Vous êtes sur la page 1sur 3

Gembala Kambing Koplak

Suatu hari, Fulan berpapasan dengan seorang gembala dengan kambingnya. Fulan
bertanya dengan takjub.
Fulan: Pak, boleh nanya nih?
Gembala: Boleh.
Fulan: Kambing-kambing bapak sehat sekali, bapak kasih makan apa?
Gembala: Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang putih?
Fulan: Mmmm Yang hitam dulu deh
Gembala: Oh, kalo yang hitam, dia makannya rumput basah.
Fulan: Ohh kalo yang putih?
Gembala: Yang putih juga
Fulan: Hmmm kambing- kambing ini, kuat jalan berapa kilo pak?
Gembala: Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang putih?
Fulan: Mmmm yang hitam dulu deh
Gembala: Oh, kalo yang hitam, 4 km sehari.
Fulan: Kalo yang putih?
Gembala: Yang putih juga
Si Fulan mulai gondok
Fulan: Kambing ini, menghasilkan banyak bulu nggak pak, pertahunnya?
Gembala: Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang putih?
Fulan: (dengan kesalnya) Yang hitam dulu deh
Gembala: Oh, yang hitam, banyak 10 kg/th
Fulan: Kalo yang putih?
Gembala: Yang putih juga
Fulan: BAPAK KENAPA SIH SELALU NGEBEDAIN KAMBING DUA INI, KALO
JAWABANNYA SAMA???
Gembala: Oh, gini dik, soalnya yang hitam itu, punya saya
Fulan: Oh gitu pak, maaf kalo saya emosi kalo yang putih?
Gembala: Yang putih juga
Fulan: #$@%!!??
Kegigihan Si Cadel

Seorang cadel ingin membeli nasi goreng yang sering mangkal di dekat rumahnya.

Cadel:"Bang, beli nasi goleng satu.


Abang:"Apa...?" (.....Ngeledek)
Cadel:"Nasi Goleng!
Abang:"Apaan...?" (.....Ngeledek lagi)
Cadel:"Nasi Goleng!!!"
Abang:"Ohh nasi goleng..." Sambil ditertawakan oleh pembeli yang lain dan
pulanglah si cadel dengan sangat kesal. Sesampainya di rumah dia bertekad untuk
berlatih mengucapkan "nasi goreng" dengan benar. Hingga akhirnya dia mampu
mengucapkan dengan baik dan benar.

Hari ke-2

Dengan perasaan bangga, si cadel ingin menunjukkan bahwa dia bisa mengucapkan
pesanan dengan tidak cadel lagi
Cadel:"Bang... saya mau beli NASI GORENG, bungkus!!!"
Abang:"Ohh... pake apa?"
Cadel:"... Pake telol..." Sambil sedih...
Akhirnya kembali dia berlatih mengucapkan kata "telor" sampai benar.

Hari ke-3

Untuk menunjukkan bahwa dia mampu, dia rela 3 hari berturut - turut makan nasi
goreng:
Cadel:"Bang..., beli NASI GORENG, Pake TELOR!!! Bungkus!"
Abang:"Ceplok atau dadar ?"
Cadel:"Dadal..."
Dengan spontan, kembali dia berlatih dengan keras.

Hari ke-4

Dengan modal 4 hari berlatih lidah hari ini dia yakin mampu memesan dengan
tanpa ditertawakan.
Cadel:"Bang... beli NASI GORENG, Pake TELOR, di DADAR!"
Abang:"Hebat kamu del, udah nggak cadel lagi nich, harganya Rp.2500 del."

Si cadel menyerahkan uang Rp.3000 kepada si abang, namun si abang tidak


memberikan kembaliannya, hingga si cadel bertanya:

Cadel: "Bang... kembaliannya?"


Abang: "Oh iya, uang kamu Rp.3000 (tiga ribu), harganya Rp.2500 (dua ribu lima
ratus), kembalinya berapa del?" sambil senyum ngeledek. Si cadel gugup juga
untuk menjawabnya (kan jawabnya lima ratus), dia membayangkan besok bakal
makan nasi goreng lagi.
Tapi akhirnya dia menjawab:"...GOPEK!" Sambil tersenyum penuh kemenangan.

Pada suatu hari ada seorang guru bertanya pada seorang murid yang bernama
juhro yang terkenal cukup bandel di kelasnya.
Guru : ro coba kamu hitung murid di kelas ini ada berapa??
Juhro : ada 10
Guru : kok sepuluh??
Juhro : saya tidak tahu angka habis 10 apaan pak
Guru : Juhro..Juhro..Mau jadi apa kamu jika besar nanti, hanya mampu berhitung
1 sampai 10 saja.
Juhro : Jadi wasit tinju aja pak

Suatu hari, seorang anak memanjat pohon mangga, hendak mencuri mangga. Tiba-
tiba, ia kepergok sama yang punya pohon.
Pemilik pohon: Hei, sedang apa kamu disitu?
Anak: (Menjawab dengan gugup) Anu Pak. Saya lagi cari sarang burung.
Pemilik pohon: Buat apa?
Anak: (Tambah gugup): Eee... buat bikin rujak Pak.

Vous aimerez peut-être aussi