Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
seluruh dunia. Di Amerika Serikat 700.000 kasus baru yang terkena stroke
ulang. Secara global, pada 2020 stroke diperkirakan akan menjadi penyebab
Lamsudin tahun 1998 (dikutip dalam Hernanta 2013, h.107) pada 1053
28,3%. Sedangkan pada 780 kasus stroke iskemik adalah 20,4%, lebih banyak
51,58% akibat stroke hemoragik, 47,37% akibat stroke iskemik, dan 1,05%
1
RISKESDAS tahun 2007 (dikutip dalam Hernanta 2013, h.107) survei
pada usia > 45 tahun (15,4% dari seluruh kematian). Prevalensi stroke rata-
rata adalah 0,8%, tertinggi 1,66% di Nangroe Aceh Darussalam dan terendah
0,38% di Papua.
atau terjadinya trombosis dan emboli. Gumpalan darah akan masuk ke aliran
darah sebagai akibat dari penyakit lain atau karena adanya bagian otak yang
1.3 Tujuan
2
8. Untuk Mengetahi Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul pada
Stroke
1.4 Manfaat
Teoritis :
Praktis :
1. Penulis
3. Institusi
BAB II
3
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Definisi
otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer
& Bare, 2002). Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak,
progesi cepat, berupa defisit neurologis fokal dan/ atau global, yang
(Mansjoer, 2000).
Menurut Price & Wilson (2006) pengertian dari stroke adalah setiap
terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. Dari beberapa
mendadak.
berkurangnya aliran darah dan oksigen ke dalam darah. Stroke bisa berupa
ke otak terhenti, adanya bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh
4
Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan karena
yang mengalami hal ini akan mati dan tidak dapat berfungsi lagi (Auryn
2009, h.38)
cepat, berupa defisit neurologis fokal dan atau global yang berlangsung 24
2013, h.106).
penyakit akibat kekurangan darah dan oksigen di dalam jaringan otak yang
yang ditandai dengan kelemahan pada satu atau keempat anggota gerak
2. Stroke Hemoragik
5
Suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai dengan adanya
2.2 Etiologi
Menurut Smeltzer & Bare (2002) stroke biasanya diakibatkan dari salah
1. Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher.
2. Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di bawa ke
2.3 Fatofisiologi
Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti yang
terjadi pada stroke di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan
kerusakan permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif
total). Pembuluh darah yang paling sering terkena ialah arteri serebral dan
6
1. Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitan
kejaringan (hemorrhage).
jaringan otak.
jaringan otak.
perubahan pada aliran darah dan baru setelah stenosis cukup hebat dan
melampaui batas kritis terjadi pengurangan darah secara drastis dan cepat.
Oklusi suatu arteri otak akan menimbulkan reduksi suatu area dimana
ada. Perubahan awal yang t erjadi pada korteks akibat oklusi pembuluh darah
adalah gelapnya warna darah vena, penurunan kecepatan aliran darah dan
sedikit dilatasi arteri serta arteriole. Selanjutnya akan terjadi edema pada
7
tertentu akan memulai serangkaian gangguan fungsi neural dan terjadi
Skema Fatofisiologi
8
2.4 Tanda Gejala
Menurut Smeltzer & Bare (2002) dan Price & Wilson (2006) tanda dan
tungkai atau salah satu sisi tubuh, hilangnya sebagian penglihatan atau
pendengaran, penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu atau kedua
mata, pusing dan pingsan, nyeri kepala mendadak tanpa kausa yang jelas,
bicara tidak jelas (pelo), sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang
yang tidak jelas kecuali nyeri kepala karena hipertensi. Serangan seringkali
siang hari, saat aktivitas atau emosi/ marah. Sifat nyeri kepalanya hebat
prodromal berupa nyeri kepala hebat dan akut. Kesadaran sering terganggu
dan sangat bervariasi. Ada gejala atau tanda rangsangan meningeal. Edema
papil dapat terjadi bila ada perdarahan subhialoid karena pecahnya aneurisma
9
2.5 Komplikasi
atrium atau dapat berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme akan
10
1. Pencegahan Primer
2. Pencegahan Sekunder
3. Tindakan Invasif
adalah 10 langkah yang dapat Anda lakukan guna menghindarkan diri dari
serangan stroke.
11
Kebiasaan ini dapat menyebabkan atherosclerosis (pengerasan dinding
menggumpal.
Kalau Anda memiliki gejala atau gangguan jantung seperti detak yang
tidak teratur atau kadar kolesterol tinggi, berhati-hatilah karena hal itu
Jika tidak teratasi, dua hal ini pun dapat menimbulkan problem jangka
panjang.
bila Anda disiplin memakan sedikitnya lima porsi buah dan sayuran
setiap hari. Hindari makan daging merah terlalu banyak karena lemak
12
Dengan mengenali tentang gejala dan penyebab serta resiko stroke,
6. Kurangi garam
darah.
9. Kurangi alkohol
13
2.7 Tes diagnostik
ruptur.
2. CT-scan: memperhatikan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya
infark.
3. Pungsi lumbal: menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada
spesifik.
7. Sinar X: menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah
14
a) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya akumulasi
secret di jalan napas
b) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernapasan
(infark serebri pada batang otak etcause intracerebral haemoragie)
c) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kegagalan proses difusi
pada alveoli
d) Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan adanya
perdarahan intraserebral
e) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya prosedur invasif dan
bedrest total.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
15
a. Identitas Klien
Klien Bernama Tn. M, berumur 54 tahun, jenis kelamin laki - laki,
status menikah, agama Islam, suku Betawi. Pendidikan terakhir klien
SMA, bahasa yang digunakan klien setiap hari bahasa Indonesia.
Pekerjaan TNI, Alamat Jln, Pulau Gadung Rt 001 / 007 Jakarta Timur.
b. Resume
Tn. M, usia 54 tahun ke RSPAD Gatot Soebroto Jakarta tanggal 11
April 2015 pada pukul 09.30 WIB ke IGD, klien 2 hari sebelumnya
demam, kemudian dibawa berobat dan dikatakan infeksi saluran kemih 2
jam yang lalu klien tiba-tiba tidak sadar, tidak bisa dibangunkan pada saat
tidur dalam kondisi ngorok, sebelumnya tidak ada keluhan nyeri kepala,
tidak ada muntah, tidak ada kejang sebelumnya, klien dalam keadaan tidak
sadar GCS 4 dengan nilai E1, M2, V1. Kemudian klien pindah keruang
ICU untuk mendapatkan perawatan intensive dengan ventilator dengan
mode SIM V, FI02 70 %, PEEP + 5, VI 478, RR 38 x/menit, TTV, TD:
140/90 mmHg, heart rate 160 x/menit, S: 38,5C, Sa02 100%, kondisi
pupil keduanya miosis, reflek cahaya +/- , ada akumulasi sankret dimulut
dan diselang ET, tidak ada terpasang mayo dan lidah tidak turun, terdapat
retaksi otot intecosta, dengan RR 38 x/menit, dan terdengar ronchi basah
dan basal paru kanan, CRT < 3 detik di ICU klien mendapatkan Brainact /
12 jam, Aliminamin F /12 jam, Ranitidin /12 jam, dan infus RL 20 t/m,
Pada tanggal 12 April 2015 didapatkan hasil laboratorium; Hb: 13,8 gr/dl,
Ht: 44%, Eritrosit: 5,04 juta/ul, leukosit: 8,4 rb/mmk, trombosit: 84
rb/mmk, Kreatinin 1,5 mg/dl, Albumin 3,6 mg/dl, ureum: 15 mg/dl,
natrium: 140 mEq/L, kalium: 3,6 mEq/L, klorida: 107 mEq/L, AGD: pH:
7,3, PCO2: 27,6, PO2: 236,9, HCO3: 16,3, saturasi O2: 100%. Hasil
16
pemeriksaan EKG kesan ada gambaran ST depresi inferior, hasil rongsen
kesan Cor dan pulmo dalam batas normal, tidak ada menunjukan infellrate.
c. Riwayat Keperawatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 12 April 2015 pukul
14.30 WIB. klien 2 hari sebelumnya demam, kemudian dibawa berobat
dan dikatakan infeksi saluran kemih 2 jam yang lalu klien tiba-tiba
tidak sadar, tidak bisa dibangunkan pada saat tidur dalam kondisi ngorok,
sebelumnya tidak ada keluhan nyeri kepala, tidak ada muntah, tidak ada
kejang sebelumnya, klien dalam keadaan tidak sadar GCS 4 dengan nilai
E1, M2, V1. Upaya untuk mengatasinya di bawa ke RSPAD Gatot
Soebroto.
b) Riwayat Pemyakit Dahulu
Klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi 1 tahun
c) Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita seperti klien
d. Pengkajian Primer
1) Airway
Pada jalan nafas terpasang ET, ada akumulasi senkret dimulut dan
selang ET, lidah tidak jatuh kedalam dan tidak terpasang OPA.
2) Breating
RR 38 x/menit, tidak terdapat napas coping hidung, terdapat retaksi
otot paru kanan, dan terdapat wheezing, terpasang ventilator dengan
mode SIM V, FI02 70 %, PEEP + 5, VI 478, RR 38 x/menit, suara dasar
vesikuler.
3) Circulation
Td 140/90 mmHg, Map 112, Hr 124x/menit, Sa02 100%, capillang
refill < 3 detik, kulit tidak pucat, kunjung tipa tidak anemis.
4) Disability
17
Kesadaran : soporokoma, GCS : E1,M2,VET, reaksi pupil +/-,
pupil miosis, dan besar pupil 2 mm.
5) Exposure
Tidak ada luka di bagian tubuh klien dari kepala sampai kaki, suhu
38,5 C
e. Pengkajian Skunder
1. Tanda - tanda vital
Tanggal 12 April 2015, TD 140/90 mmhg, Map 112, Hr 124, Sa02
100%, RR 38 x/menit, S 38,5 0C.
Tanggal 13 April 2015, TD 145/97 mmhg, Map 113, Hr 130, Sa02
100%, RR 20 x/menit, S 38,2 0C.
Tanggal 14 April 2015, TD 88/81 mmhg, Map 63,3, Hr 97, Sa02
97%, RR 17 x/menit, S 40,7 0C.
f. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Bentuk Mesochepal, tidak ada luka dan jejas, rambut hitam, tidak
ada oedem
2. Mata
Mata simetris kanan dan kiri, sclera tidak ikterik, konjungtiva
anemis, kedua pupil miosis, reflek pupil +/-.
3. Telinga
Kedua telinga simetris, tidak ada jejas, bersih, dan tidak ada
serumen
4. Hidung
Terpasang NGT warna keruh, tidak ada secret di hidung, tidak ada
napas cuping hidung
5. Mulut
Bibir pucat dan kotor, terpasang ET
6. Leher
18
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe dan tiroid, tidak terjadi
kaku kuduk.
7. Thoraks
a. Jantung
Inspkesi : Ictus Cordis tak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tak teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal, tidak ada bunyi
jantung tambahan
b. Paru-paru
Inspkesi : Paru kanan dan kiri simetris, terdapat retraksi
interkosta, tidak ada penggunaan otot bantu
napas, RR 38x/menit
Palpasi : Tidak dikaji
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, terdapat suara
tambahan ronkhi basah di basal paru kanan
c. Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising Usus 13x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak terjadi distensi abdomen
d. Ekstremitas
Tidak ada jejas, tidak ada oedem, kekuatan otot 1/1 /1/1
e. Genitalia
Bentuk penis normal, skrotum bentuk dan ukuran normal,
tidak ada jejas
g. Pola Eleminasi
1. Urin / Sift
a. Pada tanggal 12 April 2015 frekuensi BAK DC, warna kuning,
retensi ada, ikontenensia tidak ada, jumlah 200 cc
b. Pada tanggal 13 April 2015 frekuensi BAK DC, warna kuning, retensi
ada, ikontenensia tidak ada, jumlah 500 cc
c. Pada tanggal 14 April 2015 frekuensi BAK DC, warna kuning,
retensi ada, ikontenensia tidak ada, jumlah 100 cc
Pemeriksaan urin lab: tidak ada
2. Feses/shift
a. Pada tanggal 12 April 2015 frekuensi BAB 1 x/hari, warna kuning
kecoklatan, konsistensi lunak.
19
b. Pada tanggal 13 April 2015 frekuensi tidak ada, warna tidak ada,
konsistensi tidak ada.
c. Pada tanggal 14 April 2015 frekuensi BAB 1 x/hari, warna kuning
kecoklatan, konsistensi lunak.
Pemeriksaan lab Feses : tidak ada
h. Tingkat Kesadaran
1. Gasgow Coma Scale
a. Pada tanggal 12 April 2015, E 1, M 2, V ET.
b. Pada tanggal 13 April 2015, E 1, M 1, V ET.
c. Pada tanggal 14 April 2015, E 1, M 1, V ET.
2. Status kesadaran
a. Pada tanggal 12 April 2015, kesadaran soporokoma.
b. Pada tanggal 13 April 2015, kesadaran soporokoma.
c. Pada tanggal 14 April 2015, kesadaran koma.
i. Status Nutrisi dan Cairan
1. Nutrisi
Status nutrisi perhari :FxA
( BB x 30 kkal ) x indeks aktivitas
( 60 x 30 kkal ) x 0,9
1620 kkal/hari
Aminovel/comafusin hepar : 200 kkal/botol
Total nutrisi yang diterima : Sonde + 1 botol aminovel/comafusin
hepar
1620 kkal/hari : sonde + 200 kkal
Jadi sonde/hari: 1420 kkal @ shift : 473.3 kkal
2. Cairan 24 Jam
a. Pada tangal 12 April 2015, Intake, parenteral 1500 cc, enteral 500 cc,
output, urin 200 cc, IWL 600 cc, feses 200 cc, balance cairan + 1000
cc.
b. Pada tangal 12 April 2015, Intake, parenteral 1800 cc, enteral 600 cc,
output, urin 200 cc, IWL 600 cc, feses 200 cc, balance cairan + 1800
cc.
c. Pada tangal 12 April 2015, Intake, parenteral 500 cc, enteral 200 cc,
output, urin 200 cc, IWL 600 cc, feses 200 cc, balance cairan + 100 cc.
j. Pemeriksaan Penunjang
Pada tanggal 12 April 2015 didapatkan hasil laboratorium; Hb: 13,8
gr/dl, Ht: 44%, Eritrosit: 5,04 juta/ul, leukosit: 8,4 rb/mmk, trombosit: 84
rb/mmk, Kreatinin 1,5 mg/dl, Albumin 3,6 mg/dl, ureum: 15 mg/dl, natrium:
20
140 mEq/L, kalium: 3,6 mEq/L, klorida: 107 mEq/L, AGD: pH: 7,3, PCO 2:
27,6, PO2: 236,9, HCO3: 16,3, saturasi O2: 100%.
k. Penatalaksanaan
Pada tangal 12 April 2015 pengobatan yang didapatkan Tn, M yaitu :
Ceftriaxone 2 mg/24 jam, ranitidine 1 amp/12 jam, Nexium 40 mg/12 jam,
Alinamin F 1 amp/12 jam, Brainact 1 amp/12 jam, Dexamethason 1 amp/8
jam, RL/ 24 jam 20 tpm, NaCl 0.9%/24 jam 20 tpm, Asering/ 24 jam 20 tpm,
Aminovel/24 jam 20 tpm, Methylprednison 40 mg/12 jam, Nebulizer/8 jam.
l. Data Fokus
Data Subjektif : -
Data Objektif :
Kesadaran umum soporokoma, terdapat secret di ET dan mulut, RR
38x/menit, terdengar bunyi ronkhi basah di basal paru kanan, RR 38x/menit,
terdapat retraksi intercosta, napas cepat dan dangkal, terpasang ventilator
21
dengan mode P SIMV dengan FiO2 70%, PEEP + 5 dan SaO2 100%, RR
38x/menit, terdapat retraksi intercosta, napas cepat dan dangkal, Hasil BGA :
PH 7,334; pCO2 27;pO2 236,9;HCO3 16,3; BE -10,2 dengan interprestasi
Asidosis Metabolik terkompensasi sebagian, Kesadaran soporokoma, GCS
E1M2VET, pupil miosis (2mm), reaksi pupil +/-, Keadaan umum soporokoma,
panas dengan suhu 38,5C, terpasang ET dan infus line, bedrest total, reflek
motorik -/-.
22
3 21/06/10 DS : - Gangguan Kegagalan
10.30 DO: pertukaran gas proses difusi
WIB RR 38x/menit, terdapat pada alveoli
retraksi intercosta,
napas cepat dan
dangkal, Hasil BGA :
PH 7,334; pCO2
27;pO2 236,9;HCO3
16,3; BE -10,2 dengan
interprestasi Asidosis
Metabolik
terkompensasi sebagian
4 12/04/15 DS : - Gangguan perfusi Perdarahan
10.35 DO: jaringan serebral intraserebal
WIB Kesadaran soporokoma,
GCS E1M2VET, pupil
miosis ( 2 mm ), reaksi
pupil +/-
5 12/04/15 DS : - Resiko tinggi Prosedur
10.40 DO: infeksi invasif dan
WIB Keadaan umum bedrest total
soporokoma, panas
dengan suhu 38,5C,
terpasang ET dan infus
line, bedrest total, reflek
motorik -/-
23
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernapasan
(infark serebri pada batang otak etcause intracerebral haemoragie), dapat
ditandai dengan :
a. Frekuensi napas tinggi RR 38x/menit
b. Terdapat retraksi intercosta
c. Napas cepat dan dangkal
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kegagalan proses difusi
pada alveoli, dapat ditandai dengan :
a. Napas cepat dan dangkal, RR 38x/menit
b. Hasil BGA : Asidosis Metabolik terkompensasi sebagian
4. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan adanya
perdarahan intraserebral, dapat ditandai dengan :
a. Penurunan kesadaran : Soporocoma
b. GCS : E1, M2, VET
c. Pupil miosis
5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya prosedur invasif dan
bedrest total.
24
Rencana Tindakan :
a. Monitor adanya akumulasi secret dan warnanya di jalan napas (ET
dan mulut)
b. Auskultasi suara napas klien
c. Monitor status pernapasan klien
d. Monitor adanya suara gargling
e. Lakukan positioning miring kanan dan kiri
f. Pertahankan posisi head of bed (30-45)
g. Lakukan suction sesuai indikasi
Kolaborasi :
a. Berikan nebulizer tiap 8 jam dengan perbandingan berotec :
Atroven : NaCl yaitu 18 tetes : 16 tetes : 1 cc
Pelaksanaan :
25
Pada tangal 14 April 2015
Pukul 14.15 WIB mengobservasi TTV; TD: 88/81 mmHg, Heart
rate: 97x/menit, RR: 38 x/mnt, S:38,5C. Pukul 14.30 WIB memonitor
status neurologis klien, Pukul 15.00 WIB melakukan pemeriksaan GDS,
Pukul 15.30 WIB mempertahankan head of bed 30 0, Pukul 16.00 WIB
memonitor status pernapasan klien dan sesuai dengan setting ventilator,
Pukul 16.30 WIB melakukan oral care dengan anti septic, Pukul 17.00
WIB mengambil spesimen darah untuk BGA, darah rutin, ureum dan
kratinin.
Evaluasi
S:-
O: Keadaan umum lemah, kesadaran soporocoma dengan vital sign : TD
140/88, HR 112x/menit, SaO2 100%, dan Suhu 38.2 C, GCS :
E1M2VET, pupil miosis 2mm, reflek pupil terhadap cahaya +/-,
masih terpasang ventilator P SIMV, VT 465, RR 34, 70%, PEEP + 5,
Sekret di mulut dan ET berkurang, Masih terdapat retraksi otot
intercosta, RR 34x/menit, Hasil BGA : PH 7,334; pCO2 27;pO2
236,9;HCO3 16,3; BE -10,2 dengan, interprestasi asidosis metabolik
terkompensasi sebagian, masih ada suara senkret, dan idak terjadi
tanda-tanda peningkatan TIK
26
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan pola napas klien dapat efektif.
Kriteria hasil : Napas adekuat spontan (16-24x/menit), KU dan VS
stabil, Retraksi otot intercosta berkurang, dan Weaning
off ventilator
Rencana Tindakan
a. Monitor keadaan umum dan vital sign klien
b. Pantau status pernapasan klien
c. Pantau adanya retraksi otot intercosta
d. Pertahankan head of bed (30-45)
e. Monitor saturasi oksigen klien
Kolaborasi : Pertahankan penggunaan ventilator dan observasi setting
ventilator dengan status pernapasan klien.
Pelaksanaan :
27
Pada tangal 14 April 2015
Pukul 14.15 WIB mengobservasi TTV; TD: 140/90 mmHg, Heart
rate: 97 x/menit, RR: 17 x/mnt, S:38,5C. Pukul , Pukul 15.30 WIB
mempertahankan head of bed 30 0, Pukul 16.00 WIB memonitor status
pernapasan klien dan sesuai dengan setting ventilator, Pukul 15.30 WIB
memonitor Sa02 97 %.
Evaluasi
S:-
O: Keadaan umum lemah, kesadaran soporocoma dengan vital sign : TD
145/97, HR 126x/menit, SaO2 97% dalam batas normal, dan Suhu
38.2 C,
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan dan optimalkan kembali intervensi, rencana kolaborasi
28
Pada tangal 12 April 2015
Pukul 14.15 WIB mengobservasi TTV; TD: 140/90 mmHg, Heart
rate: 112 x/menit, RR: 38 x/mnt, S:38,5C, Pukul 16.30 WIB
mempertahankan head of bed 30 0, Pukul 17.00 WIB pantau status
pernapasan. Pukul 17.30 WIB pantau adanya tanda-tanda hipoksia.
Pada tangal 13 April 2015
Pukul 09.00 WIB mengobservasi TTV; TD: 145/97 mmHg, Heart
rate: 126 x/menit, RR: 20 x/mnt, S:38,2C. Pukul 09.30 WIB pantau
status pernapasan, Pukul 11.00 WIB pantau adanya tanda-tanda hipoksia.
Evaluasi
S:-
O: Keadaan umum lemah, kesadaran soporokoma dengan vital sign : TD
140/90, HR 160x/menit, SaO2 97%, dan RR 38 x/menit, Suhu
38.5 C.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan dan optimalkan kembali intervensi
29
Rencana Tindakan:
a. Monitor status neurologi
b. Pantau tanda-tanda vital tiap jam
c. Evaluasi pupil, refleks terhadap cahaya
d. Pantau adanya peningkatan TIK
e. Posisikan kepala lebih tinggi 30-45
Kolaborasi: Pertahankan oksigenasi adekuat melalui ventilator
Pelaksanaan :
Pada tangal 12 April 2015
Pukul 14.15 WIB mengobservasi TTV; TD: 140/90 mmHg, Heart
rate: 112 x/menit, RR: 38 x/mnt, S:38,5C. Pukul 14.30 WIB memonitor
status neurologis klien, Pukul 15.00 WIB melakukan reflek cahaya
terhadap pupil, Pukul 16.30 WIB mempertahankan head of bed 30 0, Pukul
17.00 WIB pantau adanya peningkatan TIK.
30
O: Keadaan umum lemah, kesadaran coma dengan vital sign : TD 88/51,
HR 96x/menit, SaO2 97%, dan Suhu 40.6 C, pupil miosis 2 mm,
reflek pupil terhadap cahaya -/-.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan dan optimalkan kembali intervensi.
31
Pada tangal 13 April 2015
Pukul 14.15 WIB mengobservasi TTV; TD: 140/90 mmHg, Heart
rate: 126 x/menit, RR: 38 x/mnt, S:38,5C, Pukul 14.25 WIB
melakukan tehnic aseptic setiap melakukan tindakan, Pukul 14.30 WIB
lakukan personal oral care, 15.00 WIB pantau adanya tanda-tanda
infeksi.
Pada tangal 14 April 2015
Pukul 09.00 WIB mengobservasi TTV; TD: 145/97 mmHg, Heart
rate: 97 x/menit, RR: 38 x/mnt, S:38,2C, Pukul 14.15 WIB
melakukan tehnic aseptic setiap melakukan tindakan, Pukul 14.30 WIB
lakukan personal oral care, 15.00 WIB pantau adanya tanda-tanda
infeksi. 15.00 WIB lakukan penilaian CPIS.
Evaluasi
S:-
O : Kesadaran Umum lemah, kesadaran koma dengan vital sign : TD
88/65 mmHg, Hr 130 x/menit, Sa02 90 %, dan suhu 38,5C.
Leokosit 8,4 ribu/mmk
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan dan optimalkan kembali intervensi.
Jam 14.20 WIB, kondisi klien drop, gambaran EKG arrest, HR
turun terus, Saturasi turun drop dibawah normal, dilakukan RJP
selama 15 menit dengan SA 4 ampul, Adrenalin 3 ampul. RJP
berhasil dengan vital sign TD 117/63, HR 126, dan SaO2 100% via
bagging. Setelah 20 menit kondisi klien drop lagi dan klien
dinyatakan meninggal pukul 14.55 WIB.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
32
Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan karena
berkurangnya atau terhentinya suplai darah secara tiba-tiba. Jaringan otak yang
mengalami hal ini akan mati dan tidak dapat berfungsi lagi. Stroke juga bermakna
sindrome klinis yang awal timbulnya mendadak, cepat, berupa defisit neurologis
fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung
4.2 Saran
mencegah terjadinya stroke maka yang harus kita ubah mulai sekarang adalah
pola hidup dan pola makan yang sehat dan tratur. jika kita membiasakan hidup
33