Vous êtes sur la page 1sur 4

Beranda Internasional KepentinganNasional Analisis Ekonomi&Bisnis IndustriStrategis Hankam

Antara Balkanisasi, Musuh Imajiner dan Pahlawan Fiktif Membaca Pulau Reklamasi dari P

Analisis
17092013

Search
:

Mencari Motif Utama Serangan Militer Barat ke Syria


(Bag3/Habis)
Penulis : M Arief Pranoto, Research Associate Global Future Institute
(GFI)

Baik geopolitic of pipeline maupun geo


strategi posisi sebagaimana uraian di atas
bukanlah motif utama mengapa Syria menjadi
rebutan adidaya, tetapi keduanya hanya
faktor penyebab saja. Sekali lagi, mengulang
pertanyaan pada bab lalu, sesungguhnya apa
motif utama (rencana) serangan Barat ke
negeri titik simpulnya Jalur Sutera tersebut?

Sebelum membahas motif utama sebagai pokok topik artikel ini, sebaiknya
menengok kembali surat Hugo Chaves, Presiden Venezuela kala itu kepada Majelis Isu Hanga
Umum Perserikatan BangsaBangsa (PBB) sebagaimana dikutip oleh Lizzie Phelan,
WaspadaiUkr
2011. Ya. Suratnya dikirim di tengahtengah bombardier NATO terhadap Libya
MuslimTatar
dengan berbekal Resolusi PBB Nomor 1973 tentang Zona Larangan Terbang (No Fly
Islam(OKI)
Zone). Ia menulis: "Ada ancaman yang sangat serius terhadap perdamaian dunia.
Sebuah seri baru perang kolonial yang dimulai di Libya dengan tujuan jahat untuk
memulihkan sistem kapitalisme global".

Hasil diskusi terbatas di GFI, Jakarta, tentang esensi surat Chavez ke Majelis Umum
PBB seperti dicuplik oleh Phelan, diperoleh dua pointres. Pertama, bahwa sistem
dan ideologi kapitalis kini di ujung kebangkrutan; kedua, ada modusmodus baru
dalam metode kolonial di muka bumi. Dan agaknya, kedua isyarat tadi saling
bertaut, berkait serta ada sebab dan akibat tak terpisah. Lalu, dimana letak
keterkaitan kedua isyarat dimaksud?
Pada25April2
Islam(OKI)ata
Sinyalemen Chaves bukannya mengadaada. Betapa badai krisis ekonomi dan
Cooperation(O
finansial seperti enggan berhenti menyapu negeri Paman Sam, selain ia sebagai titik OfficialMeeting
inti serta awal krisis ekonomi global, termasuk negaranegara penyanggahnya. Efek
Ukrainauntuk
domino tidak dapat dielak terutama jajaran Uni Eropa (EU). Tidak hanya ekonomi
dan finansial, aspek lain seperti sosial, politik, moral dan lainnya pun diterjang.
ReunifikasiM
Banyak penembakanpenembakan massal di tempat umum, bahkan di pangkalan KoreaHarusM
Angkatan Laut di Washington yang nota bene merupakan ksatrian militer bisa
Utara,Korea
terjadi penembakanpenembakan. Ada badai, topan, serta banjir yang tak kunjung
RepublikRaky
reda melanda. Bankbank dan tidak sedikit lembaga sejenisnya gulung tikar. Ya.
Sekitar 90an bank dinyatakan ambruk. Beberapa negara bagian sepertinya LaporanPeng
mengambil sikap hendak memisahkan diri. Bahkan pusat otomotif di AS sekelas
KelasDuniaB
Detroit pun akhirnya colaps. Tak pelak, penganguran meningkat, unjuk rasa kian
Politikuntuk
meraja lela menggugat kinerja kapitalis. OlahrawanNe

Perlu dicatat, substansi gerakan Occupy Wall Street, Occupy Melbern, dan gerakan
EtnisTatarTe
sejenisnya yang sempat marak kemarin di banyak negara, intinya memprotes
BlokBaratun
dominasi segelintir elit (1%) super kaya raya, sedang sisanya (99%) biasabiasa bahkan Rusia
banyak yang terluntalunta. Tata Dunia yang diawaki kapitalis sebagai ideologi
unggulan pasca Perang Dingin, sepertinya tengah berdiri di ujung kehancuran.
KalauASEAN
Mengalahkan
Prof Dr Beat Bernet (21/11), pakar ekonomi Universitas Saint Gallen, Swiss, berani
menyatakan bahwa dampak krisis finansial dan ekonomi EU adalah runtuhnya
Merevitalisas
lembaga tersebut. Pasca krisis bankbank dan lembaga finansial, niscaya akan ForumOKISe
memunculkan krisis politik. Dan UE di masa mendatang tidak akan bertahan dalam

bentuk yang kita kenal saat ini (alias bubar). Hey, benarkah UE bakal bubar?
bentuk yang kita kenal saat ini (alias bubar). Hey, benarkah UE bakal bubar? Konflikyang
NegaraNegar
Ia menambahkan, hingga kini tidak ada indikasi akan ada pemulihan kondisi di Eropa
bahkan sampai beberapa bulan mendatang. Indikasi yang ada justru menunjukkan
sebaliknya. Menurutnya, program penghematan dan kenaikan pajak diperkirakan
akan menyulut instabilitas sosial di negaranegara UE. Bahkan akan muncul
kekuatan baru yang bakal mengubahnya. Sejak dibentuk hingga kini, UE belum
pernah menghadapi krisis separah dan seluas saat ini. Krisis finansial dan ekonomi
itu disebut bak bola salju tak terbendung. Bukan hanya sekedar krisis nilai tukar Arsip
euro saja, melainkan juga akarakar krisis tersebut begitu dalam, termasuk di KehadiranKa
antaranya masalah struktur, penurunan kekuatan bersaing dan melemahnya Spekulasi
kekuatan finansial anggota UE.
MembacaPul
Dosen ekonomi Eropa itu menekankan, kondisi saat ini sangat berbahaya dan Geopolitik
dimensinya lebih luas dari yang diumumkan secara resmi. Saya tidak yakin krisis ini
dapat diselesaikan dengan "payung penalang" atau danadana bantuan, kata Bernet. KongresUlam
Solusi yang dibicarakan hanya mampu menutupi permukaan masalah saja, oleh Dihadirioleh
karena dasar krisisnya sangat dalam. Negaranegara yang mengeluarkan dana
penyelamatan ekonomi hanya mengulurulur waktu. Pada hakikatnya, mata uang SekjenPBBS
euro kini sudah sampai di ujung usianya, jelas Bernet. Pertanyaan timbul, bagiKrisisYa
bagaimana dengan negara inti dan awal (sumber) krisis dalam hal ini AS itu sendiri?
Sedangkan efek domino begitu mengerikan sebagaimana dipaparkan oleh Bernet. ChinaLuncur
Negeri
Betapa ironi. Di tengah krisis multi dimensional tak kunjung usai, Paman Sam justru
menyebar militernya di berbagai belahan dunia dengan aneka dalih. Ada paradoks PilkadaRasa
skenario saling bertolak belakang. Di satu sisi, rakyat AS dan sekutu ingin segera ada
langkahlangkah nyata perbaikan ekonomi dan penarikan seluruh pasukan, namun di WaspadaiUkr
sisi lain, para elit penguasa menebar teror melalui penyebaran pasukan di berbagai MuslimTatar
belahan dunia. Agaknya inilah isyarat Chaves sesuai esensi suratnya ke PBB, bahwa Islam(OKI)
AS dan sekutunya hendak menggunakan seri baru perang kolonial guna
memulihkan sistem kapitalisme yang terseokseok menuju kehancuran. Dan jika KorutSamaS
merujuk surat Chaves, tampaknya seri baru perang kolonial tersebut telah dimulai SeranganAm
di Libya. Apakah itu?
WaspadaiUkr
Utang Dibayar Bom! MuslimTatar
Islam(OKI)
Kembali pada pointers diskusi terbatas di GFI, pimpinan Hendrajit, sekurang
kurangnya telah diendus pola atau metode (seri baru) penjajahan yang hendak MayoritasRak
ditebar oleh AS dan sekutu di muka bumi, dan salah satunya adalah modus utang Diubah
dibayar bom. Ya. Utang dibayar bom! Maka merujuk suratnya Chaves tentang seri
baru perang kolonial berpola utang dibayar bom telah diawali oleh Barat ketika
mereka menyerbu Libya. Inilah kronologis secara sederhana.

Tak bisa tidak. Keberanian Gaddafi mencetak uang emas/dinar disinyalir merupakan
titik awal. Ia menyatakan bahwa sistem transaksi minyak Libya harus menggunakan
dinar, bukan uang kertas (US Dollar) seperti biasanya. Hal tersebut membuat AS Bedah Bu
dan UE geram sebab mereka berutang lebih 200 miliar USD atas minyak Libya.
Pengarang:
Secara kasuistis, gempuran Barat terhadap Libya hampir mirip dengan serbuan
militer AS dan sekutu ke Irak, oleh karena salah satu penyebabnya meski banyak
Isuisu Sens
penyebab lainnya diawali ketika Presiden Saddam Hussein menyatakan transaksi
Negaraneg
minyaknya harus menggunakan uero, bukan dolar AS lagi. Kebijakan (rencana)
Mengeruk S
Saddam tadi membuat rezim Bush Jr marah besar dan berujung invasi militer oleh
Indonesia
AS dan sekutu ke Negeri 1001 Malam dengan isue: Saddam menyimpan senjata
pemusnah massal.

Stigma bergerak. Itulah modus lanjutan yang bisa dipotret dalam invasi ilegal
dimaksud. Artinya ketika di lapangan tidak ditemukan senjata pemusnah massal
(bahkan hingga kini tak terbukti), maka isue pun berubah melawan pemimpin
tirani. Selanjutnya tatkala Saddam berhasil digantung oleh Bush Jr, maka stigma
pun diubah lagi menjadi menjaga stabilitas, demikian seterusnya. Sekali lagi,
itulah sekilas cerita stigma atau isue bergerak yang pernah dimainkan Barat ketika GlobalFuture
Saddam berkuasa, dimana hakiki stigma sejatinya hanya dalih dan pembenaran bagi Cetakan:
pendudukan AS dan sekutu di Irak. I,Desember
TebalBuku:
Kembali ke Libya. Selain daripada itu, bahwa konsesi para korporasi minyak milik
Barat di Libya berakhir tahun 2012an. Gaddafi mengatakan bahwa jika mereka tidak
segera membayar utangnya dengan uang emas, maka konsesi baru akan diberikan
kepada perusahaanperusahaan minyak milik Rusia dan Cina
(http://libyasos.blogspot.com/). Sudah barang tentu deadline itu membuat para
pemilik korporasi minyak Barat kebakaran jenggot.

Sebagaimana uraian sekilas di atas, khusus dalam prinsip dasar geopolitik (Barat),
apabila suatu negara dinilai tak lagi selaras dengan kepentingan nasionalnya (dan
sekutu) maka pemerintah dimaksud mutlak harus diganti, dikudeta, dan lainlain.
Singkat cerita, terbitnya Resolusi PBB Nomor 1973 tentang No Fly Zone bagi Libya
yang mandatnya turun ke NATO, sejatinya ialah penerapan modus kolonial baru
bertitel utang dibayar bom!

Dugaan GFI, sasaran metode utang dibayar bom berikut pasca Libya diluluh
lantakan oleh NATO kemungkinan besar ialah Cina dan Jepang. Kenapa Jepang,
bukankah ia sekutu dekat Paman Sam di Asia? Dalam politik, tak ada kawan dan
lawan abadi tetapi kepentingan sebagai tuhan. Kalau Cina sudah jelas, selain ia
merupakan kompetitor inti dalam mengkonsumsi BBM (separuh) di pasar dunia, juga
dalam beberapa asymmetric warfare sebenarnya Cina lebih unggul daripada Paman
Sam.

Simak utang AS kepada kedua negara tadi. Cina menguasai surat utang milik AS
sebesar 1,107 triliun USD, meski September 2011 turun dibanding per Juli 2011 yang
sebesar 1,173 triliun USD. Entah 2013 kini. Mungkin lebih berlipat lagi angkanya
mengingat, selain ekonomi AS belum stabil, juga munculnya berbagai bencana yang
tak kunjung usai menyapu kotakota di Amerika. Sedang Jepang selain merupakan
partner dagang terbesar, ia menguasai surat utang AS hingga mencapai 1,038 triliun
USD (Detik.com, 02/02/2012, 08:35:56, Ini Dia Pemberi Utang Terbesar AS). Isue dan
pemicunya diperkirakan sengketa Kepulauan Diaoyu/Senkaku antara Cina versus
Jepang. Disinyalir AS akan kembali menerapkan metode utang dibayar bom
seperti ia dan NATO membombardir Libya era 2011an dulu. Sengketa kepulauan
bakal dijadikan isue, pemicu sekaligus skenario utama dalam melancarkan seri baru
penjajahan melalui taktik divide et impera. Adu domba negaranegara proxy.

Kembali lagi ke Syria. Hipotesa pun berkembang: apakah motif utama AS dan sekutu
menyerang Syria guna menerapkan kembali modus utang dibayar bom seperti yang
ia lakukan di Libya, atau (kemungkinan akan dilakukannya) terhadap Cina dan
Jepang? Mari kita telaah hipotesa ini agak dalam.

Memang tak diketemukan data utang AS kepada Syria, demikian pula tidak ada
utang Syria ke AS. Sebagaimana utangnya terhadap Libya, Cina, Jepang, dan lain
lain. Akan tetapi tagihan PBB pada AS ternyata cukup besar. Data 2010 menyebut,
bahwa ia memiliki utang sebesar 1,2 miliar USD (15 Oktober 2010 17:14 wib, Fajar
Nugraha Okezone). Tidak bisa dielak, angka itu setara dengan seperempat
tunggakan iuran dari keseluruhan anggota PBB. Entah sekarang. Kemungkinan lebih
membengkak mengingat sistem perekonomian Paman Sam belum pulih.
Pertanyaanya: siapa bisa menekan superpower untuk segera melunasi utangnya
kecuali PBB? Inilah asumsi pembuka.

Sebagaimana dibahas bab terdahulu, Syria kini tengah merintis pembangunan pipa
gas dari Irak dan Iran. Seandainya hal ini terwujud, maka Syria akan sangat kaya dan
bahkan kuat karena faktor fee atas geopolitic of pipeline dan geostrategi posisi di
Jalur Sutera. Hal yang sangat dikhawatirkan oleh Israel karena saluran pipa ke
Mediterania mutlak harus melalui Syria, walau outlet pipanisasi yang menuju Afrika
Utara ada di Isreal dan outlet ke Eropa berada di Turki (Ceyhean), tetapi Syria
merupakan titik simpul dari semua pipanisasi minyak dan gas di Jalur Sutera.
Sekali lagi, betapa dahsyatnya pemberdayaan geopolitik Syria oleh Presiden Bashar
al Assad.

Pada mapping geopolitik di Jalur Sutera telah jelas, bahwa Israel dan Turki yang
ketempatan outlet saluran pipa IranIrakSyria sebagaimana penandatanganan nota
di Bushehr, Iran, pada 25 Juni 2011 adalah sekutu dekat Paman Sam. Maka
penggulingan rezim Assad adalah langkah pasti. Tak boleh tidak. Inilah beberapa
kronologis acara.

Ketika Arab Spring sukses mengoyak Tunisia, Yaman dan Mesir tetapi gagal di Syria,
kualitas isue pun ditingkatkan menjadi perang sipil yang diawaki oposisi antiAssad
didukung oleh Barat (baca: Mencermati Pola Kolonialisme di Syria dan Mesir,
www.theglobalreview). Sudah tentu bumbunya adalah sektarian sebagai citarasa
terlezat bagi konflikkonflik di Timur Tengah.

Dalam perang sipil pun dimunculkan gorogoro agar supaya terbit Resolusi PBB
sebagaimana lazimnya di Libya, Irak, dan lainlain. Pertama adalah tuduhan
genosida (pelanggaran HAM) terhadap militer pemerintah Syria di Hawla. Isue
inipun terbantah dan tak terbukti sehingga dalih humanitarian intervention PBB
pun tak jadi mendarat di Syria. Kedua, tuduhan penggunaan senjata kimia oleh
militer Assad yang hingga kini masih tarik ulur antara Rusia versus AS, meskipun
Tim Pertama PBB dibawah pimpinan Carla Del Ponte, anggota Komisi Independen
untuk Penyelidikan di Syria sudah mengatakan: Kami tidak menemukan bukti
bahwa pasukan pemerintah Damaskus menggunakan senjata kimia terhadap milisi
bersenjata (Reuters, Senin 6/5/13). Silahkan dihitung, sudah berapa tahapan
skenario dimulai dari Arab Spring hingga senjata kimia guna melengserkan rezim
bandel di mata Barat seperti Bashar al Assad.

Kuat dugaan penulis, entah gagal atau bakal terlaksana serangan Barat ke Syria
kelak, maka motif utamanya adalah utang dibayar bom sebagai metode pamungkas.
Entah guna melunasi berbagai utang baik ke Cina, Jepang, maupun ke PBB, dan
lainnya, inilah motif utama yang dapat dibaca. Ya. Menguasai Syria ibarat
mengendalikan separuh Jalur Sutera, terutama kompensasi fee atas setiap
pipanisasi disana. Teorinya ada: "Kapitalisme yang terjebak krisis akhirnya
membuahkan fasisme, sedang fasisme ialah perjuangan penghabisan para monopolis
kapitalis yang terancam bangkrut" (Bung Karno, 1959). Mungkin inilah jawaban atas
surat Chaves dahulu. Itulah satusatunya jalan!

Terimakasih.

Artikel Terkait
Mencari Motif Utama Serangan Militer Barat ke Syria (Bag2)
Mencari Motif Utama Serangan Militer Barat ke Syria (Bag1)
Mencermati Pola Kolonialisme di Syria dan Mesir (Bag 3)
Mencermati Pola Kolonialisme di Syria dan Mesir (Bag2)
Mencermati Pola Kolonialisme di Syria dan Mesir (Bag1)

Like 2 Tweet Share 3

Beranda|Tentang Global Future Institute|Tentang Global Review

20082012theglobalreview.comAllrightsreserved

Vous aimerez peut-être aussi