Vous êtes sur la page 1sur 7

HIPERBILIRUBINEMIA PADA NEONATUS

1
Stevry Mathindas
2
Rocky Wilar
2
Audrey Wahani

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: sp4rk_y@yahoo.com

Abstract: Hyperbilirubinemia is an increase of the blood bilirubin level due to physiological or non-
physiologic factors, which is clinically characterized by jaundice. Bilirubin is produced in the
reticuloendothelial system as the end product of heme catabolism through an oxidation-reduction
reaction. Due to its hydrophobic nature, unconjugated bilirubin is carried in the plasma, tightly
bound to albumin. In the liver, bilirubin is transported into hepatocytes, bound to ligandin. After
being excreted to the small intestine through the bile ducts, bilirubin undergoes a reduction to
become colorless tetrapyrole due to the action of intestinal microbes.This unconjugated bilirubin can
be reabsorbed into the circulation; therefore, it increases total plasma bilirubin. The treatments of
hyperbilirubinemia in neonati are phototherapy, intravenous immunoglobulin (IVIG), replacement
transfusion, temporary breastfeeding cessation, and medical therapy.
Keywords: hyperbilirubinemia, bilirubin, biliverdin, enterohepatic cycle.

Abstrak: Hiperbilirubinemia ialah terjadinya peningkatan kadar bilirubin dalam darah, baik oleh
faktor fisiologik maupun non-fisiologik, yang secara klinis ditandai dengan ikterus. Bilirubin
diproduksi dalam sistem retikuloendotelial sebagai produk akhir dari katabolisme heme dan
terbentuk melalui reaksi oksidasi reduksi. Karena sifat hidrofobiknya, bilirubin tak terkonjugasi
diangkut dalam plasma, terikat erat pada albumin. Ketika mencapai hati, bilirubin diangkut ke dalam
hepatosit, terikat dengan ligandin. Setelah diekskresikan ke dalam usus melalui empedu, bilirubin
direduksi menjadi tetrapirol tak berwarna oleh mikroba di usus besar. Bilirubin tak terkonjugasi ini
dapat diserap kembali ke dalam sirkulasi, sehingga meningkatkan bilirubin plasma total. Pengobatan
pada kasus hiperbilirubinemia dapat berupa fototerapi, intravena immunoglobulin (IVIG), transfusi
pengganti, penghentian ASI sementara, dan terapi medikamentosa.
Kata kunci: hiperbilirubinemia, bilirubin, biliverdin, siklus enterohepatik.

Hiperbilirubinemia merupakan salah satu langsung diambil alih oleh hati, yang
fenomena klinis yang paling sering ditemu- memerlukan sampai beberapa minggu
kan pada bayi baru lahir.1 Lebih dari 85% untuk penyesuaian. Selama selang waktu
bayi cukup bulan yang kembali dirawat tersebut, hati bekerja keras untuk menge-
dalam minggu pertama kehidupan disebab- luarkan bilirubin dari darah. Walaupun
kan oleh keadaan ini.2 Bayi dengan hiper- demikian, jumlah bilirubin yang tersisa
bilirubinemia tampak kuning akibat aku- masih menumpuk di dalam tubuh. Oleh
mulasi pigmen bilirubin yang berwarna karena bilirubin berwarna kuning, maka
kuning pada sklera dan kulit.1,2 jumlah bilirubin yang berlebihan dapat
Pada janin, tugas mengeluarkan biliru- memberi warna pada kulit, sklera, dan
bin dari darah dilakukan oleh plasenta, dan jaringan-jaringan tubuh lainnya.1-3
bukan oleh hati. Setelah bayi lahir, tugas ini Pada setiap bayi yang mengalami

S4
Mathindas, Wilar, Wahani; Hiperbilirubinemia pada neonatus S5

ikterus harus dibedakan apakah ikterus Pada bayi kurang bulan yang mendapat
yang terjadi merupakan keadaan yang susu formula juga akan terjadi peningkatan
fisiologik atau non-fisiologik. Selain itu, kadar bilirubun dengan kadar puncak yang
perlu dimonitor apakah keadaan tersebut lebih tinggi dan bertahan lebih lama,
mempunyai kecenderungan untuk berkem- demikian pula dengan penurunannya bila
bang menjadi hiperbilirubinemia berat yang tidak diberikan fototerapi pencegahan.
memerlukan penanganan optimal.2-4 Peningkatan kadar billirubin sampai 10-12
mg/dl masih dalam kisaran fisiologik,
HIPERBILIRUBINEMIA DAN bahkan hingga 15 mg/dL tanpa disertai
IKTERUS kelainan metabolism bilirubin.1,2,4
Frekuensi ikterus pada bayi cukup
Hiperbilirubinemia adalah keadaan bulan dan kurang bulan ialah secara berurut
dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin 50-60% dan 80%. Umumnya fenomena
dalam darah >5mg/dL, yang secara klinis ikterus ini ringan dan dapat membaik tanpa
ditandai oleh adanya ikterus, dengan faktor pengobatan. Ikterus fisiologik tidak
penyebab fisiologik dan non-fisiologik.1,2,4 disebabkan oleh faktor tunggal tetapi
kombinasi dari berbagai faktor yang
Ikterus fisiologik berhubungan dengan maturitas fisiologik
bayi baru lahir. Peningkatan kadar bilirubin
Bentuk ikterus ini umumnya terjadi tidak terkonjugasi dalam sirkulasi bayi baru
pada bayi baru lahir dengan kadar bilirubin lahir disebabkan oleh kombinasi pening-
tak terkonjugasi pada minggu pertama >2 katan ketersediaan bilirubin dan penurunan
mg/dL. Pada bayi cukup bulan yang diberi klirens bilirubin.1,2,4
susu formula, kadar bilirubin akan men-
capai puncaknya sekitar 6-8 mg/dl pada
hari ke-3 kehidupan dan kemudian akan Ikterus non-fisiologik
menurun cepat selama 2-3 hari diikuti Jenis ikterus ini dahulu dikenal sebagai
dengan penurunan lambat sebesar 1 mg/dL ikterus patologik, yang tidak mudah
selama 1 sampai 2 minggu. Pada bayi dibedakan dengan ikterus fisiologik. Ter-
cukup bulan yang mendapat ASI, kadar dapatnya hal-hal di bawah ini merupakan
bilirubin puncak akan mencapai kadar yang petunjuk untuk tindak lanjut, yaitu: ikterus
lebih tinggi (7-14 mg/dL) dan penurunan yang terjadi sebelum usia 24 jam; setiap
terjadi lebih lambat, bisa terjadi selama 2-4 peningkatan kadar bilirubin serum yang
minggu, bahkan dapat mencapai 6 minggu. memerlukan fototerapi; peningkatan kadar

Tabel 1. Faktor yang berhubungan dengan ikterus fisiologik.2


Dasar Penyebab
Peningkatan bilirubin yang tersedia
Peningkatan produksi bilirubin Peningkatan jumlah sel darah merah
Penurunan umur sel darah merah
Peningkatan early bilirubin
Peningkatan aktivitas -glukoronidase
Peningkatan resirkulasi melalui entero-hepatic
shunt Tidak adanya flora bakteri
Pengeluaran mekonium yang terlambat
Defisiensi protein karier
Penurunan aktifitas UDPGT
Penurunan klirens bilirubin
Penurunan klirens dari plasma
Penurunan metabolisme hati
S6 Jurnal Biomedik, Volume 5, Nomor 1, Suplemen, Maret 2013, hlm. S4-10

bilirubin total serum >0,5 mg/dL/jam; bilirubin direk yang larut dalam air, terjadi
adanya tanda-tanda penyakit yang men- ekskresi segera ke sistem empedu kemu-
dasar pada setiap bayi (muntah, letargis, dian ke usus. Di dalam usus, bilirubin direk
malas menetek, penurunan berat badan ini tidak di absorbsi; sebagian bilirubin
yang cepat, apnea, takipnea, atau suhu yang direk dihidrolisis menjadi bilirubin indirek
tidak stabil); ikterus yang bertahan setelah dan direabsorbsi, siklus ini disebut siklus
delapan hari pada bayi cukup bulan atau enterohepatik.7,8
setelah 14 hari pada bayi kurang bulan.5,6
Etiologi ikterus
Metabolisme bilirubin Etiologi ikterus yang sering ditemu-
Sebagian besar produksi bilirubin kan ialah: hiperbilirubinemia fisiologik,
merupakan akibat degradasi hemoglobin inkompabilitas golongan darah ABO dan
pada sistem retikuloendotelial. Tingkat Rhesus, breast milk jaundice, infeksi, bayi
penghancuran hemoglobin pada neonatus dari ibu penyandang diabetes melitus, dan
lebih tinggi daripada bayi yang lebih tua. polisitemia/hiperviskositas.
Sekitar 1 g hemoglobin dapat menghasilkan Etiologi yang jarang ditemukan yaitu:
35 mg bilirubin indirek, yaitu bilirubin defisiensi G6PD, defisiensi piruvat kinase,
yang larut dalam lemak tetapi tidak larut sferositosis kongenital, sindrom Lucey-
dalam air.7,8 Driscoll, penyakit Crigler-Najjar, hipo-
Transportasi bilirubin indirek melalui tiroid, dan hemoglobinopati.
ikatan dengan albumin. Bilirubin ditransfer
melalui membran sel ke dalam hepatosit, Patofisiologi
sedangkan albumin tidak. Di dalam sel, Bilirubin diproduksi dalam sistem
bilirubin akan terikat pada ligandin, serta retikuloendotelial sebagai produk akhir dari
sebagian kecil pada glutation S-transferase katabolisme heme dan terbentuk melalui
lain dan protein Z. Proses ini merupakan reaksi oksidasi reduksi. Pada langkah
proses dua arah, tergantung dari konsentra- pertama oksidasi, biliverdin terbentuk dari
si dan afinitas albumin plasma dan ligandin heme melalui kerja heme oksigenase, dan
dalam hepatosit. Sebagian besar bilirubin terjadi pelepasan besi dan karbon monoksi-
yang masuk hepatosit dikonjugasi dan da. Besi dapat digunakan kembali, sedang-
diekskresi ke dalam empedu. Di dalam kan karbon monoksida diekskresikan
sitosol hepatosit, ligandin mengikat biliru- melalui paru-paru.2,3,10 Biliverdin yang
bin sedangkan albumin tidak. 7,8 larut dalam air direduksi menjadi bilirubin
Di dalam hepatosit terjadi konjugasi yang hampir tidak larut dalam air dalam
lanjut dari bilirubin menjadi bilirubin bentuk isomerik (oleh karena ikatan hidro-
diglukoronid. Sebagian kecil bilirubin ter- gen intramolekul). Bilirubin tak terkonjuga-
dapat dalam bentuk monoglukoronid, yang si yang hidrofobik diangkut dalam plasma,
akan diubah oleh glukoronil-transferase terikat erat pada albumin.2,10,11 Bila terjadi
menjadi diglukorinid. Enzim yang terlibat gangguan pada ikatan bilirubin tak ter-
dalam sintesis bilirubin diglukorinid, yaitu konjugasi dengan albumin baik oleh faktor
uridin difosfat-glukoronid transferase endogen maupun eksogen (misalnya obat-
(UDPG-T), yang mengatalisis pembentuk- obatan), bilirubin yang bebas dapat me-
an bilirubin monoglukoronid. Sintesis dan lewati membran yang mengandung lemak
ekskresi diglukoronid terjadi di kanalikuli (double lipid layer), termasuk penghalang
empedu. Isomer bilirubin yang dapat mem- darah otak, yang dapat mengarah ke neuro-
bentuk ikatan hidrogen seperti bilirubin toksisitas.2,3,10
natural IX dapat diekskresi langsung ke Bilirubin yang mencapai hati akan di-
dalam empedu tanpa konjugasi, misalnya angkut ke dalam hepatosit, dimana biliru-
isomer yang terjadi sesudah terapi sinar. bin terikat ke ligandin. Masuknya bilirubin
Setelah konjugasi bilirubin menjadi ke hepatosit akan meningkat sejalan dengan
Mathindas, Wilar, Wahani; Hiperbilirubinemia pada neonatus S7

terjadinya peningkatan konsentrasi ligandin. pada bayi atau ditularkan dari ibu ke janin
Konsentrasi ligandin ditemukan rendah pa- di dalam rahim dapat meningkatkan risiko
da saat lahir namun akan meningkat pesat hiperbilirubinemia. Kondisi ini dapat me-
selama beberapa minggu kehidupan.2,3,10 liputi infeksi kongenital virus herpes, sifilis
Bilirubin terikat menjadi asam gluku- kongenital, rubela, dan sepsis.11,12
ronat di retikulum endoplasmik retikulum
melalui reaksi yang dikatalisis oleh uridin Gejala klinis pada hiperbillirubinemia
difosfoglukuronil transferase (UDPGT). Sebagian besar kasus hiperbilirubin-
Konjugasi bilirubin mengubah molekul emia tidak berbahaya, tetapi kadang-
bilirubin yang tidak larut air menjadi kadang kadar bilirubin yang sangat tinggi
molekul yang larut air. Setelah diekskresi- bisa menyebabkan kerusakan otak (Kern
kan kedalam empedu dan masuk ke usus, icterus). Gejala klinis yang tampak ialah
bilirubin direduksi dan menjadi tetrapirol rasa kantuk, tidak kuat menghisap ASI/susu
yang tak berwarna oleh mikroba di usus formula, muntah, opistotonus, mata ter-
besar. Sebagian dekonjugasi terjadi di putar-putar keatas, kejang, dan yang paling
dalam usus kecil proksimal melalui kerja parah bisa menyebabkan kematian. Efek
B-glukuronidase. Bilirubin tak terkonjugasi jangka panjang Kern icterus ialah retardasi
ini dapat diabsorbsi kembali dan masuk ke mental, kelumpuhan serebral, tuli, dan mata
dalam sirkulasi sehingga meningkatkan tidak dapat digerakkan ke atas.13,14
bilirubin plasma total. Siklus absorbsi, kon-
jugasi, ekskresi, dekonjugasi, dan reabsorb- DIAGNOSIS
si ini disebut sirkulasi enterohepatik. Proses
ini berlangsung sangat panjang pada neo- Visual
natus, oleh karena asupan gizi yang ter- Metode visual memiliki angka ke-
batas pada hari-hari pertama kehidupan.2,3,10 salahan yang cukup tinggi, namun masih
dapat digunakan bila tidak tersedia alat
Faktor risiko yang memadai. Pemeriksaan ini sulit di-
terapkan pada neonatus kulit berwarna,
ASI yang kurang
karena besarnya bias penilaian. Secara
Bayi yang tidak mendapat ASI cukup evident base, pemeriksaan metode visual
saat menyusui dapat bermasalah karena tidak direkomendasikan, namun bila ter-
tidak cukupnya asupan ASI yang masuk ke dapat keterbatasan alat masih boleh diguna-
usus untuk memroses pembuangan kan untuk tujuan skrining. Bayi dengan
bilirubin dari dalam tubuh. Hal ini dapat skrining positif harus segera dirujuk untuk
terjadi pada bayi prematur yang ibunya diagnosis dan tata laksana lebih lanjut.2,3
tidak memroduksi cukup ASI.11 Panduan WHO mengemukakan cara
menentukan ikterus secara visual, sebagai
Peningkatan jumlah sel darah merah berikut:2,3
Peningkatan jumlah sel darah merah 1. Pemeriksaan dilakukan pada pencaha-
dengan penyebab apapun berisiko untuk yaan yang cukup (di siang hari dengan
terjadinya hiperbilirubinemia. Sebagai cahaya matahari) karena ikterus bisa
contoh, bayi yang memiliki jenis golongan terlihat lebih parah bila dilihat dengan
darah yang berbeda dengan ibunya, lahir pencahayaan buatan dan bisa tidak
dengan anemia akibat abnormalitas eritrosit terlihat pada pencahayaan yang kurang.
(antara lain eliptositosis), atau mendapat 2. Kulit bayi ditekan dengan jari secara
transfusi darah; kesemuanya berisiko tinggi lembut untuk mengetahui warna di
akan mengalami hiperbilirubinemia.11,12 bawah kulit dan jaringan subkutan.
3. Keparahan ikterus ditentukan berdasar-
Infeksi/ inkompabilitas ABO-Rh kan usia bayi dan bagian tubuh yang
Bermacam infeksi yang dapat terjadi tampak kuning.
S8 Jurnal Biomedik, Volume 5, Nomor 1, Suplemen, Maret 2013, hlm. S4-10

Bilirubin serum atau dikombinasi dengan transfusi peng-


Pemeriksaan bilirubin serum merupa- ganti untuk menurunkan bilirubin. Bila
kan baku emas penegakan diagnosis ikterus neonatus dipapar dengan cahaya ber-
neonatorum serta untuk menentu-kan perlu- intensitas tinggi, tindakan ini dapat
nya intervensi lebih lanjut. Pelaksanaan menurunkan bilirubin dalam kulit. Secara
pemeriksaan serum bilirubin total perlu umum, fototerapi harus diberikan pada
dipertimbangkan karena hal ini merupakan kadar bilirubin indirek 4-5 mg/dl. Neonatus
tindakan invasif yang dianggap dapat yang sakit dengan berat badan kurang dari
meningkatkan morbiditas neonatus.2,3 1000 gram harus difototerapi bila kon-
sentrasi bilirubin 5 mg/dl. Beberapa pakar
Bilirubinometer transkutan mengarahkan untuk memberikan fototerapi
profilaksis 24 jam pertama pada bayi
Bilirubinometer merupakan instrumen berisiko tinggi dan berat badan lahir
spektrofotometrik dengan prinsip kerja rendah.15,17
memanfaatkan bilirubin yang menyerap
cahaya (panjang gelombang 450 nm).
Intravena immunoglobulin (IVIG)
Cahaya yang dipantulkan merupakan
representasi warna kulit neonatus yang Pemberian IVIG digunakan pada kasus
sedang diperiksa.2,3 yang berhubungan dengan faktor imunolo-
gik. Pada hiperbilirubinemia yang disebab-
Pemeriksaan bilirubin bebas dan CO kan oleh inkompatibilitas golongan darah
Bilirubin bebas dapat melewati sawar ibu dan bayi, pemberian IVIG dapat menu-
darah otak secara difusi. Oleh karena itu, runkan kemungkinan dilakukannya trans-
ensefalopati bilirubin dapat terjadi pada fusi tukar.3,16
konsentrasi bilirubin serum yang rendah.2,3
Beberapa metode digunakan untuk Transfusi pengganti
mencoba mengukur kadar bilirubin bebas, Transfusi pengganti digunakan untuk
antara lain dengan metode oksidase- mengatasi anemia akibat eritrosit yang
peroksidase. Prinsip cara ini yaitu berdasar- rentan terhadap antibodi erirtosit maternal;
kan kecepatan reaksi oksidasi peroksidasi menghilangkan eritrosit yang tersensitisasi;
terhadap bilirubin dimana bilirubin menjadi mengeluarkan bilirubin serum; serta
substansi tidak berwarna. Dengan pen- meningkatkan albumin yang masih bebas
dekatan bilirubin bebas, tata laksana ikterus bilirubin dan meningkatkan keterikatannya
neonatorum akan lebih terarah.2,3 dangan bilirubin.3,16
Pemecahan heme menghasilkan biliru-
bin dan gas CO dalam jumlah yang Penghentian ASI
ekuivalen. Berdasarkan hal ini, maka peng-
ukuran konsentrasi CO yang dikeluarkan Pada hiperbilirubinemia akibat pem-
melalui pernapasan dapat digunakan seba- berian ASI, penghentian ASI selama 24-48
gai indeks produksi bilirubin.2,3 jam akan menurunkan bilirubin serum.
Mengenai pengentian pemberian ASI
Diagnosis banding 3,14 (walaupun hanya sementara) masih terda-
pat perbedaan pendapat. 3,16
Sebagai diagnosis banding dari ikterus
yaitu: atresia bilier, breast milk jaundice,
kolestasis, anemia hemolitik pada bayi baru Terapi medikamentosa
lahir, hepatitis B, dan hipotiroid. Phenobarbital dapat merangsang hati
untuk menghasilkan enzim yang mening-
PENGOBATAN katkan konjugasi bilirubin dan mengeks-
kresikannya. Obat ini efektif diberikan pa-
Fototerapi da ibu hamil selama beberapa hari sampai
Fototerapi dapat digunakan tunggal beberapa minggu sebelum melahirkan.
Mathindas, Wilar, Wahani; Hiperbilirubinemia pada neonatus S9

Penggunaan phenobarbital post natal masih hyperbilirubinemia. In: Cloherty JP,


menjadi pertentangan oleh karena efek Eichenwaald EC, Stark AR, editors.
sampingnya (letargi). Coloistrin dapat Manual of Neonatal Care (Fifth
mengurangi bilirubin dengan mengeluar- Edition). Philadelphia: Lippincott
kannya melalui urin sehingga dapat menu- Williams & Wilkins. 2004; p.185-221.
6. Monagan T. Hyperbilirubinemia risk factors
runkan kerja siklus enterohepatika.3,15,16 [homepage on the Internet]. 2010
[updated 2010 Mei 6; cited 2011
SIMPULAN Oktober 15]. Available from:
http://www.livestrong.com/article/1400
Hiperbilirubinemia adalah keadaan 65-hyperbilirubinemia-risk-factors/.
dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin 7. Maisels MJ. Neonatal Hyperbilirubinemia.
>5 mg/dL pada darah, yang sering ditandai In: Klaus MH, Fanaroff AA, editors.
oleh adanya ikterus. Pada bayi baru lahir, Care of the High-Risk Neonate (Fifth
hiperbilirubinemia sering terjadi oleh kare- Edition). Philadelphia: WB Saunders
na kemampuan hati bayi yang masih Co, 2001; p.324-62.
kurang untuk mengekskresikan bilirubin 8. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB,
yang terus diproduksi. editors. Nelson Textbook of Pediatrics
(17th Edition). Philadelphia PA:
Etiologi hiperbilirubunemia perlu di-
Saunders; 2004.
deteksi secara pasti, fisiologik atau non- 9. Porter ML, Dennis BL. Hyperbilirubinemia
fisiologik, sebagai dasar pemeriksaan dan in the term newborn. American Family
tindak lanjut penanganan neonatus. Physician. 2002; 65:599-606.
Pengobatan hiperbilirubinemia ber- 10. Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG,
tujuan untuk menurunkan kadar bilirubin Zenk KE. Hyperbilirubinemia. In:
yang tinggi. Pemantauan dan pemeriksaan Gomella TL, editor. Neonatology;
yang tepat sangat dibutuhkan untuk Management procedures, on-call
menentukan jenis pengobatan yang akan problems, disease and drugs. New
dipergunakan. York: Lange Medical Book/McGraw-
Hill Co, 2004; p.381-95.
11. Hiperbilirubinemia. [homepage on the
DAFTAR PUSTAKA internet]. Nodate [updated 02 February
1. Wong RJ, Stevenson DK, Ahlfors CE, 2010; cited 2011 October 15].
Vreman HJ. Neonatal Jaundice: Available from: http://forum.um.ac.id/
Bilirubin physiology and clinical index.php? topic=8421.0.
chemistry. NeoReviews 2007;8:58-67. 12. Hiperbilirubinemia. [homepage on the
2. Sukadi A. Hiperbilirubinemia. In: Kosim internet]. Nodate [cited 2011 Oktober
MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, 15]: Available from: http://medica
Usman A, penyunting. Buku Ajar store.com/penyakit/392/Hiperbilirubine
Neonatologi (Edisi Ke-1). Jakarta: mia.
Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2010; p. 13. Mengenal ikterus neonatorum. [homepage
147-53. on the internet]. Nodate [cited 2011
3. Hansen TWR. Jaundice, neonatal. E. Oktober 17]. Available from:
Medicine [homepage on the Internet]. http://www.smallcrab.com/anak-anak/
2011 [updated 2011 June 15; cited 2011 535-mengenal-ikterus-neonatorum.
October 15]. Available from: 14. American Academy of Pediatrics.
http://www.emedicine.medscape.com/a Subcommitteee on hyperbilirubinemia.
rticle/974786-overview. Management of hyperbilirubinemia in
4. Halamek LP, Stevenson DK. Neonatal the newborn infant 35 or more weeks of
jaundice and liver disease. In: Fanaroff gestation. Clinical Practice Guidelines.
AA, Martin RJ, editors. Neonatal- Pediatrics. 2004;114:297-316.
perinatal Medicine. Disease of the 15. Emedicine. Ikterus pada neonatus
Fetus and Infant (Seventh Edition). St [homepage on the Internet]. 2010 [cited
Louis: Mosby Inc, 2002; p.1309-50. 2011 Oktober 17]. Available from:
5. Martin CR, Cloherty JP. Neonatal http://tumbuhsehat.com/index.
S10 Jurnal Biomedik, Volume 5, Nomor 1, Suplemen, Maret 2013, hlm. S4-10

php?option=com-content&view=article Neonatal Intensive Care Workshop,


&id=124&itemid=77. Jakarta: RSAB Harapan Kita; 2002.
16. Ramasethu J. Neonatal Hyperbilirubinemia.

Vous aimerez peut-être aussi