Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MODUL NO B.7
Modul ini disusun untuk proses pembelajaran dan pelatihan praktek dalam memahami
prolema, penyebab (gangguan anatomis, gangguan fisiologis, penyakit sistemik), prosedur
pemeriksaan, diagnosis, rujukan ke ahli mata serta pencegahan gangguan penglihatan
(visus, depth perception, color vision, double vision/lapping painting,scotoma, night bliness)
pada kelautan.
Kompetensi kognitif, psikomotor dan afektif akan diperoleh melalui proses
pembelajaran materi dan prosedur klinik baku dengan pembimbingan, praktik mandiri dan
penilaian perkembangan level kompetensi
Referensi
Hand book of Nautical Medicine, W.A.G., Goethe E.N.Watson- D.T. Jones Berlin
Heidelberg New York tokyo 1984 pp.
American Academy of Ophthalmology, Basic and Clinical Science
Course, Retina and Vitreous, Section 12. 2008-2009
Kanski J.J : Clinical Ophthalmology, a systematic approach. 2007
Modul Kelainan Herediter PPDS MATA.
KOMPETENSI
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu memahami dan menatalaksana
prolema, penyebab (gangguan anatomis, gangguan fisiologis, penyakit sistemik), prosedur
pemeriksaan, diagnosis, rujukan ke ahli mata serta pencegahan gangguan penglihatan
(visus, depth perception, color vision, double vision/lapping painting,scotoma, night bliness)
pada kelautan.
KETRAMPILAN
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran modul ini, peserta didik diharapkan terampil :
Menjelaskan problema gangguan penglihatan (visus, depth perception, color vision,
double vision/lapping painting,scotoma,night bliness)
Menjelaskan berbagai gangguan anatomis yang dapat menyebabkan gangguan
penglihatan (visus, depth perception, color vision, double vision/lapping
painting,scotoma,night bliness)
Menjelaskan berbagai gangguan fisiologis yang dapat menyebabkan gangguan
penglihatan (visus, depth perception, color vision, double vision/lapping
painting,scotoma,night bliness.) menyebabkan gangguan penglihatan (visus, depth
perception, color vision, double vision/lapping painting,scotoma,night bliness)
Menjelaskan berbagai penyakit sistemik yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan
(visus, depth perception, color vision, double vision/lapping painting,scotoma,night
bliness)
Menjelaskan prosedur pemeriksaan menyebabkan gangguan penglihatan (visus, depth
perception, color vision, double vision/lapping painting,scotoma,night bliness).
Melakukan diagnosis menyebabkan gangguan penglihatan (visus, depth perception, color
vision, double vision/lapping painting,scotoma,night bliness).
Melakukan rujukan pada ahli mata menyebabkan gangguan penglihatan (visus, depth
perception, color vision, double vision/lapping painting,scotoma,night bliness)
Melakukan pencegahan terjadinya menyebabkan gangguan penglihatan (visus, depth
perception, color vision, double vision/lapping painting,scotoma,night bliness).
GAMBARAN UMUM
Gangguan/ Penyakit pada kelautan erat kaitannya dengan kualitas dan jumlah asupan
bahan makanan, gizi, air minum, pola makan dan tugas kerja dikapal yang diatur shift, pengaruh
makroklimat dan mikro klimat, serta aspek psikososial maupun psikologis kehidupan dikapal.
Juga berhubungan dengan adanya polusi gas hidrokarbon aromatik. ABK kapal penumpang dan
barang/cargo rawan terpapar barang-barang yang bersifat alergen maupun toksis.
Beberapa factor yang mempengaruhi sistim pengelihatan pada ABK/pelaut adalah usia
(proses degenerasi), penyakit sistemik/metabolik, inflamasi, infeksi mata, trauma mata, serta
tumor mata. Gangguan fungsi pengelihatan sering tidak terdeteksi saat medical fitness onboard
ships awal maupun berkala. Bisa disebabkan karena karena kesalahan pemeriksaan kesehatan
mata atau karena memang gangguannya belum manifest saat pemeriksaan dilaksanakan,
misalnya pada kasus Retinitis Pigmentosa Herediter, Diabetes Mellitus dll.
Beberapa kasus gangguan pengelihatan justru terdeteksi dari adanya perubahan perilaku,
kesalahan kerja (misal salah baca peta navigasi), penurunan prestasi kerja, misalnya kasus night
blindness, colourness vision, diplopia, maupun penurunan ketajaman mata akibat penyakit
sistemik atau metabolik.
Oleh karena fungsi pengelihatan erat kaitannya dengan keamanan pelayaran, maka syarat
kesehatan mata bagi ABK/Pelaut sesuai STWC table B-1/9 diberlakukan dengan ketat. Maka
dokter kapal/Dokter Spesialis Kelautan dituntut dapat menentukan sejak awal diagnose dan
prognosa ABK (fit/unfit) yang mengalami gangguan sistim/fungsi pengelihatan.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran untuk sesi ini, peserta didik akan memiliki
keterampilan untuk :
1. Menjelaskan problema gangguan penglihatan (visus, depth perception, color vision,
double vision/lapping painting,scotoma,night bliness)
2. Menjelaskan berbagai gangguan anatomis yang dapat menyebabkan gangguan
penglihatan (visus, depth perception, color vision, double vision/lapping
painting,scotoma,night bliness)
3. Menjelaskan berbagai gangguan fisiologis yang dapat menyebabkan gangguan
penglihatan (visus, depth perception, color vision, double vision/lapping
painting,scotoma,night bliness.) menyebabkan gangguan penglihatan (visus, depth
perception, color vision, double vision/lapping painting,scotoma,night bliness)
4. Menjelaskan berbagai penyakit sistemik yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan
(visus, depth perception, color vision, double vision/lapping painting,scotoma,night
bliness)
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan menyebabkan gangguan penglihatan (visus, depth
perception, color vision, double vision/lapping painting,scotoma,night bliness).
6. Melakukan diagnosis menyebabkan gangguan penglihatan (visus, depth perception, color
vision, double vision/lapping painting,scotoma,night bliness).
7. Menjelaskan dan melakukan rujukan pada ahli mata menyebabkan gangguan penglihatan
(visus, depth perception, color vision, double vision/lapping painting,scotoma,night
bliness)
8. Menjelaskan dan melakukan pencegahan terjadinya menyebabkan gangguan
penglihatan (visus, depth perception, color vision, double vision/lapping painting,
scotoma,night bliness).
MATERI BAKU
LCD 1.1. : Problema gangguan penglihatan.
Dasar :
Hasil pemeriksaan kesehatan mata berkala/awal
Saran dr Spesialis Mata
STCW table B-1/9, sarat pengelihatan untuk pelaut
Hasil :
Temporarily unfit operatif ; alat bantu pengelihatan
Permanenly unfit (buta warna, retinopati,diplopia)
alih profesi
LCD 6. Pencegahan gangguan pengelihatan pada kelautan
Hand book of Nautical Medicine, W.A.G., Goethe E.N.Watson- D.T. Jones Berlin
Heidelberg New York tokyo 1984 pp.
American Academy of Ophthalmology, Basic and Clinical Science
Course, Retina and Vitreous, Section 12. 2008-2009
Kanski J.J : Clinical Ophthalmology, a systematic approach. 2007
Modul Kelainan Herediter PPDS MATA.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran
International Convention on Standard of Training,Certification and Watchkeeping
for Seafarers,1978 as amended in 1995,Resolution 9.
Annexure B- Welcome to Directorate General of Shipping,Mumbai. diunduh 12
September 2009.
Medical Examination of Seafarers 2005 (translation of Keuringsreglement voor
de Zeevaart 2005, diunduh 12 September 2009.
Paket Materi Pelengkap Modul