Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Bismillah
[Type the company name]
1/1/2016
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ini yang berjudul Fantastic FourS: Upaya Revitalisasi Bahasa
Daerah yang Terancam Punah Akibat ASEAN Economic Community yang
disusun oleh Habib Ikhwanudin telah disahkan dan disetujui oleh Dosen
Pembimbing dan Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Kemahasiswaan.
Disusun Oleh:
Habib Ikhwanudin
NIM.130511100137
H.Boedi Mustiko,SH.,M.Hum Eko Sulistyo Kusumo MC, S.S., M.M., MBA., M.HUM
NIP.195810011988111001 NIDN.
i
LEMBAR PERNYATAAN
HABIB IKHWANUDIN
NIM.130511100137
ii
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
rahmat, hidayah, dan maunan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya
tulis ini dengan judul Fantastic FourS: Upaya Revitalisasi Bahasa Daerah yang
Terancam Punah Akibat Mayarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang dibuat dalam
rangka pemenuhan syarat untuk ikut serta seleksi calon mahasiswa berprestasi
2016 ini dengan harapan yang terbaik. Sehingga saya ingin berterimahkasi
kepada :
1. Dosen Pembimbing
2. Kedua Orang Tua
3. Pihak yang telah membantu suksesnya pembuatan karya tulis ini.
Sebagai manusia yang tidak luput akan kesalahan dan kekurangan. Begitupun
dengan ide gagasan dan penyelesaian karya tulis ini, yang saya rasa masih banyak
kesalahan dan kekurangan baik dalam bentuk tulisan amapun isi sistematikanya.
Oleh sebab itu, saya berharap saran dan kritik yang lebih baik dan mendukung
pembaca terhadap karya tulis ini. Saya berharap semoga karya tulis ini bisa
bermanfaat dan memberikan ilmu pengetahuan dalam penanggulan masalah
tersebut di Indonesia.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Sampul i
Halaman Pengesahan ii
Halaman Pernyataan iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
Ringkasan vi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Gagasan Penyeselaian Masalah 2
1.4 Tujuan dan Manfaat 3
1.5 Metode 3
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Bahasa Daerah di Indonesia 4
2.2 Kebijakan Pemerintah 5
2.3 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 6
BAB III Analisis dan Sintasis
3.1 Analisis Bahasa Daerah di Indonesia 8
3.2 Faktor-faktor Kepunahan Bahasa Daerah Di Indonesia 10
3.3 Fantastic FourS sebagai Solusi 13
3.4 Implementasi Fantastic FourS 14
BAB IV Simpulan dan Rekomendasi
4.1 Simpulan 19
4.2 Rekomendasi 19
Daftar Pustaka 20
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
SUMMARY
The status of vernacular language in Indonesia was properly the caused danger
endured by the ASEAN Economic Community. The goverment policy does not
give a solution for that problem. The results of the study by the Indonesian
Institute of Sciences (LIPI) found, in fact, that the vernacular language in
Indonesia is far from extinction. In their study, there were a hundred vernacular
language has been gone in the surface of culture in Indonesia. On the otherhand,
Indonsia is a multi-cultural country in the world with more than 746 vernacular
languages in the entire islands. (Soure; Daily Journal Asia)
The factor of influences why vernacular language in Indonesia are being in danger
from extinction are included in the low-user language, new language (i.e
international language), economical factors, and etc. According to the Summer
Institute of Linguistics stated that there are strongly twelev factors whihc cause
language can be lost. Then, only Several factors are more siginificantly
happenened, the following are, the presence of new or certain foreign languages
on a regular basis in a diverse cultural background, lack of government policy,
and the intrusion of economic exploitation, and as well as there was a pressure to
the majority language to the minority language. These factors could be associated
with the presence of the ASEAN Economic Community (AEC) by 2015 become
the most significant factor, because the language of the minority-language area in
quantity will be displaced by the language of the majority of other foreign
languages. Thus, the above factors associated with the implementation of ASEAN
Economic Community (AEC) in 2015 have triggered a catastrophe and signs of
emergency for the languages of ethnic minorities in Indonesia, namely the
regional languages which have become the nation's identity and pride as a nation
vii
multicultural in the world. Therefore, there needs to be a special policy on the
issue.
Policy response above problems is Fantastic Fours (four fantastic step), which is
an idea solution for the preservation and revitalization of local languages are
threatened with extinction due to the presence of the economics community
ASEAN (MEA). The following four steps: First, the banks of local language
(language bank) is a step to manage, accommodate and collect data of vernacular
language. Second, the role of company to the local language (role of company) is
a step in the company's product branding and promoting by using of regional
languages. Third, the national local language day (national day vernacular
language) is a fundraising day to relive the national vernacular. Fourth, local
language media (language media) is the activation of the role of media in the form
of social media, radio, print or television media in promoting regional languages.
Outcomes of these measures are the implementation of active and continue the
rescue and development of regional languages in Indonesia are carried out by
governments, agencies, companies or institutions, and communities. Institutions
that can take advantage of, included, government institutions such as the Agency
for Improvement and Control Language Language Board Ministry of National
Education, Ministry of Social Affairs, Social and Cultural Research Center
(P2KK) Indonesian Institute of Sciences (LIPI), Kemendikbud, National
Development Planning Agency; NGOs, and the public.
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
bahasa inyatakan telah punah,32 bahasa segera punah, dan 208 bahasa
terancam punah (Berita Depkominfo, 22 Mei 2007).1
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah diselenggarakan
pada akhir tahun 2015 lalu akan memberikan efek yang sangat dominan
dan signifikan dalam penyusutan penggunaan bahasa daerah sebab pada
dasarnya bahasa yang digunakan bukan lagi bahasa daerah tapi bahasa
Indonesia atau bahasa asing lainya. Selain itu, akibat adanya Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) ancaman punahnya bahasa daerah akan semakin
jelas terjadi. Pertama, bahasa formal pelaku MEA akan cenderung
menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing tertentu. Kedua, produk
yang dipromosikan sudah pasti bukanlah berbahasa daerah. Oleh sebab itu
upaya untuk revitalisasi bahasa daerah yang terancam punah oleh berbagai
sektor akan menjadi solusi utama sebagai protektor bahasa daerah tersebut.
1
Jurnal Nasib Bahasa Daerah di Era Globalisasi: peluang dan tantangan oleh Prof. Dr. H.
Muhammad Darwis, M.S.
2
adalah langkah perusahaan untuk labeling dan promoting product
menggunakan bahasa daerah. Luaran dari langkah-langkah ini adalah
implementasi aktif dan continue dalam penyelamatan dan pengembangan
bahasa daerah di Indonesia.
1.4 Tujuan dan Maanfaat
A. Tujuan
Mengatasi permasalahan ancaman kepunahan bahasa daerah akibat adanya
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) untuk mempertahankan dan
melestarikan bahasa daerah sebagai identitas bangsa di Indonesia.
B. Manfaat
Manfaat akademis dari gagasan ini adalah sebuah kajian dari berbagai
diisiplin bidang ilmu pengetahuan, baik kajian pelestarian dan pertahanan
bahasa, maupun pembanguan dan pemberdayaan sosial. Maanfaat praktis
dari gagasan ini adalah rekomendasi untuk menjaga dan melestarikan
bahasa daerah oleh berbagai pihak baik masyarakat, pemerintah, dan
bahkan pemuda-pemuda di Indonesia. Sekaligus sebagai daya dongkrak
bagi instansi lembaga-lembaga yang memiliki kewenangan dan hak
tertentu untuk upaya revitalisasi dan konservasi bahasa daerah tersebut.
1.5 Metode Studi Pustaka
Topik pada gagasan karya tulis ini dipilih berdasarkan hasil telaah riset dan
pencarian data informasi yang telah menyebar dari surat kabar, televisi, radio,
serta media sosial. Data-data pengembangan dan penulisan ide gagasan karya
tulis tentang topik ini diperoleh dengan studi jurnal, laporan hasil penelitian,
serta halaman web resmi baik skala regional, nasional maupun internasional.
BAB 2
TIJAUAN PUSTAKA
3
2.1 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
4
BAB 3
ANALISIS DAN SINTESIS
3.1 Analisis Bahasa Daerah di Indonesia
Pada dasarnya Indonesia secara umum memiliki dua kelompok rumpun
bahasa besar. Pertama, Austronesia adalah kelompok bahasa yang
tergolong ke dalam rumpun Melayu. Kedua, Non-Austronesia adalah
kelompok bahasa yang termasuk ke dalam rumpun bahasa Trans New
Guinea. Kemudian dari pengelompokan dua tersebut, munculah beragam
bahasa etnik minoritas atau bahasa daerah di Indonesia.
5
terancam punah (potentially endangered language) ( Katubi 2005). Di
Indonesia kasus pada bahasa-bahasa di Tanah Papua sebagaimana yang
dapat diperhatikan dalam tabel berikut :
Tabel 1. Bahasa-Bahasa yang Terancam Punah (Endangered
Languages) di Tanah Papua.
6
42 Kombai 112 Munggui 182 Mombum
43 Muyu, South 113 Sikaritai 183 Uruangnirin
44 Ninggerum 114 Edopi 184 Yamna
45 Tabla 115 Ormu 185 Yeretuar
46 Kokoda 116 Buruwai 186 Kirikiri
47 Nimboran 117 Kais 187 Foau
48 Pisa 118 Mawes 188 Masimasi
49 Sawi 119 Mor 2 189 Podena
50 Tamagario 120 Puragi 190 Yarsun
51 Wano 121 Kaburi 191 Arguni
52 Hupla 122 Kowiai 192 Biksi
53 Kimaghama 123 Busami 193 Duvle
54 Aghu 124 Onin 194 Kapitiauw
55 Eipomek 125 Papuma 195 Karas
56 Nggem 126 Taikat 196 Molof
57 Siagha-Yenimu 127 Warembori 197 Rasawa
58 Wambon 128 Kayupulau 198 Sangke
59 Wolani 129 Tarpia 199 Baso
60 Abun 130 Matbat 200 Yafi
2
Jurnal Kepunahan Bahasa-bahasa Daerah: faktor penyebab Implikasi Etnolinguistis oleh Fanny
Henry Tondo.
7
Penilitian bahasa daerah oleh pakar ekologi mengungkapkan
bahwa Indonesia memiliki sekitar 707 bahasa daerah yang dituturkan
kurang lebih oleh 221 juta penduduk. Para ahli bahasa juga memprediksi
akan setengah dari bahasa di dunia akan punah. Di Indonesia menurut
pakar bahasa Moseley (2010) dalam bukunya yang berjudul Atlas of the
Worlds Language in Danger, terdapat 146 bahasa yang terancam punah
dan 12 bahasa yang telah punah. Bahasa-bahasa yang terancam punah itu
diidentifikasi berasal dari daerah bagian timur indonesia.Menurut pendapat
Austin dan Sallabank (2011: 5-6) kepunahan bahasa daerah itu disebabkan
oleh bebrapa hal yang terbagi ke dalam empat kategori:
8
Tabel 2. Pola kebertahanan dan pergesran beberapa Bahasa Daerah
di Indonesia berdasarkan penelitian.
Bahasa-Bahasa Sedang
3
Jurnal Kepunahan Bahasa-bahasa Daerah: faktor penyebab Implikasi Etnolinguistis oleh
Fanny Henry Tondo
9
berbagai negara mengikat perkawinan dengan pribumi mengakibatkan
pengikisan bahasa daerah yang sangat parah. Pergantian bahasa dari
bahasa daerah diganti dengan bahasa asing tertentu. Sehingga bahasa
daerah menjadi terhapus dan hilang oleh faktor tersebut.
Keempat, faktor ekonomi ini menjadi pengaruh bahasa daerah
mengalami kepunahan. Masyarakat di daerah menganggap bahwa
menggunakan bahasa daerah status level ekonominya lebih rendah
dibandingkan dengan masyarakat yang menuturkan bahasa Indonesia atau
bahkan bahasa Asing tertentu. Pada kasus lain, akibat hadirnya
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mengubah mindset masyarakat
berbahasa daerah bahwa masyarakat yang menuturkan atau memahami
bahasa Indonesia atau Asing akan memperoleh perkonomian yang lebih
bagus, dan menganggap akan mendapatkan status perkerjaan yang lebih
tinggi. Pada dasarnya, Era globalisasi yang menjadi faktor utama terhadap
kepunahan bahasa daerah.
Dengan demikian, faktor-faktor diatas yang terkait dengan
terealasinya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun 2015
telah memicu munculnya petaka dan rambu-rambu darurat bagi bahasa
minoritas etnis di Indonesia, yakni bahasa daerah yang telah menjadi
identitas bangsa dan kebanggaan sebagai negara yang multikultural di
dunia. Oleh sebab itu, perlu adanya kebijakan dan pembangkit semangat
untuk merevitalisasi bahasa daerah di Indonesia.
10
Ketiga, hari bahasa daerah nasional (national vernacular language day)
adalah penggalangan hari untuk menghidupkan bahasa daerah secara
nasional. Keempat, media bahasa daerah (language media) adalah aktifasi
peran media yang berupa media sosial, radio, media cetak atau televisi
dalam mempromosikan bahasa daerah. Luaran dari langkah-langkah ini
adalah implementasi aktif dan continue dalam penyelamatan dan
pengembangan bahasa daerah di Indonesia yang dilakukan oleh
pemerintah, instansi perusahan atau lembaga, dan masyarakat. Lembaga
yang dapat memanfaatkan antara lain intansi pemerintah seperti Badan
Peningkatan dan Pengendalian Bahasa Badan Bahasa Kementerian
Pendidikan Nasional, Kemensos, Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan
Kebudayaan (P2KK) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
Kemendikbud, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Lembaga
Swadaya Masyarakat, serta masyarakat.
3.4 Implementasi Fantastic FourS
Proses penyelesaian pada pencegahan dan penghidupan kembali
bahasa daerah yang terancam punah di Indonesia telah mencapai kebijakan
yang belum sesuai dan terukur pada implementasinya. Kebijakan yang
dibuat pemerintah pada otonomi daerah baru berupa kebijakan
pencegahan, belum ke dalam pelestarian atau penghidupan kembali.
Sehigga, pemerintah perlu pemerhati kebijakan baru sebagai tolak ukur
kebijakan yang lama. Kebijakan ini yang dsebut Fantastic FourS dibuat
sebagai solusi dalam preservasi dan revitalisasi bahasa daerah pada
permasalahan tersebut.
Pada penerapan kebijakan ini butuh adanya stickholder (pemegang
kendali) yang khusus selain dari pemerintah, instansi lembaga, dan
masyarakat guna dalam implementasinya bisa berjalan dengan sebaik-
baiknya. Dalam metode penerapan juga mengguanakan analisis SWOT
meliputi apa, mengapa, dimana, kapan, siapa dan bagaimana bahasa
daerah itu akan diimplementasikan ke masyarakat penutur bahasa.
Penerapan kebijakan ini meliputi:
a. Language Bank (bank bahasa daerah)
11
Pada dasarnya sistem pengelolahan bank merupakan lembaga
intermediasi dalam menangani permasalahan keuangan dinilai sangat
valid dan terkendali. Bank didirikan berdasarkan kewenangan untuk
mengelolah keuangan dalam bentuk menerima simpanan uang (saving
money), meminjamkan uang (loaning money), dan menerbitkan uang
(distributing money) atau yang biasa dikenal sebagai banknote.
Konsep bank tersebut, akan dialihkan atau diterapkan ke dalam
konsep language Bank (bank bahasa daerah) yang berproses dan
memiliki sistem yang sama pada pengelolahan bank secara umum.
Akan tetapi perbedaanya terletak pada jenis yang dikelolah, yakni
languauge bank akan menjadi pusat pengelolahan bahasa daerah.
Sistem kelolah bank bahasa daerah terdiri dari beberpa tahap.
Gambar 1. Sistem Language Bank
2. Central
1. Data Base Language
Bahasa Daerah Bank
3. Saving Data
4. Processing Data
5. Distributing Data
12
4. Processing Data adalah tahap kedua dalam pengelolahan dat,
artinya data tersebut akan difungsikan dan dipergunakan dalam
bentuk apa dan seperti apa.
5. Distributing Data adalah tahap terakhir untuk menyebarkan dan
mempromosikan bahasa daerah ke masyarakat setelah semua
proses data bahasa daerah telah dikelolah dari berbagai tahapan.
13
Database bahasa
daerah
Central Company
Promoting
Processing Product Branding Product Product
14
masyarakat Indonesia belum begitu mengenal istilah tersebut.
Sehingga, National Vernacular Language Day (hari bahasa daerah se-
nasional) sebagai dongkrak revitalisasi bahasa daerah yang diambang
kepunahan.
15
- Media cetak (koran, majalah,dll)
Terwujudnya koran berbahasa daerah dengan kaidah dan ejaan
yang benar, yakni tidak menyalahi aturan dalam penulisan.
- Media Televisi
Adanya salah satu program televisi yang mengandung unsur
bahasa daerah, baik dalam konteks pendidikan maupun hiburan
- Media Radio
Terdapat satu channel acara yang membahas khusus bahasa
daerah, baik berupa lagu, berita maupun informasi.
- Media sosial (twitter,youtube,dll)
Terciptanya website berbahasa daerah, atau pilihan bahasa
yang bisa tambahi dengan bahasa daerah.
BAB 4
4.1 Kesimpulan
Bahasa daerah di Indonesia posisinya diambang kepunahan, akibat
diselenggarakanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kebijakan
pemerintah mengatasi permasalahan tersebut dinilai belum sempurna karena
berbagai kendala. Mulai dari data yang kurang, dan program implementasi
yang kurang efektif dan tepat sasaran. Fanstastic FourS : upaya revitalisasi
bahasa daerah yang terancam punah akibat Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) hadir sebagai salah satu solusi yang dinilai jitu karena sesuai dengan
harapan pemerintah dalam preservasi dan kelestarian bahasa daerah. Oleh
sebab itu, dibutuhkan dukungan dari berbagai instansi lembaga pemrintah
dan masyarakat untuk mengaktifkan upaya tersebut.
4.2 Rekomendasi
Rekomendasi untuk merealisasikan ide Fantastic FourS: Upaya Revitalisasi
Bahasa Daerah yang Terancam Punah Akibat Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) ini adalah sebagai berikut:
1. Kerja sama dan konsolidasi peningkatan sinergi pemerintah dan instansi
lembaga yang terkait untuk mengatasi masalah tersebut. Kebijakan yang
16
telah diusulkan perluh ada usaha dan koordinasi yang baik karena akan
melibatkan banyak pihak dan itu perlu menyatuhkan pemahaman dan
kepentingan untuk Indonesia lebih baik. Sehingga akan diperlukan
kontribusi ide dalam penerapan oleh pihak pemangku kebijakan
tersebut.
2. Meperbaiki sistem teknologi dan informasi atau faktor pendukung lainya
untuk implementasi ide gagasan Fantastic FourS: Upaya Revitalisasi
Bahasa Daerah yang Terancam Punah Akibat Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) secara teruji baik dan terukur.
3. Menyusun strategi untuk sosialisasi yang baik agar ide dapat berperan
penting dalam masalh tersebut. Caranya dengan menyusun skema yang
kereatif serta pembaruan data secara berkala dan berjuang bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Gordon, Raymond G., Jr. (ed.). 2005. Ethnologue: Language of The World.
Fifteenth Edition. Dallas, Tex.: SIL International, Online Version:
http://www.ethnologue.com/. Diakses 8 Oktober 2008.
17
18