Vous êtes sur la page 1sur 7

MEDIA SGA (Sabouraud Glukosa Agar)

Sabouraud Glukosa Agar 2% (Glukosa Sabouraud Agar, dimodifikasi)


(Media asam untuk isolasi, budidaya dan identifikasi patogen jamur dan ragi).

Komposisi:
Ingredients (Bahan) Grams/Litre Gram / Liter
Special peptone (Khusus pepton) 10.0
D(+)-Glucose (D (+)-Glukosa) 20.0
Agar 17.0
(Final pH 5.6 + / - 0,2 pada suhu 37 C)

Simpan disiapkan media di bawah 8 C, terlindung dari cahaya langsung. Store dehidrasi
bubuk, di tempat yang kering, di tertutup rapat-kontainer di 2-25 C.

Arah:
Larutkan 47 g dalam 1 liter air suling. Sterilisasi dengan autoklaf pada 121 C selama 15
menit. TIDAK terlalu panas. Aduk rata sebelum menuangkan ke piring petri steril.

Prinsip dan Interpretasi:


Khusus pepton bertindak sebagai sumber karbon, nitrogen, mineral, vitamin dan
pertumbuhan penting lainnya
nutrients. nutrisi. D (+)-Glukosa adalah karbohidrat difermentasi. Karbohidrat konsentrasi
tinggi relatif (2%) meningkatkan pH 5,6 growth.The jamur menghambat pertumbuhan
bakteri. Efek ini dapat ditingkatkan dengan menyesuaikan pH ke nilai ekstrim (sekitar 3.5
atau 10.0). Jika jamur harus terisolasi dari berat terkontaminasi bahan, agen hambat
selektif harus ditambahkan. Media tanpa inhibitor juga harus diinokulasi. Untuk menekan
bakteri, tambahkan 500 mg / l cycloheximide (Fluka 01811), 12 mg / l penisilin (Fluka
13.752) dan 40 mg/l streptomycin (Fluka 85880) (4) or substitute 40 mg/ chloramphenicol
for the penicillin and mg / l streptomisin (Fluka 85.880) (4) atau pengganti 40 mg /
kloramfenikol untuk penisilin dan streptomisin (5). Media ini menghambat bakteri serta
beberapa jamur patogen seperti Cryptococcus neoformans , Aspergillus, Candida
Nocardia dan spesies tertentu.
Untuk deteksi ragi, 40 mg / l neomisin (Fluka 72.133) dan 12 mg / l penisilin (Fluka 13.752)
(6), atau (Fluka 80 mg / l colistin (Fluka 27.655), 100 mg / l novobiocin (Fluka 74.675) dan
300 mg / l cycloheximide (Fluka 01811) (7) sangat dianjurkan. Untuk isolasi Candida
albicans menggunakan Sabouraud 4% Glucose Agar (Fluka 84.088) dan tambahkan 100
mg/l triphenyltetrazolium klorida (Fluka 93.140) (8).
Budaya karakteristik setelah 1-3 minggu pada 25-30 C

Organisme (ATCC) Pertumbuhan


Trichophyton mentagrophytes (9533) +++
Trichophyton rubrum (28191) ++
Microsporum gallinae (121088) +++
Candida albicans (10231) +++
Aspergillus niger (16404) +++
Penicillium komune (10428) +++

Bakteri Bacillus Cereus


Bacillus cereus telah dikenali sebagai salah satu penyebab keracunan pada makanan
sejak tahun 1955, sejak saat itu mikroorganisme ini telah menarik banyak perhatian dan
menjadi salah satu penyebab keracunan pada pangan yang termasuk sering ditemukan.
Sekitar 5% dari semua kasus keracunan pangan di Eropa tahun 1990 yang telah
dilaporkan ke World Health Organization Survaillance Programme disebabkan oleh
Bacillus cereus (WHO, 1990). Menurut data kasus jumlah minimal Bacillus cereus yang
dapat menimbulkan keracunan pada pangan adalah sekitar 105 sel / gram pangan (CDCP,
1979) Berikut ini merupakan klasifikasi dari Bacillus cereus:
Kingdom : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Bacillales
Family : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Spesies : Bacillus cereus
Karakteristik umum
Bacillus cereus merupakan golongan bakteri Gram-positif (bakteri yang
mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram), aerob
fakultatif (dapat menggunakan oksigen tetapi dapat juga menghasilkan energi
secara anaerobik), dan dapat membentuk spora (endospora). Spora Bacillus cereus lebih
tahan pada panas kering daripada pada panas lembab dan dapat bertahan lama pada
produk yang kering. Selnya berbentuk batang besar (bacillus) dan sporanya tidak
membengkakkan sporangiumnya.
Sifat-sifat dan karakteristik-karakteristik lainnya, termasuk sifat-sifat biokimia, digunakan
untuk membedakan dan menentukan keberadaan Bacillus cereus, walaupun sifat-sifat ini
juga dimiliki oleh Bacillus cereus var. mycoides, Bacillus thuringiensis dan Bacillus
anthracis. Organisme-organisme ini dapat dibedakan berdasarkan pada motilitas /
gerakan (kebanyakan Bacillus cereus motil / dapat bergerak), keberadaan kristal racun
(pada Bacillus thuringiensis ), kemampuan untuk menghancurkan sel darah merah
(aktivitas hemolytic) (Bacillus cereus dan lainnya bersifat beta haemolytic sementara
Bacillus anthracis tidak bersifat hemolytic), dan pertumbuhan rhizoid (struktur seperti
akar), yang merupakan sifat khas dari Bacillus cereus var. mycoides .

Tabel 1. Kondisi yang Diperlukan bagi Pertumbuhan Bacillus cereus

Parameter
Suhu < 4 oC (4 50 oC)
pH < 4,4 (4,4 9,3)
aw < 0,91

Jumlah Bacillus cereus yang ditemukan < 10 organisme / 100 ml


dalam susu segar pasteurisasi
Jumlah indikasi Bacillus cereus yang > 105 cfu g -1 atu ml -1
menyebabkan foodborne disease
Konsentrasi pada makanan yang terkait 105 to > 109 cfu ml -1 atau g -1
dengan racun makanan Bacillus cereus

Tipe Keracunan
Keracunan akan timbul jika seseorang menelan makanan atau minuman yang
mengandung bakteri atau bentuk sporanya, kemudian bakteri bereproduksi dan
menghasilkan toksin di dalam usus, atau seseorang mengkonsumsi pangan yang telah
mengandung toksin tersebut. Ada dua tipe toksin yang dihasilkan oleh Bacillus cereus,
yaitu toksin yang menyebabkan diare (disebabkan oleh protein dengan berat molekul
besar) dan toksin yang menyebabkan muntah atau emesis (disebabkan oleh peptida
tahan panas dengan berat molekul rendah). Gejala keracunannya, yaitu:
Tipe penyebab diare (diarrheal form) atau Long Incubation
Tipe ini merupakan tipe yang paling ditemukan kasusnya dan terjadi bila seseorang
mengalami keracunan yang disebabkan oleh toksin penyebab diare, maka gejala yang
timbul berhubungan dengan saluran pencernaan bagian bawah berupa mual, nyeri perut
seperti kram, diare berair, yang terjadi 8-16 jam setelah mengkonsumsi pangan yang telah
terkontaminasi Bacillus cereus. Rasa mual mungkin seringkali terjadi untuk tipe kasus ini
akan tetapi jarang terjadi muntah atau emesis. Kasusnya hampir mirip dengan keracunan
makanan yang disebabkan oleh Clostridium perfringens. Pada sebagian besar kasus
gejala-gejala ini akan tetap berlangsung selama 12 24 jam tetapi untuk beberapa kasus
akan lebih lama (Lancette dan Harmon, 1980).
1. Tipe penyebab muntah (emetic form) atau Short Incubation
Bila seseorang mengalami keracunan yang disebabkan oleh toksin penyebab muntah,
gejala yang timbul akan bersifat lebih parah dan akut serta berhubungan dengan saluran
pencernaan bagian atas, berupa mual dan muntah yang dimulai 1 6 jam setelah
mengkonsumsi pangan yang terkontaminasi oleh Bacillus cereus. Kadang-kadang kram
perut dan / atau diare dapat juga terjadi. Umumnya gejala terjadi selama kurang dari 24
jam. Kasusnya mirip dengan keracunan makanan yang disebabkan oleh Staphylococcus
aureus (staph) dalam hal gejala dan waktu inkubasinya. Beberapa strain Bacillus subtilis
dan Bacillus licheniformis telah diisolasi dari kambing dan ayam yang dicurigai menjadi
penyebab kasus keracunan makanan. Organisme-organisme ini menghasilkan racun yang
sangat tahan panas yang mungkin mirip dengan racun penyebab muntah yang diproduksi
oleh Bacillus cereus .
Tabel 2. Karakteristik Penyakit Akibat Bacillus cereus

Tipe Diare Tipe Muntah


Dosis infektif 10 5 107 sel / g 105 108 sel / g
Produksi toksin Pada usus halus penderita Terbentuk pada pangan
Tipe Toksin Protein Peptida siklik
Masa inkubasi 8 16 jam 1 6 jam
Lama penyakit 12 24 jam (bias > 24 jam) 6 24 jam
Gejala Mual, nyeri perut seperti Mual dan muntah
Pangan yang sering Nasi, pasta, mie, dll.
kram, dan diare berair
tercemar Produk asal daging, sup,
sayuran, susu, pudding, dll.

Sumber: Granum dan Lund, 1997.

Tes Diagnostik Laboratorium

Bacillus cereus non pathogen menunjukkan pergerakan dengan penyebaran(swarming)


pada media kultur setengah padat. Sel vegetatif dari Bacillus cereus dapat tumbuh pada
rentang temperatur 5 50 C dengan temperatur optimal antara 35 - 40 C, resisten
terhadap pH 4,5 9,3. Dapat tumbuh pada aerobic agar dan nutrien broth dan
penambahan NaCl 7%, nutritive agar serta nutritive agar dengan 7 10 % darah domba.
Waktu generasi relatif singkat, antara 20 30 menit.

Patogenesis
Bacillus cereus bertanggung jawab untuk sebagian kecil penyakit bawaan makanan(2-
5%), menyebabkan mual, muntah parah dan diare.

Pencegahan
Pencegahan secara total mungkin tidak dapat dilakukan. Namun demikian, makanan yang
dimasak, dipanaskan, dan disimpan dengan benar umumnya aman dari racun yang menyebabkan
muntah. Resiko paling besar yaitu kontaminasi silang.

Epidemiologi
Bakteri Bacillus cereus merupakan bakteri gram positif, bersifat aerobik, dan mampu
membentuk spora yang dapat ditemukan di tanah, pada sayuran maupun produk pangan. Spora dari
jenis bakteri ini tahan terhadap panas dan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan
dan mampu membentuk kecambah dalam larutan yang mengandung NaOH dan HCL.
Gambar
Koloni Bacillus cereus pada agar

Bacillus cereus

Koloni Bacillus cereus


Spora Bacillus cereus

Vous aimerez peut-être aussi