Vous êtes sur la page 1sur 4

Cita Cinta

aka,,aka,,cepetan dong bangun,,udah siang niih,,,kamu gini mulu deh dari SMA gak ada
berubah-berubahnya teriak tasya sambil berdecak pinggang,,menarik-narik selimut
dhika,,spontan aja dhika membuka mata elangnya dan reflek menarik kembali air liurnya, lalu
tidur lagi.

ya udahh deh,,kamu tidur aja, aku gak mau melewati hari pertama sebagai mahasiswi..oke?
bye

tunggu ca,,iya-iya aku bangun

ah, kamu ini rese banget,,iya-iya aku tungguin. Cepetan Mahardhika jawab tasya sambil
menekankan kalimat nama lengkap dhika.

Dhika dan tasya adalah teman dekat mereka mempunyai panggilan tersendiri yaitu aka dan caca,
mereka bahkan bisa dibilang sahabat karena sejak SMA mereka selalu bareng. Nongkrong
bareng, ngerjain tugas bareng, terlambat sekolahpun bareng. Pernah suatu ketika Tasya terlambat
sekolah dan kebetulan tasya nggak bareng dhika dengan alasan tasya marah karena dhika
ninggalin tasya sendirian di caf, dan dhika pergi memilih ajakan temennya main futsal. Ketika
tasya mulai mengendap-ngendap di gerbang belakang, dhika tiba-tiba ada di depan tasya hanya
ada penghalang gerbang diantara mereka ca, cepetan naik gerbang aja. Nanti aku tangkap

aku nggak mau,, aku kan lagi marah sama kamu, mending aku di hukum deh

eh,, situasi lagi kaya gini sempet-sempetnya juga kamu mikirin marah kamu..ya udah deh aku
tinggal..week

aka, iya deh

ya udah cepetan aku tangkap nih

Dan ketika tasya loncat dari atas gerbang, tasya kaget lihat guru bp lagi keliling. Tasya otomatis
teriak, dan jatuh. Tasya agak-gak pusing gitu. Pas tasya buka matanya Cuma ada pak bram si
guru bp, dhika udah nggak ada, dia udah kabur sejak tau tasya teriak gara-gara ada pak bram.
Alhasil, tasya di hukum sendirian di tengah lapangan.
kamu kenapa ca? suara dhika mengagetkan tasya. Wangi tubuhnya menusuk sampai tulang
hidungnya tasya, wajahnya? Dhika asli ganteng dari sononya. Mata elangnya, badannya yang
tegap, perawakan tinggi, hidungnya mancung. Sempurna banget, dan dia juga tajir. Lain dengan
tasya, ia hanya anak dari pasangan yang keadaan ekonominya biasa-biasa aja, tetapi keadaan
ekonomi orang tuanya yang membuat tasya semangat belajar hingga ia mendapatkan beasiswa di
perguruan tinggi, dan tidak dielakkan lagi tasya berparas cantik nggak papa, aku inget jaman
SMA aja,, kamu udah siap?yuk cepetan

oke ca

Setelah 20 menit, akhirnya mereka sampai di kampus. Suasana kampus masih ramai karena hari
ini hari pertama masuk kuliah terutama bagi tasya dan dhika yang menjadi status mahasiswa
baru. Mereka langsung menuju kelas. Sampai di kelas tasya dan dhika langsung cuap-cuap.

ca, aku seneng masih bisa bareng-bareng sama kamu sampe sekarang

iya, ka. Sama

sama apanya ca?

ya sama senengnya lah,

tapi kamu itu tega yah,, nggak pernah peduli sama perasaan aku ke kamu. Aku kesini juga gara-
gara kamu kalau bukan gara-gara kamu mana mungkin aku mau kesini kampus yang kerjaannya
nguras pikiran kata dhika

aku mau belajar dulu dhika, aku nggak mau mikirin kaya gitu dulu

Dhika memang dari dulu sudah mempunyai perasaan kepada tasya. Tetapi lain halnya dengan
tasya, tasya hanya menganggap dhika sebagai sahabatnya. Tasya jelas lebih mementingkan cita-
citanya sebagai seorang penulis terkenal.

Satu tahun, dua tahun, tiga tahun berlalu. Tasya dan dhika masih sam-sama. Tasya selalu
mendapat nilai cumloude tetapi tidak dengan dhika nilainya standar-standar saja. Itupun karena
bantuan tasya.
Tahun keempat tasya dan dhika mulai sibuk dengan kesibukan mereka masing-masing. Mereka
sibuk memikirkan skripsi mereka. Tasya sibuk melakukan penelitian, dhika juga mulai serius
dalam mengerjakan skripsi dan sedang melakukan penelitian. Dhika sudah tidak bergantung lagi
kepada Tasya.

Tiga bulan berlalu. Skripsi dan penelitian telah selesai dilakukan. Waktu yang dinanti-nantikan
tiba yaitu wisuda. Senyum tawa bahagia menghiasi mahasisiwa dan mahasisiwi terutama dhika
dan tasya.

Dhika dan tasya begitu bahagia, terlihat jelas dalam bibir yang selalu mengembang tertarik
kebelakang, dari wajah yang berseri-seri terpancar. Mereka tidak melewatkan momen-momen
bahagia yang bersejarah, mereka memanfaatkan kamera untuk berfoto bersama.

Waktu semakin berlalu, senja menyambut sore. Dhika dan tasya pulang menuju ke kost masing-
masing. Mereka pulang bersama dengan berjalan kaki. Seolah-olah mereka tidak pernah bertemu
setelah berbulan sibuk dengan kegiatan masing-masing. Akhirnya dhika mengawali percakapan
dalam perjalanan.

selamat ya ca, jadi mahasiswi terbaik

terimakasih ya ka, ini juga tidak lepas dari bantuan kamu. Kamu satu-satunya orang terdekat
aku yang ada di kota sebesar ini

kamu tidak perlu bilang seperti itu. Dan kali ini aku akan menanyakan pertanyaan yang selama
6 tahun terahir tidak pernah kamu jawab

apa dhika

kalau dulu aku bertanya maukah kamu jadi pacar aku, kali ini aku bertanya maukah kamu jadi
istriku pendamping hidupku

Tasya bingung dengan pertanyaan dhika. Tasya hanya diam.

kenapa kamu diam ca? kamu masih anggap aku sahabat kamu?

besok kita pulang ya ka, kamu bawa keluarga kamu kerumahku


jadi, kamu mau jadi istriku?

Tasya hanya mengangguk, tanda mengiyakan. Keesokan harinya mereka pulang ke kampung
halaman dan hari selanjutnya dhika membawa rombongan keluarga ke rumah tasya.

Vous aimerez peut-être aussi