memberi manfaat pada semua pihak.
4. Pendekatan kualitas (quality approach) Meningkatkan kualitas pelayanan baik
dari segi pemberi pelayanan (provider) dan penerima pelayanan (klien) sesuai
dengan situasi dan kondisi.
5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach) Memberikan peluang kepada
sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu untuk segera
mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB
nasional.

32
6. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach) Strategi tiga dimensi
program KB sebagai pendekatan program KB nasional, dibagi dalam tiga
tahap pengelolaan program KB sebagai berikut :
a. Tahap perluasan jangkauan Pola tahap ini penggarapan program lebih
difokuskan lebih kepada sasaran :
Coverage wilayah
Penggarapan wilayah adalah penggarapan program KB lebih diutamakan
pada penggarapan wilayah potensial, seperti wilayah Jawa, Bali dengan
kondisi jumlah penduduk dan laju pertumbuhan yang besar
Coverage khalayak
Mengarah kepada upaya menjadi akseptor KB sebanyak-banyaknya. Pada
tahap ini pendekatan pelayanan KB didasarkan pada pendekatan klinik.
b. Tahap pelembagaan
Tahap ini untuk mengantisipasi keberhasilan pada tahap potensi yaitu tahap
perluasan jangkauan. Tahap coveragewilayah diperluas jangkauan propinsi
luar Jawa Bali. Tahap ini inkator kuantitatif kesertaan ber- KB pada kisaran
45-65 % dengan prioritas pelayanan kontrasepsi dengan metode jangka
panjang, dengan memanfaatkan momentum-momentum besar.

c. Tahap pembudayaan program KB


Pada tahap coverage wilayah diperluas jangkauan propinsi seluruh Indonesia.
Sedangkan tahap coverage khalayak diperluas jangkauan sisa PUS yang
menolak, oleh sebab itu pendekatan program KB dilengkapi dengan
pendekatan Takesra (Tabungan Keluarga Sejahtera) dan Kukesra (Kredit
Usaha Keluarga Sejahtera).

Adapun kegiatan/cara operasional pelayana KB adalah sebagai berikut :


a. Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Pelayanan komunikasi,
informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan penerangan konseling,
advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan) dan penerangan massa melalui
media cetak, elektronik. Dengan penerangan, motivasi diharapkan meningkat
sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku
masyarakat dalam ber KB, melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
b. Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB Dikembangkan
program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik sebagai calon ibu

33
atau ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan mempunyai potensi
yang besar untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang tepat dan benar
dalam mempertahankan fungsi reproduksi. Dalam mencapai sasaran
reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu: pengembangan gerakan KB
yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat sejahtera dan gerakan
keluarga sadar HIV/AIDS. Pengayoman, melalui program ASKABI (Asuransi
Keluarga Berencana Indonesia), tujuan agar merasa aman dan terlindung
apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.
c. Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah PSM ditonjolkan
(pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah (Dinas
Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).
d. Pendidikan KB Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik
petugas KB, bidan, dokter berupa pelatihan konseling dan keterampilan
(Saifuddin A B, 2003).
1.1.4.6 Macam Metode Kontrasepsi yang Ada Dalam Program KB
(Keluarga Berencana) Di Indonesia
1. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi
tanpa alat antara lain : Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Coitus Interuptus,
metode Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB), Metode Suhu Basal Badan,
dan Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik.
Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom,
diafragma, dan spermisida.

2. Metode Kontrasepsi Hormonal


Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu
kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang
hanya berisi progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada
pil dan suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi
progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant.

3. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)


Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu
AKDR yang mengandung hormon (sintetik progesteron) dan yang tidak
mengandung hormon. 4. Metode Kontrasepsi Mantap

34
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode
Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering
dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau
mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum
dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan Vasektomi yaitu
memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak
diejakulasikan.
5. Metode Kontrasepsi Darurat
Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu pil
dan AKDR (Cunningham F G, Gant NF, 2009).

1.1.4.7 Cara Penyimpanan Alat Kontrasepsi


Tabel 1.6 Uraian Cara Penyimpanan Alat Kontrasepsi
Jenis Kontrasepsi Kondisi Penyimpanan Masa Kadaluwarsa
1. Pil Simpan di tempat 5 tahun
kering, dan jauhkan
dari sinar matahari
langsung
2. Kondom Simpan di tempat 3-5 tahun
kering, yaitu suhu >
40C dan jauhkan dari
sinar matahari
langsung, bahan kimia,
dan bahan yang mudah
rusak
3. AKDR Lindungi dari 7 tahun
kelembabab, sinar
matahari langsung,
suhu 15-30C
4. Spermisida Simpan pada ruang 3-5 tahun
bersuhu 15-30C,
jauhkan dari
temperatur tinggi
5. Implant Simpan di tempat 5 tahun
kering, suhu > 30C
6. Suntik KB Simpan pada suhu 15- 5 tahun
30C posisi vials tegak
lurus menghadap ke
atas, jauhkan dari sinar
matahari langsung

1.1.4.8 Hasil Kegiatan Program Keluarga Berencana di Puskesmas Wilayah


Kecamatan Johar Baru 2016

35
Akseptor KB terdiri dari dua, yaitu KB baru dan KB aktif. KB baru adalah
akseptor yang baru mengikuti program KB pertama kali tetapi belum tentu
berdomisili di Kecamatan Johar Baru. Sedangkan KB aktif adalah akseptor yang
mengikuti KB terus-menerus yang berdomisili di Kecamatan Johar Baru.
Secara umum, berdasarkan surat keputusan Kepala Dinas Kesehatan Prov. DKI
Jakarta tahun 2008, target untuk peserta KB baru dan KB Aktif tahun 2016 adalah
90% dari PPM (Perkiraan Permintaan Masyarakat).

Indikator pelayanan KB :

1. Tenaga
2. Sarana dan prasarana
3. Cakupan pelayanan

Tabel 1.7 Indikator Pelayanan KB


INDIKATOR PELAYANAN KB
Tenaga Sarana dan Prasarana Cakupan Pelayanan

1. Jumlah dokter SpOg 1. Ketersediaan peralatan 1. Persentase peserta KB


2. Jumlah dokter umum pelayanan KB (IUD kit, Aktif (CPR)
terlatih standarisasi KB di Implant kit,dll) 2. Persentase peserta KB
fasilitas pelayanan KB (RS, 2. Ketersediaan BPH (Bahan baru
Puskesmas, DPS) Habis Pakai) 3. Persentase komplikasi
3. Jumlah bidan terlatih 3. Ketersediaan alokon untuk 4. Persentase kegagalan
standarisasi KB di fasilitas keluarga miskin (GAKIN) 5. Persentase drop out
pelayanan KB (RS, 4. Ketersediaan alokon untuk 6. Persentase PUS Miskin
Puskesmas, DPS) non GAKIN ber-KB
4. JumlahBidan di desa yang 7. Persentase PUS 4T
terlatih standarisasi KB (melahirkan terlalu muda,
(Polindes/poskesdes) terlalu banyak (anak), terlalu
rapat (jarak kelahiran) dan
terlalu tua) Ber-KB
8. Persentase PUS dengan
atau menderita penyakit
kronis ber-KB
9. Persentase ibu pasca
bersalin / keguguran ber- KB

(Sumber: Departemen Kesehatan RI 2012)

Dari data di atas di dapatkan 7 indikator Pelayanan KB, yang masing-masing


nya merupakan indikator yang perlu dicapai dari setiap Puskesmas

36
Tabel 1.8 Cakupan Peserta KB Aktif di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017
No. Puskesmas PUS KB Pencapaian Target
(a) AKTIF (b/a x 100 (%)
(b) %)
1 KEC. JOHAR BARU 4.542 3.324 18,3 20,0
2 KEL. TANAH TINGGI 1.785 1.379 19,3 20,0
3 KEL. JOHAR BARU I 2.311 1.613 17,4 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II 2.567 1.890 18,3 20,0
5 KEL. JOHAR BARU III 1.921 1.285 16,7 20,0
6 KEL. KAMPUN G RAWA 3.521 2.681 19 20,0
7 KEL. GALUR 3.479 2.821 20,3 20,0
JUMLAH 20.126 14.993 74 20,0

Tabel 1.9 Cakupan Peserta MOP dengan KB aktif di Wilayah Puskesmas


se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017

No. Puskesmas KB MOP Pencapaian Target


AKTIF (b) (b/a x 100 %) (%)
(a)
1 KEC. JOHAR BARU 3.324 2 0,06 20,0
2 KEL. TANAH TINGGI 1.379 2 0,15 20,0
3 KEL. JOHAR BARU I 1.613 0 0 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II 1.890 0 0 20,0
5 KEL. JOHAR BARU III 1.285 0 0 20,0
6 KEL. KAMPUN G RAWA 2.681 0 0 20,0
7 KEL. GALUR 2.821 1 0,04 20,0
JUMLAH 14.993 5 0,03 20,0

Tabel 1.10 Cakupan Peserta MOW dengan KB Aktif di Wilayah Puskesmas


se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017

No. Puskesmas KB MOW Pencapaian Target


AKTIF (b) (b/a x 100 %) (%)
(a)
1 KEC. JOHAR BARU 3.324 1 0,03 20,0
2 KEL. TANAH TINGGI 1.379 3 0,02 20,0
3 KEL. JOHAR BARU I 1.613 1 0,062 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II 1.890 1 0,053 20,0
5 KEL. JOHAR BARU III 1.285 4 0,31 20,0
6 KEL. KAMPUN G RAWA 2.681 0 0 20,0
7 KEL. GALUR 2.821 12 0,43 20,0
JUMLAH 14.993 22 0,15 20,0

37
Tabel 1.11 Cakupan Peserta Implan dengan KB Aktif di Wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017
KB
IMPLAN Pencapaian
No. Puskesmas AKTIF Target (%)
(b) (b/a x 100 %)
(a)
1 KEC. JOHAR BARU 3.324 25,6 0.77 20,0
2 KEL. TANAH TINGGI 1.379 94 6.82 20,0
3 KEL. JOHAR BARU I 1.613 27 1.67 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II 1.890 51 2.7 20,0
5 KEL. JOHAR BARU III 1.285 7 0.54 20,0
6 KEL. KAMPUN G RAWA 2.681 342,6 12.77 20,0
7 KEL. GALUR 2.821 149,3 5.29 20,0
JUMLAH 14.993 696,5 4,64 20,0

Tabel 1.12 Cakupan Peserta AKDR dengan KB Aktif di Wilayah Puskesmas


se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017
KB
Pencapaian Target
No. Puskesmas AKTIF AKDR (b)
(b/a x 100 %) (%)
(a)
1 KEC. JOHAR BARU 3.324 1.072 32.25 20,0

2 KEL. TANAH TINGGI 1.379 214,3 15.54 20,0

3 KEL. JOHAR BARU I 1.613 101,6 6.3 20,0

4 KEL. JOHAR BARU II 1.890 192 10.16 20,0

5 KEL. JOHAR BARU III 1.285 82.3 6.4 20,0

6 KEL. KAMPUNG RAWA 2.681 572 21.3 20,0

7 KEL. GALUR 2.821 407 14.43 20,0


JUMLAH 14.993 2.641,2 17,61 20,0

Tabel 1.13 Cakupan Peserta KB suntik dengan KB Aktif di Wilayah Puskesmas


se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017
KB
SUNTIK Pencapaian Target
No. Puskesmas AKTIF
(b) (b/a x 100 %) (%)
(a)
1 KEC. JOHAR BARU 3.324 1.733 52.1 20,0
2 KEL. TANAH TINGGI 1.379 740,6 53.7 20,0
3 KEL. JOHAR BARU I 1.613 1.234 76.5 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II 1.890 1.423 75.3 20,0
5 KEL. JOHAR BARU III 1.285 1.008,3 78.4 20,0
6 KEL. KAMPUNG RAWA 2.681 1.142 42.5 20,0
7 KEL. GALUR 2.821 1.698 60.2 20,0
JUMLAH 14.993 9.417.6 62,8 20,0

38
Tabel 1.14 Cakupan Peserta KB Pil dengan KB Aktif di Wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017

KB
PIL Pencapaian Target
No. Puskesmas AKTIF
(b) (b/a x 100 %) (%)
(a)
1 KEC. JOHAR BARU 3.324 339 10,2 20,0
2 KEL. TANAH TINGGI 1.379 273 19,8 20,0
3 KEL. JOHAR BARU I 1.613 201 12,5 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II 1.890 188 9,9 20,0
5 KEL. JOHAR BARU III 1.285 145 11,3 20,0
6 KEL. KAMPUNG RAWA 2.681 562 21,0 20,0
7 KEL. GALUR 2.821 454 16,1 20,0
JUMLAH 14.993 2.162 14,42 20,0

Tabel 1.15 Cakupan Peserta Kondom dengan KB Aktif di Wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017

KB
Pencapaian Target
No. Puskesmas AKTIF KONDOM (b)
(b/a x 100 %) (%)
(a)
1 KEC. JOHAR BARU 3.324 168 5,1 20,0
2 KEL. TANAH TINGGI 1.379 52 3.8 20,0
3 KEL. JOHAR BARU I 1.613 48 3,0 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II 1.890 34 1,8 20,0
5 KEL. JOHAR BARU III 1.285 38 3,0 20,0
6 KEL. KAMPUN G RAWA 2.681 62 2,3 20,0
7 KEL. GALUR 2.821 101 3,6 20,0
JUMLAH 14.993 503 3,35 20,0

Tabel 1.16 Cakupan Peserta Kondom dengan KB Pasca Salin di Wilayah


Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017
KB
Kondom Pencapaian Target
No Puskesmas PASCA SALIN
(b) (b/a x 100% ) (%)
(a)
1 KEC. JOHAR BARU 57 0 0 20,0
2 KEL. TANAH TINGGI 10 0 0 20,0
3 KEL. JOHAR BARU I 32 0 0 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II 16 0,3 2,1 20,0
KEL. JOHAR BARU 8 0 0 20,0
5
III
KEL. KAMPUN G 17 1,7 9,8 20,0
6
RAWA

39
7 KEL. GALUR 34 4,7 13,7 20,0
174 3,85 20,0
JUMLAH 6,7

Tabel 1.17 Cakupan Peserta KB PIL dengan KB Pasca Salin d di Wilayah


Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017
KB PASCA PIL Pencapaian Target
No Puskesmas SALIN
(a) (b) (b/a x 100% ) (%)
1 KEC. JOHAR BARU 57 1,3 2,3 20,0
2 KEL. TANAH TINGGI 10 0 0 20,0
3 KEL. JOHAR BARU I 32 0,3 1 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II 16 0 0 20,0
5 KEL. JOHAR BARU III 8 0 0 20,0
KEL. KAMPUN G 17 2 12 20,0
6
RAWA
7 KEL. GALUR 34 5 14 20,0
174 8,6 4,9 20,0
JUMLAH

Tabel 1.18 Cakupan Peserta KB Suntik dengan KB Pasca Salin di Wilayah


Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017
KB PASCA
Suntik Pencapaian Target
No Puskesmas SALIN
(b) (b/a x 100% ) (%)
(a)
1 KEC. JOHAR BARU 57 8 14 20,0
2 KEL. TANAH TINGGI 10 1,7 17 20,0
3 KEL. JOHAR BARU I 32 11 34 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II 16 6 35 20,0
5 KEL. JOHAR BARU III 8 4 50 20,0
6 KEL. KAMPUN G RAWA 17 11 64,7 20,0
7 KEL. GALUR 34 11 33 20,0
JUMLAH 174 52,7 30,3 20,0

Tabel 1.19 Cakupan Peserta AKDR dengan KB Pasca Persalinan di Wilayah


Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017
KB
Pasca AKDR Pencapaian Target
No Puskesmas
Persalinan (b) (b/a x 100% ) (%)
(a)
57 16,7 29,3 20,0
1 KEC. JOHAR BARU

40
10 3,7 36,7 20,0
2 KEL. TANAH TINGGI
32 3,3 10,4 20,0
3 KEL. JOHAR BARU I
16 1,3 8,3 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II
8 4,7 58,3 20,0
5 KEL. JOHAR BARU III
17 8,7 51 20,0
6 KEL. KAMPUN G RAWA
34 12 35,3 20,0
7 KEL. GALUR
JUMLAH 174 50,4 29 20,0

Tabel 1.20 Cakupan Peserta KB Implan dengan KB Pasca Persalinan di Wilayah


Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017
KB
Pasca Implan Pencapaian Target
No Puskesmas
Persalinan (b) (b/a x 100% ) (%)
(a)
1 KEC. JOHAR BARU 57 0,3 0,52 20,0
2 KEL. TANAH TINGGI 10 0 0 20,0
3 KEL. JOHAR BARU I 32 0 0 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II 16 0 0 20,0
5 KEL. JOHAR BARU III 8 0 0 20,0
6 KEL. KAMPUN G RAWA 17 0 0 20,0
7 KEL. GALUR 34 1,3 3,92 20,0
JUMLAH 174 1,6 0,9 20,0

Tabel 1.21 Cakupan Peserta MOW dengan KB Pasca Persalinan di Wilayah


Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017
KB
PASCA MOW Pencapaian Target
No Puskesmas
PERSALINAN (b) (b/a x 100% ) (%)
(a)
57 0 0 20,0
1 KEC. JOHAR BARU
10 0 0 20,0
2 KEL. TANAH TINGGI
32 0 0 20,0
3 KEL. JOHAR BARU I

41
16 0 0 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II
8 0 0 20,0
5 KEL. JOHAR BARU III
KEL. KAMPUN G 17 0 0 20,0
6
RAWA
34 0 0 20,0
7 KEL. GALUR
0 0 20,0
JUMLAH 174

Tabel 1.22 Cakupan Peserta MOP dengan KB Pasca Persalinan di Wilayah


Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017

KB
PASCA MOP Pencapaian Targe
No Puskesmas
PERSALINAN (b) (b/a x 100% ) (%)
(a)
57 0 0 20,0
1 KEC. JOHAR BARU
10 0 0 20,0
2 KEL. TANAH TINGGI
32 0 0 20,0
3 KEL. JOHAR BARU I
16 0 0 20,0
4 KEL. JOHAR BARU II
8 0 0 20,0
5 KEL. JOHAR BARU III
17 0 0 20,0
6 KEL. KAMPUN G RAWA
34 0 0 20,0
7 KEL. GALUR

JUMLAH 174 0 0 20,0

42
1.2 Identifikasi Masalah
Dari berbagai hasil pencapaian program imunisasi yang dievaluasi di
Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari 2016 Maret 2017, program-
program yang tidak memenuhi standar yaitu kurang dari target yang selanjutnya
akan dilakukan evaluasi. Program dievaluasi karena adanya masalah pada
program tersebut yaitu belum mencapai target yang sudah ditetapkan, adanya
kemudahan dalam mengakses data serta pencatatan dan pelaporan yang lengkap.
Adapun identifikasi masalah yang didapatkan antara lain:
1. Cakupan Peserta KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Johar Baru Periode
Januari Maret 2017 adalah sebesar 74 %
2. Cakupan Peserta MOP dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 0,03 %
3. Cakupan Peserta MOW dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 0,15 %
4. Cakupan Peserta Implan dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 4,64 %
5. Cakupan Peserta AKDR dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 17,61 %
6. Cakupan Peserta Suntik dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 6,28 %
7. Cakupan Peserta Pil dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Johar Baru
Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 14,42 %
8. Cakupan Peserta Kondom dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 3,35 %
9. Cakupan Peserta MOP dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Sekecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 0%
10. Cakupan Peserta MOW dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Sekecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 0%
11. Cakupan Peserta Implan dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Sekecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 0,9%
12. Cakupan Peserta AKDR dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Sekecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 29%
13. Cakupan Peserta KB Implan dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Sekecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 30,3 %
14. Cakupan Peserta MOW dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Sekecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 4,9 %

43
15. Cakupan Peserta MOP dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Sekecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 3,85 %

1.3 Rumusan Masalah


Setelah identifikasi masalah dari program-program tersebut pada
Puskesmas Kecamatan Johar Baru periode Januari Maret 2017 terdapat 9 poin
yang menjadi masalah. Kemudian dilakukan perhitungan dan pembandingan nilai
kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi
(observed), dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik
sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari cakupan
imunisasi di Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah sebagai berikut:
1. Cakupan Peserta KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Johar Baru Periode
Januari Maret 2017 sebesar 74,5% berada di bawah target yaitu 80,0%
2. Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOP di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 0,03 % berada di bawah
target yaitu 80,0%
3. Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOW di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 0,15% berada di bawah
target yaitu 80%
4. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Implan di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 46,4 % berada di bawah
target yaitu 80%
5. Cakupan Peserta KB Aktif dengan AKDR di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 17,61% berada di bawah
target yaitu 80,0%
6. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Suntik di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 6,28% berada di bawah
target yaitu 80%
7. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Pil di Puskesmas Sekecamatan Johar Baru
Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 14,42% berada di bawah target
yaitu 80%
8. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Kondom di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 3,35% berada di bawah
target yaitu 80%

44
9. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan dengan MOP di Puskesmas
Sekecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 0%
berada di bawah target yaitu 80%
10. Cakupan Peserta KB Baru dengan MOW di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 0% berada di bawah target
yaitu 80%
11. Cakupan Peserta KB Baru dengan Implan di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 0,9% berada di bawah
target yaitu 80%
12. Cakupan Peserta KB Baru dengan AKDR di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 29% berada di bawah target
yaitu 80%
13. Cakupan Peserta KB Baru dengan Suntik di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 30,3% berada di bawah
target yaitu 80%
14. Cakupan Peserta KB Baru dengan Pil di Puskesmas Sekecamatan Johar Baru
Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 4,9% berada di bawah target
yaitu 80%
15. Cakupan Peserta KB Baru dengan Kondom di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Maret 2017 adalah sebesar 3,85 % berada di bawah
target yaitu 80%

45

Vous aimerez peut-être aussi

  • Poned 2
    Poned 2
    Document6 pages
    Poned 2
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • DH Olivia
    DH Olivia
    Document37 pages
    DH Olivia
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Studi Kasus Obstetri (Poned2)
    Studi Kasus Obstetri (Poned2)
    Document13 pages
    Studi Kasus Obstetri (Poned2)
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Gambaran CT Scan Tumor Otak
    Gambaran CT Scan Tumor Otak
    Document10 pages
    Gambaran CT Scan Tumor Otak
    DionissaShabira
    Pas encore d'évaluation
  • Soal Bimbingan Anak-1 (Ukmppd Mei)
    Soal Bimbingan Anak-1 (Ukmppd Mei)
    Document14 pages
    Soal Bimbingan Anak-1 (Ukmppd Mei)
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Ips Project Ray
    Ips Project Ray
    Document6 pages
    Ips Project Ray
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Hipertensi JNC 8
    Hipertensi JNC 8
    Document6 pages
    Hipertensi JNC 8
    Berthy Al Mungiza
    Pas encore d'évaluation
  • Geno Gram
    Geno Gram
    Document1 page
    Geno Gram
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Denah Rumah Olip
    Denah Rumah Olip
    Document1 page
    Denah Rumah Olip
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I LPM KB - PKM Johar Baru
    Bab I LPM KB - PKM Johar Baru
    Document45 pages
    Bab I LPM KB - PKM Johar Baru
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    100% (4)
  • Evidence Based Medicine Olip
    Evidence Based Medicine Olip
    Document9 pages
    Evidence Based Medicine Olip
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Anemia Didefinisikan Sebagai Keadaan Di Mana Tingkat Hemoglobin Atau Hematokrit Di Bawah Yang Diharapkan
    Anemia Didefinisikan Sebagai Keadaan Di Mana Tingkat Hemoglobin Atau Hematokrit Di Bawah Yang Diharapkan
    Document5 pages
    Anemia Didefinisikan Sebagai Keadaan Di Mana Tingkat Hemoglobin Atau Hematokrit Di Bawah Yang Diharapkan
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • BAB III Fix BGT
    BAB III Fix BGT
    Document9 pages
    BAB III Fix BGT
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Yuks
    Cover Yuks
    Document1 page
    Cover Yuks
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Word Fix BGT Ya Ya BGT
    Word Fix BGT Ya Ya BGT
    Document161 pages
    Word Fix BGT Ya Ya BGT
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Kerangka Teori
    Kerangka Teori
    Document11 pages
    Kerangka Teori
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Bismillah
    Cover Bismillah
    Document1 page
    Cover Bismillah
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • BAB III Fix BGT
    BAB III Fix BGT
    Document9 pages
    BAB III Fix BGT
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Agama Air
    Agama Air
    Document7 pages
    Agama Air
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Agama Air
    Agama Air
    Document7 pages
    Agama Air
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Case Report Perina
    Case Report Perina
    Document57 pages
    Case Report Perina
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Penyuluhan Anak 3
    Penyuluhan Anak 3
    Document1 page
    Penyuluhan Anak 3
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Penyuluhan Anak 2
    Penyuluhan Anak 2
    Document2 pages
    Penyuluhan Anak 2
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Preskas Tifoid Oliv
    Preskas Tifoid Oliv
    Document39 pages
    Preskas Tifoid Oliv
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Kasus Ny.D
    Kasus Ny.D
    Document16 pages
    Kasus Ny.D
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Referat Vertigo 1
    Referat Vertigo 1
    Document27 pages
    Referat Vertigo 1
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Kombinasi Clopidogrel
    Kombinasi Clopidogrel
    Document1 page
    Kombinasi Clopidogrel
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • PR Interna
    PR Interna
    Document1 page
    PR Interna
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Case Report Demam Tifoid
    Case Report Demam Tifoid
    Document39 pages
    Case Report Demam Tifoid
    Olivia Oktaviani Prastiwi Putri
    Pas encore d'évaluation