Vous êtes sur la page 1sur 6

ASKEP GBS (GUILLAIN BARRE penyebabnya tidak diketahui.

Namun telah
SYNDROM) diketaui bahwa GBS bukan penyakit
herediter atau menular. Walaupun mungkin
1. Definisi GBS (GUILLAIN BARRE SYNDROM) tidak terdapat peristirwa pencetus,
Guillain Barre Syndrom (GBS) adalah anamnesis pasien yang lengkap sering kali
penyakit langka yang menyebabkan tubuh memperlihatkan suatu penyakit virus biasa
menjadi lemah kehilangan kepekaan yang yang terjadi 1 hingga 3 minggu sebelum
biasanya dapat sembuh sempurna dalam awitan kelemahan motorik. Jenis penyakit
hitungan minggu, bulan atau tahun. lain yang mendahului sidrom tersebut
Guillain Barre Syndrom (GBS) adalah infeksi pernapasan ringan atau
merupakan sindrom klinik yang infeksi GI. Pembedahan, imunisasi,
penyebabnya tidak diketahui yang penyakit Hodgkin, atau limfoma lain, dan
mengyangkut saraf perifer dan kranial. lupus eritomatosus. Keadaan yang paling
GBS mengambil nama dari dua Ilmuwan sering dilaporkan adalah infeksi
Perancis, Guillain (baca Gilan) dan Barr Campylobacter jejuni yang secara khas
(baca Barre), yang menemukan dua orang memyebabkan penyakit GI swasirna yang
prajurit perang di tahun 1916 yang ditandai dengan diare, nyeri abdomen, dan
mengidap kelumpuhan kemudian sembuh demam.
setelah menerima perawatan medis. Akibat tersering dari kejadian ini dalam
Penyakit ini menjangkiti satu dari 40,000 petologi adalah bahwa kejadian pencetus
orang tiap tahunnya. Bisa terjangkit di (virus atau proses inflamasi) merubah
semua tingkatan usia mulai dari anak-anak dalam sistem saraf sehingga sistem imun
sampai dewasa, jarang ditemukan pada mengenali sistem tersebut sebagai sel
manula. Lebih sering ditemukan pada kaum asing. Sesudah itu, limfosit T yang
pria. Bukan penyakit turunan, tidak dapat tersensitisasi dan amkrofag akan
menular lewat kelahiran, ternfeksi atau menyerang mielin. Selain itu limfosit
terjangkit dari orang lain yang mengidap mengiduksi limfosit B untuk menghasilkan
GBS. Namun, bisa timbul seminggu atau antibody yang menyerang bagian tertentu
dua minggu setelah infeksi usus atau daris selubung mielin, menyebabkan
tenggorokan. kerusakan mielin (NINDS,2000).
2. Etiologi GBS (GUILLAIN BARRE SYNDROM) Akibatnya adalah cedera demielinasi
Paling banyak pasien-pasien dengan ringan hingga berat yang mengganggu
sindroma ini ditimbulkan oleh adanya konduksi impuls dalam saraf perifer yang
infeksi, 1 sampai 4 minggu sebelum terjadi terserang. (sebaliknya, demielinasi pasda
serangan penurunan neurologik. Pada MS hanya terbatas pada sistem saraf
beberapa keadaan. Dapat terjadi setelah pusat). Perubahan patologi mengikuti pola
vaksinasi atau pembedaha. Ini juga dapat yang tepat : infiltrasi limfosit terjadi dalam
terjadi dapat diakibatkan oleh infeksi virus ruang perivaskular yang berdekatan
primer, reaksi imun, cedera medula spinalis dengan saraf tersebut dan menjadi fokus
dan beberapa proses lain atau sebuah degenerasi mielin.
kombinasi proses. Demielinsi akson saraf perifer
Penyakit ini timbul dari menyebabkan timbulnya gejala positif dan
pembengkakan syaraf peripheral, sehingga negatif. Gejala positif adalah nyeri dan
mengakibatkan tidak adanya pesan dari perestesia yang berasal dari aktivitas
otak untuk melakukan gerakan yang dapat impuls abnormal dalam serat sensoris atau
diterima oleh otot yang terserang cross-talk listrik antara akson abnormal
Karena banyak syaraf yang yang rusak. Gejala negatif adalah
terserang termasuk syaraf immune sistem kelemahan atau paralisis otot, hilangnya
maka sistem kekebalan tubuh kita pun refleks tendon, dan menurunnya sensasi.
akan kacau. Dengan tidak diperintahakan Dua gejala negatif pertama tersebut
dia akan menngeluarkan cairan sistem disebabkan oleh kerusakan akson motorik;
kekebalan tubuh ditempat-tempat yang yagn terakhir disebabkan oleh kerusakan
tidak diinginkan. serabut sensorik.
Dengan pengobatan maka sistem Pada GBS, gejala sensorik cenderung
kekebalan tubuh akan berhenti menyerang ringan dan dapat terdiri dari rasa nyeri,
syaraf dan bekerja sebagaimana mestinya. geli, mati rasa, serta kelainan sensasi getar
3. Patofisiologi GBS (GUILLAIN BARRE dan posisi. Namun, polineuropati
SYNDROM) merupakan motorik dominan dan temuan
GBS merupakan suatu demielinasi klienis dapat bervarisasi mulai dari
polineuropati akut yang dikenal dengan kelemahan otot hingga paralisis otot
beberapa nama lain yaitu, polineurutis pernapasan yang membutuhkan
akut, paralisis asenden Landry, dan penanganan ventilator. Kelemahan otot
polineuropati inflamasi akut. Gambaran rangka sering kali sangat akut sehingga
utama GBS adalah paralisis motorik tidak terjadi atrofi otot, namun tonus otot
asendens secara primer dengan berbagai hilang dan mudah terdeteksi arefleksia.
gangguan fungi sensorik. GBS adalah Kepekaan biasnya dirangsang dengan
gangguan neuron motorik bagian bawah tekanan yang kuat dan pemerasan pada
dalam saraf primer, final common pathway, otot. Lengan dapat menjdi kurus atau otot
untuk gerakan motorik juga terlibat. lengan kurang lemah dibandingkan dengan
Usaha untuk memisahkan agen otot tungkai. Gejala autonom termasuk
penyebab infeksi tidak berhasil dan hipotensi postural, takikardi sinus, dan
tidak kemampuan untuk berkeringat. Bila asenden ke badan anggota gerak atas dan
saraf kranial terlibat, paralisis akan saraf kranialis kadang-kadang juga bisa ke
menyerang otot wajah, okular, dan otot empat anggota di kenai secara anggota
orofaringeal biasanya setelah keterlibatan kemudian menyebar ke badan dan saraf
lengan. Gejala saraf kranial adalah palsi kranialis.
wajah dan kesulitan bicara, gangguan 2 gangguan sensibilitas
visual dan kesulitan menelan. Istilah palsi parastesia biasanya lebih jelas pada bagian
bulbar kadang-kadang digunakan secara distal eksremitas, muka juga bisa di kenai
khusus untuk peralisis rahang, faring, dan dengan distribusi sirkumolar. Defesit
otot lidah yang disebabkan oleh kerusakan sensori objektif biasanya minimal. Rasa
saraf kranial IX, X, dan XI, yang berasal dari nyeri otot sering di temui seperti rasa nyeri
medula oblongata dan biasa disebut bulb. setelah suatu aktivitas fisik
4. Manifestasi klinik GBS (GUILLAIN BARRE 3. saraf kranilis
SYNDROM) yang paling sering di kenal adalah N.VI.
Gejala-gejala neurologi diawali dengan kelumpuhan otot sering di mulai pada satu
parestesia (kesemuatan dan kebas) dan sisi tapi kemudian segera menjadi bilateral
kelemahan otot kaki, yang dapat sehingga bisa di temukan berat antara
berkembang ke ekstremitas atas, batang kedua sisi. Semua saraf kranialis bisa di
tubuh dan otot wajah. Kelemahan otot kenai kecuali N.I dan N.VIII. diplopia bisa
dapat diikuti dengan cepat adanya paralisis terjadi akibat terkena N.IV atau N.III. bila
yang lengkap. Saraf kranial yang paling N.IX dan N.X terkena akan menyebabkan
sering terserang, yang mennjukan paralisis gangguan sukar menelan disfonia dan pada
pada okular, wajah dan otot orofaring dan kasus yang berat menyebabkab
juga menyebabkan kesukaran berbicara, pernapasan karena paralis dan laringeus
mengunyah dan menelan. Disfungi 4. gangguan fungsi otonom
autonom yang serign terjadi dan sering gangguan fungsi otonom di jumpai pada
memperlihatkan bentuk reaksi berlebihan 25% penderita GBS. Gangguan tersebut
atau kurang bereaksinya sistem saraf berupa sinus takikardi atau lebih jarang
simapatis dan parasimpatis, seperti sinus bradikardi, muka jadi merah ( facial
dimanifestasikan oleh gangguan frekuensi flushing ), hipertensi atau hipotensi yang
jantung dan ritme, perubahan tekanan berfluktusi, hilangnya keringat atau
darah ( hepertensi transien, hipotensi episodik profuse diphoresis. Retensi atau
ortostatik), dan gangguan fasomotor inkontenensia urin jarang di jumpai.
lainnya yang berfariasi. Keadaan ini juga Gangguan otonom ini jarang menetap lebih
menyebabkan nyeri berat dan menetap dari satu atau dua minnggu.
pada punggung dan daerah kaki. Sering 5. kegagalan pernapasan
kali pasien menunjukan adanya kehilangan kegagalan pernapasan merupakan
sensasi terhadap posisi tubuh sama seperti koomplikasi utam yang dapat berakibat
keterbatasan atau tidak adanya refleks fatal bila tidak di tangani dengan baik.
tendon. Perubahan sensori dimanifestasi Kegagalan pernapasan ini di sebabkan
dengan bentuk parestesia. paralisis pernapasan dan kelumpuhan otot-
Kebanyakan pasien mengalami pemulihan otot pernapasan, yang di jumpai pada 10-
penuh beberapa bulan sampai satu tahun, 33% penderita
tetapi sekitar 10% menetap dengan residu 6. papiledema
ketidakmampuan. kadang-kadang di jumpai papiledem,
Gejala awal antara lain adalah: rasa penyebabnya belum di ketahui dengan
seperti ditusuk-tusuk jarum diujung jari pasti di duga karena penindian kadar
kaki atau tangan atau mati rasa di bagian protein dalam otot yang menyebabkan
tubuh tersebut. Kaki terasa berat dan kaku penyumbatan arachcoidales sehingga
atau mengeras, lengan terasa lemah dan absorbsi cairan otak berkurang
telapak tangan tidak bisa menggenggam 5. pemeriksaan diagnostik GBS (GUILLAIN
erat atau memutar seusatu dengan baik BARRE SYNDROM)
(buka kunci, buka kaleng dll) Pungsi lumbal berurutan :
Gejala-gejala awal ini bisa hilang dalam memperlihatkan fenomena klasik dari
tempo waktu beberapa minggu, penderita tekanan normal dan jumlah sel darah putih
biasanya tidak merasa perlu perawatan yang normal, dengan peningkatan protein
atau susah menjelaskannya pada tim nyata dalam 4-6 minggu. Biasanya
dokter untuk meminta perawatan lebih peningkatan protein tersebut tidak akan
lanjut karena gejala-gejala akan hilang tampak pada 4-5 hari pertama, mungkin
pada saat diperiksa. diperlukan pemeriksaan seri pungsi lumbal
Gejala tahap berikutnya disaaat mulai (perlu diulang untuk dalam beberapa hari).
muncul kesulitan berarti, misalnya: kaki Elektromiografi : hasilnya tergantung
susah melangkah, lengan menjadi sakit pada tahat dan perkembangan sinrdom
lemah, dan kemudian dokter menemukan yang timbul. Kecepatan konduksi saraf
syaraf refleks lengan telah hilang fungsi. diperlambat pelan. Fibrilasi (getaran yang
Gejala klinis lainnya yaitu antara lain berulang dari unit motorik yang sama)
sebagai berikut : umumnya terjadi pada fase akhir.
1. kelumpuhan Darah lengkap : terlihat adanya
manifestasi klinis utama adalah leukositosis pada fase awal.
kelumpuhan otot-otot eksremitas tipe lower Fotorontgen : dapat memperlihatkan
motor newron. Pada sebagian besar berkembangnya tanda-tanda dari
kellumphan di mulai dari kedua eksremitas gangguan pernapasan, seperti atelektasis,
bawah kemudian menyebar secara pneumonia.
Pemeriksaan fungis paru : dapat Dahulu sebelum adanya ventilasi
menunjukan adanya penurunan kapasitas buatan lebih kurang penderita meninggal
vital, volume tidal, dan kemampuan oleh karena kegagalan pernasan. Sekarang
inspirasi. ini berkisar antara 2-10%,deangan
6. Penatalaksanaan GBS (GUILLAIN BARRE penyebab kematian, oleh karena kegagalan
SYNDROM) pernasan, ganggan fungsi otonom, infeksi
Guillain Barre Syndrom (GBS) paru dan emboli paru. Sebagian besar
dipertimbangkan sebagai kearuratan medis penderita 60-80% sembuh secara
dan pasien diatasi di unit perwatan intensif. sempurna dalam waktu 6 bulan. Sebagian
Pasien yang mengalami masalah kecil 7-22% sembuh dalam waktu 21 bulan
pernapasan yang memerlukan ventilator, dengan motorik ringan dan atrofi otot kecil
kadang-kadang untuk periode yang lama. di tangan dan di kaki. Kira- kira 3-5%
Plasmaferesis (perubahan plasma) yang penderita mengalami relaps
menyebabkan reduksi antibiotik kedalam
sirkulasi sementara, yang dapat digunakan
pada serangan berat dan dapat membatasi ASKEP SINDROM GUILLAIN BARRE
keadaan yang memburuk pada pasien dan 1. Definisi
dimielinasi. Diperlukan pemantauan EKG Penyakit akut atau lebih tepat subakut yang
kontinu, untuk kemungkinan perubahan lambat laun menjadi paralitik dengan penyebab
kecepatan atau ritme jantung. Distrimia yang belum jelas, namun teori saat ini mulai
jantung dihubungkan dengan keadaan terarah pada proses imunologik.
abnormal autonom yang di obati dengan Sindroma Guillain Barre (SGB) merupakan suatu
propanolol untuk mencegah takikardi dan sindroma klinis yang ditandai adanya paralisis
hipertensi. Atropin dapat diberikan untuk flasid yang terjadi secara akut berhubungan
menghindari episode bradikardia selama dengan proses autoimun dimana targetnya
pengisapan endotrakheal dan terapi fisik. adalah saraf perifer, radiks, dan nervus
7. Terapi GBS (GUILLAIN BARRE SYNDROM) kranialis. ( Bosch, 1998 )
Sampai saat ini belum ada pengotan SGB mempunyai banyak sinonim, antara lain :
spesifik untuk GBS, pengobatan terutama o polineuritis akut pasca infeksi
secara simtomatis, tujuan utama o polineuritis akut toksik
pengobatan adalah perawatan yang baik o polineuritis febril
dan memperbaiki prognosisnya. o poliradikulopati,dan
a. Perawatan umum dan fisioterapi o acute ascending paralysis.
Perawatan yang baik sangat penting 2. Sejarah
dan terutama di tujukan pada perawatan Pada tahun 1859, seorang neurolog Perancis,
sulit, kandung kemih. Saluran pencernaan, Jean-Baptiste Landry pertama kali menulis
mulut,faring dan trakea.infeksi paru dan tentang penyakit ini, sedangkan istilah landry
saluaran kencing harus segera di obati. ascending paralysis diperkenalkan oleh
Respirasi di awasi secara ketat, terhadap Westphal. Osler menyatakan terdapatnya
perubahan kapasitas dan gas darah yang hubungan SGB dengan kejadian infeksi akut.
menunjukan permulaan kegagalan Pada tahun 1916, Guillain, Barre dan Strohl
pernapasan. Setiap ada tanda kegagalan menjelaskan tentang adanya perubahan khas
pernapasan maka penderita harus segera berupa peninggian protein cairan serebrospinal
di bantu dengan pernapasan buatan. Jika (CSS) tanpa disertai peninggian jumlah sel.
pernapasan buatan di perlukan untuk Keadaan ini disebut sebagai disosiasi
waktu yang lama maka trakeotomi harus di sitoalbuminik. Nama SGB dipopulerkan oleh
kerjakan fisioterapi dada secara teratur Draganescu dan Claudian. Menurut Lambert
untuk mencegah retensi sputum dan kolaps dan Murder mengatakan bahwa untuk
paru. Gerakan pasti pada kaki lumpuh menegakkan diagnosa SGB selain berdasarkan
mencegah deep voin trombosis gejala klinis,pemeriksaan CSS, juga adanya
spientmungkin di perlukan untuk kelainan pada pemeriksaan EMG dapat
mempertahankan posisi anggota gerak membantu menegakkan diagnosa. Terdapat
yang lumpuh, dan kekakuan sendi di cegah perlambatan kecepatan hantar saraf pada EMG.
dengan gerakan pasif. Segera setelah 3. Epidemiologi
penyembuhan mulai fase rekonfaselen Penyakit ini terjadi di seluruh dunia,
maka fisioterapi aktif di mulai untuk melati kejadiannya pada semua musim. Dowling dkk
dan meningkatkan kekuatan otot. mendapatkan frekwensi tersering pada akhir
b. pertukaran plasma musim panas dan musim gugur dimana terjadi
pertukaran plasma ( plasma excange) peningkatan kasus influenza. Pada penelitian
bermanfaat bila di kerjakan dalam waktu 3 Zhao Baoxun didapatkan bahwa penyakit ini
minggu pertama dari onset penyakit. hampir terjadi pada setiap saat dari setiap
Jumlah plasma yang di keluarkan per bulan dalam setahun, sekalipun demikian
excange adalah 40-50 ml/kg. dalam waktu tampak bahwa 60% kasus terjadi antara bulan
7-14 hari x excahange Juli s/d Oktober yaitu pada akhir musim panas
c. kortikostiroid dan musim gugur.
walaupun telah melewati 4 dekade Insidensi sindroma Guillain-Barre bervariasi
pemakaian kortikostiroid pada GBS masih antara 0.6 sampai 1.9 kasus per 100.000 orang
di ragukan manfaatnya. Namun demikian pertahun. Selama periode 42 tahun Central
bahwa pemakaian kortikostiroid pada vase Medical Mayo Clinic melakukan penelitian
dini penyakit mungkin bermanfaat mendapatkan insidensi rate 1.7 per 100.000
8. prognosis GBS (GUILLAIN BARRE orang.
SYNDROM) Terjadi puncak insidensi antara usia 15-35
tahun dan antara 50-74 tahun. Jarang
mengenai usia dibawah 2 tahun. Usia termuda 5. Patogenesa
yang pernah dilaporkan adalah 3 bulan dan Mekanisme bagaimana infeksi, vaksinasi,
paling tua usia 95 tahun. Laki-laki dan wanita trauma, atau faktor lain yang mempresipitasi
sama jumlahnya. Dari pengelompokan ras terjadinya demielinisasi akut pada SGB masih
didapatkan bahwa 83% penderita adalah kulit belum diketahui dengan pasti. Banyak ahli
putih, 7% kulit hitam, 5% Hispanic, 1% Asia dan membuat kesimpulan bahwa kerusakan saraf
4% pada kelompok ras yang tidak spesifik. yang terjadi pada sindroma ini adalah melalui
Data di Indonesia mengenai gambaran mekanisme imunlogi.
epidemiologi belum banyak. Penelitian Chandra Bukti-bukti bahwa imunopatogenesa
menyebutkan bahwa insidensi terbanyak di merupakan mekanisme yang menimbulkan
Indonesia adalah dekade I, II, III (dibawah usia jejas saraf tepi pada sindroma ini adalah:
35 tahun) dengan jumlah penderita laki-laki dan a. didapatkannya antibodi atau adanya respon
wanita hampir sama. Sedangkan penelitian di kekebalan seluler (celi mediated immunity)
Bandung menyebutkan bahwa perbandingan terhadap agen infeksious pada saraf tepi.
laki-laki dan wanita 3 : 1 dengan usia rata-rata b. adanya auto antibodi terhadap sistem saraf
23,5 tahun. Insiden tertinggi pada bulan April tepi
s/d Mei dimana terjadi pergantian musim hujan c. didapatkannya penimbunan kompleks
dan kemarau. antigen antibodi dari peredaran pada pembuluh
4. Etiologi darah saraf tepi yang menimbulkan proses
Etiologi SGB sampai saat ini masih belum dapat demyelinisasi saraf tepi.
diketahui dengan pasti penyebabnya dan masih Proses demyelinisasi saraf tepi pada SGB
menjadi bahan perdebatan. Beberapa dipengaruhi oleh respon imunitas seluler dan
keadaan/penyakit yang mendahului dan imunitas humoral yang dipicu oleh berbagai
mungkin ada hubungannya dengan terjadinya peristiwa sebelumnya, yang paling sering
SGB, antara lain: adalah infeksi virus.
a. Infeksi Peran imunitas seluler
o Infeksi : missal radang tenggorokan atau Dalam sistem kekebalan seluler, sel limposit T
radang lainnya memegang peranan penting disamping peran
o Infeksi virus :measles, Mumps, Rubela, makrofag. Prekursor sel limposit berasal dari
Influenza A, Influenza B, Varicella zoster, sumsum tulang (bone marrow) steam cell yang
Infections mono nucleosis (vaccinia, variola, mengalami pendewasaan sebelum dilepaskan
hepatitis inf, coxakie) kedalam jaringan limfoid dan peredaran.
o Vaksin : rabies, swine flu Sebelum respon imunitas seluler ini terjadi
o Infeksi yang lain : Mycoplasma pneumonia, pada saraf tepi antigen harus dikenalkan pada
Salmonella thyposa, Brucellosis, campylobacter limposit T (CD4) melalui makrofag. Makrofag
jejuni yang telah menelan (fagositosis)
b. Vaksinasi antigen/terangsang oleh virus, allergen atau
c. Pembedahan bahan imunogen lain akan memproses antigen
d. Penyakit sistematik: tersebut oleh penyaji antigen (antigen
o keganasan, Hodgkinsdisease, presenting cell = APC). Kemudian antigen
carcinoma,lymphoma tersebut akan dikenalkan pada limposit T (CD4).
o systemic lupus erythematosus Setelah itu limposit T tersebut menjadi aktif
o tiroiditis karena aktivasi marker dan pelepasan
o penyakit Addison substansi interlekuin (IL2), gamma interferon
e. Kehamilan atau dalam masa nifas serta alfa TNF.
SGB sering sekali berhubungan dengan infeksi Kelarutan E selectin dan adesi molekul (ICAM)
akut non spesifik. Insidensi kasus SGB yang yang dihasilkan oleh aktifasi sel endothelial
berkaitan dengan infeksi ini sekitar antara 56% akan berperan dalam membuka sawar darah
80%, yaitu 1 sampai 4 minggu sebelum gejala saraf, untuk mengaktifkan sel limfosit T dan
neurologi timbul seperti infeksi saluran pengambilan makrofag . Makrofag akan
pernafasan atas atau infeksi gastrointestinal mensekresikan protease yang dapat merusak
Salah satu hipotis menyatakan bahwa infeksi protein myelin disamping menghasilkan TNF
virus menyebabkan reaksi autoimun yang dan komplemen.
menyerang mielin saraf perifer.
6. Patofisiologi
Tabel 1. Infeksi akut yang berhubungan dengan Gullain Barre Syndrome diduga disebabkan oleh
SGB kelainan system imun ewat mekanisme limfosit
medialed delayed hypersensivity atau lewat
Infeksi Definite Probable Possible antibody mediated demyelinisation. Masih
Virus CMVEBV HIVVaricella- diduga, mekanismenya adalah limfosit yang
zosterVaccinia/smallpox berubah responya terhadap antigen.
InfluenzaMeaslesMumps Limfosit yang berubah responnya menarik
Rubella makrofag ke saraf perifer, maka semua saraf
Hepatitis perifer dan myelin diserang sehingga selubung
Coxsackie myelin terlepas dan menyebabkan system
Echo penghantaran implus terganggu.
Bakteri CampylobacterJejeniMycoplasma Karena proses ditujukan langsung pada myelin
Pneumonia Typhoid Borrelia saraf perifer, maka semua saraf perifer dan
BParatyphoidBrucellosis myelin saraf perifer, maka semua saraf dan
Chlamydia cabangnya merupakan target potensial, dan
Legionella biasannya terjadi difus. Kelemahan atau
Listeria hilangnya system sensoris terjadi karena blok
konduksi atau karena axor telah mengalami badan, anggota gerak atas dan saraf kranialis.
degenerasi oleh karena denervasi. Proses Kadang-kadang juga bisa keempat anggota
remyelinisasi biasannya dimulai beberapa gerak dikenai secara serentak, kemudian
minggu setyelah proses keradangan terjadi. menyebar ke badan dan saraf kranialis.
Kelumpuhan otot-otot ini simetris dan diikuti
7. Patologi oleh hiporefleksia atau arefleksia. Biasanya
Pada pemeriksaan makroskopis tidak tampak derajat kelumpuhan otot-otot bagian proksimal
jelas gambaran pembengkakan saraf tepi. lebih berat dari bagian distal, tapi dapat juga
Dengan mikroskop sinar tampak perubahan sama beratnya, atau bagian distal lebih berat
pada saraf tepi. Perubahan pertama berupa dari bagian proksimal (2,4).
edema yang terjadi pada hari ke tiga atau ke 2.Gangguan sensibilitas
empat, kemudian timbul pembengkakan dan Parestesi biasanya lebih jelas pada bagian
iregularitas selubung myelin pada hari ke lima, distal ekstremitas, muka juga bisa dikenai
terlihat beberapa limfosit pada hari ke sembilan dengan distribusi sirkumoral . Defisit sensoris
dan makrofag pada hari ke sebelas, poliferasi objektif biasanya minimal dan sering dengan
sel schwan pada hari ke tigabelas. Perubahan distribusi seperti pola kaus kaki dan sarung
pada myelin, akson, dan selubung schwan tangan. Sensibilitas ekstroseptif lebih sering
berjalan secara progresif, sehingga pada hari ke dikenal dari pada sensibilitas proprioseptif. Rasa
enampuluh enam, sebagian radiks dan saraf nyeri otot sering ditemui seperti rasa nyeri
tepi telah hancur. setelah suatu aktifitas fisik.
Asbury dkk mengemukakan bahwa perubahan 3.Saraf Kranialis
pertama yang terjadi adalah infiltrasi sel Saraf kranialis yang paling sering dikenal
limfosit yang ekstravasasi dari pembuluh darah adalah N.VII. Kelumpuhan otot-otot muka sering
kecil pada endo dan epineural. Keadaan ini dimulai pada satu sisi tapi kemudian segera
segera diikuti demyelinisasi segmental. Bila menjadi bilateral, sehingga bisa ditemukan
peradangannya berat akan berkembang berat antara kedua sisi. Semua saraf kranialis
menjadi degenerasi Wallerian. Kerusakan bisa dikenai kecuali N.I dan N.VIII. Diplopia bisa
myelin disebabkan makrofag yang menembus terjadi akibat terkenanya N.IV atau N.III. Bila
membran basalis dan melepaskan selubung N.IX dan N.X terkena akan menyebabkan
myelin dari sel schwan dan akson. gangguan berupa sukar menelan, disfonia dan
pada kasus yang berat menyebabkan
8. Klasifikasi kegagalan pernafasan karena paralisis n.
Beberapa varian dari sindroma Guillan-Barre laringeus.
dapat diklasifikasikan, yaitu: 4.Gangguan fungsi otonom
1. Acute inflammatory demyelinating Gangguan fungsi otonom dijumpai pada 25 %
polyradiculoneuropathy penderita SGB9 . Gangguan tersebut berupa
2. Subacute inflammatory demyelinating sinus takikardi atau lebih jarang sinus
polyradiculoneuropathy bradikardi, muka jadi merah (facial flushing),
3. Acute motor axonal neuropathy hipertensi atau hipotensi yang berfluktuasi,
4. Acute motor sensory axonal neuropathy hilangnya keringat atau episodic profuse
5. Fishers syndrome diaphoresis. Retensi urin atau inkontinensia urin
6. Acute pandysautonomia jarang dijumpai . Gangguan otonom ini jarang
yang menetap lebih dari satu atau dua minggu.
9.Gambaran Klinis 5. Kegagalan pernafasan
Penyakit infeksi dan keadaan prodromal : Kegagalan pernafasan merupakan komplikasi
Pada 60-70 % penderita gejala klinis SGB utama yang dapat berakibat fatal bila tidak
didahului oleh infeksi ringan saluran nafas atau ditangani dengan baik. Kegagalan pernafasan
saluran pencernaan, 1-3 minggu sebelumnya . ini disebabkan oleh paralisis diafragma dan
Sisanya oleh keadaan seperti berikut : setelah kelumpuhan otot-otot pernafasan, yang
suatu pembedahan, infeksi virus lain atau dijumpai pada 10-33 persen penderita .
eksantema pada kulit, infeksi bakteria, infeksi
jamur, penyakit limfoma dan setelah vaksinasi 6. Papiledema
influensa . Kadang-kadang dijumpai papiledema,
Masa laten penyebabnya belum diketahui dengan pasti.
Waktu antara terjadi infeksi atau keadaan Diduga karena peninggian kadar protein dalam
prodromal yang mendahuluinya dan saat cairan otot yang menyebabkan penyumbatan
timbulnya gejala neurologis. Lamanya masa villi arachoidales sehingga absorbsi cairan otak
laten ini berkisar antara satu sampai 28 hari, berkurang .
rata-rata 9 hari (4). Pada masa laten ini belum 7. Perjalanan penyakit
ada gejala klinis yang timbul. Perjalan penyakit ini terdiri dari 3 fase, seperti
Keluhan utama pada gambar 1. Fase progresif dimulai dari
Keluhan utama penderita adalah prestasi pada onset penyakit, dimana selama fase ini
ujung-ujung ekstremitas, kelumpuhan kelumpuhan bertambah berat sampai mencapai
ekstremitas atau keduanya. Kelumpuhan bisa maksimal. Fase ini berlangsung beberapa dari
pada kedua ekstremitas bawah saja atau terjadi sampai 4 minggu, jarang yang melebihi 8
serentak pada keempat anggota gerak. minggu .
a. Gejala Klinis Segera setelah fase progresif diikuti oleh fase
1.Kelumpuhan plateau, dimana kelumpuhan telah mencapai
Manifestasi klinis utama adalah kelumpuhan maksimal dan menetap. Fase ini bisa pendek
otot-otot ekstremitas tipe lower motor neurone. selama 2 hari, paling sering selama 3 minggu,
Pada sebagian besar penderita kelumpuhan tapi jarang yang melebihi 7 minggu .
dimulai dari kedua ekstremitas bawah Fase rekonvalesen ditandai oleh timbulnya
kemudian menyebar secara asenderen ke perbaikan kelumpuhan ektremitas yang
berlangsung selama beberapa bulan. Seluruh dilakukan dengan mengganti 200-250 ml
perjalanan penyakit SGB ini berlangsung dalam plasma/kg BB dalam 7-14 hari. Plasmaparesis
waktu yang kurang dari 6 bulan. lebih bermanfaat bila diberikan saat awal onset
b. Pemeriksaan laboratorium gejala (minggu pertama).
Gambaran laboratorium yang menonjol adalah Pengobatan imunosupresan:
peninggian kadar protein dalam cairan otak : > o Imunoglobulin IV
0,5 mg% tanpa diikuti oleh peninggian jumlah Pengobatan dengan gamma globulin intervena
sel dalam cairan otak, hal ini disebut disosiasi lebih menguntungkan dibandingkan
sito-albuminik. Peninggian kadar protein dalam plasmaparesis karena efek samping/komplikasi
cairan otak ini dimulai pada minggu 1-2 dari lebih ringan. Dosis maintenance 0.4 gr/kg
onset penyakit dan mencapai puncaknya BB/hari selama 3 hari dilanjutkan dengan dosis
setelah 3-6 minggu . Jumlah sel mononuklear < maintenance 0.4 gr/kg BB/hari tiap 15 hari
10 sel/mm3. Walaupun demikian pada sebagian sampai sembuh.
kecil penderita tidak ditemukan peninggian o Obat sitotoksik
kadar protein dalam cairan otak. Imunoglobulin Pemberian obat sitoksik yang dianjurkan
serum bisa meningkat. Bisa timbul adalah:
hiponatremia pada beberapa penderita yang o 6 merkaptopurin (6-MP)
disebabkan oleh SIADH (Sindroma Inapproriate o Azathioprine
Antidiuretik Hormone). o cyclophosphamid
c .Pemeriksaan elektrofisiologi (EMG) Efek samping dari obat-obat ini adalah:
Gambaran elektrodiagnostik yang mendukung alopecia, muntah, mual dan sakit kepala.
diagnosis SGB adalah : b. Perawatan
o Kecepatan hantaran saraf motorik dan Perawatan umum ditujukan pada kandung seni
sensorik melambat (bladder), traktus digestivus (Bowel),
o Distal motor retensi memanjang pernapasan (breathing), badan dan kulit (Body
o Kecepatan hantaran gelombang-f melambat, and Skin care), mata dan, mulut, makanan
menunjukkan perlambatan pada segmen (nutrition and fluid balance)
proksimal dan radiks saraf. Bila ada tanda-tanda kelumpuhan otot
o Di samping itu untuk mendukung diagnosis pernapasan harus secepatnya
pemeriksaan elektrofisiologis juga berguna dirujuk/dikonsulkan kebagian anesthesia bila
untuk menentukan prognosis penyakit : bila PO2 menurun dan PCO2 meningkat atau vital
ditemukan potensial denervasi menunjukkan kapasitas < 15 1/menit. Apakah memerlukan
bahwa penyembuhan penyakit lebih lama dan respirator untuk mengetahui dengan cepat
tidak sembuh sempurna . gangguan otot pernapasan, yang terdapat dua
bentuk ialah sentral dan perifer. Yang sentral
10. Penatalaksanaan tidak ada dyspne, tetapi kelainan ritme :
a.Terapi cheyne-stoke
Sindroma Guillain-Barre dipertimbangkan
sebagai kedaruratan medis dan pasien diatasi 11. Prognosa
di unit intensif care. Pasien yang mengalami Pada umumnya penderita mempunyai prognosa
masalah pernapasan memerlukan ventilator yang baik tetapi pada sebagian kecil penderita
yang kadang-kadang dalam waktu yang lama. dapat meninggal atau mempunyai gejala sisa.
Pada sebagian besar penderita dapat sembuh 95% terjadi penyembuhan tanpa gejala sisa
sendir. Pengobatan secara umum bersifat dalam waktu 3 bulan bila dengan keadaan
simtomik. Meskipun dikatakan bahwa penyakit antara lain:
ini dapat sembuh sendiri, perlu dipikirkan waktu o pada pemeriksaan NCV-EMG relatif normal
perawatan yang cukup lama dan angka o mendapat terapi plasmaparesis dalam 4
kecacatan (gejala sisa) cukup tinggi sehingga minggu mulai saat onset
pengobatan tetap harus diberikan. Tujuan o progresifitas penyakit lambat dan pendek
terapi khusus adalah mengurangi beratnya o pada penderita berusia 30-60 tahun
penyakit dan mempercepat penyembuhan
melalui sistem imunitas (imunoterapi). 12. Komplikasi
Kortikosteroid a. Polinneuropatia terutama oleh karena
Kebanyakan penelitian mengatakan bahwa defisiensi atau metabolic
penggunaan preparat steroid tidak mempunyai b. Tetraparese oleh karena penyebab lain
nilai/tidak bermanfaat untuk terapi SGB. c. Hipokalemia
Plasmaparesis d Miastenia Gravis
Plasmaparesis atau plasma exchange bertujuan e. Adhoc commite of GBS
untuk mengeluarkan faktor autoantibodi yang f. Tick Paralysis
beredar. Pemakain plasmaparesis pada SGB g. Kelumpuhan otot pernafasan
memperlihatkan hasil yang baik, berupa h. Dekubitus
perbaikan klinis yang lebih cepat, penggunaan
alat bantu nafas yang lebih sedikit, dan lama
perawatan yang lebih pendek. Pengobatan

Vous aimerez peut-être aussi