Vous êtes sur la page 1sur 3

ASMA

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:


1/3
Ditetapkan
Direktur RSU. Erni Medika
PADUAN Tanggal Terbit:
PRAKTEK KLINIS 01 Januari 2015
dr. M. Dimas Agung Azhari
NIK. 05.09.16

Panduan Praktik Klinis


SMF : ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD PROF. DR. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO
TAHUN 2015

ASMA
1. Pengertian (Definisi) adanya gejala batuk dan/atau mengi berulang, terutama pada
malam hari (nocturnal), reversible (dapat sembuh spontan atau
dengan pengobatan) dan biasanya terdapat atopi pada pasien
dan atau keluarganya

2. Anamnesis batuk, mengi, riwayat alergi

Pernafasan cuping hidung, retraksi sela iga, wheezing seluruh


3. Pemeriksaan Fisik
lapang paru

Anamnesa
4. Kriteria Diagnosis Pemeriksaan fisik

5. Diagnosis Asma

- Bronkiolitis
6. Diagnosis Banding - Bronkitis
- Pneumonia
- Tuberkulosis
7. Pemeriksaan Penunjang - Uji fungsi paru dengan spirometri atau peak flow meter.
Diagnosis asma dapat ditegakkan bila didapatkan :
o Variasi pada PFR (peak flow meter = arus
puncak ekspirasi) atau FEV1 (forced expiratory
volume 1 second = volume ekspirasi paksa pada
detik pertama) 15%
o Kenaikan 15% pada PFR atau FEV1 setelah
pemberian inhalasi bronkodilator
o Penurunan 20% pada PFR atau FEV1 setelah
provokasi bronkus.
- Pemeriksaan Ig E dan eosinofil total. Bila terjadi
peningkatan dari nilai normal akan menunjang
diagnosis
Foto toraks untuk melihat adanya gambaran
emfisematous atau adanya komplikasi pada saat
serangan. Foto sinus para nasal perlu dipertimbangkan
pada anak > 5 tahun dengan asma persisten atau sulit
diatasi
- Berikan oksigen
- Nebulasi dengan -agonis antikolinergik dengan
oksigen dengan 4-6 kali pemberian.
- Koreksi asidosis, dehidrasi dan gangguan elektrolit bila
ada
- Berikan steroid intra vena secara bolus, tiap 6-8 jam
- Berikan aminofilin intra vena :
o Bila pasien belum mendapatkan amonifilin
sebelumnya, berikan aminofilin dosis awal 6
mg/kgBB dalam dekstrosa atau NaCl sebanyak
20 ml dalam 20-30 menit
o Bila pasien telah mendapatkan aminofilin
(kurang dari 4 jam), dosis diberikan separuhnya.
8. Terapi o Bila mungkin kadar aminofilin diukur dan
dipertahankan 10-20 mcg/ml
o Selanjutnya berikan aminofilin dosis rumatan
0,5-1 mg/kgBB/jam
- Bila terjadi perbaikan klinis, nebulasi diteruskan tiap 6
jam hingga 24 jam, dan pemberian steroid dan
aminofilin dapat per oral
- Bila dalam 24 jam pasien tetap stabil, pasien dapat
dipulangkan dengan dibekali obat -agonis
(hirupan atau oral) yang diberikan tiap 4-6 jam selama
24-48 jam. Selain itu steroid oral dilanjutkan hingga
pasien kontrol ke klinik rawat jalan dalam 24-48 jam
untuk reevaluasi tatalaksana.

Jaga kebersihan
9. Edukasi Perbanyak asupan cairan
Makanan bergizi
Ad vitam : dubia ad bonam/malam
10. Prognosis Ad sanationam : dubia ad bonam/malam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam/malam

11. Tingkat Evidens


IV

12. Tingkat Rekomendasi C

13. Penelaah Kritis dr. Sony Tri A. Kamil, Sp.A


dr. Anggono R. Arfianto, Sp.A
dr. Sofia Wardhani, Sp.A

14. Indikator Medis kondisi pasien membaik

1 UKK Pulmonologi PP Ikatan Dokter Anak Indonesia.


15. Kepustakaan Pedoman Nasional Asma Anak, Bali 2002, hal : 1-9.
2 Rahajoe N, Supriyatno B, Setyanto DB. Pedoman
Nasional Asma Anak. UKK Pulmonologi : PP IDAI,
2004.
3 Michael Sly. AsthmaDalam : Behrman RE, Kliegman
RM, Arvin AM, penyunting. Nelson Textbook of
Pediatric. Edisi ke-16. Philadelphia : WB Saunders,
2000 : 664-80.
4 Larsen Garyl, Colasurdo GN. Assesment and treatment
of Acute Asthma in Children and aldolecens Dalam:
Naspitz CK, penyunting. Text Book of Pediatric Asthma
an International Perspective. Edisi ke-1. United
Kingdom : Martin Dunitz, 2001 : 189-209.

Vous aimerez peut-être aussi