Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Tn. MH (2016032879) Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : Karawang, 30/08/1985 Sukubangsa : Sunda
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara Alloanamnesis pada Jumat, 14 Oktober 2016, Pkl 11.10
WIB di IGD RS Bayukarta.
KeluhanUtama:
Nyeri pada luka akibat tersetrum listrik.
Injury Substance
Tersetrum aliran listrik tegangan tinggi.
Sign
Kedua lengan tangan, kedua paha, punggung dan alat kelamin.
Treatment
Dilakukan observasi, debridement, nekrotomi dan perawatan luka.
PRIMARY SURVEY
1. Airway
Stridor (-), gurgling (-), snoring (-), darah/kotoran di hidung dan mulut (-),
CLEAR.
2. Breathing
RR 28 x/menit, tidak ada bagian yang tertinggal, saturasi 99%, sesak (-)
Adekuat.
3. Circulation
Nadi 98 x/menit, kuat angkat, TD 140/80 mmHg, pucat (-), sianosis (-), akral
hangat, CRT<2 detik TIDAK SYOK.
4. Disability
GCS 15 (E4 V5 M6), compos mentis, ukuran pupil normal, isokor, reflex cahaya
(+), lateralisasi (-).
5. Environment : buka semua baju, kemudian diselimuti.
SECONDARY SURVEY
1. Allergy: tidak ada alergi makanan atau obat
2. Medications: tidak dalam pengobatan
3. Past medical history: riwayat trauma sebelumnya (-), hipertensi (-), diabetes
mellitus(-)
4. Last eaten meal: 1 jam SMRS
5. Event leading : Di rumah saat sedang memasang tenda dan tersengat arus listrik.
PEMERIKSAAN UMUM
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Nadi : 99x/menit,regular
Suhu : 37,4 oC
Pernapasan (Frekuensi) : 24x / menit
Berat badan : 80 kg
HEAD TO TOE
Kepala : normocephali
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor
Telinga : normotia, tidak ada sekret, membran timpani utuh, refleks
cahaya +/+
Hidung : normosepta, tidak ada deviasi, tidak ada sekret
Tenggorokan : T1-T1, faring tidak hiperemis
Gilut : baik
Leher : KGB dan tiroid tidak teraba membesar dan tidak teraba
benjolan
Thorax :
Paru-paru :
Inspeksi : tidak terlihat lesi kulit, simetris dalam keadaan statis maupun dinamis, tidak
ada retraksi sela iga
Palpasi : fremitus +/+, simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada retraksi sela iga
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak ada suara paru patologis
Jantung :
Inspeksi : Pulsasi iktus cordis tidak terlihat
Palpasi :Teraba iktus cordis pada sela iga V linea midclavicula kiri, kuat angkat, reguler
Perkusi :Batas atas Kiri kanan Redup
Auskultasi: BJ I-II murni, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : abdomen datar, jejas (-), tidak ada pembuluh kolateral, striae, caput
medusa.
Auskultasi : bising usus + Normal
Palpasi : Supel, Hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri tekan (-) , defans muskular
(-)
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
STATUS LOKALIS
Look : Tampak oedem (+), deformitas (-), hiperemis (+), bulla (+), daerah
nekrosis (+)
Feel : Nyeri tekan setempat (+), pada daerah nekosis tidak dirasakan nyeri
Move :Gerakan aktif dan pasif masih baik, sakit bila digerakkan.
Riwayat Penyakit Dahulu (Tahun) : Tidak ada
DIAGNOSIS KLINIS
Combustio 22% grade IIA/B ec Electric injury
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : darah lengkap, elektrolit, fungsi ginjal, pemeriksaan protein
(albumin, globulin)
EKG.
PENATALAKSANAAN
Rencana terapi
a) Pembersihan dengan NaCl 0,9% dan betadine
b) Terapi cairan IVFD RL
10.100cc = 1000cc
10.50cc=500cc
40.20cc=800cc
Total 2300 cc/hari cairan rumatan
Resusitasi
4cc. 2,5%. 60 kg = 600 cc
Total 2900 cc/hari (1450 cc/8jam, 1450cc/16 jam)
1450cc/8 jam = 45tpm
1450cc/16 jam = 23 tpm
c) Pencegahan infeksi Ceftriaxone 2x1g (IV)
d) Analgetikketorolac 2x1@ (IV) dan PPI (Omeprazole 2x20mg)
e) Salep silversulfadiazin (burnazine), tutup luka (ganti 1x sehari)
f) Suntik ATS 3000 unit
g) Rujuk bedah
PROGNOSIS
Dubia ad Bonam
I. PENDAHULUAN
Luka bakar atau combusio adalah suatu bentuk kerusakan dan kehilangan
jaringan disebabkan kontak dengan sumber suhu yang sangat tinggi seperti
kobaran api di tubuh (flame), jilitan api ke tubuh (flash), terkena air panas
(scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat serangan listrik, akibat
bahan-bahan kimia, serta sengatan matahari (sunburn) dan suhu yang sangat
rendah. Luka bakar berat menyebabkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif
tinggi dibandingkan dengan cedera oleh sebab lain.. (1,2,3,4)
Luka listrik adalah luka yang disebabkan oleh trauma listrik, merupakan
jenis trauma yang disebabkan oleh adanya persentuhan dengan benda yang
memiliki arus listrik, sehingga dapat menimbulkan luka bakar sebagai akibat
berubahnya energi listrik menjadi energi panas.1,2,3 Pada umumnya tanda utama
trauma listrik adalah luka bakar pada kulit. Gambaran makroskopis kerusakan
kulit yang kontak langsung dengan sumber listrik bertegangan rendah disebut
electrical mark. Luka listrik biasanya dapat diamati di titik masuk (entry point)
maupun titik keluar (exit point).2
Luka Listrik adalah kerusakan yang terjadi jika arus listrik mengalir ke
dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan
terganggunya fungsi suatu organ dalam. Tubuh manusia adalah penghantar listrik
yang baik. Kontak langsung dengan arus listrik bisa berakibat fatal.1 Arus listrik
yang mengalir ke dalam tubuh manusia akan menghasilkan panas yang dapat
membakar dan menghancurkan jaringan tubuh. Meskipun luka bakar listrik
tampak ringan, tetapi mungkin saja telah terjadi kerusakan organ dalam yang
serius, terutama pada jantung, otot atau otak.2
II. EPIDEMIOLOGI
Kulit merupakan organ terbesar tubuh yang terdiri dari lapisan sel
dipermukaan. Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu epidermis dan dermis. Luas kulit
orang dewasa 1.5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan
organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin dari kesehatan dan
kehidupan. Kulit juga sangat sangat kompleks, elastis, dan sensitif, bervariasi pada
keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh.2,3
Epidermis merupakan lapisan luar kulit yang utamanya disusun oleh sel-sel
epitel. Sel sel yang terdapat dalam epidermis antara lain: keratinosit (sel
terbanyak pada lapisan epidermis), melanosit, sel merkel dan sel Langerhans.
Epidermis terdiri dari lima lapisan yang paling dalam yaitu stratum basale,
stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lucidum dan stratum corneum.
Dermis merupakan lapisan yang kaya akan serabut saraf, pembuluh darah
dan pembuluh darah limfe. Selain itu, dermis juga tersusun atas kelenjar keringat,
kelenjar sebasea, dan folikel rambut. Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan
papillaris dan lapisan retikularis, sekitar 80% dari dermis adalah lapisan
retikularis.2,3
Gambar 1. Anatomi kulit
Secara fisiologis, kulit mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Fungsi proteksi, kulit menjaga bagian dalam terhadap gangguan fisis atau
mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikan; gangguan kimiawi, misalnya
zat-zat kimiawi terutama yang bersifat iritan, misalnya lisol, karbol, asam,
dan alkali. Gangguan yang bersifat panas, misalnya radiasi, sengatan sinar
ultra violet; gangguan infeksi luar terutama kuman/bakteri maupun jamur.
2) fungsi absorpsi, kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan
benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap,
begitupun yang larut lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap
air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antar sel menembus sel-sel
epidermis atau melalui muara saluran kelenjar.
3) fungsi ekskresi, kelenjar kulit mengeluarkan zat yang tidak berguna lagi atau
sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, Urea, asam urat, dan amonia.
Sebum yang diproduksi melindungi kulit karena lapisan ini selalu
meminyaki kulit jua menahan evaporasi air yang berlebihan sehingga kulit
tidak menjadi kering.
4) fungsi persepsi, kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan
subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan
ruffinidermis dan sukutis.
5) Fungsi termoregulasi(pengaturan suhu tubuh), kulit melakukan peranan ini
dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan pembuluh darah kulit.
6) Fungsi pembentukan pigmen, sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di
lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Pigmen disebar ke epidermis
melalui tangan-tangan dendrit. Sedangkan ke lapisan kulit di bawahnya
dibawa oleh sel melanofag.
7) Fungsi keratinisasi, lapisan epidermis dewasa mempunyai sel utama yaitu
keratinosit, sel langerhans, melanosis.
8)
Fungsi pembentukan vitamin D, dimungkinkan dengan mengubah 7
dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.2
IV. ETIOLOGI
Luka bakar pada kulit bisa disebabkan karena panas, dingin, ataupun zat
kimia. Ketika kulit terkena panas, maka kedalaman luka dipengaruhi oleh derajat
panas, durasi kontak panas pada kulit dan ketebalan kulit..3,4
1) Luka Bakar Termal (Thermal Burns)
Luka bakar termal disebabkan oleh air panas (scald), jilitan api ke tubuh
(flash), koboran api ke tubuh (flame) dan akibat terpapar atau kontak dengan
objek-objek panas lainnya (misalnya plastik logam panas dan lain-lain).
2) Luka Bakar Zat Kimia (Chemical Burns)
Luka bakar kimia biasanya disebabaka oleh asam kuat atau alkali yang biasa
digunakan bidang industri, militer, ataupun bahan pembersih yang sering
digunakan untuk keperluan rumah tangga.
3) Luka Bakar Listrik (Electrical Burns)
V. PATOFISIOLOGI
Respon Lokal
Terdapat 3 zona luka bakar menurut Jackson yaitu: 1
1. Zona Koagulasi
Merupakan daerah yang langsung mengalami kontak dengan
sumber panas dan terjadi nekrosis dan kerusakan jaringan yang irevisibel
disebabkan oleh koagulasi constituent proteins.
2. Zona Stasis
Zona stasis berada sekitar zona koagulasi, di mana zona ini
mengalami kerusakan endotel pembuluh darah, trombosit, leukosit
sehingga penurunan perfusi jaringan diikuti perubahan permeabilitas
kapiler(kebocoran vaskuler) dan respon inflamasi lokal. Proses ini
berlangsung selam 12-24 jam pasca cedera, dan mungkin berkakhir
dengan nekrosis jaringan. 1
3. Zona Hiperemia
Arus yang melalui otak, baik voltase rendah maupun tinggi mengakibatkan
penurunan kesadaran segera karena depolarisasi saraf otak. Arus bolak balik (AC)
dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel jika jalurnya melalui dada. Aliran listrik
yang lama mengakibatkan kerusakan iskemik otak yang diikuti dengan gangguan
nafas.5,6
Cedera bisa berupa luka bakar ringan sampai kematian, tergantung kepada:
Secara umum, arus searah (DC) tidak terlalu berbahaya jika dibandingkan
dengan arus bolak-balik (AC). Efek AC pada tubuh manusia sangat tergantung
kepada kecepatan berubahnya arus (frekuensi), yang diukur dalam satuan
siklus/detik (hertz). Arus frekuensi rendah (50-60 hertz) lebih berbahaya dari
arus frekuensi tinggi dan 3-5 kali lebih berbahaya dari DC pada tegangan
(voltase) dan kekuatan (ampere) yang sama.
Makin lama korban kontak dengan konduktor maka makin banyak jumlah
harus yang melalui tubuh sehingga kerusakan tubuh akan bertambah besar dan
luas. Dengan tegangan yang rendah akan terjadi spasme otot-otot sehingga
korban malah menggenggam konduktor. Akibatnya arus listrik akan mengalir
lebih lama sehingga korban jatuh dalam keadaan syok yang mematikan
Sedangkan pada tegangan tinggi, korban segera terlempar atau melepaskan
konduktor atau sumberlistrik yang tersentuh, karena akibat arus listrik dengan
tegangan tinggi tersebut dapat menyebabkan timbulnya kontraksi otot,
termasuk otot yang tersentuh aliran listrik tersebut.1,2,5
VI. KLASIFIKASI
Cedera listrik utama adalah luka bakar.1 cedera Sekunder akibat trauma tumpul
dari jatuh atau terlempar dari sumber listrik oleh kontraksi otot intens. Luka bakar
listrik dapat diklasifikasikan menjadi6
a. kontak langsung
pemanasan elektrothermal
Yang paling merusak dari cedera tidak langsung terjadi ketika korban terkena
dari percikan bunga listrik. Bunga api listrik adalah percikan yang terbentuk
antara dua benda bertegangan yang tidak bersentuhan satu sama lain, biasanya
merupakan sumber yang bertegangan tinggi dan tanah. Karena suhu bunga api
listrik adalah sekitar 2500 C, menyebabkan luka bakar yang sangat mendalam
pada titik di mana terjadi kontak dengan kulit. Dalam keadaan lengkung, luka
bakar dapat disebabkan oleh panas dari busur itu sendiri, pemanas electrothermal
akibat arus aliran, atau dengan api yang dihasilkan dari pembakaran pakaian.2
Gejalanya tergantung kepada interaksi yang rumit dari semua sifat arus listrik.
Suatu kejutan dari sebuah arus listrik bisa mengejutkan korbannya sehingga dia
terjatuh atau menyebabkan terjadinya kontraksi otot yang kuat. Kedua hal tersebut
bisa mengakibatkan dislokasi, patah tulang dan cedera tumpul. Kesadaran bisa
menurun, pernafasan dan denyut jantung bisa lumpuh. Luka bakar listrik bisa
terlihat dengan jelas di kulit dan bisa meluas ke jaringan yang lebih dalam.8
Kepala adalah titik kontak utama untuk cedera tegangan tinggi, dan
pasienmungkin menunjukkan luka bakar serta kerusakan neurologis. Katarak
timbul di sekitar 6 % kasus cedera tegangan tinggi, terutama bila tersengat
listrikdi sekitar kepala. Meskipun katarak mungkin hadirlebih cepat atau lambat
setelah kecelakaan itu, katarak biasanya muncul beberapa bulansetelah kejadian.
Ketajaman visual dan pemeriksaan funduskopi harus dilakukanpada kemudian
hari. Pasien harus segera dirujuk ke dokter mata untuk mengetahui kemungkinan
terjadinya katarak ini.8
2. Sistem kardiovaskular
Serangan jantung, baik dari detak jantung atau fibrilasi ventrikel, adalah kondisi
umum yang akan terjadi dalam kecelakaan listrik. Pada Elektrokardiografi
(EKG) ditemukan sinus takikardi, sementara elevasi segmen ST, QT
reversibelsegmen perpanjangan, kontraksi ventrikel prematur, fibrilasi atrium,
danbundel branch block. Infark miokard akut dilaporkan tetapi relatif jarang.
Kerusakan otot rangka dapat menghasilkan peningkatan fraksi CPK-MB,
mengarah pada diagnosis palsu infark miokard dalam beberapa pengaturan.8
3. Kulit
Selain serangan jantung, luka yang paling dahsyat yang terjadi saat cedera listrik
adalah kulit terbakar, yang paling parah pada luka masuk dan tubuh yang kontak
dengan tanah. Bagian tubuh yang paling sering dari terkena kontak dengan
sumber listrik ialah tangan dan tengkorak. Daerah yang paling sering dari tanah
adalah tumit. Seorang pasien mungkin memiliki beberapa luka masuk dan titik
kontak dengan tanah. Luka bakar di listrik yang parah sering muncul keluhan
seperti rasa sakit, depresi, kuning abu-abu, belang-belang daerah dengan pusat
nekrosis, atau daerah yang mengeras seperti mumi. Arus tegangan tinggi
seringmengalir pada internal tubuh dan dapat membuat kerusakan otot besar.
Jika kontak dalam singkat. Namun, arus minimal mungkin terjadi dan kerusakan
kulit terlihat mungkin mewakili hampir semua kerusakan. Seseorang sebaiknya
tidak mencoba untuk memprediksi jumlah kerusakan jaringan di bawahnya dari
jumlah keterlibatan kulit. Cedera listrik yang paling umum terlihat pada anak-
anak kurang dari 4 tahun adalah mulut luka bakar yang terjadi dari mengisap
pada kabel ekstensi listrik rumah tangga. Luka-luka bakar biasanya merupakan
luka bakar busur lokal, mungkin melibatkan orbicularis oris otot, dan sangat
mengkhawatirkan ketika komisura yang terlibat karena dari kemungkinan
deformitas kosmetik. Sebuah risiko yang signifikan pendarahan tertunda dari
arteri labial ada ketika memisahkan escar . Kerusakan pertumbuhan dilaporkan ,
dan biasanya dirujuk ke bedah mulut.8
4. Ekstremitas
Pelepasan mioglobin yang banyak dari otot yang rusak dapat menyebabkan
kerusakan Myoglobinuria. Vascular ginjal dari energi listrik bisa menjadi jelas
setiap saat isi ulang kapiler harus dikaji dan didokumentasikan dalam semua
ekstremitas, dan pemeriksaan neurovaskular harus sering diulang. Karena arteri
adalah sistem high-flow, panas dapat hilang cukup baik dan menyebabkan
sedikit kerusakan awal jelas tapi hasilnya dalam kerusakan berikutnya.
Pembuluh darah, di sisi lain, adalah sistem aliran rendah, yang memungkinkan
energi panas untuk menyebabkan pemanasan lebih cepat dari darah, dengan
akibat trombosis . Akibatnya, ekstremitas mungkin muncul pembengkakan pada
awalnya. Dengan luka parah, seluruh ekstremitas mungkin muncul pengerasan
ketika semua elemen jaringan, termasuk arteri, mengalami koagulasi nekrosis.
Kerusakan pada dinding pembuluh pada saat cedera juga dapat mengakibatkan
tertundatrombosis dan perdarahan, terutama dalam arteri kecil pada otot .8
VIII. PENATALAKSANAAN
1. Prehospital
Hal pertama yang harus dilakukan jika menemukan pasien luka bakar
di tempat kejadian adalah menghentikan proses kebakaran. Maksudnya
adalah membebaskan pasien dari pajanan atau sumber dengan memperhatikan
keselamatan diri sendiri. Bahan yang meleleh atau menempel pada kulit tidak
bisa dilepaskan. Air suhu kamar dapat disiriamkan ke atas luka dalam waktu
15 menit sejak kejadian, namun air dingin tidak dapat diberikan untuk
mencegah terjadinya hipotermia dan vasokonstriksi. 6,7
2. Burn Resusitasi
a. Jenis cairan
Terdapat tiga jenis cairan secara umum yaitu kristaloid, cairan
hipertonik dan koloid: 8,9
Larutan kristaloid
Larutan ini terdiri atas cairan dan elektrolit. Contoh larutan ini adalah
Ringer Laktat dan NaCl 0,9%. Komposisi elektrolit mendekati kadarnya
dalam plasma atau memiliki osmolalitas hampir sama dengan plasma. Pada
keadaan normal, cairan ini tidak hanya dipertahankan di ruang intravaskular
karena cairan ini banyak keluar ke ruang interstisial. Pemberian 1 L Ringer
Laktat (RL) akan meningkatkan volume intravaskuer 300 ml. 8,9
Larutan hipertonik
Larutan ini dapat meningkatkan volume intravaskuler 2,5 kali dan
penggunaannya dapat mengurangi kebutuhan cairan kristaloid. Larutan garam
hiperonik tersedia dalam beberapa konsentrasi, yaitu NaCl 1,8%, 3%, 5 %,
7,5% dan 10%. Osmolalitas cairan ini melebihi cairan intraseluler sehingga
cairan akan berpindah dari intraseluler ke ekstraseluler. Larutan garam
hipertonik meningkatkan volume intravaskuler melalui mekanisme penarikan
cairan dari intraseluler. 8,9
Larutan koloid
Contoh larutan koloid adalah Hydroxy-ethyl starch (HES) dan
Dextran. Molekul koloid cukup besar sehingga tidak dapat melintasi
membran kapiler, oleh karena itu sebagian akan tetap dipertahankan didalam
ruang intravaskuler. Pada luka bakar dan sepsis, terjadi peningkatan
permeabilitas kapiler sehingga molekul akan berpindah ke ruang interstisium.
Hal ini akan memperburuk edema interstisium yang ada.7,8
b. Dasar pemilihan Cairan
Rumus Baxter:
Pada dewasa:
Hari I: 3-4 ml x kgBB x % luas luka bakar
Hari II:Koloid: 200-2000 cc + glukosa 5%
Pemberian cairan volume pada 8 jam pertama dan volume diberikan
16jamberikutnya.
Pada anak:
Hari I:
RL:dex 5% = 17:3
(2cc x kgBB x % luas luka bakar) + keb. faal
Kebutuhan Faal:
<1 thn = kgBB X 100cc
5-15 thn = kgBB X 75cc
>15 thn = kgBB X 50cc
Hari II: sesuai kebutuhan faal
IX. KOMPLIKASI
Komplikasi pada luka bakar dibagi menjadi dua, yaitu komplikasi saat
perawatan kritis atau akut dan komplikasi yang berhubungan dengan eksisi dan
grafting.Kompilkasi yang dapat terjadi pada masa akut adalah SIRS, sepsis dan
MODS.Selain itu komplikasi pada gastrointestinal juga dapat terjadi,ss yaitu atrofi
mukosa, ulserasi dan perdarahan mukosa, motilitas usus menurun dan ileus. Pada
ginjal dapat terjadi acute tubular necrosis karena perfusi ke renal menurun. Skin
graft loss merupakan komplikasi yang sering terjadi, hal ini disebabkan oleh
hematoma, infeksi dan robeknya graft. Pada fase lanjut suatu luka bakar, dapat
terjadi jaringan parut pada kulit berupa jaringan parut hipertrofik., keloid dan
kontraktur.Kontraktur kulit dapat menganggu fungsi dan menyebabkan kekeauan
sendi. Kekakuan sendi memerlukan program fisioterapi yang intensif dan
kontraktur memerlukan tindakan bedah. 5,6,7
X. PROGNOSIS
Prognosis pada luka bakar tergantung dari derajat luka bakar, luas
permukaan badan yang terkena luka bakar, adanya komplikasi seperti infeksi, dan
kecepatan pengobatan medikamentosa. Luka bakar minor ini dapat sembuh 5-10
hari tanpa adanya jaringan parut. Luka bakar moderat dapat sembuh dalam 10-14
hari dan mugkin dapat menimbulkan luka parut. Jaringan parut akan membatasi
gerakan dan fungsi. Dalam beberapa kasus, pembedahan dapat diperlukan untuk
membuang jaringan parut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wim de Jong. 2005. Bab 3 : Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu Bedah.
Edisi 2. EGC. Jakarta. p 66-88
5. Wim de Jong. 2005. Bab 3 : Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu Bedah.
Edisi 2. EGC. Jakarta. p 66-88