Vous êtes sur la page 1sur 26

SPESIFIKASI TEKNIS

PRA-PABRIKASI JEMBATAN
RANGKA BAJA STANDAR
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... i


BAB 1 UMUM ...................................................................................................... 1
1.01 RUANG LINGKUP ......................................................................................... 1
1.02 PERMULAAN, PELAKSANAAN, DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN ....................... 1
1.03 MATERIAL YANG HARUS DISEDIAKAN OLEH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN ATAU
LAINNYA .................................................................................................... 1
1.04 MATERIAL YANG DISEDIAKAN OLEH PENYEDIA JASA ..................................... 1
1.05 PERSETUJUAN DESAIN ................................................................................ 3
1.06 DEFINISI DEFINISI ................................................................................... 3
1.07 PROGRAM .................................................................................................. 4
BAB 2 PERANCANGAN DAN PERSYARATAN TEKNIS ......................................... 5
2.01 TIPE STRUKTUR .......................................................................................... 5
2.02 KLASIFIKASI JEMBATAN, TINGGI BEBAS, DAN DIMENSI ................................. 5
2.03 PANJANG STANDAR ..................................................................................... 5
2.04 SPESIFIKASI PEMBEBANAN .......................................................................... 5
2.05 PERENCANAAN STRUKTUR ........................................................................... 6
2.06 SISTEM LANTAI .......................................................................................... 7
2.07 DIMENSI DAN BERAT KOMPONEN MAKSIMUM ............................................... 8
2.08 MATERIAL .................................................................................................. 8
2.09 SANDARAN ................................................................................................. 9
2.10 BANTALAN DAN SAMBUNGAN UJUNG LANTAI ................................................ 9
2.11 PENCEGAHAN KARAT .................................................................................. 10
2.12 PELUNCURAN ............................................................................................. 10
2.13 KOMPONEN CADANGAN ............................................................................... 11
2.14 PERALATAN DAN TOOL ................................................................................ 11
2.15 SAMBUNGAN BENTANG-KE-BENTANG (LINK SET) .......................................... 11
2.16 GAMBAR DAN INFORMASI YANG DIPASOK OLEH PENYEDIA JASA ................... 11
BAB 3 PABRIKASI .............................................................................................. 13
3.01 ACUAN SPESIFIKASI .................................................................................... 13
3.02 PEKERJA DAN MATERIAL ............................................................................. 13
3.03 PENGGUNAAN MATERIAL ALTERNATIF, BENTUK, UKURAN DAN/ATAU METODE
PABRIKASI .................................................................................................. 13
3.04 PELAT NAMA PABRIK ................................................................................... 14
3.05 PABRIKASI PEKERJAAN BAJA ....................................................................... 14
3.06 PENGELASAN .............................................................................................. 14
3.07 SAMBUNGAN BAUT ..................................................................................... 15
3.08 INSPEKSI DAN PENGUJIAN .......................................................................... 15
3.09 PERSIAPAN PERMUKAAN PENYELESAIAN GALVANIS ....................................... 16
3.10 GALVANISASI ............................................................................................. 17
3.11 SERTIFIKASI ............................................................................................... 18
3.12 PERCOBAAN PELUNCURAN (TRIAL ERECTION) .............................................. 18
3.13 TES PEMBEBANAN (LOADING TEST) ............................................................. 18
3.14 FASILITAS WORKSHOP ................................................................................ 19

i
BAB 4 PENGIRIMAN DAN PEMASUKAN ............................................................. 20
4.01 IDENTIFIKASI DAN PENGEPAKAN ................................................................. 20
4.02 PENGGUDANGAN ........................................................................................ 21
4.03 PENGIRIMAN .............................................................................................. 21
BAB 5 KETENTUAN MANUAL DAN DUKUNGAN TEKNIS ..................................... 22
5.01 MANUAL ..................................................................................................... 22
5.02 DUKUNGAN TEKNIS .................................................................................... 23

ii
BAB 1
U M U M

1.01. RUANG LINGKUP


1. Kontrak yang dilaksanakan terdiri dari pekerjaan perencanaan, pabrikasi, dan
pengiriman ke tempat penyerahan yang ditentukan sesuai jumlah pabrikasi
jembatan rangka baja permanen untuk bangunan atas jembatan termasuk
gambar pemasangan dan buku panduan pemasangan, semuanya sesuai
dengan Syarat-syarat Umum Kontrak dan Syarat-syarat Khusus Kontrak.
Perencanaan dasar sesuai dengan spesifikasi ini harus disediakan untuk Pejabat
Pembuat Komitmen. Kontrak ini termasuk juga bantuan teknis sebagai mana
yang ditentukan dalam Spesifikasi.
2. Pabrikasi jembatan rangka baja permanen ini dipasok untuk program
pembangunan dan penggantian jembatan Pemerintah Republik Indonesia.
3. Pekerjaan termasuk perencanaan tipe standard bangunan atas jembatan
prafabrikasi, memasok dan mengirimkan 1.210 meter bangunan atas
jembatan bersama-sama dengan ketentuan teknik dan gambar rancangan,
perlengkapan dan manual, seperti tertera dalam Daftar Kuantitas.
4. Jembatan-jembatan tersebut akan dipasang pada beberapa propinsi di
Indonesia oleh kontraktor yang menggunakan pekerja tidak terlatih dengan
peralatan yang terbatas dan oleh karena itu agar disajikan sistem pemasangan
yang sederhana.

1.02. PERMULAAN, PELAKSANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN


Periode Kontrak maksimum adalah 210 (dua ratus sepuluh) hari kalender, dengan
masa Garansi selama 360 (tiga ratus enam puluh) hari kalender. Penyedia harus
mulai bekerja berdasarkan Kontrak pada saat tanggal Surat Perintah Mulai Kerja dan
melengkapi pengiriman ke tempat Penyerahan dalam waktu maksimum empat belas
(14) hari kalender, sebagaimana telah ditentukan.

1.03 PABRIKASI YANG DISEDIAKAN OLEH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


ATAU LAINNYA
Material atau komponen yang akan disediakan (di lapangan) oleh Pejabat Pembuat
Komitmen atau Pemerintah Republik Indonesia adalah:
1. Semua komponen pondasi dan bangunan bawah kecuali bantalan jembatan.
2. Pembesian lantai beton dengan lapisan permukaan aspal termasuk sambungan
ujung, tetapi tidak termasuk sandaran, beam ujung, atau siku pembatas ujung
lantai.
3. Terbatasnya alat angkat dan penempatan seperti truck crane 2 ton, derek atau
kabel pengangkat dan penempatan untuk mengerjakan satu komponen yang
beratnya maksimum 2 ton.

1.04 MATERIAL YANG DISEDIAKAN OLEH PENYEDIA JASA


1. Dengan pengecualian material atau komponen yang disediakan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen atau Pemerintah Republik Indonesia, Penyedia Barang/Jasa
harus menyediakan semua material yang disyaratkan untuk pemasangan dan
penyelesaian seluruh rincian jembatan dalam jadwal yang disyaratkan.

1
2. Acuan spesifikasi ini yang sesuai dengan nama dagang atau nomor katalog,
atau hasil pabrik utama yang terkenal tidak berarti bahwa bagian atau produk
tersebut berasal dari satu perusahaan yang digunakan. Acuan demikian
semata-mata diberikan sebagai suatu standard mutu, kelas, tipe, dan bagian
penyelesaian yang ditentukan untuk digunakan.
3. Bagian atau hasil produk pabrik lainnya, selama pekerjaannya dapat dijamin
dapat dimasukkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada Pejabat Pembuat
Komitmen untuk persetujuan agar dapat dipakai. Seluruh material yang akan
menjadi bagian penyelesaian pekerjaan harus baru dan sesuai dengan
spesifikasi ini. Apabila persyaratan-persyaratan untuk setiap material yang tidak
tercantum dalam spesifikasi ini, material harus sesuai dengan persyaratan
spesifikasi AASHTO, ASTM, JIS atau spesifikasi lainnya yang disetujui oleh
Pejabat Pembuat Komitmen.
4. Bila terdapat suatu bagian barang yang terpisah, yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu pabrikasi, yang tertulis dalam daftar harga dan kuantitas,
maka harga yang ditawarkan dalam harga satuan harus sudah termasuk harga
untuk penyelesaian, pengangkutan, pengangkatan, dan penyimpanan bagian
barang tersebut
5. Jika terdapat suatu bagian barang yang tidak tertera dalam daftar harga dan
kuantitas tetapi merupakan bagian pabrikasi yang harus disediakan oleh
Penyedia Barang/Jasa, maka harga penyediaannya, pengangkutan,
pengangkatan, dan penyimpanan bagian barang tersebut merupakan harga
satuan untuk pabrikasi yang memerlukan kelengkapan bagian barang tersebut.
6. Penyedia Barang/Jasa harus sanggup untuk mengadakan suatu jenis material
tertentu yang diperlukan, akan tetapi bila disebabkan karena adanya suatu
prioritas atau sebab lain, sehingga material yang disyaratkan oleh spesifikasi
tidak tersedia, maka material pengganti dapat digunakan, tetapi harus terlebih
dahulu dimintakan persetujuan tertulis dari Engineer, persetujuan tertulis yang
dibuat juga memuat mengenai penyesuaian harga jika ada. Keputusan Pejabat
Pembuat Komitmen mengenai penggantian jenis material yang akan digunakan
harus merupakan sesuatu yang lengkap dan matang. Jika terdapat perbedaan
harga akibat material pengganti tersebut, maka terhadap harga tersebut harus
dilakukan penyesuaian dan harga yang disesuaikan tersebut harus tertulis dan
disetujui oleh kedua belah pihak yaitu Pejabat Pembuat Komitmen dan
Penyedia Barang/Jasa.
7. Material dan peralatan yang disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa, yang akan
merupakan bagian dari penyelesaian pekerjaan, harus diperiksa, diuji, dan dites
sesuai dengan prosedur standard penyelesaian pekerjaan, pengujian, dan
pengetesan. Untuk ketersediaan waktu yang cukup untuk melengkapi
pemeriksaan, pengujian, dan pengetesan, Penyedia Barang/Jasa harus
menyampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen pada waktu penerbitannya,
penggandaan, termasuk gambar rencana dan informasi-informasi lainnya, yang
mencakup material dan peralatan yang harus diperiksa, diuji, dan dites atau
dinyatakan secara resmi dengan surat. Pemeriksaan, pengujian, dan
pengetesan adalah tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa untuk penyelesaian
material dan peralatan agar sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini, atau
dengan spesifikasi lainnya yang disyaratkan.

2
1.05 PERSETUJUAN DESAIN
1. Penyedia Barang/Jasa harus menyampaikan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen untuk disetujui berupa gambar-gambar sesuai yang tersebut dalam
Pasal 2.16 dengan judul "Gambar dan Informasi yang disampaikan oleh
Penyedia Barang/Jasa" dalam waktu yang telah ditentukan, dan gambar
tambahan serta data lainnya yang diperlukan sesuai pendapat/keinginan
Pejabat Pembuat Komitmen, untuk memastikan hal tersebut memenuhi
persyaratan dalam kontrak.
2. Berdasarkan desain dasar yang disampaikan oleh Penyedia Barang/Jasa pada
penawarannya, Penyedia Barang/Jasa harus bertanggung jawab dan menjamin
bahwa semua desain, gambar, data penunjang yang sesuai, termasuk semua
yang barang/alat terkait, memenuhi semua aspek persyaratan yang ditentukan
dalam kontrak.
Bila desain dasar yang diajukan tidak memenuhi persyaratan, Penyedia
Barang/Jasa bertanggung jawab untuk menjelaskan segala hal dengan rinci
kepada Pejabat Pembuat Komitmen, termasuk alasan dan justifikasinya.
3. Pejabat Pembuat Komitmen yang dibantu Tim Teknis akan mempelajari dan
menyetujui setiap bagian dari gambar dan data yang sesuai dengan waktu yang
ditetapkan pada Pasal 2.16.
4. Bila diperlukan, Penyedia Barang/Jasa dapat mengusulkan perubahan disain
untuk memastikan pekerjaan sesuai persyaratan kontrak tanpa penambahan
biaya dan harus mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen yang
dibantu Tim Teknis. Segala akibat dari perubahan disain tesebut menjadi
tanggung jawab pihak Penyedia Barang/Jasa.
5. Persetujuan gambar tidak akan membebaskan Penyedia Barang/Jasa dari
tanggung jawabnya dalam memenuhi persyaratan kontrak dan terhadap
kegagalan bangunan sesuai Undang-Undang No. 02 tahun 2017 tetang Jasa
Kontruksi.
6. Gambar-gambar yang disetujui harus menjadi gambar kontrak dan tidak akan
dimodifikasi.
7. Setiap hasil pabrikasi yang dilaksanakan diperlukan persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen sesuai dengan gambar desain, yang sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.

1.06 DEFINISI - DEFINISI


Defnisi-definisi dan singkatan yang digunakan dalam spesifikasi teknik:
Engineer : Tim supervisi yang dibentuk Pejabat Pembuat Komitmen untuk
mengawasi proses fabrikasi
Tim Teknis : Tim yang dibentuk Direktorat Jembatan untuk mengevaluasi
perencanaan teknis.
AASHTO : American Association of State Highway and Transport Officials
ASTM : American Society for Testing and Pabrikasis
AWS : American Welding Society
BMS : Bridge Management System
BDC : Bridge Design Code, merupakan bagian dari BMS
ISO : International Organization for Standardization
3
SSPC : Steel Structures Painting Council - USA
SII : Standar Industri Indonesia
SNI : Standar Nasional Indonesia
DIN : Deutsche Industrie Normen
EN/ENV : European Norme/European Norme Standard.
JIS : Japan International Standard.

1.07 PROGRAM
1. Penyedia Barang/Jasa harus menyampaikan kepada Engineer keperluan
program untuk disetujui oleh Engineer. Bagaimanapun Penyedia Barang/Jasa
harus menyediakan program perubahan lebih lanjut bila ada pergantian
program orisinil yang harus dimasukkan.
2. Program revisi ini harus disampaikan bersama informasi yang sesuai dengan
program pada permulaan kontrak dan harus ditunjukkan setiap hal utama
(major) dalam jadual dan juga seperti kelompok bagian pelengkap (minor), dari
waktu kerja yang tersebut dalam kontrak untuk mengantisipasi waktu
penyelesaian dengan cara demikian selama masa yang dinyatakan dimana
penyelesaian pekerjaan sebaiknya untuk periode operasi pabrikasi mendatang,
bersama-sama dengan Penyedia Barang/Jasa diestimasi besaran dasar untuk
pembayaran pada bentang jembatan yang lengkap seperti ditunjukkan dalam
jadual. Pejabat Pembuat Komitmen harus sudah menyetujui atau tidak setiap
program yang disampaikan oleh Penyedia Barang/Jasa, harus termasuk semua
kebutuhan informasi secara lengkap untuk semua bagian. Penyedia
Barang/Jasa juga harus memasukkan program revisi yang terbaik kepada
Pejabat Pembuat Komitmen.
3. Sewaktu-waktu Penyedia Barang/Jasa mengusulkan perubahan programnya,
Penyedia Barang/Jasa harus segera meminta pendapat Engineer, dan jika ada
perubahan program yang utama (major), Penyedia Barang/Jasa harus
menyampaikan program yang direvisi.
4. Jika program konstruksi Penyedia Barang/Jasa tidak disetujui, maka dalam
waktu 14 (empat belas) hari setelah dinyatakan gagal, suatu revisi program
harus segera disampaikan untuk disetujui oleh Engineer, dengan menunjukkan
usulan langkah perubahan untuk penyelesaian pekerjaan yang lengkap pada
waktunya.
5. Bilamana diminta oleh Engineer, Penyedia Barang/Jasa harus segera
menyediakan rincian sub-program khusus pada bagian pekerjaan utama.

4
BAB 2
PERANCANGAN DAN PERSYARATAN TEKNIS

2.01 TIPE STRUKTUR


Tipe struktur disyaratkan rangka baja tipe Warren tertutup yang digalvanis
menggunakan sambungan Baut, dengan komponen (top chord, Battom chord dan
diagonal) yang dapat dipertukarkan (interchangeable) sesuai dimensi dan gaya
dominan yang bekerja.

2.02 KLASIFIKASI JEMBATAN, TINGGI BEBAS DAN DIMENSI


1. Klasifikasi jembatan terdiri dari Kelas "A"
2. Potongan melintang dari pada tipe rangka baja pada lebar jalur lalu lintas, harus
dirancang sebagai berikut:
Kelas A - Lebar jalur lalu lintas 7.00 m (lajur ganda) ditambah 0.50 m lajur
tepian dan 0.50 m lebar trotoar untuk pejalan kaki dan sandaran
pada kanan dan kiri jembatan;
3. Minimum tinggi bebas vertikal antara lantai (aspal) dengan bagian bawah
batang atas sebesar 5.10 meter.

2.03 PANJANG STANDAR


1. Panjang bentang standar yang ditentukan dari 40 m sampai dengan 60 m
dengan pertambahan 10 m. Jarak antar tumpuan dengan rangka penghubung
pada setiap pilar adalah 1.70 m.
2. Setiap bentang standar diidentifikasi dengan huruf "A" yang diikuti angka yang
menunjukkan panjang bentang, misalnya bentang 40 m dengan lebar jalur lalu
lintas 7.00 m ditulis sebagai A40.
3. Penamaan komponen-komponen dari setiap bentang standar harus singkat dan
jelas.
4. Setiap elemen struktur diberi nama dengan ketentuan yang sama untuk setiap
bentang jembatan sehingga pemasangan dapat dilakukan dengan cepat, tepat
dan dapat dipertukarkan untuk member yang sejenis.

2.04 SPESIFIKASI PEMBEBANAN


1. Spesifikasi pembebanan yang digunakan untuk perencanaan bangunan atas
jembatan adalah BM 100 (100% beban Bina Marga) sesuai dengan Peraturan
Perencanaan Teknik Jembatan Indonesia yaitu Pembebanan untuk Jembatan
(SNI 1725:2016).

2. Jembatan yang dipasok dalam kontrak ini akan dipasang dan dibangun di
berbagai Provinsi di Republik Indonesia dan oleh karenanya direncanakan untuk
dapat memikul kondisi beban yang berat sesuai dengan lingkungan. Untuk
penyederhanaan perencanaan, dapat digunakan koefisien gempa maksimum
C = 0.230 (Koefisien Geser Dasar) dan faktor kepentingan I = 1.2.
3. Beban lantai beton menggunakan dimensi sesuai pasal 2.06.2 tanpa
pengurangan volume beton akibat steel deck baik sebagai bekesting atau
struktural.

5
2.05 PERENCANAAN STRUKTUR
1. Perencanaan struktur jembatan termasuk bangunan pelengkap mengacu
kepada Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Indonesia yaitu:
a. Bridge Management System (BMS) 1992 bagian BDC (Bridge Design Code)
dengan revisi pada :
- Bagian 2 dengan Pembebanan untuk Jembatan (SNI 1725:2016).
- Bagian 6 dengan Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan (RSNI
T-12-2004).
- Bagian 7 dengan Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan (RSNI
T-03-2005).
b. Kondisi khusus yang tidak terdapat dalam BMS 1992 (dan revisinya) dapat
menggunakan AASHTO atau peraturan lain yang sejenis dengan mendapat
persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Bangunan atas jembatan harus direncanakan sebagai struktur yang terletak
bebas di atas dua tumpuan (simple beam). Metoda analisa struktur harus
berdasarkan atas anggapan elastik linier untuk mendapatkan gaya-gaya dalam,
sedangkan untuk analisa dimensi komponen dan sambungan-sambungan
menggunakan pendekatan kekuatan batas (limit states).
3. Baja rangka terdiri dari elemen utama (primary member) misalnya: main chord
(bottom chord, upper chord, diagonal), cross girder, stringer, pelat buhul
dengan mutu 350 MPa, dan elemen sekunder (secondary member) misalnya:
bracing, tulangan sistem lantai, pelat pengisi, pelindung tepi ujung lantai beton,
railing, lembar baja gelombang, dengan mutu 240 MPa.
4. Lendutan untuk struktur jembatan tidak melebihi izin, untuk beban hidup
dengan faktor beban dinamis sebesar 1/800 kali panjang bentang untuk
struktur di atas 2 tumpuan. Rangka jembatan standar harus diberikan anti
lendut (camber) yang cukup untuk mengimbangi lendutan akibat beban mati
dan beban hidup sebesar minimal sebesar 150% dari penjumlahan defleksi
akibat beban mati dan beban hidup. Pada saat layan (beban mati + beban
hidup dengan masing-masing load factor = 1) camber yang terjadi akibat
beban mati bekerja (setelah lantai dicor dan diaspal) berkisar 1/600 sampai
dengan 1/300 kali panjang bentang untuk menjamin kesempurnaan peralihan
lengkung vertical. Dalam desain harus diperhitungkan juga slip pada baut (lose
of friction) yang berakibat pada penurunan camber.
5. Untuk mengantisipasi bahaya kegagalan struktur pasca gempa bumi, jembatan
harus dilengkapi dengan lateral stopper, longitudinal stopper, truss hold down
bolt (THDB) dan seismic buffering. Besarnya komponen ini harus direncanakan
terhadap beban gempa yang diprediksi akan terjadi.
6. Semua sambungan baut harus (bukan main chord saja) direncanakan sebagai
sambungan friksi (friction bolt) dengan koefisien slip = 0.30 untuk baja yang di
Hot-dip Galvanized yang dibersihkan dengan abrasif ringan, dan harus diperiksa
terhadap kekuatan geser dan tumpuan untuk kondisi ultimate. Kecuali pada
sambungan handrail, bracing, sambungan lembar baja gelombang dan
sambungan bearing.

6
7. Jembatan harus direncanakan terhadap pengaruh fatik. Pengelasan dan
sambungan baut, termasuk lokasi lubang baut dan prosedur pengelasan, harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadi konsentrasi
tegangan yang terjadi untuk menghindari keruntuhan akibat fatik.
8. Mengingat lantai beton jembatan dibuat in-situ oleh pihak ketiga dan dengan
mempertimbangkan aspek pemeliharaan dimasa yang akan datang, cross girder
dan stinger direncanakan tidak sebagai simply supported girder komposit tetapi
harus dicek kuat dalam kondisi nonkomposit, perencanaan sistem sambungan
antara stringer dengan cross girder menggunakan sistem double angle yang
sesuai dan memperhatikan kemudahan pemasangan.
9. Perencanaan steel deck harus kuat terhadap beban beton basah, berat sendiri
dan beban bekerja, diasumsikan hanya sebagai perancah pada saat
pelaksanaan.
10. Setiap jembatan harus dirancang dengan sistem pemasangan cara kantilever
dan sebagai bentang pemberat. Pemasangan jembatan rangka permanen
dengan sistem kantilever diharuskan menggunakan bentang pemberat (beban
pengimbang), untuk memberikan kesetimbangan pada bentang kantilever.
Bentang pemberat merupakan bentang rangka standar. Setiap bentang
jembatan harus dirancang sebagai bentang pemberat terhadap bentang
kantilever maksimum 5 meter lebih panjang dari pada bentang pemberat dalam
kelas dan bentang yang sama.

2.06 SISTEM LANTAI


1. Penyedia jasa harus merencanakan sistem lantai menurut Pasal 2.04 dan 2.05
dan disediakan gambar kerja yang lengkap dan spesifikasi.
2. Lantai jembatan mempunyai ketebalan sebesar 220 mm dipinggir jalur lalu
lintas dan 340 mm pada bagian tengah jalur lalu lintas untuk kelas A. Beton
lantai dengan mutu fc 30 Mpa (K-350) dan tulangan ulir dengan mutu minimal
BJTD 24 (U-24). Pada permukaan beton harus ditutup waterproofing dan aspal
setinggi 5 cm dan overlay 3 cm dengan penulangan double layer.
3. Lantai jembatan menggunakan pelat baja bergelombang (steel deck) digalvanis
yang berfungsi sebagai perancah (pengecoran beton) pada saat pelaksanaan,
terpasang diantara stringer (tidak menerus) dengan mutu baja minimal dari
grade 240 MPa, dengan panjang jarak antar stringer tidak menyebabkan deck
terlepas dengan tidak sengaja pada waktu konstruksi, tebal pelat minimal 1.0
mm, tinggi gelombang 30 mm sampai dengan 50 mm.
4. Bentuk steel deck dan ketebalannya harus sama untuk semua tipe jembatan.
Sambungan antara steel deck dengan cross girder atau stringer menggunakan
baut (bukan las) dan antar steel dek overlaping minimal 50 mm.
5. Pada sistem lantai, jarak antar cross girder sebesar 5.0 m dan antar stinger
sebesar 1100 mm dengan jumlah 9 buah setiap segmen (kelas A). Penempatan
tringer terluar, flange nya harus sejajar dengan tepi beton lantai jembatan.
Sistem sambungan pada stringer dengan cross girder menggunakan sistem
double engle yang sesuai. Cross girder dilengkapi dengan 2 (dua) baris shear
connector berkepala dengan ukuran minimal D22 tinggi 125 mm. Jarak antar
shear connector direncanakan sebagaimana layaknya jika cross girder sebagai
balok komposit. Stringer dilengkapi dengan 1 (satu) baris shear connector
berkepala dengan minimal D16 tinggi 125 mm dengan menggunakan welding
proses Stud Weld.
7
2.07 DIMENSI DAN BERAT KOMPONEN MAKSIMUM
Maksimum panjang satu batang komponen untuk bangunan atas jembatan adalah
12 meter dengan berat maksimum 2.0 ton.

2.08 MATERIAL
1. Apabila tidak ditentukan lain, bahwa semua material yang menjadi bagian dari
pada kelengkapan jembatan harus baru dan sesuai dengan spesifikasi ini,
dimana persyaratan untuk semua material yang tidak ditentukan dalam
spesifikasi ini, material harus sesuai dengan AASHTO/ASTM atau JIS atau EN
dan/atau SII atau spesifikasi lain sedemikian sebagai mana yang disetujui.
2. Baja yang digunakan untuk komponen utama jembatan harus i) salah satu
dari High-strength, low-alloy, columbium-vanadium steel of structural quality,
grade 50 sesuai ASTM dengan tanda A 572/A 572M-94c atau ekivalen AASHTO
dengan tanda M 223/M 223M-96 atau ii) S355 J2 G3 (EN 10025) ekivalen
ASTM 572/A 572M-94c, iii) SM 490 YA/YB (JIS 6310G), berikut persyaratan
tambahan:
(a) Uji tumbuk charvy V-notch sesuai artikel S5 pada AASHTO M 223/M 223M-
96. Contoh dan prosedur pengujian harus sesuai dengan AASHTO T
243M/T243-97, dan menurut persyaratan pada Zona 1.
(b) Ekivalen carbon CE tidak melebihi sesuai formula berikut:

Mn Cr Mo V Ni Cu
CE C
6 5 15
CE = 0.41 untuk grade 42, 0.43 untuk grade 50.
(c) Baja dengan tebal 22 mm dan lebih harus dibuat sedemikian praktis
(dinormalkan).
(d) Minimum kandungan silicon 0.15 %.
3. Baja yang digunakan untuk komponen sekunder jembatan adalah baja struktur
grade 42, berdasarkan AASHTO dengan tanda M 183/M 183M-98 atau S 275 JR
(EN 10025) ekivalen ASTM 572/A 572 M-94c grade 42 atau grade 36 berdasarkan
ASTM A36 /A36M, JIS SS-400.
4. Semua material baja yang digunakan harus dipabrikasi oleh pabrik baja yang
diakui, yang berpengalaman dan bersertifikat.
5. Semua baja harus dikirim bersama dengan sertifikat pabrik dari pabrik baja (mill
certificate) dan contoh uji langsung kepada Engineer dan sertifikat uji yang
dikeluarkan oleh perusahaan pemeriksa independen yang diakui dan disetujui oleh
Engineer.
6. Apabila baja hasil produksi nasional tidak tersedia, Penyedia jasa boleh
mengusulkan struktur baja ekivalen dan memenuhi standar spesifikasi dari negara
asal untuk persetujuan Engineer dengan memberikan deskripsi lengkap tentang
material, termasuk komposisi kimia, sifat mekanikanya, dan sebagainya.
7. Semua baut harus digalvanis termasuk untuk sistem sambungan lantai dengan
grade 8.8 - 10.9, yang pabrikasi dan dikirim menurut EN 20898/DIN 6914
(ekivalen pada ASTM A325/A490). Baut-baut untuk sistem sambungan lantai
dapat digunakan mutu 4.6 menurut EN 20898/DIN 7990 (ekivalen pada ASTM A
307).
8
8. Jika tidak ditentukan lain, semua baut, stud, drat, dan mur harus mengikuti sistem
ISO metric. Untuk kemudahan pemasangan tidak lebih dari dua diameter baut
harus digunakan seluruh struktur. Panjang baut sangat tergantung pada jumlah
pelat penyambung dan tidak dapat dipertukarkan, misalnya baut untuk
sambungan 3 pelat secara fisik tidak mungkin digunakan untuk sambungan
dengan 2 atau 4 pelat.
9. Bantalan karet yang digunakan harus sesuai dengan lingkungan yang korosif
(curah hujan tinggi dan kondisi asin) dan tahan terhadap cuaca & kerusakan atau
lapuk minimal 10 tahun yang dibuktikan dari test.
10. Bantalan jembatan yang dibaut pada perletakan harus dipasok bersama dengan
bantalannya.

2.09 SANDARAN
Sandaran, tiang penyangga (jika disyaratkan), dan rincian sambungan harus
direncanakan menurut Bridge Management System 1992 bagian Bridge Design Code,
dengan modifikasi; tinggi bagian atas bagian sandaran adalah 1.00 m diukur dari
permukaan trotoar pejalan kaki atau kerb dan bagian bawah sandaran 0.40 m dari
permukaan trotoar pejalan kaki atau kerb. Sandaran terdiri dari pipa baja dengan
diameter luar minimum 75 mm.

2.10 BANTALAN DAN SAMBUNGAN UJUNG LANTAI


1. Penyedia jasa harus menyediakan bantalan karet yang berlapis baja yang sesuai
untuk menahan gaya vertikal dan horizontal.
2. Bantalan harus disediakan untuk rangka baja dan harus direncanakan untuk dapat
menahan semua beban dan kombinasinya yang diterapkan pada struktur.
3. Merek dan tipe kode bantalan yang akan digunakan menjadi subject persetujuan
Engineer.
4. Tulangan plate baja sebagai lapisan untuk bantalan harus sesuai
AASHTO M183-98 atau S275JR (EN 10025). Pada pinggir plate harus sangat teliti
untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Pelat harus tertutup sempurna
dengan elastomer untuk mencegah karat.
5. Elastomer untuk Bantalan.
Elastomer dibuat oleh pabrik bantalan jembatan terdiri dari karet alam dan
neoprene (karet chloroprene) atau hanya neoprene dengan polymer sebagai
bahan dasar. Karet yang digunakan bukan hasil daur ulang atau dasarnya
vulkanisir. Material dasar, yang ditentukan dari hasil contoh uji, harus sesuai
dengan tabel berikut:

9
Bila digunakan Neoprene dengan persyaratan:

Material Neoprene ( polychloroprene )


Properties ASTM Standard Test Requirements Requirements
D 2240 Hardness (Shore A Durometer) 60 + 5
Physical
Properties D 412 Tensile Strength, Minimum Mpa 15.5
Ultimate Elongation, Minimum % 350
Change in Durometer Hardness,
15
Maximum Points
Heat D 573 Change in Tensile Strength,
Resistance 70 Hours @ 100o - 15
Maximum %
C Change in Ultimate Elongation,
- 40
Maximum %
Compressio D 395 Method B 22 Hours @ 100o C, Maximum % 35
n Set
Tear D 624 Die C
Strength
Low Quad Shear Test See AASHTO
Temperatur in accordance Grade 3 - 14 Days @ - 26 C Bridge
e with AASHTO Construction
Crystallizati Specifications
on
Bond
Steel laminated bearing shall
Strength, D 429 Method B 6.90
develop a minimum peel strength
Minimum
N/mm
6. Sambungan Ujung Lantai.
- Sambungan ujung lantai (Expansion Joints menggunakan Baja Siku)
dilaksanakan pada pekerjaan sipil sesuai dengan mutu dan gambar rencana.
- Penyedia jasa harus menyediakan pelat pembatas lintangan bentang untuk
sambungan jalan kaki. Pelat tersebut harus di angkur pada satu bagian dan
bebas pada bagian lainnya.

2.11. PENCEGAHAN KARAT


1. Semua pekerjaan baja termasuk baut, mur, dan ring harus dilapisi galvanis panas
celup.
2. Setiap permukaan galvanis dan perbaikan pada bagian galvanis yang gagal harus
dilakukan sesuai dengan persyaratan yang sesuai pada Pasal 3.09 dan 3.10.

2.12 PELUNCURAN
1. Meskipun mengacu ketentuan Pasal 2.07 dan 2.15 tetapi jembatan harus sanggup
dipasang tanpa mengandalkan pada alat canggih yang diimpor (ke Republik
Indonesia).
2. Disebabkan oleh aliran sungai deras pada banyak lokasi jembatan yang diusulkan,
pemasangan lebih disukai sistem kantilever.
3. Truck mobil crane 2 ton dengan maksimum jangkauan 5 m dan beroperasi secara
manual atau menggunakan kabel pengangkat, hanya sebagian alat yang mudah
tersedia di lokasi jembatan.

10
4. Penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk memasok setiap peralatan dan
berikut alat untuk meluncurkan bangunan atas jembatan. Rincian yang lengkap
dan jelas dari alat yang dipersyaratkan, bersamaan dengan peluncuran metode
kantilever, harus disediakan pada saat panawaran.
5. Pada pesanan yang dapat diluncurkan pada sembarang lokasi di semua daerah
Indonesia, Penyedia jasa harus menyediakan sejumlah "standard linking steel"
dibuat sesuai kelas yang ditentukan (Kelas A).

2.13 KOMPONEN CADANGAN


1. Cadangan baut, mur, dan ring harus disediakan sebesar ekivalen lima (2) % dari
jumlah total untuk setiap bentang.
2. Cadangan Zinc Rich Paint dan thinner sebagai berikut:
Komponen Cadangan
No Tipe Jembatan/ Bentang
Zinc Thinner
1 A-40 2 kaleng 1 kaleng
2 A-50 3 kaleng 2 kaleng
3 A-60 3 kaleng 2 kaleng
Catatan: 1 kaleng 5 Liter

2.14 PERALATAN DAN TOOL


1. Toolkit yang disyaratkan untuk pemasangan dan peluncuran jembatan, harus
disediakan oleh Penyedia jasa.

I t e m Quantity
1. Torque Wrench 1 unit
2. Drifts 20 Pcs
3. Impact Wrench Electrik 1 set
4. Socket M 24 2 Pcs

2. Toolkit yang dimaksud pada No. 1 harus disediakan 1 (satu) set untuk setiap satu
bentang jembatan.
3. Biaya untuk kebutuhan toolkit sudah harus termasuk dalam harga unit jembatan.

2.15 SAMBUNGAN BENTANG - KE - BENTANG (LINK SET)


Link set harus disediakan untuk peluncuran jembatan yang menggunakan bentang
banyak sebagai bagian peluncuran sistem kantilever dalam jumlah sebagai berikut:
1. Link Set type A sebanyak 2 (dua) set.
2. Biaya untuk kebutuhan Link Set sudah harus termasuk dalam harga unit jembatan.

2.16 GAMBAR DAN INFORMASI YANG DIPASOK OLEH PENYEDIA JASA


1. Penyedia jasa harus menyiapkan dan bertanggung jawab penuh untuk konfirmasi
spesifikasi dan memeriksa persyaratan gambar yang dipasok sesuai pasal ini.
2. Penyedia jasa harus menyerahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dokumen-
dokumen berikut beserta soft file terdiri dari satu (1) transparan dan lima (5)
copy, dalam waktu tiga puluh (30) hari dari Tanggal Penunjukan:
11
- Perhitungan Statical dan Dynamic.
- Perencanaan gambar termasuk:
Gambaran umum.
Rincian gambar pekerjaan baja.
Rincian beton lantai.
Rincian sandaran.
Rincian bantalan dan penahan gempa.
Rincian tulangan lantai.
3. Untuk setiap jembatan, informasi yang harus disampaikan oleh Penyedia jasa
antara lain termasuk:
a. Tinggi konstruksi (tinggi konstruksi disertai jarak antara permukaan lantai dan
bawah bantalan);
b. Dimensi terbaik dari pada posisi bantalan bersama dengan ketinggian yang
disyaratkan;
c. Besarnya dari gaya aksi langsung maksimum dan minimum pada bantalan;
d. Persyaratan panjang dan lebar bangunan bawah;
e. Lokasi dan ukuran penyangga dimana jembatan dapat didongkrak;
f. Berat total jembatan;
g. Rencana anti lendut teoritis.
4. Dokumen-dokumen di atas harus disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen dalam
waktu empat belas (14) hari setelah dimasukkan oleh Penyedia jasa. Pejabat
Pembuat Komitmen memberikan jawaban tertulis kepada Penyedia jasa mengenai
persetujuan dokumen-dokumen tersebut di atas.
3. Jika setelah waktu empat belas (14) hari Penyedia jasa belum menerima
persetujuan tentang dokumen tersebut, Penyedia jasa mempunyai hak untuk
membatalkan penyelesaian program pengiriman setelah menyampaikan
pemberitahuan tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
4. Jika Penyedia jasa diberitahukan dalam waktu empat belas (14) hari, bahwa
dokumen tersebut di atas tidak disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen karena
menyimpang dari kontrak, Penyedia jasa harus memperbaiki dokumen dimaksud
dalam waktu tujuh (7) hari setelah diberitahukan dan meminta persetujuan
kembali dari Pejabat Pembuat Komitmen tanpa perpanjangan waktu penyelesaian
program pengiriman.
5. Penyedia jasa menyetujui bahwa gambar ini mungkin digunakan oleh kontraktor
yang mendapat izin dari Pejabat Pembuat Komitmen untuk meluncurkan
jembatan.
6. Biaya untuk pembuatan, pencetakan, dan pengiriman sejumlah gambar yang
disyaratkan sudah harus termasuk dalam harga satuan Penyedia jasa.

12
BAB 3
PABRIKASI

3.01 ACUAN SPESIFIKASI


Semua acuan spesifikasi standar disini adalah sebagai berikut:
- Standard Specifications for Highway Bridges (AASHTO).
- Standard Specifications for Transportation Materials and Methods of Sampling and
testing (AASHTO).
- Structural Welding Code (AWS).
- Eurocode 3. Design of Steel Structures.
- Design and Construction of Structural Steelwork (DIN 18800).
- Execution of steel structures ENV-1090-1/1998.
- Steel Sections, hot rolled (EN 10025).
- Mechanical properties of fasteners (EN 20898).
- Hot-dip bath galvanizing (EN ISO 1461:1999).

3.02 PEKERJA DAN MATERIAL


1. Seluruh pabrikasi harus dilaksanakan dengan teliti dan dikerjakan oleh yang
berkompeten sehingga material dan peralatan yang dipasok berdasarkan
kontrak memperlihatkan dimensi dan bentuk sesuai dengan persyaratan dan
spesifikasi yang dimaksudkan pada gambar.
2. Penyedia jasa harus menanggung biaya yang diperlukan untuk penggantian
material yang rusak dan memasukkan perkiraan biaya perbaikan setiap
kerusakan yang mungkin terjadi.
3. Seluruh tempat kerja, termasuk tempat kerja untuk pencegah karat, harus
berada di dalam gedung yang memiliki dinding tertutup dan tahan air serta
lantainya terbuat dari beton.

3.03 PENGGUNAAN MATERIAL ALTERNATIF, BENTUK, UKURAN DAN/ATAU


METODE PABRIKASI
1. Material, bentuk, ukuran, dan/atau metode pabrikasi diluar persyaratan
spesifikasi dan gambar yang disampaikan oleh Penyedia jasa dan telah
mendapat persetujuan dari Engineer, tidak dapat digunakan tanpa terlebih
dahulu disetujui oleh Engineer.

2. Penyedia jasa boleh mengusulkan, dan jika diberikan persetujan tertulis oleh
Engineer boleh mengganti, tanpa biaya tambahan untuk Pejabat Pembuat
Komitmen, batang atau pelat dengan dimensi penampang yang lebih besar dari
yang tertera pada gambar. Perubahan dimensi batang dan pelat tidak boleh
mengubah fungsi pokok pada bagian tersebut. Dengan persetujuan dari
Engineer, Penyedia jasa juga boleh mengganti bagian pelat pada batang baja
yang dibentuk dari pengelasan pelat baja dengan pelat lain yang lebih mudah
dilas. Batang baja yang dilas tersebut harus mempunyai karakteristik fisik yang
sama dengan batang baja cetak. Ketebalan pelat yang merupakan bagian dari
batang baja dan karakteristik kekuatan atau tegangan dari keseluruhan batang
baja yang dilas, termasuk fatik, tidak boleh kurang dari karakteristik kekuatan
batang baja cetak, kecuali hal tersebut disetujui oleh Engineer. Perubahan ini

13
tidak boleh mengubah atau mengurangi kekuatan ataupun fungsi pada bagian
manapun dalam perakitan jembatan.
3. Jika memperoleh persetujuan tertulis dari Engineer, bagian-bagian minor
seperti jarak baut boleh bervariasi dari yang tertera pada gambar sesuai
dengan spesifikasi standar pabrik. Perubahan ini tidak boleh mengubah atau
mengurangi kekuatan ataupun fungsi pada bagian manapun dalam perakitan
jembatan.

3.04 PELAT NAMA PABRIK


Penyedia jasa dapat membubuhkan pelat nama pabrik/perusahaan. Ukuran,
bentuk, maupun penempatan pelat pada satu bagian jembatan di setiap bentang
jembatan harus mendapat persetujuan dari Engineer.

3.05 PABRIKASI PEKERJAAN BAJA


Pabrikasi pekerjaan baja harus sesuai dengan persyaratan dan spesifikasi standar
yang tertera pada Pasal 3.01 atau spesifikasi lainnya yang disetujui Engineer.

3.06 PENGELASAN
1. Semua pekerjaan pengelasan harus direncanakan dan dilaksanakan dengan
menggunakan material dan metode kerja yang sesuai.
2. Persyaratan pengelasan harus sesuai pada semua aspek yang tercantum dalam
AWS D1.1/D1.1M-2002; Pasal 2, Design of Welded Connections; Pasal 3,
Prequalification of WPSs; Pasal 4, Qualification; Pasal 5, Fabrication; Pasal 6,
Inspection; Pasal 7, Stud Welding; dan Pasal 8, Strengthening and Repairing
Existing Structures.
3. Pengelasan tidak boleh dilakukan untuk menyambung komponen utama pada
bagian web maupun flens.
4. Jika Penyedia jasa ingin menggunakan prosedur pengelasan yang tidak tercantum
dalam bagian dari AWS D1.1/D1.1M-2002, maka prosedur tersebut harus
dikualifikasi sesuai dengan pengujian yang ditentukan pada bagian B Pasal 4 dari
AWS D1.1/D1.1M-2002. Kualifikasi ini harus disetujui oleh Engineer dan dilakukan
sebelum prosedur pengelasan dilaksanakan dalam pabrikasi.
5. Semua pengelasan harus dilaksanakan oleh pengelas yang ahli dan
berpengalaman serta memiliki sertifikat ujian kualifikasi dasar pengelasan sesuai
uji kualifikasi yang tertera bagian C Pasal 4 dari AWS D1.1/D1.1M-2002 atau uji
kualifikasi yang sama dan diakui secara internasional. Seorang pengelas harus
memenuhi syarat untuk setiap proses pengelasan yang dipakai.
6. Sebelum dilaksanakan setiap pengelasan, tempat sambungan harus terbebas dari
karat, kerak air, terak, dan debu.
7. Pada bagian pengelasan yang memerlukan proses pengerjaan mekanis
(machining), proses pengelasan harus diselesaikan terlebih dahulu dan apabila
diperlukan tegangan harus ditiadakan.
8. Penyedia jasa harus merinci program manajemen mutu (quality control) untuk
disetujui Penyedia jasa. Program tersebut harus menjamin inspeksi/pengawasan

14
yang baik untuk memenuhi ketentuan yang tercantum pada bagian F Pasal 6 dari
AWS D1.1/D1.1M-2002. Semua biaya yang diperlukan untuk program manajemen
mutu (quality control) harus sudah termasuk dalam harga satuan.
9. Penyedia jasa harus membebaskan semua biaya alat kerja, perancah, dan
sebagainya yang diperlukan untuk inspeksi dan membantu Engineer untuk
menukar atau mengubah letak komponen jembatan atau bagian lain sehingga
semua sisi diinspeksi. Semua biaya termasuk biaya angkutan sudah harus
termasuk dalam harga satuan.
10. Enginer berhak untuk meminta, mengetahui dan menyaksikan pembuatan contoh
uji (specimen) mekanis yang dilakukan oleh pengelas (welder). Uji mekanis harus
memenuhi persyaratan yang tercantum dalam standard acuan.
11. Engineer berhak meminta uji pengelasan yang tidak merusak (Non Destructive
Test) dan memperoleh data-data terkait pengujian tersebut dengan syarat-syarat
sebagai berikut:
a. Apabila terdapat komponen batang tekan/ tarik yang mengalami pengelasan
butt-welds harus diuji ultrasonic sebesar 5 % dari total panjang pengelasan.
b. Seluruh butt-welds dalam area yang mengalami tegangan tarik 75 % atau
lebih dari tegangan izin harus diuji radiographic/ultrasonic. Butt-welds dalam
area yang mengalami tegangan tarik kurang dari 75 % tegangan tarik izin
harus diuji ultrasonic minimum 50 % dari total panjang pengelasan.
12. Pengelasan tipe fillet-welds di uji dengan liquid penetrant test atau magnetic
particle test sebesar 100% setiap marking dan 10 % terhadap jumlah setiap
marking.
13. Engineer dapat melakukan uji tambahan ultrasonic dan/atau radiographic pada
laboratorium yang terdaftar dan diakui berkaitan dengan Pasal 3.06 (11).
Pembayaran tambahan untuk pengujian pekerjaan ini tidak dilakukan.
14. Engineer dapat menentukan sebagian atau seluruh pengujian las yang berkaitan
dengan Pasal 3.06 (11) dilaksanakan oleh suatu laboratorium terdaftar dan diakui.

3.07 SAMBUNGAN BAUT


1. Seluruh sambungan baut harus berupa sambungan geser kritis, dan harus dirakit
sesuai dengan persyaratan AASHTO STANDARD SPECIFICATIONS FOR
HIGHWAY BRIDGES, sixteenth edition, Division II, Article 11.5 atau ENV 1090-
1/1998 Execution of steel structures.
2. Seluruh sambungan baut-baut pada komponen utama menggunakan baut TC
(Torsion Controlled)

3.08 INSPEKSI DAN PENGUJIAN


1. Komponen jembatan, atau bagian lainnya, yang harus dikirim ke tempat
pengiriman hanya setelah persyaratan uji, analisa, dan pemeriksaan material di
pabrik sudah dilengkapi dan diterima oleh Engineer, atau jika tidak, laporan yang
menyatakan baik atau bukti penyelesain lainnya sudah harus disetujui oleh
Engineer, atau jika tidak, inspeksi harus dilaksanakan dan disetujui oleh Engineer.
2. Seluruh material dan komponen yang sedang dalam proses, penyelesaian, dan
pabrikasi harus memenuhi inspeksi dan test. Inspeksi dan pengujian terdiri dari:
a. Pengujian dan inspeksi yang disyaratkan sesuai Standar.
b. Pengujian dan inspeksi dilakukan khusus untuk ini, termasuk diadakannya
percobaan pemasangan (trial erection) dan tes pembebanan (loading test).
15
c. Inspeksi akhir harus dilaksanakan dalam waktu satu (1) bulan setelah
penerimaan material di tempat pengiriman dan harus meyakinkan kecuali
kerusakan atau cacat yang tersembunyi atau tidak terlihat.
d. Material baja yang di test masing-masing minimum 2 (dua) specimen untuk
setiap jenis pengujian dan harus mendapat persetujuan Engineer.
e. Material elastomer bearing yang diuji tekan sebesar 100 % dan yang diuji
geser sebesar 10 % untuk masing-masing dimensi.
f. Material elastomer bearing di uji potong untuk setiap type.
3. Penerimaan material dan ketiadaan inspeksi yang dilakukan tidak membebaskan
Penyedia jasa untuk memasok material yang sesuai persyaratan.
4. Penyedia jasa harus menyediakan akses kepada Engineer, dan setiap orang yang
ditunjuk secara tertulis oleh Engineer, untuk pekerjaan inspeksi material dan
pekerja serta observasi setiap pengujian.
5. Penyedia jasa harus memasukkan dalam harga satuan semua biaya perjalanan ke
dan dari pabrik, dan biaya akomodasi di pabrik untuk 2 (dua) orang personil dari
Pejabat Pembuat Komitmen sebagai Engineer, selama masa pabrikasi.

3.09 PERSIAPAN PERMUKAAN PENYELESAIAN GALVANIS


1. Semua pembersihan dan persiapan permukaan pekerjaan logam dilaksanakan
oleh pekerja ahli dibawah pengawasan staf yang berpengalaman untuk persiapan
permukaan pekerjaan baja.
2. Semua komponen baja yang akan di galvanize harus bersih dari cacat las dan
segala sesuatu yang mengotori permukaan harus segera dihilangkan atau
diperbaiki sebelum dibersihkan.
3. Sebelum proses galvanis diizinkan, permukaan logam harus sepenuhnya
dibersihkan dengan proses pengasaman (pickling) sehingga menghasilkan warna
galvanis yang cerah (bright metal), sesuai dengan spesifikasi Steel Structured
Painting Councils, SSPC-SP8 atau spesifikasi lainnya yang disetujui oleh Engineer.
4. Setiap bagian struktur yang akan melewati proses pengasaman (pickling) harus
lengkap dan dalam kondisi akhir, jika tidak ditentukan lain oleh Engineer. Seluruh
bagian pengelasan harus diberikan perhatian khusus untuk membuang kotoran
las, serpihan logam las, kepala oxida las, uap las, perak, dan kotoran luar lain
sebelum melewati proses pengasaman (pickling). Setiap kontaminasi oli dan
pelumas harus dibuang dengan larutan pembersih atau dengan deterjen sebelum
pelaksanaan pengasaman (pickling).
5. Penyedia jasa harus memakai kerikil baja halus atau silica lain yang bebas goresan
dan disetujui oleh Engineer untuk menghasilkan persiapan permukaan yang
memenuhi syarat dan produk profil dengan permukaan yang tinggi khususnya
untuk pelapisan sendiri. Penggosok harus kuat dan terang serta bebas dari debu.
6. Pembersihan permukaan dengan penyemprotan pasir yang memperlihatkan
kerusakan permukaan pelat sedemikian seperti luka congkelan yang jelas harus
diperbaiki secara langsung oleh Penyedia jasa sebelum aplikasi sistem pelapisan
disetujui oleh Engineer.
7. Sebelum dimasukkan bahan pelapisan, permukaan yang telah disemprot harus
dibersihkan dengan sikat fiber (fibre-brushed) dan divakum (vacuum-cleaned)
untuk menyingkirkan semua bahan penyemprotan pasir dan kerikil dari seluruh
permukaan termasuk kantong-kantong dan sudut-sudut. Operasi pembersihan

16
penyemprotan pasir akhir tidak boleh dilakukan pada permukaan yang akan
menjadi basah setelah penyemprotan pasir dan sebelum pengecatan, atau dimana
temperatur permukaan kurang dari 3 C diatas titik embun udara sekitarnya, atau
bila kelembaban relatif sekelilingnya lebih besar 85 %.
8. Permukaan yang dibersihkan harus dijaga agar bebas kontaminasi dan tidak boleh
disentuh dengan tangan telanjang. Operator harus memakai sarung tangan yang
tipenya disetujui untuk digunakan pada pembersihan dan pelapisan, dan setiap
area yang tidak sengaja tersentuh dengan tangan telanjang atau bagian tubuh
lainnya harus segera dibersihkan dengan larutan pembersih.

3.10 GALVANISASI
1. Untuk mencegah karat dalam waktu lama komponen jembatan harus dilapisi
galvanis celup panas (hot dip galvanized) pada seluruh permukaan logam,
termasuk baut, mur, dan ring.
2. Permukaan komponen logam yang tertanam didalam beton tidak disyaratkan
untuk dilapisi lapisan pencegah karat.
3. Galvanisasi harus dikerjakan dengan proses pelapisan panas menurut AASHTO
dengan tanda M 111/M 232, atau EN ISO 1461: 1999, dan harus memenuhi
sebagai berikut:
a. Perencanaan dan pemilihan baja yang tepat untuk kepantasan dipabrikasi dan
mampu menahan operasi galvanis yang normal tanpa keretakan adalah
tanggung jawab Penyedia jasa.
b. Lapisan zinc pada permukaan baja setelah digalvanis tidak boleh retak, secara
visual harus kelihatan merata dan ketebalannya memenuhi syarat. Berat rata-
rata pelapisan tidak boleh kurang dari 705 g/m2 sesuai dengan ketebalan rata-
rata minimum pelapisan 100 micron untuk pelat dengan tebal 6 mm.
Ketebalan rata-rata pelapisan zinc untuk pelat < 6 mm berdasarkan pada
tabel standard EN ISO 1461:1999;
c. Pemakaian zinc untuk galvanisasi dimaksud harus sekurang-kurangnya 98.0
% bersih, aluminium maksimum 0,005 %, dan nikel 0,04 - 0,05 % dengan
dilengkapi sertifikat zinc analisis dari lembaga yang independent.
d. Tanda untuk pemasangan tiap komponen harus diberikan setelah digalvanis.
4. Dengan persetujuan Engineer, untuk komponen yang mempunyai ukuran atau
bentuk dimana pelapisan galvanis celup panas tidak dapat dilakukan, dapat
dilakukan proses pelapisan dengan penyemprotan zinc atau metode lainnya yang
disetujui.
5. Semua sistem pengangkatan dan penyimpanan harus diperhitungkan sesuai
keperluan untuk menghindari kerusakan pelapisan galvanis.
6. Visual permukaan komponen setelah digalvanis harus menampakkan hasil yang
bersih dan terang.
7. Bilamana lapisan galvanis pecah selama pabrikasi atau gagal pada pengangkatan,
perbaikan permukaan harus dilapisi sesegera mungkin menurut sistem berikut:
a. bersihkan kembali bagian galvanis yang pecah untuk memperoleh baja yang
bersih;
b. bersihkan pinggir bagian galvanis yang pecah dari kotoran;
c. sesuaikan suhu permukaan;
d. berikan lapisan zinc yang disetujui dengan total ketebalan sebesar 75 micron.

17
3.11 SERTIFIKAT
1. Seluruh bahan baku atau bentuk proses yang dipasok untuk pekerjaan, jika
diminta oleh Engineer, disertai sertifikat dari pabrik yang memproduksi material
yang menjelaskan bahwa material diproduksi menurut standar formulasi dan
memenuhi semua kriteria pengujian mutu (quality control) pabrik. Semua
sertifikat pengujian yang memperlihatkan hasil tes mekanis, komposisi kimia, dan
karakteristik pada bahan baku lainnya harus diberikan kepada Engineer tanpa
biaya tambahan.
2. Pasal ini diterapkan secara terperinci pada setiap komponen jembatan dan tidak
dibatasi hanya pada bahan baku baja cetakan, baut, bantalan jembatan, dan
galvanis.

3.12 PERCOBAAN PELUNCURAN (TRIAL ERECTION)


1. Minimum dalam waktu sebulan sebelum jadwal pengiriman pertama, harus
dilaksanakan percobaan peluncuran pada satu bentang jembatan type A 60 yang
juga dilakukan tes pembebanan (loading test) pada satu bentang jembatan yang
sama.
2. Percobaan peluncuran meliputi perakitan, pemasangan, dan pembongkaran
kembali rangka baja jembatan (kecuali pelat lantai, expantion joint dan sandaran)
pada waktu dan lokasi yang diusulkan oleh Penyedia jasa dan disetujui oleh
Pejabat Pembuat Komitmen atau wakilnya yang ditunjuk.
3. Percobaan peluncuran harus memenuhi persyaratan sesuai Pasal 2.12 dan 3.12
(3), dengan biaya sudah termasuk dalam harga satuan jembatan.
4. Jika percobaan peluncuran tidak memenuhi persyaratan pada Pasal 2.12 dan 3.12
(3), Penyedia jasa harus memodifikasi sistem, dan sistem baru harus disetujui
oleh Pejabat Pembuat Komitmen atau wakilnya yang ditunjuk. Percobaan
peluncuran selanjutnya ditanggung sepenuhnya oleh Penyedia jasa. Jika sampai
dua kali percobaan peluncuran masih gagal, maka Pejabat Pembuat Komitmen
atau wakilnya yang ditunjuk berhak untuk menolak semua rangka baja jembatan
dan menunda semua pembayaran berdasarkan kontrak sampai semua
persyaratan dipenuhi. Waktu yang diperlukan Penyedia jasa untuk memenuhi
semua persyaratan tidak akan ditambahkan dalam periode kontrak dan Penyedia
jasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan selama waktu
pengiriman.
5. Apabila terjadi penundaan pembayaran maka tidak mengurangi kewajiban
Penyedia jasa untuk melaksanakan percobaan peluncuran sesuai kontrak.

3.13 TES PEMBEBANAN (LOADING TEST)


1. Harus diadakan tes pembebanan pada satu bentang jembatan type A 60 yang
harus dilaksanakan pada lokasi yang diusulkan oleh Penyedia jasa dan disetujui
oleh Pejabat Pembuat Komitmen atau wakilnya yang ditunjuk. Pembebanan yang
dilakukan harus memenuhi 100 % beban mati rencana utama/struktural (non
superimposed design dead loads) dan 150 % beban mati tambahan
(superimposed design dead loads) dan 150 % beban hidup untuk menghasilkan
gaya maksimum pada rangka jembatan. Pembebanan maksimum dilakukan
sekurang-kurangnya selama 24 jam. Penyedia jasa bertanggung jawab atas
semua instrumentasi, termasuk pencatatan pembebanan dan lendutan.

18
2. Penyedia jasa harus mengusulkan tata cara dan peralatan yang digunakan untuk
pelaksanaan tes pembebanan dan harus disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen atau wakilnya yang ditunjuk.
3. Pada saat pelaksanaan tes pembebanan semua baut harus sudah dikencangkan
100% (pengencangan baut maksimum), dan baut-baut yang telah digunakan
pada tes pembebanan tidak dibenarkan untuk dikirim ke gudang Pejabat Pembuat
Komitmen.
4. Penyedia jasa harus menyerahkan rincian rencana pelaksanaan tes pembebanan
selambat-lambatnya 30 hari sejak penandatanganan kontrak.
5. Jika tes pembebanan tidak memenuhi spesifikasi yang disyaratkan, Penyedia jasa
harus memodifikasi sistem dan sistem baru harus disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen atau wakilnya yang ditunjuk. Tes pembebanan selanjutnya ditanggung
oleh Penyedia jasa. Jika sampai dua kali tes pembebanan masih gagal, Pejabat
Pembuat Komitmen atau wakilnya yang ditunjuk berhak untuk menolak semua
rangka baja jembatan dan menunda semua pembayaran berdasarkan kontrak
sampai semua persyaratan dipenuhi. Waktu yang diperlukan Penyedia jasa untuk
memenuhi semua persyaratan tidak akan ditambahkan dalam periode kontrak dan
Penyedia jasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan selama waktu
pengiriman.
6. Apabila terjadi penundaan pembayaran maka tidak mengurangi kewajiban
Penyedia jasa untuk melaksanakan tes pembebanan sesuai kontrak.
7. Semua biaya yang diperlukan untuk tes pembebanan harus sudah termasuk
dalam harga satuan jembatan.

3.14 FASILITAS WORKSHOP


Fasilitas Workshop harus dilengkapi dengan mesin potong, mesin bor, mesin
pelubang, dan mesin las yang dapat dikontrol secara komputerise (CNC), serta mesin
pelurus (straightening I-beam).

19
BAB 4
PENGIRIMAN DAN PEMASUKAN

4.01 IDENTIFIKASI DAN PENGEPAKAN

1. Seluruh komponen utama harus ditandai dengan tanda permanen yang mudah
diidentifikasi atau nomor kode komponen sesuai gambar dan manual yang
dipasok oleh Penyedia jasa. Sistem penandaan harus disetujui oleh Engineer.
2. Bagian-bagian kecil dan komponen-komponen minor seperti baut, mur, dan ring
harus ditempatkan dalam drum (maksimum berat 50 kg) untuk pengiriman,
dengan identifikasi atau nomor seri ditandai secara jelas pada drum. Kardus,
kotak karton, dan semacamnya tidak dibenarkan.
3. Setiap komponen harus dapat diperiksa/diinspeksi oleh Engineer sebelum
dipak/dibungkus, setelah proses pengepakan, dan persiapan untuk pengiriman.
4. Penyedia jasa harus memastikan bahwa pelapisan anti karat pada komponen
baja tidak boleh cacat pada setiap permukaan selama pengangkatan,
pengangkutan, atau pengiriman. Setiap cacat yang terjadi pada lapisan galvanis
di setiap komponen sebelum proses penurunan muatan/pembongkaran
(unloading) di tempat pengiriman selesai, menjadi tanggung jawab Penyedia
jasa dan harus diperbaiki oleh Penyedia jasa dengan biaya sendiri.
5. Seluruh komponen jembatan setelah di galvanize di bubuhkan marking berupa
sablon untuk setiap sisinya sehingga mempermudah pencarian marking.
6. Seluruh bundel untuk bagian komponen utama, sekunder, dan kecil harus diikat
dengan menggunakan strapping plate coil painted dengan minimum lebar 1"
(32 mm) tebal 0,8 mm dan menggunakan clamb ukuran 1" (32 mm).
7. Seluruh bundel untuk bagian-bagian kecil dan komponen-komponen minor
harus diikat dengan kuat, dilapisi dengan kantong plastic, dan diberi ikatan
pengaman dengan kawat baja atau tali pengikat. Setiap bagian dibungkus
sedemikian rupa sehingga tidak dapat bergerak dalam kontainer dan
menyebabkan cacat atau karat pada komponen tersebut atau komponen lain.
8. Setiap barang, bungkus, bundel, atau drum harus ditandai secara jelas dengan
label plastik sesuai nomor kontrak, nomor identifikasi paket, berat bersih, berat
kotor, dan dimensi dari paket.
9. Setiap barang atau bagian perakitan yang dipak/dibungkus terpisah untuk
angkutan harus diberi label atau dibubuhi dengan nomor item setiap barang
atau anggotanya atau sub bagian grupnya.
10. Manual peluncuran dan pemeliharaan serta gambar harus dikirimkan
sebagaimana disyaratkan pada Pasal 2.15 (2) dan 4.01 (2) dan dikirimkan ke
kantor Penyedia jasa.
11. Pembungkusan harus cukup kuat untuk diangkat selama persinggahan dan
tahan pada cuaca tropis, termasuk temperatur yang ekstrim, korosif (garam
dan hujan), serta mampu menahan fasilitas pengangkatan yang digunakan
pada semua tempat persinggahan.

20
4.02 PENGGUDANGAN
1. Penggudangan dan pengamanan semua bentang jembatan yang lengkap
ataupun tidak lengkap menjadi tanggung jawab Penyedia jasa hingga saat
material dikirimkan ke tempat pengiriman.
2. Selama komponen rangka baja di Gudang, Penyedia bertanggung jawab untuk
pengamanan setiap bentang rangka baja jembatan hingga komponen siap
dikirim dan/atau dikeluarkan dari Gudang.
3. Penyedia bertanggung jawab dalam hal persiapan lahan, penempatan,
bongkar-muat dan penyusunan komponen rangka baja jembatan di Gudang.

4.03 PENGIRIMAN
1. Komponen jembatan harus dikirim ke tempat pengiriman yang disebutkan dalam
Syarat-syarat Khusus Kontrak.
2. Semua pengiriman komponen jembatan harus dibuat dalam setiap unit untuk
bentang jembatan termasuk semua material yang disyaratkan untuk kelengkapan
peluncuran jembatan.
3. Dengan pengeluaran Berita Acara Serah Terima dan pembayaran penuh, masing-
masing material menjadi hak milik Pejabat Pembuat Komitmen.
4. Penyedia jasa harus bekerja sama dengan Direktorat Jembatan, Direktorat
Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum, Republik Indonesia yang
akan membantu proses pembongkaran/penurunan muatan dan penempatan
komponen di gudang pabrik serta hal-hal lain yang perlu disiapkan di gudang
Pejabat Pembuat Komitmen. Keamanan dan kelangsungan proses pemuatan
komponen tetap menjadi tanggung jawab Penyedia jasa. Penyedia jasa harus
menempatkan wakilnya pada tempat pengiriman untuk memeriksa kondisi dan
mutu semua komponen.
5. Biaya yang diperlukan untuk pembongkaran/penurunan muatan, penempatan
muatan, dan pemeriksaan komponen harus termasuk dalam harga satuan setiap
unit jembatan pada waktu penawaran.

21
BAB 5
KETENTUAN MANUAL DAN DUKUNGAN TEKNIS

5.01 MANUAL
1. Satu (1) set instruksi manual diberikan untuk setiap bentang jembatan yang
dipasok.
2. Manual harus ditulis dalam Bahasa Indonesia, dicetak pada kertas mutu baik
yang tahan air, dibatasi antara judul dan sampul plastik. Dua copy selanjutnya
dari pada manual untuk setiap tipe jembatan disampaikan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen beserta soft file untuk disetujui dalam waktu tiga puluh
(30) hari kalender setelah Tanggal Penunjukan Pemenang Lelang.
3. Manual harus jelas dan menunjukkan isi ringkas untuk setiap tipe bentang:
a. Gambaran umum dan dimensi;
b. Spesifikasi jembatan secara umum termasuk sistem lantai, kapasitas beban
jembatan dan toleransi;
c. Daftar komponen setiap tipe jembatan, menunjukkan nomor komponen,
atau gambar untuk konsultasi dengan identifikasi dan berat masing-masing
komponen;
d. Rincian sambungan dan pelat buhul dilengkapi dengan dimensi baut dan
jumlah dan posisi penempatan/ arah;
e. Rincian peralatan peluncuran dan ilustrasi prosedur dengan diagram skala
atau foto, termasuk tempat pengangkatan, tenaga putar baut (jika dapat
dipakai) dan tindakan pencegahan untuk keamanan;
f. Penggunaan impact wrench pada baut TC;
g. Pelapisan cat galvanize harus dilakukan pada permukaan patahan buntut
indicator pada baut TC;
h. Daftar lendutan pada ujung jembatan selama peluncuran metode
kantilever;
i. Tabel Chamber Perencanaan, Pabrikasi dan Pelaksanaan;
j. Rekomendasi untuk urutan pengencangan baut dan prosedurnya, selama
peluncuran demikian juga untuk periode pemeliharaan;
k. Spesifikasi dan gambar rencana untuk sistem lantai termasuk jadual
material dan rincian pekerja;
l. Persyaratan pemeliharaan.
m. Metode pemeliharaan seperti penggantian baut, bearing, dll

4. Menindaklanjuti persetujuan progresif untuk manual oleh Engineer, satu set


untuk setiap bentang lengkap harus dikirimkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen.
5. Biaya persiapan, pencetakan, dan pengiriman Manual oleh Penyedia jasa harus
sudah termasuk dalam harga satuan untuk setiap jembatan.

22
5.02 DUKUNGAN TEKNIS
Pelayanan teknis lanjutan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia jasa:
1. Asistensi Teknik.
Apabila Pejabat Pembuat Komitmen memerlukan asistensi teknik maka
Penyedia jasa harus menyediakan 2 (dua) orang supervisor selama masa
pemeliharaan, mereka yang cakap dan berpengalaman dalam teknik
pemasangan dan peluncuran bentang jembatan rangka baja dengan teknik
peluncuran berbeda. Biaya untuk asistensi teknik harus sudah diperhitungkan
dalam harga unit jembatan dan termasuk semua upah, tempat tinggal,
akomodasi, angkutan (baik udara maupun darat) ke lokasi. Jadual untuk
kunjungan lapangan dan asistensi teknik yang diperlukan ditentukan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Penyedia jasa juga harus menyediakan semua informasi untuk Pejabat Pembuat
Komitmen mengenai tindakan pencegahan yang diperlukan dan ilustrasi untuk
keamanan pengangkatan jembatan baja (dan komponennya) yang harus
dipertimbangkan dan diikuti oleh pengangkut dan kontraktor peluncuran.
3. Penyedia jasa harus menyimpulkan dan mengantisipasi setiap masalah yang
mungkin akan terjadi selama penyelenggaraan pekerjaan dari pabrik,
pengiriman, pengangkutan, penempatan, dan peluncuran.

4. Penyedia jasa harus mengadakan pelatihan inspektor dan perakitan jembatan


rangka baja pada saat jembatan tersebut didistribusikan dan/atau pada masa
pemeliharaan minimum sebanyak 1 (satu) kali / 1 (satu) lokasi.

23

Vous aimerez peut-être aussi