Vous êtes sur la page 1sur 38

KONSEP DASAR

1. PENGERTIAN DIARE
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari empat kali
pada bayi dan lebih dari tiga kali pada anak : konsistensi feses encer, dapat
berwarna kehijauan dan dapat pula bercampur lender dan darah (Ngastiah :
1997)
Diare (mencret) adalah berak encer biasanya empat kali atau lebih
dalam sehari, kadang-kadang disertai: muntah, badan lesu dan lemah, suhu
badan panas tidak ada nafsu makan, serta darah dan lender dalam feses atau
kotoran (http://www.google.com dinas kesehatan DKI Jakarta, 2007)
Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan
dalam bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekwensi berak lebih dari biasanya (tiga kali atau lebih dalam
sehari). (http://www. google.com faktor-faktor yang mempengaruhi diare,
2007)
Diare adalah buang air besar dengan jumlah tinja yang lebih banyak
dari biasanya, dengan tinja berbentuk encer atau cair lebih dari tiga kali sehari
(FKUI : 1999)

2 PENYEBAB DIARE
a. Faktor Infeksi
1) Faktor Infeksi enternal: saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak
Infeksi internal meliputi:
a) Infeksi bakteri : vibrio, e.coli, salmonella. Shigela
campylobacter, yersinia, dan aeromonas
b) Infeksi Virus : enterovirus, adeno virus, rota virus, astro
vitus, dan lain-lain
c) Infeksi Parasit: cacing (ascaris, trichuris, oxyuris,
strongyloides), protozoa, dan jamur
2) Infeksi Parenteral adlah infeksi diluar alat pencernaan
makanan sepert OMA (otitis media akut), tonsillitis, bronkopneumoni,
ensefalitis, keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak di bawah
umur dua tahun
b. Faktor malabsorbsi
1) Malabsorbsi Karbonhidrat
2) Malabsorbsi Lemak
3) Malabsorbsi Protein
c. Faktor Makanan
Makanan bisa menyebabkan diare apabila makanan tersebut sudah
tercemar, basi, beracun, atau alergi terhadap makanan
d. Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang terjadi, tetapi dapat terjadi pada anak yang
lebih besar). (Ngastiah : 1997)
e. Faktor Pengetahuan
Pengetahuan orang tua merupakan salah satu penyebab terjadinya diare
pada anak, orang tua dengan pengetahuan terbatas tentang penyakit diare,
penyebab, penularan dan pencegahan diare akan mempernudah anak
terserang diare serta memperberat keadaan anak yang telah menderita
diare.Sedangkan orang tua yang mempunyai pengetahuan yang luas
tentang diare maka keluarganya akan terhindar dari penyakit diare karena
orang tua tersebut memahami dan mengerti tentang diare dan
pencegahanya.
f. Faktor Pendidikan
g. Faktor Lingkungan
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan
dua faktor yang dominan, yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja.
Kedua faktor ini akan berinterksi bersama dengan prilaku manusia,
apabila faktor lingkunga tidak sehat karena tercemar kuman diare serta
berakumulasi dengan prilaku manusia yang tidak sehat pula yaitu melalui
makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian diare.
h. Kekurangan Gizi (kelaparan, kekurangan zat putih)

3. ANATOMI FISIOLOGI
Tractus digestivus adalah suatu sistem yang mengirus tentang
pemasukan zat makanan dalam tubuh
Saluran makanan dapat kita urutkan :
a. Oris(mulut)
Didalam ada tonsil, lidah dan gigi.
b. Faring
Paring menyempit, epiglottis menutup makanan ke oesopagus.
c. Oesophagus
Menghubungkan pharing dengan lambung, panjang +23-25 cm, lebar 2, 5-
3 cm.
d. Lambung
Lambung terletak dalam rongga perut sebelah kiri atas di atas diafragma.
Bentuk lambung seperti kantong yang mencembung ke arah kiri.Lambung
dapat dibagi atas 3 bagian :
Puncak lambung : Fundus Ventriculi
Tengah : Corpus Ventriculi
Ekor pylorus
Struktur lambung
Lapisan mukosa
Lapisan sub mukosa
Lapisan mukularis
Lapisan serosa
Fungsi lambung
Tempat penampungan makanan sementara
Tempat berlangsumgnya proses pencernaan
Tempat menghasilkan zat interistik faktor yang bersama vitamin
B12 akan berfungsi membentuk darah.
Tempat penyerapan Obat-obatan dan alkohol
e. Usus halus
Dapat dibagi 3 yaitu :
Duodenum
Jejunum
Ileum
Fungsi usus halus
Tempat pengumpulan makanan sementara sebelum terjadi penyerapan
Tempat berlangsungnya penyerapan makanan berupa :
Karbonhidrat di cerna dengan enzim pankreatiase amilase
Protein dicerna oleh enzim tripsin dari pankreas
Lipia dicerna oleh lipase dari pankreas
f. Colon
Dibagi atas:
Colon asenden
Colon desenden
Colon transversum
Colon sigmoid
Fungsi Colon
Tempat pembentukan feses
Tempat penyerapan air
Tempat pembentukan gas oleh bakteri yang diusus besar
Tempat pencernaan serat-serat karbonhidrat yaitu cellulose
Tempat pembentukan vitamin B kompleks dan vitamin K
g. Rectum dan Anus
Rectum adalah lanjutan dari colon yang terletak dibagian belakang
rongga panggul kecil, rectum dan colon mempunyai struktur yang sama
anus berbeda dengan rectum dari permukaan anau yang ditutupi oleh kulit.
Pada anus terdapat otot yang terbentuk seperti cincin yang tonusnya kuat
disebut spincter ani interna dan eksterna.
4. PATOFISIOLOGI
Berbagai macam infeksi sebagai penyebab diare salah satunya
mikroorganisme (bakteri) yang dapat memproduksi endotoksin disaluran
pencernaan didalam mukosa usus yang menyebabkan inflamasi pada usus.
Absorbsi cairan tidak baik dan terjadi infeksi pada usus
Peningkatan sekresi mukosa usus akan menyebabkan muntah dan
gangguan nutrisi. Sedangkan cairan dan elektrolit berlebihan dilumen usus
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare dan
mengakibatkan volume cairan syock hipovolemik, dan infeksi pada usus bisa
menyebabkan demam dan menimbulkan gangguan ras nyaman.

Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan timbulnya diare :


a. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus
yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu, (misalnya oleh toksin) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga
usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga
usus.
c. Gangguan Motilitas Akut
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila
peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan
yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
Patogenesis diare akut
1) Masuknya jasad renik yang masih hidup kedalam usus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung
2) Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) didalam usus
halus
3) Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik)
4) Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare

4. JENIS JENIS DIARE


a. Diare Akut
Keluarnya tinja yang sering dan cair tanpa darah.Lamanya kurang
dari 7 atau 14 hari, kadang disertai demam dan muntah
b. Disentry
Diare dengan terlihat darah dalam tinja. Tinja keluar sedikit-sediki
tapi sering, Anak sering mengeluh sakit perut, tidak ada nafsu makan,
penurunan berat badan dan sakit waktu buang air besar.
c. Diare Persisten
Diare akut yang berlanjut sampai 14 hari atau lebih.Akibat diare yang
berlansung lama dapat menimbulkan gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit, hipoglikemi dan kurang energi protein. (www.Depkes RI.Com)

4. PENULARAN PENYAKIT DIARE


a. Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fokal oral
antara lain melalui makanan/ minuman yang tercemar tinja dan atau
kontak lansung dengan tinja penderita diare
b. Penularan diare melalui perantaraan air (water borne disease)
Penyakit ini menyebar apabila mikroba penyebabnya dapat masuk dalam
air yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari.
c. Tidak mencuci tangan dengan air bersih setelah buang air besar atau
membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi
perabotan dan alat-alat yang dipegang anak
d. Anak yang suka memasukan tangan atau mainan yang terkontaminasi
kedalam mulut, sehingga virus tersebut dapat bertahan dipermukaan udara
sampai beberapa hari akibatnya anak bisa mencret
e. Pencucian pemakaian botol susu yang tidak bersih .
(http://www.infoibu.comdiare mendadak dan penanganannya)

5. TANDA DAN GEJALA DIARE


a. Anak menjadi cengeng, rewel dan gelisah
b. Suhu badan tinggi
c. Nafsu makan menurun
d. Tinja / berak berbentuk cair atau encer
e. Buang air besar lebih dari tiga kali sehari
f. Warna tinja kehijau-hijauan
g. Anus dan daerah sekitarnya lecet
h. Muntah
i. Berat badan menurun
j. Turgor kulit kurang
k. Mata dan ubun-ubun menjadi cekung pada bayi
l. Mulut dan bibir kering
m. Nadi lemah sampai tidak teraba
n. Tangan dan kaki teraba dingin (FKUI, 1999)

6. AKIBAT DIARE
a. Dehidrasi.
Diare menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit tubuh melalui
tinja.Kehilangan sejumlah air dan elektrolit bertambah berat bila ada
muntah dan demam
Tabel 2.1
Derajat Dehidrasi

Tanda dan Dehidrasi Dehidrasi


No Dehidrasi Berat
Gejala Ringan Sedang
1 Keadan umum Sadar Gelisah, lemah Tidak sadar
dan rewel
2 Denyut nadi Normal kurang Cepat dan lemah: Cepat, halus,
dari 120/ menit 120-140/menit kadang tidak
teraba
3 Pernafasan Normal Dalam dan cepat Dalam dan cepat
4 Ubun-ubun Normal Cekung Sangat Cekung
5 Kelopak mata Ada Cekung Sangat cekung
6 Air mata Ada Tidak ada Sangat kering
7 Selaput lender Lembab Kering Sangat kering
8 Turgor kulit Jika dicubit Untuk Untuk
kembalinya cepat kembalinya kembalinya
lambat sangat lambat
9 Air seni Normal Berkurang Tidak kencing
10 Rasa haus Minum baik Haus Malas minum
atau tidak mau
minum
Sumber: www.com Depkes RI.com

b. Gangguan gizi terjadi akibat muntah, sering buang air besar dan, kelaparan
(Berkurangnya asupan makanan, semantara pengeluaran bertambah)

c. Hipokalemia
Penderita diare sering mengalami penurunan kadar kalium karena
kehilangan kalium yang banyak melalui tinja.Sehingga mengakibatkan
kelemahan otot secara umum, aritmia jantung, dan ileus paralitik.
d. Syok
Terjadinya gangguan sirkulasi darah akibat kehilangan cairan dan
elektrolit yang banyak melalui muntah dan buang air besar.
e. Kematian . (Depkes RI, 1999)
7. CARA PENCEGAHAN DIARE
a. Pemberian ASI
ASI memiliki antibodi yang dapat membantu tubuh melawan kuman
penyakit
b. Membiasakan mencuci tangan:
Kebiasan seluruh anggota keluarga untuk selalu mencuci tangan dengan
sabun:
1) Setelah buang air besar
2) Setelah membersihkan tinja anak
3) Sebelum makan
4) Sebelum menyediakan makanan untuk anak
c. Memperkuat pertahanan tubuh
1) Imunisasi campak
2) Meneruskan pemberian ASI sampai umur dua tahun
3) Memperbaiki status gizi anak dengan memberikan
makanan pendamping ASI yang bergizi
d. Menggunakan air bersih
Air yang gunakan untuk kebutuhan sehari-hari harus memenuhi syarat air
bersih seperti:
1) Sumber air harus terlindung
2) Air yang digunakan harus bersumber dari air bersih
3) Air harus dimasak sampai mendidih sebelum diminum
e. Menjaga kebersihan lingkungan
Diare terjadi akibat sanitasi dan lingkungan yang tidak bersih.
Membiarkan anak bermain, merangkak di tanah akan mengakibatkan anak
terpapar bibit penyakit dari kotoran manusia, dan hewan
f. Berak dikakus, tidak dikali, pantai, sawah atau sembarang tempat
g. Menjaga kebersihan perabotan makanan ataupun alat bermain anak
(Depkes RI, 1999)
8. Cara Penanggulangan Diare
a. Pemberian ASI dan makanan yang cukup pada anak
b. Beri cairan yang lebih banyak dari biasanya ketika anak diare
c. Berikan cairan rumah tangga seperti, kuah sayur, air putih matang, dan air
tajin
d. Berikan larutan gula garam
Cara pembuatan larutan gula garam yaitu dua sendok teh gula pasir dan
seujung sendok teh garam halus dalam satu gelas air masak, kemudian
diaduk rata dan diberikan kepada anak sebanyak mungkin ia mau minum
e. Berikan Oralit

Tabel 2.2
Kebutuhan Oralit Perkelompok Umur

Jumlah oralit yang Jumlah oralit yang disediakan


Umur
diberikan tiap BAB dirumah
< 1 tahun 50-100 ml 400 ml / hari (2 bungkus)
1-4 tahun 100-200 ml 600-800 ml / hari (3-4 bungkus)
> tahun 200-300 ml 800-1000 ml / hari (4-5 bungkus)
Dewasa 300-400 ml 1200-2800 ml / (6-14 bungkus)

Ibu harus segera membawa anak ketenaga kesehatan bila keadaan anak
tidak membaik dalam waktu tiga hari:
a) Mengeluarkan tinja yang berbentuk cair lebih dari 6 kali
b) Muntah terus menerus
c) Rasa haus
d) Tidak dapat minum atau makan
e) Demam tinggi
f) Ada darah dalam tinja
(www.goole.com)

9. PEMERIKASAAN LABORATORIUM
a. Pemerikasaan Tinja
b. Pemerikasaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan PH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan
pemerikasaan analisa gas darah ASTRUP (bila memungkinkan)
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium, dan
fosfor dalam serum
e. Pemerikasaan intubasi duodenum untuk mngetahui jenis jasad renik atau
parasit secara kualitatif, dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita
diare kronik
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

I. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
Kemungkinan klien pernah mengalami penyakit saluran
pencernaan yang bersifat akut atau kronis, adanya riwayat menderita
gastroenteritis/ diare/ penyakit lainnya seperti ispa dan, penyakit
infeksi lainnya.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien pernah mengalami buang air besar lebih dari 4x/hari
dengan konsistensi cair/encer, dapat disertai dengan muntah, klien
sangat lemah merasa haus sekali kadang kadang disertai dengan
demam dan terlihat tanda tanda dehidrasi, ubun ubun besar cekung
(pada bayi), turgon kulit jelek.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
yang sama dengan klien.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Rambut : biasanya bewarna hitam dan tidak mudah
dicabut
Ubun-ubun cekung (pada bayi)
2) Mata
Kedua mata simetris, mata cekung, konjungtiva anemis.
3) Telinga
Biasannya struktur telinga kiri/ kanan simetris, tidak ada seruman
4) Hidung
Septum ditengah lubang hidung bersih, nafas cuping hidung, tidak
ada peradangan
5) Mulut dan gigi
Mulut dan bibir kering .
6) Leher
Biasanya tidak ada kaku kuduk dan kelenjer getah being tidak
membesar
7) Thorax
Pernapasan kusmaul (cepat dan dalam)
8) Abdomen :
I : perut membuncit
P: hati tak teraba, lien tak teraba
P: tyimpani
A: bising usus meningkat
Biasanya klien tidak ada nafsu makan
9) Genitallia :
Biasanya terlihat kotor dan anus agak kemerahan
10) Ekstreminitas
Pergerakan baik, pada ujung ekstreminitas teraba dingin, tidak
oedema, turgon kulit jelek
11) Kulit
Teraba dingin dan turgon kulit lecet
12) Kesadaran
Biasanya klien sadar penuh tapi pada dehidrasi berat bisa menurun
d. Pemeriksaan
1) Hb menurun
Normal usia 1-6 bulan :11 - 15 gr %
Usia 1-4 tahun : 11 - 12 gr %
Usia 6-12 tahun : 11, 7 - 12, 5 gr %
2) Penurunan jumlah elektrolit (Na +, K+, CI)
Natrium normal : 139-145 m Eg/ L
Kalium normal : 3, 5 6 m Eg/L
Klorida : 334-394 m Eg/L
3) Penurunan PH darah jika terjadi asidosis
Normal : 7, 35- 7, 45 gr %
4) Pemeriksaan tinja
Secara makroskopis
Warna kuning kadang- kadang hijau
Cair/ encer
Berlendir/ berdarah
Secara makroskopis
Ada/ tidaknya leukosit, eritrosit, telur cacing
e. Dampak Sosial Dan Ekonomi
1) Keadaan sosial ekonomi yang rendah dan kurang terpeliharaannya
kesehatan keluarga
2) Kebersihan perorangan dan lingkungan jelek
3) Kebiasaanya jelek pada ibu yaitu penyampihan ASI terlalu dini/
pemberian ASI selang seling dengan susu botol pada usia 4-6 bulan.
f. Dampak tumbuh kembang
Anak dan bayi yang menderita diare akan mengalami kegagalan
dalam pertumbuhan, BB turun.Hal ini dapat terjadi pada dehidrasi ringan,
sedang dan berat, Anak dan bayi yang mengalami dehidrasi berat terjadi
penurunan BB lebih dari 10%.Dehidrasi sedang 6-9% dan dehidrasi ringan
4 5%.
Perkembangan anak dan bayi yang mengalami gangguan anak dan
bayi akan merasa tidak senang bila pakaian basah.Hal ini sering
ditunjukan dengan sering menangis dan rewel. Perkembangan motorik
akan terganggu karena malas beraktivitas dan bermain.
g. Dampak psikologis
Dampak psikologis ditunjukkan pada orang tua dan keluarga
klien.Ibu merasa takut dan cemas melihat anaknya semakin lemah, lesu
dan orang tua takut berlangsung terus.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Kemungkinan diagnosa keperawatan pada klien diare akut dengan
dehidrasi berat adalah:
1. Gangguan keseimbangan volume cairan dan elektroit berhubungan dengan
pengeluaran yang berlebihan (MarlynTucher, 1993)
2. gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
tidak adekuanyat pemasukan.(Marlyn Doenges, 2000)
3. Gangguan rasa nyaman : Gelisah berhubungan dengan peningkatan suhu
tubuh (Mijakim, 1994)
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek pengeluaran defekasi
yang berlebihan.(Marlyn E Doenges, 2000)
5. Resiko infeksi pada orang lain b\d terinfeksi kuman diare\kurang
pengetahuan tentang pencegahan penyebaran penyakit .
6. Kecemasan orang tua berlebihan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakit anaknya.(Brunner and Sudarzh, 1995)

III. INTERVENSI
1. Gangguan keseimbangan volume cairan dan erektrolit
pengeluaran cairan yang berlebihan
Tujuan : keseimbangan cairan dan elektolit normal kembali dalam
waktu 1 x 24 jam dengan kriteria:
Mata dan ubun-ubun tidak cekung
Membran mukosa lembab
Turgor kulit baik
Berat badan ideal
BAB setengah padat / lembek
Rencana Keperawatan:
a. Beri klien banyak minum
Rasional : Mengganti jumlah cairan dalam tubuh yang hilang
melalui diare dan muntah.
b. Observasi pemasukan dan pengeluaran
Rasional : Memberikan informasi tentang kekurangan cairan.
c. Awasi masukan dan pengeluaran, karakter dan jumlah feses,
keringat
Rasional : Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan
fungsi ginjal dan control penyakit usus juga
merupakan pedoman untuk pengganti cairan.
d. Observasi kulit kering dan mukosa bibir kering, penurunan turgor
kulit.
Rasional : menunjukan kehilqanhan cairan berlebihan/dehidrasi
e. Monitor tanda-tanda vital
Rasional : Hipotensi, takikardia, demam dapat menunjukan
respon terhadap atau efek kehilangan cairan
f. Timbang berat badan
Rasional : Indikator cairan dan status nutrisi

2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan pemasukan yang tidak adekuat
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi dalam 2 x 24 jam dengan kriteria
hasil :
nafsu makan klien meningkat
Berat badan ideal
Turgor kulit baik
Mata tidak cekung
Konjungtiva tidak anemis
Diit yang disajikan habis

Rencana keperawatan :
a. Kaji pemasukan nutrisi klien (diit, frekuensi)
Rasional : hipotensi, takikardi, demam dapat menunjukan respon
terhadap atau efek kehilangan cairan
b. Beri makanan lunak dan mudah dicerna
Rasional : mengurangi peristaltik usus dan memudahkan penyerapan
c. Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering
Rasional : menghindari rasa mual dan muntah
d. Sediakan makanan dalam keadaan hangat, lingkungan yang
menyenangkan
Rasional : lingkungan yang nyaman lebih kondusif untuk makan
sehingga meningkatkan nafsu makan
e. Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen
Rasional : mencegah serangan otot
f. Dampingi klien sewaktu makan
Rasional : Dengan mendampingi dapat memotifasi klien untk makan
dan mengetahui jumlah makanan yang dimakan
g. Timbang berat badan tiap hari
Rasional : memberikan informasi tentang kebutuhan diet

3. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan efek pengeluaran defekasi


yang sering
Tujuan : integritas klien baik dan norrmal dalam 2 x 24 jam dengan
kriteria hasil :
Anus tidak lecet dan tidak memerah
Rencana keperawatan
a. Berikan perawatan kulit oleh peningkatan pengeluaran feses
Rasional : melindungi kulit dari asam usus dan mencegah eksoriasi
b. Ganti pakaian yang basah dan lap sampai kering
Rasional : menghindari gangguan integritas kulit yang luas
c. Pertahankan kulit tetap bersih dan kering
Rasional : Agar dapat mencegah terjadinya iritasi yang menyebabkan
kerusakan kulit.
d. Lakukan perubahan posisi yang baik
Rasional : menurunkan ketegangan abdomen dan meningkatkan rasa
nyaman
e. Kaji daerah anus terhadap inflamasi
Rasional : mengetahui sejauh mana kerusakan kulit
IV. IMPLEMENTASI
Setelah rencana keperawatan disususn selanjutnya diterapkan dalam
tibnndakan yang nyata untuk mencqapai hasil yang diharpkan. Tindakan
harus bersifat khusus agar semua tenaga perawat dapat menjaklankan
dengan baik dalam wakrtu yang ditentukan. Dalam implementasi
keperawatan langsung melaksanakan atau dapat mendelegasikan pada
perawat lain yang dipercaya dan dibawah pengawasan kita

V. EVALUASI
perawatan merupakan tahap akhir dari asuhan keperawatan, dimana
perawat mencari kepastian rencana keperawatan yang telah dibuat atau
asuhan keperawatan yang telah dilakaukan kenerhasilan keperawatan adalah
tercapainya kriteria yang telah ditetapkan.
WOC
Infeksi (virus, Faktor makanan Melabsorbsi Faktor psikologis
bakteri, jamu)

Saluran pernafasan

Bakteri non in vasif

Memproduksi endotoksik

Meningkatkan nikibonamit pada mukosa usus

Inflamasi pada usus

Peningkatan sekresi mukosa Absorbsi cairan tidak baik Inflamasi pada usus
usus

Mual, muntah Cairan elektrolit (+) Panas


dilumen usus

Demam
Mk : DIARE
Ggnpemenuhan
nutrisi
Ggn keseimbangan Mk : ggn rasa nyaman :
cairan dan elektrolit gelisah
Mk :
Mata cekung Hipertermi
Ubun-ubun cekung
Turgor kulit jelek
Kulit sekitar anus lecet
Kejang

Penurunan kesadaran
Mk : Ggn rasa nyaman :
nyeri

Mk : Ggn integritas kulit MK : intoleransi aktivitas


ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. M DENGAN DIARE AKUT DAN
DEHIDRASI BERAT DI RUANG AKUT ANAK IRMA ANAK
DAN KEBIDANAN RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG

A. PENGKAJIAN
BIODATA
a. Identitas Klien
1. Nama / Nama Panggilan : An. M
13
2. Tempat / Tanggal Lahir : Padang, 5 September 2009,
12
thn
3. Jenis Kelamin : Laki-laki ( )
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : -
6. Alamat : Bungus
7. Tanggal Masuk : 22 11 2010
8. Tanggal Pengkajian : 22 11 2010
9. DX Medik : Dehidrasi Berat, Diare
10. Rencana Terapi : IUFD = RL
Oralit =
Paracetamol

b. Identitas Orang Tua


1. Ayah
Nama : Tn. A
Usia : 23 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan / sumber penghasilan : Kuli Bandungan
/ Rp. 1.700.000
Agama : Islam
Alamat : Bungus
2. Ibu
Nama : Ny. L
Usia : 19 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan / sumber penghasilan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Bungus

c. Identitas Saudara Kandung


No Nama Usia Hubungan Status Kesehatan

Keluhan Utama Masuk RS


Berak-berak encer sebanyak 7 kali sejak 2 hari yang lalu. Kemudian
diikuti muntah, anak terlihat lemah, karena cemas dengan kondisi
anak, orang tua membawanya ke rumah sakit M. Djamil Padang masuk
melaui IGD.
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat pengkajian, anak terlihat lemas, rewel, BAB sebanyak 5 kali
encer dan berbus, suhu tubuh anak tinggi 38 0 C. anak batuk pilek,
ubun-ubun sedikit cekung,mukosa bibir kering, turgor kulit jelek,
tapi anak mau minum oralit banyak, ditambah dengan ASI ibu,
anak kelihatan kehausan sekali saat minum, mata cekung.
b. Riwayat Kesehatan Lalu ( untuk usia 0 5 tahun)
1. Prenatal Care :
a. Pemeriksaan kehamilan : 7 x
b. Keluhan selama hamil :
Selama hamil tidak ada masalah yang terlalu berat, mual
muntah hanya pada trimester pertama. Masalah lain tidak
ada. Pemeriksaan kehamilan rutin setiap bulanya ke
puskesmas di wilayah tempat tinggal. Kenaikan berat badan
selama kehamilan normal. Imunisasi TT ada.
2. Natal
Anak lahir di rumah bersalin, ditolong oleh bidan. Lahir sponta,
tidak lama setelah itu merasa sakit. Pembukaan lengkap.
Merupakan kehamilan dan kelahirna pertama. Lahir spontan
cukup bulan. Berat 2.900 gr, panjang 47 cm tidak ada kelainan
bawaan.

3. Post Natal
Secara fisik bayi lahir cukup, BB lahir 2.900, panjang 47 cm,
tidak ada penyakit bawaan. Anak tidak/belum pernah
mengalami penyakit serius. Hanya kadang-kadang batuk pilek
biasa. Minum obat langsung sembuh. Perkembangan anak
selama ini wajar-sajar saja seperti anak kebanyakan.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


- Anggota keluarga tidak memiliki penyakit tertentu (penyakit
keturunan)
- Genogram

Keterangan
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Klien
= Tinggal serumah
- Riwayat Imunisasi
Reaksi setelah
No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian
pemberian
1. BCG 1 bln -
2. DPT 2 bln, 4 bln, 6 bln -
3. Polio (I, II, III) 2 bln, 4 bln, 6 bln -
4. Campak 9 bln -
5. Hepatitis 2 bln, 4 bln, 6 bln -

- Riwayat Tumbuh Kembang


a. Pertumbuhan Fisik
1) BB = 75 gr
2) Tinggi Badah = 6,8 Kg
3) Waktu tumbuh gigi
b. Perkembangan tiap tahap
1) Usia anak saat ini : 1,1 bulan
2) Berguling : 3 bulan
3) Duduk : 6 bulan
4) Merangkak : 8 bulan
5) Berdiri : 11 bulan
6) Berjalan : -
7) Senyum kepada orang lain pertam kali : Lupa
8) Bicara pertama kali : -
9) Berpakaian tanpa bantuan : -
10)

- Riwayat Nutrisi
a. Pemberian ASI
1) Pertama kali disusui : sejak lahir
2) Cara pemberian : kapan saja
3) Lama pemberian : lahir sampai sekarang
4)
c.Pola Pemberian Nutrisi
Lama
No Usia Jenis Nutrisi
Pemberian
1. 0 4 bulan 0 4 mgg ASI, 1 bulan Sampai sekarang
diberi pisang
2. 4 12 bulan 1 bulan 4 bulan bubur >
4 bulan nasi tim
3. Saat ini ASI + makan biasa

d. Riwayat Psikososial
Tinggal di rumah permanen, milik orang tua, agak dekat ke wilayah pantai
bungus.sanitasi lingkungan tempat tinggal klien tidak bersih.
Reaksi Hospitalisasi
Ibu membawa anak ke RS karena anak mengalami diare dari pagi,
BAB encer, anak terlihat letih, karena cemas, ibu membawanya ke RS M.
Djamil Padang, masuk melalui IGD. Saat ini orang tua masih cemas
dengan kondisi anakanya, tidak siap jiak harus kehilangan anaknya, anak
belum paham tentang perawatannya di rumah sakit.
Aktifitas Sehari-hari
a. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Selera makan Makan susah, makan Tidak mau makan
sesekali, sedikit
2. Menu makan Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur, buah
3. Frekuensi Makan kapan mau saja Makan 3 x sehari, tapi
makan tidak pernah habis 1 porsi,
habis Cuma porsi
4. Makan Tidak ada Makanan yang bergas
pantangan yang menyebabkan diare
5. Pembatasan Tidak ada, anak dikasih Makan makanan dari RS
pola makan makan kapan saja saja
6. Cara makan Melalui oral Melalui oral
7. Ritual saat Tidak ada Tidak ada
makan
b. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis makanan Anak suka minum- Oralit, dan teh + air putih
minuman es, jajanan di luar
2. Frekuensi Minum air putih jarang, Anak diberi oralit
minum tapi minum jajanan es sesering mungkin
sering
3. Kebutuhan Anak cukup cairan Anak membutuhkan
cairan cairan aygn banyak
karena anak mengalami
dehidrasi berat. (cairan
banyak keluar melalui
peces dan muntah)
4. Cara Melalui oral Melalui oral dan
pemenuhan parenteral (IUFD)
skebutuhan
minum
Output > dari intake

c. Eliminasi (BAB dan BAK)


Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
BAB (Buang Air
Besar)
1. Tempat pem- Kloset kadang-kadang, 5 kali ganti Pempers
buangan sering di celana 1 x sehari
atau 1 x 2 hari
2. Frekuensi 1 x sehari atau 1 x 2 hari Saat pengkajian dari pagi
anak sudah 5 x BAB
(diare)
3. Konsistensi BAB dalam konsistensi BAB berbentuk cair, dan
normal (biasa) ada pada awal terkena BAB
ampasnya hanya berupa air kuning
keruh yang berbusa
4. Kesulitan Kesulitan BAB selama Tidak ada kesulitan
sehat dirasa tidak ada dalam mengeluarkan
BAB, BAB sering, perut
anak, sakit anak
mengalami dehidrasi
5. Obat pencahar - -
BAK (Buang Air
Kecil)
1. Tempat pem- Anak BAK di dalam celana BAK di pempers karena
buangan anak menggunakan
pempres
2. Frekuensi Anak sering BAK, sehari BAK anak jarang dari
bisa mencapai 10-15 kali biasanya
3. Warna dan bau Baunya normal Sejak sakit
4. Volume Biasanya anak BAK BAK sedikit
banyak gelas 1 x BAK
5. Kesulitan - -

d. Istirahat Tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jam tidur
- Siang Anak tergolong jarang tidur Anak tidur siang, dan
siang lebih banyak tidur
- Malam Anak tidur malam jam 8
7 pagi, tapi kadang-kadang
bisa lama/lebih singkat

2. Pola tidur Tidur tidak terjadwal Lebih banyak tidur


3. Kebiasaan Anak tidak memiliki Tidak ada kebiasaan
sebelum tidur kebiasaan sebelum tidur sebelum tidur
4. Kesulitan tidur Anak sulit tidur karena Rata-rata tidak ada
sibuk bermain masalah dengan tidur
hanya saja rewel karena
penyakitnya

e. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Mandi
- Cara Mandi buyur Saat pengkajian anak
belum ada mandi, akan
tetapi dari kasusnya dan
keadaan anak, anak tetap
bisa mandi buyur
- Frekuensi 2 x sehari ?
- Alat mandi Sabun, sampho, gayung Sabun, sampho, gayung
2. Cuci rambut
- Frekuensi Anak cuci rambut tiap hari Anak belum ada cuci
- Cara ( 1 x sehari) rambut
Diguyur, cuci bersih Sebelumnya (saat masuk
RS) sampai pengkajian
karena pasien baru
3. Gosok gigi Anak belum menggosok Anak belum menggosok
gigi, karena gigi yang gigi karena gigi yang
tumbuh baru 2 pasang (gigi tumbuh baru 2 pasang
depan 2 atas dan 2 bawah) (gigi depan 2 atas, 2
bawah)
4.
B. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum klien : anak M terlihat lemas (KU jelek) turgor jelek
b. Tanda-tanda vital
- Suhu : 380 C
- Respirasi : 45 x/i
- Nadi : 160 x/i
c. Antropometri
- TB : 76 cm
- BB : 6,8 Kg
- LILA : 12 cm
- LIKA : 43 cm
d. Sistem penafasan
Hidung : Hidung simetris kiri dan kanan,, anak flu (ada sekret), hidung ,
tidak ada polip/berjolan lain, cuping hidung tidak ada
Leher : Terdapat pembesaran kelenjear (sedikit)
Dada : Gerak dada normal ki/ka, suara nafas normal
e. Sistem Kardiovaskuler
I : Ictus terlihat
P : Icttus teraba 2 jari RIC V mid clavicula
P : Batas jantung dalam batas normal
A : Irama jantung teratur
f. Sistem Pencernaan
- Mulut : mulut sedikit kotor, gusi merah, gigi baru tumbuh 2
pasang gigi depan (2 gigi atas, 2 gigi bawah)
- Gaster : perut lembek, anak kelihatan nyeri pada lambungnya,
gerakan persitaltik usus cepat (28 x/i)
- Abdomen : perut tidak membuncit
- Anus : anus terlihat memerah (mungkin karena sering BAB
akibat diare)
g. Sistem Indera
- Mata : mata simetris kiri dan kanan, sclera tidak ikterik,
conjungtiva tidak anemis
- Telinga : daun telinga utuh, simetris kiri dan kanan, fungsi
pendengaran baik.
h. Sistem muskuloskeletal
- Kepala : bentuk kepala bulat, gerakan baik ke kiri dan ke
kanan,ubun-ubun teraba lunak.
- Pelvis : anak belum dapat berjalan sendiri
- Kaki dan tangan : utuh, dapat digerakkan sesuai fungsinya, hanya
saja anak belum dapat berjalan sendiri. Untuk
melakukan ROM bisa dengan bantuan perawat dan
orang tua karena anak baru mengerti dengan satu-
satu dari abu-abu (pemahaman belum ada)
i. Sistem inteigumen
- Rambut : rambut kining pirang, jarang, halus, mudah dicabut dan
tidak rontok
- Kulit : warna kulit kuning langsat, teraba hangat, bulu kulit jarang
berwarna pirang,turgor kulit kering
- Kuku : kuku kotor, agak panjang (hitam-hitam)
j. Sistem endoktrin
- Terdapat pembesaran kelenjer tyroid
- Tes diagnostik :
k. Laboratorium :
ANALISA DATA

No Analisa Data Masalah Kep Etiologi


1. DO : - Klien terlihat lemas Gangguan Pengeluaran yang ber-lebihan,
- Turgor kulit jelek keseimbangan diare
- Ubun-ubun lunak cairan dan
- Mata cekung elektrolit
- Saat menangis air mata
anak tidak keluar
- anak kehausan saat
diberi minum
- BAB encer, sudah lebih
dari 5 x hari ini
- anak muntah 3 kali, apa
yang dimakan keluar lagi
- intake klien 1200 dan
output 1800.
DS : - Ibu mengatakan anaknya
diare (mencret-mencret
dan sudah 7 x lebih dan
hanya berupa air kuning
berbusa)
- Ibu mengatakan anaknya
lemas, lemah
- Ibu mengatakan anaknya
sering haus

2. DO : - Anak haus Gangguan Intake yang tidak adekuat


- Anak terlihat lemah pemenuhan
- Anak tidak mau makan, nutrisi
porsi makan tidak habis,
hanya porsi tiap makan
- Anak tidak makan
makanan lain selain ASI
dan diit yang tidak habis

DS : - Ibu mengatakan anaknya


sulit makan, tidak mau
makan
- Nasi yang diberikan RS
tidak dihabiskan oleh
anaknya
- Ibu mengatkan anaknya
masih muntah
- Ibu mengatakan cemas
melihat anaknya yang
lemah
DAFTAR DIAGNOSA
Tgl Tanda Tgl Tanda
No DX Kep
Ditegakkan Tangan Teratasi Tangan
1. Gangguan keseimbangan 22 Nov 2010 23 Nov 2010
cairan dan elektrolit b/d
pengeluaran cairan yang
berlebihan dimanifestasikan
dengan diare dan muntah

2. Gangguan pemenuhan 22 Nov 2010


nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d intake
yang tidak adekuat
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. M DENGAN DIARE AKUT DAN DEHIDRASI BERAT DI RUANG AKUT
ANAK IRMA ANAK DAN KEBIDANAN RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG

Nama : An. M
MR : 71 76 87

No Hari / Tgl Data DX Keperawatan Intervensi Implementasi Evaluasi


1. Senin / DO : - Klien terlihat lemas Gangguan - Beri klien banyak - Menganjukran ibu S : - Ibu mengatakan
22-Nov-2010 - Turgor kulit jelek keseimbangan minum memberi anaknya anaknya masih lemas
- Ubun-ubun lunak cairan dan banyak minum, - Ibu mengatakan
- Mata cekung elektrolik b/d memberi cairan anaknya masih diare
- Saat menangis air mata pengeluaran cairan oralit
anak tidak keluar yang berlebihan O : - An. M masih terlihat
- anak kelihatan dengan diare dan - Beri cairan parenteral lemas
kehausan sekali saat muntah (NFD sesuai terapi) - Turgor kulit masih
diberi minum jelek
- BAB ender, sudah - Awasi masukan dan - Terpasang RL : - BAB masih encer
lebih dari 5 pengeluaran karakter koreksi 24
- anak muntah 3 kali dan jumlah feces tetes/menit A : Intervensi belum
DS : - Ibu mengatakan serta keringat tercapai
anaknya diare
(mencret-mencret dan P : - Intervensi dilanjurkan
sudah 5 x lebih dan - Timbang BB - Menimbang BB - Memberi banyak
hanya berupa air minum untuk
kuning berbusa) menggantikan cairan
- Ibu mengatakan - Monitor jumlah dan - Timbang BB
anaknya lemas, lemah tetesan infus (IUFD) - Beri cairan parenteral
- Ibu mengatkan - Monitor TTV
anaknya sering haus - Monitor TTV - Menghitung TTV
Nadi : 160 x/i
Suhu : 37,80C
R : 45 x/i
No Hari / Tgl Data DX Keperawatan Intervensi Implementasi Evaluasi
2. Selasa / DO : - An. M sudah mulai Gangguan - Beri klien banyak - Mengingatkan ibu S : - Ibu mengatakan
23-Nov-2010 terlihat ceria dan mau keseimbangan minum agar sesering anaknya sudah mulai
tersenyum cairan dan mungkin memberi cerita dan segar
- An. M sudah mau elektrolit b/d - Beri cairan parenteral minum anaknya - Ibu mengatakan diare
tersenyum pengeluaran cairan (IUFD sesuai terapi) anaknya sudah
- Turgor kulit sudah yang berlebihan - Mengontrol tetesan berkuang ( 1 x)
membaik/normal dimanifestasikan - Awasi masukan dan infus - Ibu mengatakan
- Mata tidak cekung lagi dengan diare dan pengeluaran karakter anaknya sudah tidak
- Diare sudah berkurang muntah dan jumlah feces - Menanyakan lemas, banyak minum
serta keringat kepada ibu sudah
DS : - Ibu mengatakan berapa kali anaknya O : - Anak terlihat sudah
anaknya sudah mulai - Timbang BB mencret/diare dari segar
segar pagi - Turgor kulit membaik
- Ibu mengatakan - Monitor TTV - Diare tidak ada lagi/
anaknya tidak lemas - Menimbang BB berkurang, sudah ada
lagi BB : 6,9 Kg ampas
- Ibu mengatakan diare
anaknya sudah mulai - Memonitor TTV A : Intervensi tercapai,
berkurang dari pagi S : 36,90C masalah teratasi
Cuma 1 x dan sudah N : 110 x/i
ada ampasnya R : 35 x/i P : Intervensi dihentikan
untuk sementara, jika
terjadi diare lagi,
berikan oralit dan
lakukan intervensi
untuk mengatasi/
mencegah dehidrasi
berat, (gangguan
keseimbangan ciaran
dan elektrolit)
No Hari / Tgl Data DX Keperawatan Intervensi Implementasi Evaluasi
DO : - Anak kurus Gangguan - Kaji pemasukan - Mengkaji S : - Ibu mengatakan porsi
- Anak terlihat lemas pemenuhan nutrisi nutrisi anak (diit, pemasukan nutrisi makan anaknya
- Anak tidak mau makan kurang dari frekuensi) (diit tidak habis belum bisa
porsi makan tidak kebutuhan tubuh hanya porsi) dihabiskannya
habis hanya porsi b/d intake yang - Berikan makanan - Ibu mengatakan
tiap makan tidak adekuat lunak dan mudah - Menganjurkan ibu anaknya masih sulit
- Anak muntah-muntah, dicerna untuk segera makan
apa yang dimakan menyuapi anaknya
keluar lagi - Berikan makanan makan waktu nasi O : - Anak masih sulit
- Anak tidak makan dalam porsi kecil tapi baru datang dan makan
makanan lain selain sering menemai saat ibu - Porsi makan anak
ASI dan diit yang tidak menyuapai anaknya terlihat tidak
habis - Sediakan makanan dihabiskan
dalam keadaan - Memberi tahu ibu - Berat badan anak
DS : - Ibu mengatakan hangat dan untuk tidak masih segitu (6,8 kg)
anaknya sulit makan, lingkungan yang memberi anaknya
dan tidak mau makan menyenangkan makanan yang A : Intervensi belum
- Nasi yang diberikan dapat menyebabkan tercapai
RS tidak dihabiskan - Batasi makanan yang kram abdomen,
oleh anak dapat menyebabkan makanan yang P : Intervensi dilanjutkan
- Ibu mengatakan kram abdomen memicu/memberat - Atur pola makan dan
anaknya masih muntah kan kondisi pemasukan nutrisi
- Ibu mengatakan cemas - Dampingi klien diarenya ex. - Timbang BB
elihat anaknya lemas sewaktu makan Nangka, kol dll

- Timbang BB tiap hari - Menimbang BB 1


BB : 6,8 Kg
No Hari / Tgl Data DX Keperawatan Intervensi Implementasi Evaluasi
DO : - Anak masih kurus Gangguan - Kaji pemasukan - Menimbang BB S : - Ibu masih cemas
- Anak masih tidak mau pemenuhan nutrisi anak (diit, BB : 6,9 Kg dengan kondisi
makan kebutuhan nutrisi frekuensi) anaknya
- Makan 1 porsi tidak kurang dari - Menanyakan - Ibu mengatakan
habis, hanya porsi kebutuhan tubuh - Berikan makanan kepada ibu berapa paham dengan penkes
b/d intake yang lunak dan mudah habis makanan yang diberikan oleh
DS : - Ibu mengatakan tdiak adekuat dicerna yang dimakan anak perawat dan akan
anaknya masih sulit hari ini mencobanya demi
makan - Berikan makanan anaknya mau makan
- Ibu mengatakan dalam porsi kecil tapi - Memberikan karena ibu cemas
anaknya sulit dipaksa sering penkes kepada ibu kalau anak sakit
makan, mengatupkan tentang nutrisi anak
mulutnya kalau pun - Sediakan makanan menganjurkan O : - Anak masih tidak
masuk, dikeluarkan dalam keadaan memberi makan mau makan
lagi hangat dan anak dalam - Makan anak masih
lingkungan yang keadaan hangat, belum habis 1 porsi
menyenangkan jangan bosan (hanya porsi)
menyuapi anak - Penkes yang
- Batasi makanan yang setiap saat, dan ajak dibierkan dapat
dapat menyebabkan anak makan sambil dipahami ibu
kram abdomen bermain ex : sambil
jalan-jalan atau ke A : Intervensi tercapai
- Dampingi klien taman sebagian
sewaktu makan
P : Intervensi dilanjutkan
- Timbang BB tiap hari - Kaji status nutrisi
- Timbang BB
Nama : An. M
MR : 71 76 87

No Hari / Tgl Data DX Keperawatan Intervensi Implementasi Evaluasi


1. Rabu / DO : - Anak terlihat masih
24-Nov-2010 lemas
- Anak tidak mau makan
- Porsi makan tidak
habis (hanya porsi)
- Anak kurus

DS : - Ibu mengatakan
anaknya tidak mau
makan
PEMBAHASAN

Berdasarkan dari teori Diare adalah frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali kadang-kadang
disertai muntah, badan lamah dan letih, suhu badan panas dan tidak ada nafsu makan. Diare
disebabkan oleh faktor infeksi enternal dan parenternal antara lain infeksi bakteri seperti :
Vibrio, E. Coli, Salmonella, infeksi virus seperti : Adeno Virus. Infeksi parenternal adalah infeksi
diluar alat pencernaan makanan seperti OMA ( Otitis Media Akut ), tonsilitis, bronkopneumonia.
Jenis diare ada 3 yaitu diare diare akut yaitu keluarnya tinja yang sering dan cair tanpa darah,
lamanya kurang dari 7 atau 14 hari. Kadang- kadang disertai demam dan muntah, disentri adalah
diare dengan terlihatnya darah dalam tinja, keluarnya sedikit tapi sering. Anak sering mengeluh
sakit perut, tidak ada nafsu makan, penurunan BB dan sakit waktu BAB. Diare persisten adalah
diare akut yang berlanut sampai 14 hari atau lebih. Akibat diare yang berlangsung lama dapat
meninmbulakan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, hipoglikemia dan kurang energi
protein.
Tanda dan gejala diare adala anak menjadi cengeng, rewel dan gelisah, suhu badan tinggi,
nafsu makan menurun, BAB berbentuk cair atau encer, BAB lebih dari 3 kali sehari, warna tinja
kehijau hijauan, anus atau daerah sekitar lecet, muntah BB menurun, torgor kulit kering, mata
dan ubun-ubun menjadi cekung pada bayi, mulut dan bibir kering, nadi lemah, tangan dan kaki
teraba dingin.
Dari kasus yang didapat anak memderita diare setelah mandi hujan dilingkungan tempat
tinggal, pada malam hari anak mengalami demem tinggi, BAB sudah lebih dari 7 kali. Saat
dilakukan pengkajian BAB anak encer dan berbusa, anak rewel dan gelisah, muntah sudah 4 kali,
anak lemah dan latih, ubun-ubun cekung, saat menangis anak tidak mengeluarkan air mata,
mukosa bibir kering dan turgor kulit jelek, anus tidak lecet, anak demam, saat ditanyai ibu
mengatakan anaknya rewel, ibu juga mengatakan cemas dengan kondisi anaknya
Dari kasus yang telah dilakukan pengkajian, data yang dapat sesuai dengan teori yang
terkait yaitu teori anak dengan diare.frekuensi BAB lebih dari 3 kali dengan konsistensi encer,
penyebeb diare salah satunya adalah faktor lingkungan yang tidak bersih. Pada tanda dan gejala
juga sesuai yaitu anak menjadi rewel dan gelisah , suhu badan tinggi , nafsu makan menurun,
BAB berbentuk cair, dan berbusa, anak muntah , bibir kering, ubun- ubun cekung, nadi lemah ,
tangan dan kaki teraba dingin. Setelah dilakukan intervensi seperti pemberian oralit sesering
mungkin, menganjurkan kepada ibu untuk menyusui anak sesering mungkin, tanda- tanda
dehidrasi sudah mulai berkurang seperti ubun-ubun tidak cekung lagi, saat menangis air mata
sudah mulai keluar, turgor kulit sudah mulai membaik, sehingga dari hasil implementasi yang
dilakukan kemubdian dievluasi maka didapat analisa sudah tercapai sebagian untuk kemudian
intrevensi dilanjutkan sampai dehidrasi dan diare benar-benar teratasi, namun setelah 2 hari
dilakukan implementasi dehidrasi dan diare dapat dilewati sehingga pada hari ketiga anak
direncanakan untuk boleh pulang.s

Vous aimerez peut-être aussi