Vous êtes sur la page 1sur 7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bintang Variabel
Kesetimbangan termodinamik pada bintang menjamin
pancaran energy kontinu ke segala arah dengan laju relative
tetap untuk waktu yang sangat lama. Intensitas energy
sepanjang waktu seharusnya konstan jika dilakukan pengukuran
fotometri pada bintang. Akan tetapi, pengamatan fotometri
menemukan bintang-bintang dengan intensitas berubah-ubah
terhadap waktu. Objek semacam itu disebut bintang variable.
Sebagian bintang-bintang tersebut berubahh intensitasnya
secara periodic. Bintang variable dikelompokkan menjadi dua
bintang variable ekstrinsik dan variable intrinsic. Bintang variable
ekstrinsik tidak mengalami perubahan kecerlangan dari dalam
dirinya. Perubahan intensitas yang teramati disebabkan oleh
proses dari luar, misalnya pada sistem bintang ganda gerhana.
Bintang variable intrinsic mengalami perubahan kecerlangan
yang sesungguhnya, misalnya disebabkan oleh perubahan
radius, temperature efektif dan kemuncuan starspot (daerah
dengan medan magnet tinggi temperature relative rendah
disbanding sekitarnya sehingga tampak gelap / hitam) yang bisa
menutupi hingga separuh permukaan bintang. Berikut beberapa
jenis bintang yang mengalami perubahan intensitas secara
intrinsic sebagai efekperubahan radisu dan temperature efektif.
Jenis-jenis bintang variable yang disebutkan terletak pada pita
ketidakstabilan (instability strip) di diagram Hersprung-Russel.
Variabel Scuti
Periode pulsasi Scuti sangat pendek, merentang dari 30
menit hingga 8 jam. Scuti memiliki kelas spectrum A hingga F
awal dan kelas luminositas III hingga V. Bintang variable jenis ini
pertama kali ditemukan di rasi Scutum.

1
Variabel RR Lyrae
RR Lyrae ditemukan memiliki periode pulsasi antara 0,2
sampai 1 hari. RR Lyrae merupakan bintang tua bermassa rendah
yang sudah memasuki tahap evolusi lanjut setelah tahap deret
utama. Bintang ini pertama kali ditemukan di rasi Bintang Lyra.
Bintang-bintang jenis RR Lyrae banyak menempati halo, gugus
bola, dan piringan tebal galaksi Bima Sakti.
Variabel Cepheid
Cepheid merupakan jenis bintang variable yang menarik.
Namanya sering disebut-sebut dalam metode penentuan jarak
gugus bintang aatau galaksi. Variabel Cepheid mempunyai
periode pulsasi 1 sampai 50 hari. Kelluarga ini memiliki dua tipe,
yaitu tipe I dan tipe II. Cepheid tipe I lebih terang aripada
Cepheid tipe II.
Henrietta Swan Leavitt, astronom perempuan dari
Harvard mendapati hubungan antara periode pulsasi dan
luminositasbvariabel Cepheid secara empiris. Plot log L (setara
dengan kecerlangan mutlak bintang) trhadap log P (periode
pulsasi) yang disajikan Leavitt menunjukkan hubungan linier
seperti ditunjukkan Gambar 12.9 bagian kanan.

Dengan memanfaatkan hubungan periode-luminositas


variable Cepheid, apabila pengamat dapat menentukan periode
pulsasi bintang jenis Cepheid yng teramati, maka magnitude
mutak bintang bisa ditentukan. Berbeka data magnitude semu
dari pengamatan dan magnitude mutlak tersebut, jarak ke objek
yang diamati bisa dihitung menggunakan modulus jarak seperti
dituliskan pada Persamaan 9.10. Oleh sebab itu, variable

2
Cepheidsering disebut sebagai salah satu lilin penentu jarak
(standard candle).
Variabel Mira Ceti
Mira Ceti merupakan binang variable dengan periode yang
paling panjang disbanding tipe bintang variable yang lain.
Periode pulsasi bintang ini berkisar antara 100 hingga 1.000 hari
Mira Ceti merupakan bintang tua pada tahap evolusi raksasa
merah yang berada di rasi Cetus. Bintang variable dengan
karakteristik mirip bintang Mira Ceti ini kemudian juga disebut
bintang variable jenis Mira Ceti.

B. Bintang Unik
Berikut dipaparkan lima contoh jenis bintang yang menurut
pengamatan spektroskopi memiliki karakteristik unik.
Bintang Wolf Rayet (WR)
Bintang Wolf Rayet berupa bintang kelas O dengan
temperatur efektif antara 40.000 K 50.000 K. Pada bintang WR
terjadi mekanisme pelontaran massa hingga menyelubungi
bintang. Selubung memiliki laju lontar berbeda-beda,
menghasilakn garis-garis emisi dengan berbagai nilai pergeseran
Doppler. Bintang WR dengan emisi He dan N disebut bintang WN
sedangkan bintang WR dengan garis emisi He, C, dan O disebut
bintang WC.
Bintang P-Cygni
Spektrum bintang P-Cygni menunjukkan fitur garis absropsi
serta emisi hidrogen maupun helium yang berdampingan. Fitur
ini muncul karena pengembangan selubung bintang. Selubung
bergerak secara radial keluar dari arah pusat bintang. Gerakan
ini oleh pengamat tampak sebagai kombinasi pada arah
tangensial dan radial. Dengan selubung tebal, area yang
dominan pada arah tangensial saja akan menghasilkan garis
emisi, sedangkan bagian radial ke arah pegamat akan

3
menghasilkan absorpsi disertai pergeseran biru. Bagiam
selubung dan profil spektrum bintang P-Cygnidapat dilihat pada
Gambar 12.10.

Bintang B-emisi
Bintang B-emisi/ Be memiliki profil spektrum bintang kelas
B dengan garis emisi H, H, He, dan kadang garis-garis metal
terionisasi. Garis emisi tersebut ada kalanya terlihat lebih lebar
atau sempit karena adanya rotasi bintang (ingat kembali
Subbab 9.7 mengenai pelebaran spektrum akibat efek Doppler).
Profil spektrum bintang Be ada yang berpuncak tunggal, ganda,
dan bentuk shell (Gambar 12.11).

Bintang A dengan absropsi unsur berat


Spektrum bintang kelas A kadang memiliki fitur garis unsur-
unsur berat. Jika yang tampak adalah garis Si, Sr, Cr, daan Eu
maka bintang ini dikategorikan ke dalam jenis bintang Ap. Sumbu
rotasi bintang Ap tidak berimpit dengan sumbu magnetik bntang.
Kuat garis unsur-unsur berat yang muncul bergantung pada
perubahan medan magnet bintang. Bintang kelas A dengan profil
garis unsur lebih berat (seperti Ca II dan metal lainnya) pada
spektrumnya disebut sebagai bintang Am. Kebanyakan bintang
Am adalah bintang ganda.
Bintang T-Tauri
Bintang T-Tauri merupakan bintang yang sedang
mengalami tahap awal evolusi bintang. Bintang ini masih
diselubung gas dari awan nebula tempat pembentukan bintang-

4
bintang. Kelas spektrum bintang ini adalah F sampai M dengan
emisi kuat H, Call, dan garis K.

C. Gugus Bintang
Sistem yang terdiri atas banyak bintang yang terikat secara
gravitasional dinamakan gugus bintang. Ada dua jenis gugus
bintang yang dikenal, yaitu gugus terbuka (open cluster) dan
gugus bola (globular cluster). Tabel 12.1 memberikan
rangkuman karakteristik gugus terbuka dan gugus bola.
Tabel 12.1 Perbandingan antara gugus terbuka dan
gugus bola
Gugus Terbuka Gugus bola
Bentuk tidak beraturan Bentuk simetri bola
Jumlah anggota 100 - 1000 Jumlah anggota 105 - 106
Banyak debu dan gas Sedikit debu dan gas
antarbintang antarbintang
Dominan bintang-bintang Dominan bintang-bintang tua
muda
Metalisitas tinggi Metalisitas rendah
Tersebar di piringan Sebaran isotropik radial,
makin dekat ke pusat galaksi
makin rapat

Usia gugus dapat diestimasi dari Color Magnitude Diagram


(CMD) gugus. CMD dibangun dengan membuat plot antara
indeks warna dengan magnitudo mutlak. Contoh CMD gugus
dapat dilihat pada Gambar 12.12. Gugus terbuka berusia relatif
muda, bintang-bintangnya kebanyakan masih menempati deret
utama. Dalam gambar, gugus terbuka yang ditunjukkan yakni
Pleiades. Jika pembaca ingin memeriksa CMD gugus terbuka lain,
Hyades adalah salah satu pilihan menarik. Gugus bola berusia
relatif tua, sudah banyak bintang meninggalkan deret utama
menuju tahap evolusi lebih lanjut, diindikasikan dengan
berbeloknya posisi bintang-bintang ke arah kanan pada CMD
gugus bola seperti Praesepe.

5
Titik belok dalam CMD adalah sesuatu yang penting dalam
penentuan usia gugus. Di bab sebelumnya telah disampaikan
bahwa bintang menghabiskan sebagian besar masa hidupnya di
deret utama. Titik belok menunjukkan saat ketika bintang
dengan massa tertentu berhenti membakar hidrogen di pusatnya
dan meninggalkan deret utama. Secara sederhana, dengan
memanfaatkan hubungan antara massa bintang dengan kala
hidupnya di deret utama, usia gugus bisa diperkirakan.

6
FOTO BERSAMA
KELOMPOK

Vous aimerez peut-être aussi