Vous êtes sur la page 1sur 3

Beranda Internasional KepentinganNasional Analisis Ekonomi&Bisnis IndustriStrategis Hankam

Antara Balkanisasi, Musuh Imajiner dan Pahlawan Fiktif Membaca Pulau Reklamasi dari P

Analisis
11092013

Search
:

Mencari Motif Utama Serangan Militer Barat ke Syria


(Bag1)
Penulis : M Arief Pranoto, Research Associate Global Future Institute
(GFI)

Seperti beberapa kajian saya terdahulu di


Global Future Institute (GFI), Jakarta, bahwa
inti sari faktor penyebab peperangan di Syria,
selain masingmasing pihak bertikai ingin
menduduki geostrategi posisi (geostrategy
position) di Jalur Sutera, juga dalam rangka
memperebutkan geopolitik jalur pipa
(geopolitic of pipeline). Selanjutnya untuk
kejelasan apa dan kenapa geopolitic of pipeline serta bagaimana geostrategi posisi,
nanti keduanya kita ulas.

Isu Hanga
Tak boleh dipungkiri siapapun, aktor sesungguhnya konflik di Syria adalah para
WaspadaiUkr
adidaya baik Barat maupun Timur, baik net oil exporter terlebih lagi bila ia masih
MuslimTatar
net oil importer semacam banyak negara (adidaya) Barat yang haus akan minyak dan
Islam(OKI)
gas. Kemudian maksud Barat dalam catatan ini ialah Amerika (AS) dan sekutu, dan
sudah tentu ada Israel di dalamnya.

Dalam konteks ini, Syria cuma proxy war (medan laga) belaka. Tidak lebih. Kendati
beberapa analis mencermati kronologis tersebut mirip Taliban yang disingkirkan
karena menuntut terlalu banyak atas pipanisasi Unocal di Afghanistan, setidaknya
kajian di atas memberi isyarat, bahwa Bashar al Assad seperti hendak disamakan
nasibnya dengan Taliban yang harus dilenyapkan karena dinilai bandel, dianggap
rezim yang tak mau didekte oleh Barat.
Pada25April2
Menurut Craig Unger, wartawan lulusan Harvard University, dalam buku House of
Islam(OKI)ata
Bush, House of Saud, Scribner (2004) menulis, bahwa kebijakan politik AS di Timur
Cooperation(O
Tengah selalu berkaitan dengan dua hal: minyak dan Israel. Tampaknya statement OfficialMeeting
Unger, jika disandingkan ulasan Dina Y. Sulaeman, research associate GFI, terdapat
Ukrainauntuk
kemiripan. Menurut Dina, Assad adalah satusatunya pemimpin Arab yang hingga
hari ini tetap teguh menolak damai dengan Israel, bahkan membantu Hizbullah
ReunifikasiM
melawan invasi Israel ke Lebanon Selatan, bahkan menyediakan pula perlindungan KoreaHarusM
bagi para aktifis Hamas.
Utara,Korea
RepublikRaky
Sebelum melangkah jauh, selayaknya dikikis dahulu soal persepsi dan opini bahwa
gejolak di Syria itu perang agama, konflik sektarian, atau bentrokan antar mazhab LaporanPeng
dalam agama (Islam) sebagaimana digegapkan beberapa media mainstream, jejaring
KelasDuniaB
sosial, media online, dan lainlain namun yang dalam kendali Barat. Sekali lagi, opini
Politikuntuk
tadi mutlak wajib dibuang jauhjauh sebelum melanjutkan tulisan ini. Tak boleh OlahrawanNe
tidak. Kenapa demikian, sebab anggapan tersebut hanya deception (penyesatan),
ataupun sekedar pengalihan situasi, atau kemungkinan malah taktik false flag yang
EtnisTatarTe
dikibarkan AS dan sekutu guna menutupi hidden agenda, program yang
BlokBaratun
sesungguhnya. Dalam politik praktis, hidden agenda justru merupakan tujuan Rusia
pokok, sedang yang terekspose ke publik (open agenda) seringkali hanya kedok
semata. Politik praktis memang bukan apa yang tersurat, melainkan apa yang
KalauASEAN
tersirat. Jika Bush berbicara soal hak azasi manusia, maka yang ia dimaksud adalah
Mengalahkan
minyak dan gas alam (Pepe Escobar, Asia Times, 27/9/2007).
Merevitalisas
Membaca kolonialisasi Barat via modus adu jangkrik (divide et impera) selama ini di ForumOKISe
negaranegara target imperialisme, bahan dasarnya memang pluralisme wilayah
baik keragaman etnik, keanekaan sekte, banyaknya agama dan penganut Konflikyang
kepercayaan, dan lainlain meski isue yang ditebar masalah demokratisasi, freedom, NegaraNegar
pemimpin tirani, hak asasi manusia (HAM,) dan seterusnya (Baca: Mencermati Pola
Kolonialisme di Syria dan Mesir, www.theglobalreview.com).

Apa boleh buat. Pluralisme meski bersifat alami, dari perspektif imperialisme justru
dianggap data (bahan) awal bagi skema kolonial yang hendak ditancapkan, bahkan
dianggap sebagai sumbu peledak. Dalam berbagai modus intervensif misalnya,
Paman Sam kerapkali mengganggu stabilitas negaranegara "target" dengan dalih Arsip
serta isueisue seperti demokrasi, HAM, korupsi, intolerasi, senjata pemusnah KehadiranKa
massal dan lainnya dengan memanfaatkan pluralitas baik kebhinekaan atau Spekulasi
heterogenitas sosial politik di sebuah negara. Tetapi uniqnya justru hal tersebut
sering diabaikan, tidak disadari atau purapura tak menyadari? oleh berbagai MembacaPul
elemen dan elit politik dari bangsa dimaksud. Entah kecanggihan skenario yang Geopolitik
dijalankan, atau cantiknya permainan komprador di internal negeri. Entahlah.
KongresUlam
Yang wajib disadari serta diwaspadai bersama ialah munculnya gejala bagi Dihadirioleh
kementerian, atau institusiinstitusi strategis tertentu di suatu negara dijadikan
peternakan bagi asing. Maksud peternakan disini ialah elit dan pejabat yang SekjenPBBS
duduk di dalamnya merupakan bagian dari lingkaran kepentingan kolonialisme di bagiKrisisYa
negeri tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan. Sekali lagi, itulah komprador!
ChinaLuncur
Beberapa sesi diskusi di Forum Kepentingan Nasional RI (KENARI), Jakarta, pimpinan Negeri
Dirgo D. Purbo, memperoleh pointer bahwa conflict is protection oil flow and
blockade somebody else oil flow. Ya, konflik hanya untuk melindungi kepentingan PilkadaRasa
aliran minyak. Apakah ia memang diciptakan? Agaknya butiran KENARI tadi pararel
dengan asumsi yang kini tengah dikembangkan GFI, Jakarta (2013), pimpinan WaspadaiUkr
Hendrajit: Bahwa mapping konflik dari kolonialisasi yang dikembangkan Barat, MuslimTatar
hampir dipastikan segaris/satu route bahkan pararel dengan jalurjalur SDA Islam(OKI)
terutama bagi wilayah (negara) yang memiliki potensi besar atas minyak, emas dan
gas alam. KorutSamaS
SeranganAm
Dari uraian di atas boleh disimpulkan walau masih prematur, bahwa konflik di Timur
Tengah termasuk yang kini terjadi di Syria, Mesir, dan lainlain sesungguhnya tak WaspadaiUkr
lepas dari kebijakan Paman Sam terkait minyak dan Israel. Mari kita perdalam lagi MuslimTatar
asumsi Unger tadi. Islam(OKI)

Bersambung Bag2 MayoritasRak


Diubah

Artikel Terkait
Mencermati Pola Kolonialisme di Syria dan Mesir (Bag 3)
Mencermati Pola Kolonialisme di Syria dan Mesir (Bag2)
Mencermati Pola Kolonialisme di Syria dan Mesir (Bag1)
Pemetaan Konflik Mesir
Bedah Bu
Gejolak Mesir: Bukti Kebangkitan Islam dan Runtuhnya Hegemoni Superpower! Pengarang:
Geopolitik Energy Security untuk Kepentingan Nasional RI Isuisu Sens
Geopolitik Sungai Nil: Mainan Baru Kolonial di Jalur Sutera? (Bag2) Negaraneg
Geopolitik Sungai Nil: Mainan Baru Kolonial di Jalur Sutera? (Bag1) Mengeruk S
Indonesia

Like 3 Tweet Share 17

GlobalFuture
Cetakan:
I,Desember
TebalBuku:
Beranda|Tentang Global Future Institute|Tentang Global Review

20082012theglobalreview.comAllrightsreserved

Vous aimerez peut-être aussi