Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
Gambar 1.1 Batas Wilayah Kecamatan Johar Baru
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
No Kelurahan Jumlah Penduduk
1 Kelurahan Johar Baru 49.924 Jiwa
2 Kelurahan Kampung Rawa 26.642 Jiwa
3 Kelurahan Tanah Tinggi 44.112 Jiwa
4 Kelurahan Galur 17.908 Jiwa
Jumlah 138.586 Jiwa
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
2
Tabel 1.2 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kecamatan Johar Baru Tahun 2015
Luas Jumlah Kepadatan Penduduk
Kelurahan
(km2) Penduduk (per Ha)
Kelurahan Johar Baru 119,10 49.924 Jiwa 557
Kelurahan Kampung Rawa 30,11 26.642 Jiwa 688
Kelurahan Tanah Tinggi 63,29 44.112 Jiwa 711
Kelurahan Galur 26,20 17.908 Jiwa 663
Jumlah 237,7 138.586 jiwa 583
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
No Umur (tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah
1. 0-4 5.421 5.108 10.529
2. 5-9 5.290 4.931 10.221
3. 10-14 4.440 4.205 8.645
4. 15-19 4.270 3.804 8.074
5. 20-24 4.519 4.846 9.365
6. 25-29 5.685 5.320 11.005
7. 30-34 5.782 5.377 11.159
8. 35-39 5.362 5.008 10.370
9. 40-44 4.640 4.510 9.150
10. 45-49 4.140 4.038 8.178
11. 50- 54 3.309 3.315 6.624
12. 55-59 2.463 2.607 5.070
13. 60-64 1.728 1.931 3.639
14. 65-69 1.114 1.355 2.469
15. 70-74 716 851 1.567
16. >75 560 757 1.317
Jumlah 59.439 57.936 117.402
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
3
1.1.1.4 Data Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk menurut Agama dan Kepercayaan di Wilayah Kecamatan
Johar Baru Tahun 2016
Tanah Kampung Johar
Agama Galur
tinggi Rawa Baru
Islam 44.488 23.931 16.640 111.971
Protestan 3.336 2.116 1.032 9.936
Katolik 1.987 537 154 5.428
Budha 35 24 63 501
Hindu 78 34 19 344
Jumlah 49.924 26.642 17.908 49.924
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
JM JML
T A T A N A N
LH H
N KELUR
JMLH F. F. F.
O AHAN PEMU TT TP F.O
K PE KA
K U M .R
RW RT ES ND NT
JOHAR 13,2
1 11 174 11,984 50 99 450 486 13 157
BARU 39
9,07
2 GALUR 7 84 7,716 67 146 745 346 35 24
9
KP. 10,3
3 8 104 9,531 54 51 414 264 3 73
RAWA 90
TANAH
14,4
4 TINGG 14 196 13,085 80 84 282 649 23 248
51
I
JUMLA 25 1,8 1,7 47,1
40 558 42,316 380 74 502
H 1 9 4 59
Tabel 1.5 Jumlah Tatanan di Wilayah Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
4
1.1.1.5.2 Sarana dan Prasarana
5
Tanah Kampung Johar Jumla
No Uraian Galur
tinggi Rawa Baru h
9. Bidan Swasta 6 5 4 9 24
10. Apotek - - 1 4 5
11. Posyandu 18 24 15 15 72
12. Toko Obat - 2 2 3 7
13. Drg. Praktek 1 3 2 4 10
Jumlah 32 43 33 53 161
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
6
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai
pusat pengembangan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu
wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan
kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan
tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Jumlah kegiatan pokok
puskesmas diserahkan pada setiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan
kemampuan sumber daya yang dimiliki namun puskesmas tetap melaksanakan
kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komprehensif. Tidak sebatas pada aspek kuratif dan
rehabilitatif saja seperti rumah sakit. Puskesmas merupakan salah satu jenis
organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan
semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang
mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya perubahan paradigma
pembangunan kesehatan menjadi paradigma sehat. Dengan paradigma baru ini,
mendorong terjadi perubahan konsep yang sangat mendasar dalam
pembangunan kesehatan, antara lain :
1 Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan
rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa
mengabaikan kuratif-rehabilitatif.
2 Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).
3 Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah berubah
menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat.
4 Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for
service menjadi pembayaran secara pra-upaya.
7
5 Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif menjadi
investasi.
6 Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah akan
bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah
(partnership)
7 Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization) menjadi
otonomi daerah (decentralization).
8 Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan
era desentralisasi.
8
Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak
membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai
meninggal.
9
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas meliputi :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan
utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,
tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas
tertentu ditambah dengan rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan
gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan
jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
10
Gambar 1.2 Fungsi
Puskesmas
Sumber : Buku ARRIMES
Manajemen
Puskesmas
Setiap kegiatan
yang dilakukan
di puskesmas
memerlukan evaluasi
untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu
dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas.
1 Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai
tatanan sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat tempat umum
mempunyai indikator :
a. Tersedianya air bersih
b. Tersedianya jamban yang saniter
c. Tersedianya larangan merokok
d. Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP
2 Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
b. Tumbuh dan kembangnya LSM
c. Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat
3 Pusat pelayanan kesehatan strata pertama, meliputi :
a. Promosi kesehatan masyarakat
b. Kesehatan lingkungan
c. KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )
d. KB ( Keluarga Berencana )
e. Perbaikan gizi masyarakat
f. P2M ( Pemberantasan Penyakit Menular )
g. Pengobatan dasar
11
Sebagai satu unit organisasi yang melaksanakan berbagai usaha di bidang
kesehatan, Puskesmas memiliki wewenang dan tanggung jawab di wilayah kerja
tertentu, biasanya satu wilayah kerja Puskesmas didasarkan atas beberapa faktor
yaitu:
1 Jumlah penduduk
2 Keadaan geografis
3 Keadaan sarana dan perhubungan dan dan
4 Keadaan infra struktur masyarakat lainnya.
12
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan
kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya untuk
sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan.
Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas,
maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan
memperhatikan kebutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).
Masing masing puskesmas tersebut secara operasional
bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
13
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek
kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku
masyarakat.
2 Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga
dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin
berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan
kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3 Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu
berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar dan berusaha untuk memuaskan masyarakat, mengupayakan
pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi
pengelolaan dana, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota
masyarakat.
4 Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerjanya,
tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi
kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang
dilakukan Puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari sisi yang
bersangkutan.
14
c. Mengembangkan kemandirian Puskesmas sesuai dengan kewenangan
yang diberikan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota
d. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan
masyarakat dan keluarga
Tabel 1.7 Upaya Kesehatan Wajib, Kegiatan dan Indikator dalam Puskesmas
Upaya Kesehatan
Kegiatan Indikator
Wajib
Promosi Kesehatan Promosi hidup bersih Tatanan sehat
15
Upaya Kesehatan
Kegiatan Indikator
Wajib
dan sehat Perbaikan perilaku sehat
16
Sedangkan upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya
yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya
kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas
yang telah ada yakni :
1 Upaya Kesehatan Sekolah
2 Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public Health Nursing/PHN)
3 Upaya Kesehatan Gigi dan mulut
4 Upaya Kesehatan Jiwa
5 Upaya Kesehatan Usia lanjut
6 Upaya Kesehatan Remaja
17
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
c. Upaya Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Kesehatan Lingkungan
f. Upaya Pengendalian Penyakit Menular
g. Upaya Pengobatan
Dokter kecil atau Docil membantu saat pelaksanaan deteksi dini (skrining
kesehatan) dengan melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan.
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu.
Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi
puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar
18
dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya
puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan. Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah:
19
g Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM)
i Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga
(TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang
menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas
program antara lain:
20
ii Promosi Kesehatan : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian.
iii KIA : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi
profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan PLKB.
iv Perbaikan Gizi : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha dan
organisasi kemsyarakatan.
v Kesehatan Kerja : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan
yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung
dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu
puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk
meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program puskesmas harus
ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit
atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara
vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana
pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata
sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu,
maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan
yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya
kesehatan perorangan dibedakan atas :
i Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis
(contoh : operasi) dan lain-lain.
ii Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap.
21
iii Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau
menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.
22
Gambar 1.3 Sistem Rujukan Puskesmas
Sumber : Buku ARRIMES Manajemen Puskesmas
23
Kel. Galur
24
d. Apotek
2. Lantai 2:
a. Laboratorium
b. Poli KIA
c. Poli Gizi
d. Poli TB dan Kusta
3. Lantai 3:
a. Poli Umum
b. Poli Anak
c. Poli Gigi
d. Ruang Tindakan
e. Ruang Laktasi
f. Poli Mata
4. Lantai 4 :
a. Ruang Kepala Puskesmas
b. Ruang Tata Usaha
c. Aula
Tabel 1.5. Jumlah Tenaga Kerja medis dan non medis di sarana pelayanan kesehatan di
Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Johar Baru Juli 2015
Jumlah Tenaga Kerja
Puskesmas Dokter Dokter Perawat Ahli Tenaga
Apoteker Bidan Perawat Jmlh
Umum Gigi Gigi gizi Nonmedis
Kec. Johar
24 8 1 18 26 2 3 29 111
Baru
Kel.Johar
2 2 0 3 3 1 0 4 15
Baru
25
Kel.Kampung
1 1 1 1 2 1 0 3 10
Rawa
Kel.Galur 1 1 0 1 2 0 1 2 8
Kel.Tanah
1 1 0 1 1 0 0 2 6
Tinggi
Jumlah 16 14 4 11 28 3 4 25 104
Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Juli 2016
1.1.3.2 Visi, Misi, Kebijakan Mutu dan Motto Puskesmas Kecamatan Johar
Baru
1. Visi Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Terwujudnya Puskesmas Kecamatan Johar Baru yang memberikan
Pelayanan prima, berorientasi pada kepuasan menuju masyarakat sehat
dan mandiri.
2. Misi Puskesmas Kecamatan Johar Baru
a. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan, medis dan non medis
Puskesmas.
b. Memberikan pelayanan kesehatan prima dan merata.
c. Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat dalam bidang
kesehatan
d. Menggalang kemitraan pelayanan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.
3. Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Puskesmas Kecamatan Johar Baru bertekad memberikan pelayanan
prima, menuju masyarakat sehat yang mandiri secara berkesinambungan
sesuai dengan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku, serta
senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambugan untuk
26
mencapai kepuasan pelanggan. Komitmen bersama Puskesmas
Kecamatan Johar Baru adalah Prima Sehat Mandiri untuk semua.
27
1.1.3.3 Struktur Organisasi
Ka. Sat. Pel. UKP Ka. Sat. Pel. UKM Ka. Sat. Pel. PKM
KEL. GALUR
(drg. Katarina RH)
28
1.1.3.4. Alur Pelayanan Pasien di Puskesmas
LOKET GIGI
KIA
KB
BP OBAT SELESAI
MATA
GIZI
JIWA
LABORATORIUM
TINDAKAN
29
1.1.4.1 Tujuan
Keluarga berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga
kehamilan hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Tujuannya agar :
1. Tujuan umum berupa menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan
kesehatan ibu sehingga mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS) melalui pengendalian pertumbuhan, meningkatkan
keikut sertaan kelestrarian ber KB seluruh pelosok sehingga akan
menurunkan angka fertilitas yang bermakna.
2. Tujuan khusus berupa; Meningkatkan pemerataan pemakaian MKJP baik
terhadap peserta baru maupun kb aktif, meningkatkan dan semakin
meratanya penggarapan terhadap generasi muda dalam kaitannya dengan
pendewasaan usia kawin dan sebagai bantuan mendukung gerakan KB
nasional di daerah, Semakin meratanya kemandirian masyarakat dalam
ikut serta memberikan pelayanan atau mendapatkan pelayanan KB
(BKKBN,2014).
1.1.4.2 Sasaran
Sasaran program Keluarga Berencana adalah Pasangan Usia Subur (PUS)
dan Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM). Jumlah pasangan usia subur yang
menjadi 24 sasaran program ditetapkan berdasarkan survei pasangan usia subur
yang dilaksanakan sekali setiap tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh
PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana) di masing-masing kelurahan
atau dari BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)
(BKKBN,2014). Sasaran program Keluarga Berencana mempunyai tiga sasaran
diantaranya :
1. Sasaran Primer Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala
upaya pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan
kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi kepala keluarga
untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA
(kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan
sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini
sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).
30
2. Sasaran sekunder Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan
sebagainya. Disebut sasaran sekunder karena dengan memberikan pendidikan
kesehatan pada kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini
akan memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat disekitarnya.
Disamping itu dengan perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil
pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan
memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya.
Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran sekunder ini adalah
sejalan dengan strategi dukungan sosial (social support).
3. Sasaran tersier Para pembuat keputusan atau penentuan kebijakan baik
ditingkat pusat, maupun daerah adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan
dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok
ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat
(sasaran sekunder), dan juga kepada masyarakat umum (sasaran primer).
Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tersier ini sejalan
dengan strategi advokasi (BKKBN,2014).
31
(BKKBN dan Kemenkes R.I. 2012)
32
kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan
kemitraan sejajar.
3. Pendekatan integrative (integrative approach) Memadukan pelaksanaan
kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan menggerakkan potensi
yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan
memberi manfaat pada semua pihak.
4. Pendekatan kualitas (quality approach) Meningkatkan kualitas pelayanan baik
dari segi pemberi pelayanan (provider) dan penerima pelayanan (klien) sesuai
dengan situasi dan kondisi.
5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach) Memberikan peluang kepada
sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu untuk segera
mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB
nasional.
6. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach) Strategi tiga dimensi
program KB sebagai pendekatan program KB nasional, dibagi dalam tiga
tahap pengelolaan program KB sebagai berikut :
a. Tahap perluasan jangkauan Pola tahap ini penggarapan program lebih
difokuskan lebih kepada sasaran :
Coverage wilayah
Penggarapan wilayah adalah penggarapan program KB lebih diutamakan
pada penggarapan wilayah potensial, seperti wilayah Jawa, Bali dengan
kondisi jumlah penduduk dan laju pertumbuhan yang besar
Coverage khalayak
Mengarah kepada upaya menjadi akseptor KB sebanyak-banyaknya. Pada
tahap ini pendekatan pelayanan KB didasarkan pada pendekatan klinik.
b. Tahap pelembagaan
Tahap ini untuk mengantisipasi keberhasilan pada tahap potensi yaitu tahap
perluasan jangkauan. Tahap coveragewilayah diperluas jangkauan propinsi
luar Jawa Bali. Tahap ini inkator kuantitatif kesertaan ber- KB pada kisaran
45-65 % dengan prioritas pelayanan kontrasepsi dengan metode jangka
panjang, dengan memanfaatkan momentum-momentum besar.
33
c. Tahap pembudayaan program KB
Pada tahap coverage wilayah diperluas jangkauan propinsi seluruh Indonesia.
Sedangkan tahap coverage khalayak diperluas jangkauan sisa PUS yang
menolak, oleh sebab itu pendekatan program KB dilengkapi dengan
pendekatan Takesra (Tabungan Keluarga Sejahtera) dan Kukesra (Kredit
Usaha Keluarga Sejahtera).
34
1.1.4.6 Macam Metode Kontrasepsi yang Ada Dalam Program KB
(Keluarga Berencana) Di Indonesia
1. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi
tanpa alat antara lain : Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Coitus Interuptus,
metode Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB), Metode Suhu Basal Badan,
dan Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik.
Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom,
diafragma, dan spermisida.
35
Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu pil
dan AKDR (Cunningham F G, Gant NF, 2009).
36
Indikator pelayanan KB :
1. Tenaga
2. Sarana dan prasarana
3. Cakupan pelayanan
37
Tabel 1.8 Cakupan Peserta KB Aktif di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar
Baru Periode Januari Desember 2016
No. Puskesmas PUS KB Pencapaian Target
(a) AKTIF (b/a x 100 (%)
(b) %)
1 KEC. JOHAR BARU 4.542 3.099 68,2 65,4
2 KEL. TANAH TINGGI 1.760 1.254 71,2 65,4
3 KEL. JOHAR BARU I 2.311 1.527 66,0 65,4
4 KEL. JOHAR BARU II 2.567 1.713 66,7 65,4
5 KEL. JOHAR BARU III 1.921 1.185 48,9 65,4
6 KEL. KAMPUN G RAWA 3.521 2.479 70,4 65,4
7 KEL. GALUR 3.479 2.591 74,5 65,4
JUMLAH 20.101 13.848 68,9 65,4
38
Tabel 1.11 Cakupan Peserta KB Aktif dengan Implan di Wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Desember 2016
PUS IMPLAN Pencapaian
No. Puskesmas Target (%)
(a) (b) (b/a x 100 %)
1 KEC. JOHAR BARU 4.542 23,4 0,51 65,4
2 KEL. TANAH TINGGI 1.760 90 5,11 65,4
3 KEL. JOHAR BARU I 2.311 27 1,16 65,4
4 KEL. JOHAR BARU II 2.567 47,75 1,86 65,4
5 KEL. JOHAR BARU III 1.921 7 0,36 65,4
6 KEL. KAMPUN G RAWA 3.521 6,75 0,19 65,4
7 KEL. GALUR 3.479 144,2 4,14 65,4
JUMLAH 20.101 346,1 1,72 65,4
39
Tabel 1.14 Cakupan Peserta KB Aktif dengan PIL di Wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Desember 2016
PUS PIL Pencapaian Target
No. Puskesmas
(a) (b) (b/a x 100 %) (%)
1 KEC. JOHAR BARU 4.542 286,4 6,3 65,4
2 KEL. TANAH TINGGI 1.760 246,5 14,0 65,4
3 KEL. JOHAR BARU I 2.311 193,5 8,37 65,4
4 KEL. JOHAR BARU II 2.567 185,9 7,24 65,4
5 KEL. JOHAR BARU III 1.921 113,5 5,9 65,4
6 KEL. KAMPUNG RAWA 3.521 151,3 4,29 65,4
7 KEL. GALUR 3.479 669,75 19,25 65,4
JUMLAH 20.101 1846,85 9,2 65,4
Tabel 1.15 Cakupan Peserta KB Aktif dengan Kondom di Wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Johar Baru Periode Januari Desember 2016
PUS Pencapaian Target
No. Puskesmas KONDOM (b)
(a) (b/a x 100 %) (%)
1 KEC. JOHAR BARU 4.542 167 3,67 65,4
2 KEL. TANAH TINGGI 1.760 49 2,78 65,4
3 KEL. JOHAR BARU I 2.311 45,5 1,96 65,4
4 KEL. JOHAR BARU II 2.567 30,2 1,175 65,4
5 KEL. JOHAR BARU III 1.921 27,8 1,44 65,4
6 KEL. KAMPUN G RAWA 3.521 7,75 0,22 65,4
7 KEL. GALUR 3.479 51,8 1,489 65,4
JUMLAH 20.101 379,05 1,9 65,4
Tabel 1.16 Cakupan Peserta KB Baru dengan Kondom di Wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Johar Baru Periode Januari Desember 2016
PUS Kondom Pencapaian Target
No Puskesmas
(a) (b) (b/a x 100% ) (%)
1 KEC. JOHAR BARU 54.504 2 0,004 65,4
2 KEL. TANAH TINGGI 21.124 13 0,061 65,4
3 KEL. JOHAR BARU I 27.732 3 0,011 65,4
4 KEL. JOHAR BARU II 30.804 6 0,019 65,4
5 KEL. JOHAR BARU III 23.052 9 0,039 65,4
6 KEL. KAMPUN G RAWA 42.252 7 0,017 65,4
7 KEL. GALUR 41.748 52 0,125 65,4
241.21 92 0,038 65,4
JUMLAH
6
40
PUS PIL Pencapaian Target
No Puskesmas
(a) (b) (b/a x 100% ) (%)
1 KEC. JOHAR BARU 54.504 44 0,08 65,4
2 KEL. TANAH TINGGI 21.124 30 0,14 65,4
3 KEL. JOHAR BARU I 27.732 8 0,03 65,4
4 KEL. JOHAR BARU II 30.804 6 0,02 65,4
5 KEL. JOHAR BARU III 23.052 26 0,11 65,4
6 KEL. KAMPUN G RAWA 42.252 30 0,07 65,4
7 KEL. GALUR 41.748 22 0,05 65,4
JUMLAH 241.216 166 0,07 65,4
41
3 KEL. JOHAR BARU I 27.732 8 0,029 65,4
4 KEL. JOHAR BARU II 30.804 4 0,013 65,4
5 KEL. JOHAR BARU III 23.052 2 0,009 65,4
6 KEL. KAMPUN G RAWA 42.252 27 0,064 65,4
7 KEL. GALUR 41.748 5 0,012 65,4
JUMLAH 241.216 48 0,020 65,4
42
1.2 Identifikasi Masalah
Dari berbagai hasil pencapaian program imunisasi yang dievaluasi di
Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari 2016 Agustus 2016,
program-program yang tidak memenuhi standar yaitu kurang dari target yang
selanjutnya akan dilakukan evaluasi. Program dievaluasi karena adanya masalah
pada program tersebut yaitu belum mencapai target yang sudah ditetapkan, adanya
kemudahan dalam mengakses data serta pencatatan dan pelaporan yang lengkap.
Adapun identifikasi masalah yang didapatkan antara lain:
1. Cakupan Peserta KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Johar Baru Periode
Januari Desember 2016 adalah sebesar 68,2%
2. Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOP di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 0,04 %
3. Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOW di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 0,022%
4. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Implan di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 0,51 %
5. Cakupan Peserta KB Aktif dengan AKDR di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 21,1 %
6. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Suntik di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 36,5 %
7. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Pil di Puskesmas Sekecamatan Johar Baru
Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 6,3%
8. Cakupan Peserta KB Aktif dengan Kondom di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 3,67%
9. Cakupan Peserta KB Baru dengan MOP di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 0%
10. Cakupan Peserta KB Baru dengan MOW di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 0,002 %
11. Cakupan Peserta KB Baru dengan Implan di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 0,004 %
12. Cakupan Peserta KB Baru dengan AKDR di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 0,28 %
13. Cakupan Peserta KB Baru dengan Suntik di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 0,13 %
14. Cakupan Peserta KB Baru dengan Pil di Puskesmas Sekecamatan Johar Baru
Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 0,08 %
43
15. Cakupan Peserta KB Baru dengan Kondom di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 0,004 %
44
9. Cakupan Peserta KB Baru dengan MOP di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 0% berada di bawah
target yaitu 65,4%
10. Cakupan Peserta KB Baru dengan MOW di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 0,002 % berada di
bawah target yaitu 65,4%
11. Cakupan Peserta KB Baru dengan Implan di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 0,004 % berada di
bawah target yaitu 65,4%
12. Cakupan Peserta KB Baru dengan AKDR di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 0,28 % berada di
bawah target yaitu 65,4%
13. Cakupan Peserta KB Baru dengan Suntik di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 0,13 % berada di
bawah target yaitu 65,4%
14. Cakupan Peserta KB Baru dengan Pil di Puskesmas Sekecamatan Johar Baru
Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 0,08 % berada di bawah
target yaitu 65,4%
15. Cakupan Peserta KB Baru dengan Kondom di Puskesmas Sekecamatan Johar
Baru Periode Januari Desember 2016 adalah sebesar 0,004 %
45