Vous êtes sur la page 1sur 34

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS

I. Konsep Penyakit

1.1 Definisi

Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronis yang disertai berbagai


kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada mata ginjal, saraf dan pembuluh darah disertai lesi pada
membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Arif Mansjoer,
1999).
Diabetes Melitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan
kadar glukosa dalam darah (Baughmann, 2000).
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolik yang dikarakteristikkan oleh
hiperglikemia dan diakibatkan dari kerusakan produksi insulin
(Sandra M. Nettira , 2001).
I.2 Etiologi

1.2.1 Genetik

DM adalah penyakit yang dapat diturunkan melalui garis keturunan dalam


resistensi terhadap insulin. Hal ini tentu saja didukung sangat kuat dengan
life style yang dianut oleh seorang individu, kebiasaan makan makanan yang
banyak mengandung glukosa, smoking, alkohol abuse, obesitas serta
olahraga yang tidak teratur dapat dijadikan sebagai pemicu dari diabetes
melitus.
1.2.2 Kerusakan pulau-pulau langerhans di pankreas.

Khususnya pada sel yang berfungsi untuk memproduksi insulin.Hal ini


dapat disebabkan karena adanya inflamasi, karsinoma pada pankreas juga
karena adanya pembedahan. Ataupun karena adanya autoimun yang
ditimbulkan pada kasus penyakit tertentu seperti : mumps dan rubela.

1.2.3 Infeksi

1.3 Klasifikasi
WHO mengklasifikasikan diabetes melitus sebagai berikut :

1.3.1 Tipe I (IDDM) Insulin Dependent Diabetes Melitus

Pada DM tipe ini, penderita memiliki ketergantungan dengan


insulin untuk mentransportkan glukosa ke dalam sel. Pada kasus ini
disebabkan karena rusaknya sel pada pulau langerhans di pankreas
karena autoimun yang muncul pada kasus tertentu seperti mumps dan
rubela.Keadaan hiperglikemi pada DM tipe I terjadi lebih cepat, namun
keberhasilan pengobatan sangat bergantung pada pemberian insulin.
Apabila pengobatan yang diberikan lambat maka akan menjadi diabetes
ketoasidosis dengan mual muntah, ketidakseimbangan elektrolit,
kehilangan berat badan dan lemah otot.
1.3.2 Tipe II (NIDDM) Non Insulin Dependent Diabetes Melitus
Pada DM tipe ini, penderita tidak bergantung pada pemberian insulin,
karena insulin didalam tubuh penderita tetap diproduksi walaupun
jumlahnya sedikit.Pada kasus ini terjadi desenstisasi atau terbatasnya
respon sel terhadap keadaan hiperglikemia.Ada penderita yang tidak
bermasalah terrhadap produksi insulin, namun terjadi penurunan respon
jaringan terhadap insulin karena adanya kerusakan pada reseptor maupun
post reseptor pada jaringan sehingga glukosa tetap menumpuk didalam
darah dan tidak dapat diterima oleh sel. Ataupun terlalu banyaknya glukosa
yang diproduksi oleh hepar.
1.3.3 Diabetes Gestasional
1.3.4 Gangguan Toleransi Glukosa
1.4 Patofisiologi
Pankreas adalah sebuah kelenjar yang memiliki kumpulan sel yang
berbentuk seperti pulau yang disebut dengan pulau-pulau langerhans.Didalam
pulau-pulau tersebut berisi sel alfa (sel yang memproduksi glukagon yang kerja
zat tersebut berlawanan dengan insulin), sel beta (sel yang memproduksi insulin
yang bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel) dan sel delta (sel yang
memproduksi somastostatin).Pada DM tipe I ditandai dengan penghancuran sel-
sel beta pankreas yang diakibatkan oleh faktor genetik, imunologi dan mungkin
pula lingkungan (infeksi virus).Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta diibaratkan
sebagai anak kunci yang yang dapat membuka pintu masuk agar glukosa dapat
masuk kedalam sel dan dimetabolisme menjadi tenaga.Bila insulin tidak ada,
maka glukosa tidak dapat masuk kedalam sel dan tetap berada di pembuluh
darah.
Pada DM tipe II, mekanisme yang tepat yang menyebabkan gangguan sekresi
insulin, tetapi terdapat faktor-faktor risiko yang mempengaruhi hal tersebut yaitu
faktor usia (> 60th), obesitas, riwayat keluarga dan kelompok etnik tertentu.
Proses terjadinya DM tipe II, yaitu bila jumlah insulin normal tetapi reseptor
insulin yang diibaratkan sebagai lubang kunci pada permukaan sel berkurang,
maka glukosa yang masuk kedalam sel sedikit sehingga glukosa tetap berada di
pembuluh darah.
Pada diabetes gestasional terdapat faktor-faktor risiko yang mempengaruhinya,
yaitu usia tua, kelompok etnik tertentu, obesitas, multiparitas, riwayat keluarga
dan riwayat diabetes gestasional terdahulu. Diabetes gestasional ini terjadi
selama kehamilann karena peningkatan sekresi berbagai hormon yang
mempunyai efek metabolik terhadap toleransi glukosa.
Pada pasien dengan gangguan toleransi glukosa menunjukkan kelainan pada tes
toleransi glukosan dan biasanya asimtomatis.Pasien yang mengalami hal tersebut
tidak digolongkan sebagai penderita diabetes melitus, tetapi dianggap berisiko
lebih tinggi menderita diabetes dibandingkan masyarakat umum.
Pasien-pasien dengan defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar
glukosa yang normal atau toleransi glukosa setelah makan karbohidrat akan
menimbulkan hiperglikemia (peningkatan glukosa dalam darah). Jika
hiperglikemianya berat dan ginjal tidak mampu menyerap kembali semua
glukosa yang tersaring keluar, maka akan timbul glikosuria. Ketika glukosa yang
berlebihan diekskresikan kedalam urin, maka ekskresi ini akan disertai oleh
pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan yang dinamakan diuresis
osmotik. Dari hal tersebut akan meningkatkan pengeluaran urin (poliuria) dan
sebagai kompensasi tubuh akan timbul rasa haus (polidipsi). Karena glukosa
hilang bersama urin, maka sel dalam tubuh kekurangan zat nutrisi sehingga
berat badan berkurang dan menimbulkan rasa lapar (polifagia). Akibat
kehilangan zat nutrisi yang akan diubah menjadi energi mengakibatkan rasa
lelah, lemah dan mengantuk. Dari kekurangan zat nutrisi dalam sel dan
hiperglikemia juga dapat mengakibatkan proses penyembuhan luka berjalan
lambat sehingga dapat terjadi ganggren dan penghilatan kabur.
Selain itu, didalam tubuh terjadi pemecahan lemak yang mengakibatkan
peningkatan produksi sampingnya, yaitu badan keton.Badan keton ini
merupakan asam yang mengganggu keseimbangan asam-basa dalam tubuh jika
jumlahnya berlebihan.Hal inilah dinamakan ketoasidosis diabetik yang
menimbulkan tanda dan gejala seperti nyeri abdomen, mual, muntah, nafas
berbau aseton, pernafasan kusmaul, perubahan kesadaran, koma bahkan
kematian.

Pathoflow :

Defisiensi insulin

glukagon penurunan pemakaian


glukosa oleh sel
glukoneogenesis hiperglikemi

lemak protein glycosuria

ketogenesis BUN osmotik diuresis

Kekurangan
volume cairan
ketonemia nitrogen urin dehidrasi
mual muntah pH hemokonsentrasi

Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan

Kelelahan

asidosis trombosis

Koma aterosklerosis
kematian

makrovaskuler mikrovaskuler

jantung serebral ekstremitas retina ginjal

miokard infark stroke ganggren retinopati diabetik nefropati

ggn. penglihatan gagal ginjal

Resti infeksi

1.5 Tanda dan Gejala


1.5.1 Poliuri.
1.5.2 Polidisi
1.5.3 Polifagia
1.5.4 Kesemutan
1.5.5 Gatal di seluruh badan
1.5.6 Mata kabur
1.5.7 Impotensi pada pria
1.5.8 Pripuritus vulva pada wanita
1.5.9 Penurunan berat badan, seringkali hanya pada DM tipe II
1.6 Komplikasi
1.6.1 Kronik
a. Makrovaskular :hipertensi,penyakit arteri
koroner dan penyakit cerebrovaskuler.
b. Mikrovaskuler : diabetik retinopati,
neuropati dan nefropati.
c. Rentan infeksi : TB paru, ginggivitis dan
ISK.
d. Kaki diabetik.
1.6.2 Akut
a. Koma hipoglikemik.
b. Ketoasidosis diabetik
c. Koma hyperosmolar nonketotik
1.7 Pemeriksaan Diagnostik
1.7.1 TTG (tes toleransi glukosa) : memanjang lebih dari 200 mg/dl.
1.7.2 Pemeriksaan GDS (gula darah sewaktu) : lebih dari 70-110 mg/dl.
1.7.3 Gula darah puasa : lebih dari 120 mg/dl per 2 jam.
1.7.4 Gula darah post porandial : meningkat lebih dari 125 mg/dl per 24 jam.
1.7.5 Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat.
1.7.6 AGD (analisa gas darah) : penurunan HCO3 dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
1.7.7 Asam plasma : positif secara mencolok.
1.7.8 Osmolaritas serum : meningkat lebih dari 330 mOsm/L.
1.7.9 Insulin darah : menurun sampai tidak ada (tipe I).
1.7.10 Amilase darah : mungkin meningkat.
1.7.11 Trombosit darah, hematokrit, mungkin meningkat ( dehidrasi), lekositosis,

hemokonsentrasi

1.7.12 Elektrolit : natrium meningkat selanjutnya menurun, fosfor lebih sering menurun.
1.7.13 Ureum dan kreatinin : mungkin meningkat/normal.
1.7.14 Pemeriksaan keton darah : pemeriksaan keton darah lebih disukai daripada pemeriksaan
keton urin untuk diagnosis dan pemantauan ketoasidosis diabetikum (American Diabetic
Association 2004).
1.7.15 Kultur dan sensitifitas : adanya ISK, infeksi pernafasan dan infeksi pada luka.
1.7.16 Pemeriksaan EKG.

1.8. Penatalaksanaan Medik


1.8.1. Diet

Pada konsensus perkumpulan endokrinologi indonesia (Perkeni) standar yang


dianjurkan adalah santapan dengan komposisi seimbang berupa karbonhidrat
(60-70%), protein (10-15) lemak (20-25%) dan jumlah kalori disesuaikan
dengan pertumbuhan, status gizi, stress akut dan kegiatan jasmani untuk
mencapai berat badan ideal. Konsumsi garam dibatasi bila terdapat hipertensi.

Tujuan diet DM :

a. Mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal.


b. Mencapai dan mempertahankan lipid mendekati kadar yang optimal.
c. Mencegah komplikasi akut dan kronis.
d. Meningkatkan kualitas hidup.
1.8.2. Pengaturan aktivitas dan olahraga.
Aktivitas dan olahraga pada pasien DM memiliki beberapa tujuan yaitu,
menimbulkan perubahan metabolik, menurunkan kadar glukosa dalam darah
dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki
pemakaian insulin, menurunkan BB, mengurangi stress dan mempertahankan
kesegaran tubuh. Macam macam latihan jasmani meliputi aerobik, jalan,
joging, berenang dan bersepeda.Prinsip latihan jaasmani yaitu frekuensi
(secara teratur 3-5x seminggu), intensitas (ringan sedang) dan durasi
(30-60 menit).

1.8.3. Monitor gula darah secara rutin.


1.8.4. Edukasi
a. Me
njelaskan DM secara mendasar.
b. Pen
jelasan mengenai insulin.
c. Ka
pan harus meminta bantuan medis.
d. Pe
meriksaan gula darah secara rutin.
e. Me
nggunakan jarum suntik insulin.
f. Ko
mplikasi dari DM.
g. Fol
low up.
1.8.5. Pengobatan : insulin terapi.
2.1. Pengkajian
2.1.1 Aktivitas/istirahat.

Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, gangguan tidur/istirahat, takikardi


dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas, penurunan
kekuatan otot.

2.1.2 Sirkulasi.

Riwayat hipertensi, kebas dan kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada


kaki, penyembuhan yang lama, takikardia, hipertensi dan disritmia.
2.1.3 Integritas Ego.

Stress, ansietas dan peka rangsang.

2.1.4 Eliminasi.

Perubahan pola kemih, nokturia, rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih,


ISK baru/berulang dan nyeri abdomen.

2.1.5 Makanan/cairan.

Hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat


badan lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus, kulit kering/bersisik,
kekakuan distensi abdomen.

2.1.6 Neurosensori.

Pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot dan


gangguan penglihatan.

2.1.7 Nyeri/kenyamanan.

Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat) dan wajah meringis

2.1.8 Pernafasan.

Merasa kekurangan O2, batuk dengan/tanpa sputum purulen.

2.1.9 Keamanan.

Kulit kering, gatal, demam, diaforesis dan menurunnya kekuatan umum.

2.1.10 Seksualitas.

Rabas vagina, masalah impoten pada pria dan kesulitan orgasme pada
wanita.

2.1.11 Penyuluhan//pembelajaran.

Faktor resiko keluarga : DM, penyakit jantung, stroke dan hipertensi.


2.2 Diagnosa Keperawatan

N Diagnosa Keperawatan Itujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi


o

1 Defisit Volume Cairan NOC: NIC :

Definisi : Penurunan cairan Fluid balance Fluid management


intravaskuler, interstisial, dan/atau Hydration
intrasellular. Ini mengarah ke Nutritional Status : Food Timbang popok/pembalut
dehidrasi, kehilangan cairan and Fluid Intake jika diperlukan
dengan pengeluaran sodium Pertahankan catatan
Kriteria Hasil : intake dan output yang
akurat
Mempertahankan urine
Batasan Karakteristik : Monitor status hidrasi
output sesuai dengan ( kelembaban membran
usia dan BB, BJ urine
Kelemahan mukosa, nadi adekuat,
Haus normal, HT normal tekanan darah ortostatik ),
Tekanan darah, nadi,
Penurunan turgor kulit/lidah jika diperlukan
suhu tubuh dalam
Membran mukosa/kulit Monitor vital sign
batas normal Monitor masukan makanan
kering
Tidak ada tanda tanda
Peningkatan denyut nadi, / cairan dan hitung intake
dehidrasi, Elastisitas
penurunan tekanan darah, kalori harian
turgor kulit baik,
penurunan volume/tekanan Kolaborasikan pemberian
membran mukosa
nadi cairan IV
lembab, tidak ada rasa
Pengisian vena menurun Monitor status nutrisi
haus yang berlebihan
Perubahan status mental Berikan cairan IV pada
Konsentrasi urine suhu ruangan
meningkat Dorong masukan oral
Temperatur tubuh Berikan penggantian
meningkat nesogatrik sesuai output
Hematokrit meninggi Dorong keluarga untuk
Kehilangan berat badan membantu pasien makan
seketika (kecuali pada third Tawarkan snack ( jus buah,
spacing) buah segar )
Kolaborasi dokter jika
Faktor-faktor yang tanda cairan berlebih
berhubungan: muncul meburuk
Atur kemungkinan tranfusi
Kehilangan volume cairan
Persiapan untuk tranfusi
secara aktif
Kegagalan mekanisme
pengaturan

2 Pola Nafas tidak efektif NOC : NIC :


Respiratory status : Ventilation

Definisi : Pertukaran udara


inspirasi dan/atau ekspirasi tidak
Respiratory status : Airway
patency Airway
adekuat
Vital sign Status Manage
Batasan karakteristik :
Kriteria Hasil :
ment
Mendemonstrasikan
Penurunan tekanan batuk efektif dan suara Buka jalan nafas,
inspirasi/ekspirasi nafas yang bersih, guanakan teknik chin lift
Penurunan pertukaran tidak ada sianosis dan atau jaw thrust bila perlu
udara per menit dyspneu (mampu Posisikan pasien untuk
Menggunakan otot mengeluarkan sputum, memaksimalkan ventilasi
pernafasan tambahan mampu bernafas Identifikasi pasien perlunya
Nasal flaring dengan mudah, tidak pemasangan alat jalan
Dyspnea ada pursed lips) nafas buatan
Orthopnea Menunjukkan jalan Pasang mayo bila perlu
Perubahan nafas yang paten Lakukan fisioterapi dada
penyimpangan dada (klien tidak merasa jika perlu
Nafas pendek tercekik, irama nafas, Keluarkan sekret dengan
Assumption of 3-point frekuensi pernafasan batuk atau suction
position dalam rentang normal, Auskultasi suara nafas,
Pernafasan pursed-lip tidak ada suara nafas catat adanya suara
Tahap ekspirasi abnormal) tambahan
berlangsung sangat lama Tanda Tanda vital Lakukan suction pada
Peningkatan diameter dalam rentang normal mayo
anterior-posterior (tekanan darah, nadi, Berikan bronkodilator bila
Pernafasan rata- pernafasan) perlu
rata/minimal Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl
Bayi : < 25 atau > 60 Lembab
Atur intake untuk cairan
Usia 1-4 : < 20 atau >
mengoptimalkan
30
keseimbangan.
Usia 5-14 : < 14 atau > Monitor respirasi dan
25 status O2

Usia > 14 : < 11 atau >


24
Terapi oksigen
Kedalaman pernafasan
Bersihkan mulut,
Dewasa volume tidalnya
hidung dan secret
500 ml saat istirahat
trakea
Bayi volume tidalnya 6-8
Pertahankan jalan
ml/Kg
nafas yang paten
Timing rasio
Atur peralatan
Penurunan kapasitas
vital oksigenasi
Monitor aliran oksigen
Pertahankan posisi
pasien
Faktor yang berhubungan :
Observasi adanya
Hiperventilasi tanda tanda
Deformitas tulang hipoventilasi
Kelainan bentuk dinding Monitor adanya
dada kecemasan pasien
Penurunan terhadap oksigenasi
energi/kelelahan
Perusakan/pelemahan
muskulo-skeletal Vital sign Monitoring
Obesitas
Posisi tubuh Monitor TD, nadi,
Kelelahan otot suhu, dan RR
pernafasan
Hipoventilasi sindrom Catat adanya fluktuasi
Nyeri tekanan darah
Kecemasan
Disfungsi Neuromuskuler Monitor VS saat
Kerusakan pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
persepsi/kognitif
Perlukaan pada jaringan
Auskultasi TD pada
syaraf tulang belakang kedua lengan dan
Imaturitas Neurologis bandingkan

Monitor TD, nadi, RR,


sebelum, selama, dan
setelah aktivitas

Monitor kualitas dari


nadi

Monitor frekuensi dan


irama pernapasan

Monitor suara paru

Monitor pola
pernapasan abnormal

Monitor suhu, warna,


dan kelembaban kulit

Monitor sianosis
perifer

Monitor adanya
cushing triad (tekanan
nadi yang melebar,
bradikardi,
peningkatan sistolik)

Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign

3 Resiko Infeksi NOC : NIC :

Definisi : Peningkatan resiko Immune Status Infection Control (Kontrol


masuknya organisme patogen infeksi)
Knowledge : Infection control
Bersihkan lingkungan setelah
Risk control
dipakai pasien lain
Faktor-faktor resiko :
Kriteria Hasil :
Pertahankan teknik isolasi
Prosedur Infasif
Klien bebas dari tanda dan
Batasi pengunjung bila perlu
Ketidakcukupan pengetahuan gejala infeksi
untuk menghindari paparan Instruksikan pada pengunjung
patogen Menunjukkan kemampuan untuk
mencegah timbulnya infeksi untuk mencuci tangan saat
Trauma berkunjung dan setelah
Jumlah leukosit dalam batas berkunjung meninggalkan
Kerusakan jaringan dan normal pasien
peningkatan paparan lingkungan
Menunjukkan perilaku hidup Gunakan sabun antimikrobia
Ruptur membran amnion sehat untuk cuci tangan

Agen farmasi (imunosupresan) Cuci tangan setiap sebelum


dan sesudah tindakan
Malnutrisi
kperawtan
Peningkatan paparan
Gunakan baju, sarung tangan
lingkungan patogen
sebagai alat pelindung
Imonusupresi
Pertahankan lingkungan
Ketidakadekuatan imum buatan aseptik selama pemasangan
alat
Tidak adekuat pertahanan
sekunder (penurunan Hb, Ganti letak IV perifer dan line
Leukopenia, penekanan respon central dan dressing sesuai
inflamasi) dengan petunjuk umum

Tidak adekuat pertahanan Gunakan kateter intermiten


tubuh primer (kulit tidak utuh, untuk menurunkan infeksi
trauma jaringan, penurunan kerja
silia, cairan tubuh statis, kandung kencing
perubahan sekresi pH, perubahan
peristaltik) Tingktkan intake nutrisi

Penyakit kronik Berikan terapi antibiotik bila


perlu

Infection Protection (proteksi


terhadap infeksi)

Monitor tanda dan gejala


infeksi sistemik dan lokal

Monitor hitung granulosit,


WBC

Monitor kerentanan terhadap


infeksi

Batasi pengunjung

Saring pengunjung terhadap


penyakit menular

Partahankan teknik aspesis


pada pasien yang beresiko

Pertahankan teknik isolasi k/p

Berikan perawatan kuliat


pada area epidema

Inspeksi kulit dan membran


mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase

Ispeksi kondisi luka / insisi


bedah

Dorong masukkan nutrisi


yang cukup

Dorong masukan cairan

Dorong istirahat

Instruksikan pasien untuk


minum antibiotik sesuai resep
Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi

Ajarkan cara menghindari


infeksi

Laporkan kecurigaan infeksi

Laporkan kultur positif

4 Ketidakseimbangan nutrisi NOC : NIC :


kurang dari kebutuhan
tubuh Nutritional Status : food and Nutrition Management
Fluid Intake
Kaji adanya alergi makanan
Nutritional Status : nutrient
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup Intake Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk keperluan metabolisme untuk menentukan jumlah kalori
tubuh. dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien.
Kriteria Hasil :
Anjurkan pasien untuk
Batasan karakteristik : Adanya peningkatan berat meningkatkan intake Fe
badan sesuai dengan tujuan
- Berat badan 20 % atau lebih di Anjurkan pasien untuk
bawah ideal Beratbadan ideal sesuai dengan meningkatkan protein dan
tinggi badan vitamin C
- Dilaporkan adanya intake
makanan yang kurang dari RDA Mampumengidentifikasi Berikan substansi gula
(Recomended Daily Allowance) kebutuhan nutrisi
Yakinkan diet yang dimakan
- Membran mukosa dan Tidk ada tanda tanda malnutrisi mengandung tinggi serat untuk
konjungtiva pucat mencegah konstipasi
Menunjukkan peningkatan
- Kelemahan otot yang digunakan fungsi pengecapan dari Berikan makanan yang terpilih
untuk menelan/mengunyah menelan ( sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
- Luka, inflamasi pada rongga Tidak terjadi penurunan berat
mulut badan yang berarti Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
- Mudah merasa kenyang, sesaat harian.
setelah mengunyah makanan
Monitor jumlah nutrisi dan
- Dilaporkan atau fakta adanya kandungan kalori
kekurangan makanan
Berikan informasi tentang
- Dilaporkan adanya perubahan kebutuhan nutrisi
sensasi rasa
Kaji kemampuan pasien untuk
- Perasaan ketidakmampuan mendapatkan nutrisi yang
untuk mengunyah makanan dibutuhkan

- Miskonsepsi Nutrition Monitoring

- Kehilangan BB dengan makanan BB pasien dalam batas normal


cukup
Monitor adanya penurunan
- Keengganan untuk makan berat badan

- Kram pada abdomen Monitor tipe dan jumlah aktivitas


yang biasa dilakukan
- Tonus otot jelek
Monitor interaksi anak atau
- Nyeri abdominal dengan atau orangtua selama makan
tanpa patologi
Monitor lingkungan selama
- Kurang berminat terhadap makan
makanan
Jadwalkan pengobatan dan
- Pembuluh darah kapiler mulai tindakan tidak selama jam
rapuh makan
- Diare dan atau steatorrhea Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
- Kehilangan rambut yang cukup
banyak (rontok) Monitor turgor kulit
- Suara usus hiperaktif Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
- Kurangnya informasi,
misinformasi Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin, total


protein, Hb, dan kadar Ht
Faktor-faktor yang berhubungan :
Monitor makanan kesukaan
Ketidakmampuan pemasukan
atau mencerna makanan atau Monitor pertumbuhan dan
mengabsorpsi zat-zat gizi perkembangan
berhubungan dengan faktor
biologis, psikologis atau ekonomi. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva

Monitor kalori dan intake nuntrisi

Catat adanya edema,


hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.

Catat jika lidah berwarna


magenta, scarlet
5 Cemas NOC : NIC :

Definisi : Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan


kecemasan)
Perasaan gelisah yang tak jelas Coping
dari ketidaknyamanan atau Gunakan pendekatan yang
Impulse control
ketakutan yang disertai respon menenangkan
autonom (sumner tidak spesifik Kriteria Hasil :
atau tidak diketahui oleh individu); Nyatakan dengan jelas
perasaan keprihatinan Klien mampu mengidentifikasi harapan terhadap pelaku
disebabkan dari antisipasi dan mengungkapkan gejala pasien
terhadap bahaya. Sinyal ini cemas
Jelaskan semua prosedur
merupakan peringatan adanya
Mengidentifikasi, dan apa yang dirasakan
ancaman yang akan datang dan
mengungkapkan dan selama prosedur
memungkinkan individu untuk
mengambil langkah untuk menunjukkan tehnik untuk
Pahami prespektif pasien
menyetujui terhadap tindakan mengontol cemas
terhdap situasi stres
Ditandai dengan Vital sign dalam batas normal
Temani pasien untuk
Gelisah Postur tubuh, ekspresi wajah, memberikan keamanan dan
bahasa tubuh dan tingkat mengurangi takut
Insomnia aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan Berikan informasi faktual
Resah mengenai diagnosis, tindakan
prognosis
Ketakutan
Dorong keluarga untuk
Sedih menemani anak

Fokus pada diri Lakukan back / neck rub

Kekhawatiran Dengarkan dengan penuh


perhatian
Cemas
Identifikasi tingkat kecemasan

Bantu pasien mengenal


situasi yang menimbulkan
kecemasan

Dorong pasien untuk


mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi

Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi

Barikan obat untuk


mengurangi kecemasan

6 Kurang pengetahuan NOC : NIC :

Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process

Definisi : Kowledge : health Behavior 1. Berikan penilaian tentang


tingkat pengetahuan pasien
Tidak adanya atau kurangnya Kriteria Hasil : tentang proses penyakit yang
informasi kognitif sehubungan spesifik
dengan topic spesifik. Pasien dan keluarga
menyatakan pemahaman 2. Jelaskan patofisiologi dari
tentang penyakit, kondisi, penyakit dan bagaimana hal ini
prognosis dan program berhubungan dengan anatomi
Batasan karakteristik : pengobatan dan fisiologi, dengan cara yang
memverbalisasikan adanya
tepat.
masalah, ketidakakuratan Pasien dan keluarga mampu
mengikuti instruksi, perilaku tidak melaksanakan prosedur yang 3. Gambarkan tanda dan gejala
sesuai. dijelaskan secara benar yang biasa muncul pada
penyakit, dengan cara yang
Pasien dan keluarga mampu
tepat
menjelaskan kembali apa yang
Faktor yang berhubungan : dijelaskan perawat/tim 4. Gambarkan proses penyakit,
keterbatasan kognitif, interpretasi kesehatan lainnya.
dengan cara yang tepat
terhadap informasi yang salah,
kurangnya keinginan untuk 5. Identifikasi kemungkinan
mencari informasi, tidak penyebab, dengna cara yang
mengetahui sumber-sumber tepat
informasi.
6. Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi, dengan
cara yang tepat

7. Hindari jaminan yang kosong

8. Sediakan bagi keluarga atau


SO informasi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang tepat

9. Diskusikan perubahan gaya


hidup yang mungkin diperlukan
untuk mencegah komplikasi di
masa yang akan datang dan
atau proses pengontrolan
penyakit

10. Diskusikan pilihan terapi atau


penanganan

11. Dukung pasien untuk


mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan

12. Eksplorasi kemungkinan


sumber atau dukungan, dengan
cara yang tepat

13. Rujuk pasien pada grup atau


agensi di komunitas lokal,
dengan cara yang tepat

14. Instruksikan pasien mengenai


tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat

III. Pendidikan Kesehatan

3.1 Diet dengan benar dengan mengkosumsi rendah gula

3.2 Minum obat teratur

3.3 Kontrol gula darah teratur

3.4 Olahraga (jalan kaki, senam, sepeda santai)

3.5 Mencegah kulit terluka : pakai alas kaki, lingkungan rumah tidak licin)

3.6 Cegah kegemukan


BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas

Biodata Pasien

Nama : Tn D

Umur : 52 Tahun

Jenis Kelamin : laki laki

Alamat : kp cakung jln wibawa mukti 2 jati asih bekasi

Pendidikan : S1

Pekerjaan : Guru

Status Perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Suku : Jawa

Tanggal masuk RS : 25 januari 2017

Tanggal Pengkajian : 25 januari 2017

Sumber Informasi : Klien, Keluarga, Medical Record

3.1.2 Riwayat Penyakit


a. Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
klien demam kurang lebih 1 minggu,mual, muntah 2x,kaki kiri tertusuk
pakusejak 2 minggu,sudah dirawat dirs mitra cibubur 3hari, riwayat
DM sejak tahun 2003.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengeluh ada luka di kaki sebelah kiri, bernanah, kemerahan,
awalnya 5 hari sebelum masuk rs klien mengeluh terkena paku
ditelapak kaki kiri , 3 hari sebelum masuk rs klien mengeluh luka
semakin membesar dank lien mengeluh demam dan meriang.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
DM Tipe II klien terbiasa menggunakan insulin

3.1.3 Diagnosa Medik Saat Masuk Rumah Sakit

a. Febris hari 7
b. Abses diabetikum pedis sinistra
c. Aki stadium II dengan anemia
d. Suspek ganggren pedis sinitra

3.1.4 Pemeriksaan Penunjang


3.1.4.1 Hasil pemeriksaan laboratorium:
a. HEMATOLOGI

HB ; 7,80

HT ; 23,6

LEUKOSIT ; 35,90

TROMBOSIT ; 442

b. FUNGSI HATI

SGOT ; 37

SGPT ; 12

Protein total ; 5,81

Albumin ; 3,4

Globulin ; 2,41
c. HEMOSTASIS

Masa perdarahan ; 2.00

Masa pembekuan ; 4.00

d. HEPATITIS

HBsAg Rapid ; non reaktif

e. DIABETES

GDS ; 293

f. FUNGSI GINJAL

Ureum darah ; 88

Kreatinin darah ; 2,41

g. ELEKTROLIT

Natrium ; 131

Kalium ; 4,60

Klorida ; 96

3.1.4.2 Foto torax


Kesan cardiomegali
3.1.4.3 Foto pedis sinistra
Kesimpulan; osteoarhrosis pedis sinistra
3.2 Pengkajian Saat Ini
3.2.1 Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Klien dan keluarga belum mengetahui penyakit diabetes mellitus yang diderita
klien, karena klien dan keluarga hanya mengethaui kalau klien tersebut
dirawat di rumah sakit karena adanya luka ulkus dipedis kiri tersebut. Untuk
pemeliharaan kesehatan klien selalu memeriksakan diri ke dokter atau mantri
praktik di sekitar rumahnya.

3.2.2 Pola Nutrisi/Metabolik


Program diit RS : DM IV (1700 kalori)

Intake makanan : Sebelum sakit klien makan 3 kali sehari, dengan sayur
dan lauk. Klien mempunyai pantangan makanan yaitu
daging kambing. Saat sakit/ dirawat di rumah sakit klien
hanya menghabiskan rata-rata porsi pemberian.

Intake cairan : Sebelum sakit klien mminum 6-7 gelas sehari,


minuman pantangan kopi. Saat di rumah sakit ini klien
mendapat cairan infus 1500 ml sehari dan minum air
putih 3-4 gelas sehari.

3.2.3 Pola Eliminasi


1. Buang air besar
Sebelum sakit : sekali per dua atau tiga hari. Dan saat sakit di rumah
sakit klien per dua atau tiga hari, dengan konsistensi padat warna
kuning.

2. Buang air kecil


Sebelum sakit klien BAK 7-8 kali sehai. Dan selama di rumah sakit
klien B A K 9-10 kali sehari

3.2.4 Pola Aktivitas Dan Latihan

Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4


Makan / minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi / ROM

0 : mandiri, 1 : alat bantu, 2 : dibantu orang lain,

3 : dibantu orang lain dan alat, 4 : tergantung total.

Oksigenasi : klien bernapas secara spontan tanpa bantuan alat oksigenasi.


3.2.5 Pola Tidur Dan Istirahat
Klien tidur selama 7-8 jam setiap hari, tidak ada gangguan tidur. Saat di rumah
sakit klien banyak istirahat dan tidur.

3.2.6 Pola Perceptual


Klien mengatakan bahwa tidak ada perubahan pada penglihatan dan klien
tidak menggunakan alat bantu dengar.

3.2.7 Pola Persepsi Diri


Klien mengatakan pasrah dengan penyakit yang dideritanya.

3.2.8 Pola Seksualitas dan Reproduksi


klien menikah satu kali. mempunyai 3anak. Klien merasa senang dan bahagia
karena didampingi oleh istri dan anak anaknya

3.2.9 Pola Peran-Hubungan


Klien lebih dekat dengan istri. Komunikasi dengan perawat sekarang hanya
apabila ditanya.

3.2.10 Pola Managemen Koping-Stres


Setiap ada permasalahan klien senantiasa didampingi oleh istrinya.

3.2.11 Sistem Nilai dan Keyakinan


Sebelum sakit klien taat sholat, saat sakit klien tidak bisa sholat lagi, tapi
meyakini apapun penderitaannya Tuhan yang mengatur-Nya.

3.3 Pemeriksaan Fisik


3.3.1 Keluhan yang dirasakan saat ini
Nyeri pada luka di pedis kaki kiri, skala 5-6, merasa panas seperti terbakar.
3.3.2 Tanda-tanda vital
a. Suhu : 36,5C
b. Nadi : 80x / menit
c. Pernafasan : 20x/ menit
d. Tekanan darah : 160/100 mmHg

3.3.3 BB/TB :
BB : 70kg
TB : 150cm
3.3.4 Kepala
Bentuk : Normochepal

Rambut : Lebat, sedikit berubah, terakhir keramas 5 hari yang lalu,


rambut berbau.

Mata : Konjungtiva : tidak pucat (-/-), Sklera: ikterus (-/-), reflek


cahaya +/+, fungsi penglihatan baik.
Mulut : Bibir kelihatan kering, gigi banyak yang sudah tanggal, nafas
berbau.
3.3.5 Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran limfe nodus.
Tidak ada peningkatan JVP.

3.3.6 Thorak
Inspeksi : Simetris
Perkusi : Sonor kanan kiri
Palpasi : Fermitus kanan dan kiri, tidak ada ketinggalan gerak
Auskultasi : Paru-paru : Vasikuler kanan kiri
Jantung : S1 S2 murni, iktus cordis teraba

3.3.7 Abdomen
Inspeksi : Perut kelihatan lebih besar, dengan diameter 30 cm
Palpasi : Abdomen supel, hati dan limfe tidak teraba, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik 20x/menit

3.3.8 Inguinal dan Genetalia


Tidak ada kelainan di regio inguinal.

3.3.9 Ektremitas
Terdapat ulkus dipedis kaki kiri, luas ulkus dengan diameter kurang lebih
15cm kedalamannya kurang lebih 1cm, nampak jaringan nekrotik warna putih.
Terdapat oedema dibagian kaki distal kanan kiri. Infus terpasang ditangan kiri.

3.4 Program Terapi

Tanggal 25 januari 2017

Intruksi dr. Bambang.SpB

a. Ceftriaxone 2x1gram
b. Konsul dr.spesialis penyakit dalam
c. Besok GV

Intruksi dr sulaiman, SpPD

a. Diit DM IV (1700 kalori)

b. Infus Asering 500 cc / 12 jam


c. Topazol 1x1vial

d. Ondancentron 2x4mg

e. CaCo3 3x1 kapsul

f. Asaam folat 3x1 tablet

g. Aminoral 3x2 tablet

h. Transfuse PRC 500cc

(Pre medikasi lameson ampul,pos transfuse Ca glukonas 1ampul)

i. Sleding scale GDS 3 x perhari

j. Cek DR1. GDS, UR, CR, SGOT, SGPT, ELEKTROLIT, RO Thorax, DAN
RO Pedis sinistra.

3.5 Analisa data

No. Tanggal / Jam Data Fokus Etiologi Problem


1. DS: Ulkus DM Resti Infeksi
Pasien mengatakan ada Kerusakan
luka di pedis kaki sebelah integritas
kiri sejak 2 minggu yang jaringan
lalu.

DO:

a. Ada luka di ekstremitas


bawah (pedis kaki kiri).

25 januari b. Luka ulkus dengan


2017 / 20.15 diameter : 15 cm
wib. kedalaman : 1 cm.

c. Terdapat jaringan
nekrotik warna puutih

d. Terdapat edema di
bagian kaki kiri
DS:

a. Pasien mengatakan
sebelum sakit makan 3
kali sehari dengan
sayur dan lauk.

b. Pasien mengatakan
mempunyai pantangan
makanan yaitu daging
Kebutuhan
kambing.
Hilangnya nafsu nutrisi kurang
2.
makan dari
kebutuhan
DO:

a. Intake makanan :
Selama di rumah sakit
pasien hanya
menghabiskan rata-rata
porsi pemberian.

3. DS : Adanya ulkus pada Kelemahan


kaki mobilitas fisik
DO :

a. Pasien selama di rumah


sakit terpasang dower
cateter.

b. Dalam melakukan
makan/minum, mandi,
berpakaian, mobilitas di
tempat tidur, berpindah,
ambulasi/ROM dibantu
oleh orang lain

c. Untuk kebutuhan
toileting pasien dibantu
oleh orang lain dan dengan
bantuan alat
3.6 Prioritas Masalah
a. Resiko Infeksi Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan ulkus DM
ditandai dengan adanya luka pada pedis dan keluar pus banyak, luka ulkus dengan
diameter : 1 5 cm kedalaman : 1 cm, tterdapat jaringan nekrotik warna putih,
terdapat edema di bagian kaki kiri

b. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hilangnya nafsu


makan, ditandai dengan intake makanan selama di rumah sakit pasien hanya
menghabiskan rata-rata porsi pemberian.

c. Kelemahan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya ulkus pada kaki, klien
melakukan makan/minum, mandi, berpakaian, mobilitas di tempat tidur, berpindah,
ambulasi/ROM dibantu oleh orang lain, dan untuk kebutuhan toileting pasien
dibantu oleh orang lain dan dengan bantuan alat

3.7 Intervensi keperawatan

No.
Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional
Dx
Dx. Resiko Setelah dilakukan a Laksanakan perawatan Pengkajian yang
1. Infeksi tindakan keperawatan luka sesuai dengan tepat terhadap luka
Kerusakan selama 324 jam, perskripsi medik. dan proses
Integritas integritas jaringan klien penyembuhan akan
Cairan membaik, dengan b Oleskan preparat membantu dalam
Berhubungan kriteria hasil: antibiotik topikal dan menentukan tindakan
Dengan Ulkus memasng balutan selanjutnya.
DM a Jaringan secara sesuai ketentuan medik.
umum tampak utuh
dan bebas dari
tanda-tanda infeksi c Berikan dukungan
dan, tekanan dan nutrisi yang memadai.
trauma.
d Kaji luka/ulkus dan
b Luka yang terbuka laporkan tanda
berwarna merah kesembuhan yang
muda buruk.
memperlihatkan
repitelisasi dan
bebas dari infeksi.

c Luka yang baru


sembuh teraba
lunak dan licin.-
Bersihkan
luka/ulkus setiap
hari.

a Mengidentifikasi
kekurangan dan
penyimpangan
dari kebutuhan
terapeutik.
a Kaji intake klien
b Mengkaji
pemasukan
b Tingkatkan intake
makanan yang
Setelah dilakukan makan melalui
adekuat
tindakan keperawatan
(termasuk
selama 324 jam, c Kurangi gangguan dari
absorbsi dan
kebutuhan nutrisi luar
utilisasinya).
kurang dari kebutuhan
klien membaik, dengan d Sajikan makanan dalam
Kebutuhan c Jika makanan
kriteria hasil: kondisi hangat
nutrisi kurang yang disukai
dari pasien dapat
a Nafsu makan e Selingi makan dengan
Dx. kebutuhan dimasukkan
meningkat minum
2. berhubungan dalam
dengan perencanaan
b Kebutuhan nutrisi f Jaga kebersihan mulut
hilangnya makan,
tercukupi klien
nafsu makan kerjasama ini
dapat diupayakan
c Porsi makan klien g Berikan makan sedikit
setelah pulang.
habis tapi sering
d Meningkatkan
h Kolaborasi dengan ahli
rasa
giziikan diet dan
keterlibatannya;
makanan ringan dengan
memberikan
tambahan makanan
informasi pada
yang disukai bila ada
keluarga untuk
memahami
nutrisi pasien.

Dx. Kelemahan Setelah dilakukan a. Pastikan keterbatasan Mobilisasi dilakukan


3. mobilitas fisik tindakan keperawatan gerak sendi yang dengan tujuan untuk
dialami

b. Kolaborasi dengan
fisioterapi

c. Pastikan motivasi klien


untuk mempertahankan
pergerakan sendi

d. Pastikan klien untuk


mempertahankan
pergerakan sendi

e. Pastikan klien bebas


dari nyeri sebelum
selama 324 jam,
diberikan latihan
kelemahan mobilitas
fisik membaik, dengan
f. Anjurkan ROM
kriteria hasil:
berhubungan Exercise aktif: jadual; membuat pasien aktif
dengan keteraturan, Latih dan mampu
a pasien mampu
adanya ulkus ROM pasif. melakukan aktivitas
melakukan
pada kaki sendiri.
mobilitas fisik
g. Bantu identifikasi
program latihan yang
sesuai

h. Diskusikan dan
instruksikan pada klien
mengenai latihan yang
tepat

i. Anjurkan dan Bantu


klien duduk di tempat
tidur sesuai toleransi

j. Atur posisi setiap 2 jam


atau sesuai toleransi

k. Fasilitasi penggunaan
alat Bantu

CATATAN PERKEMBANGAN Hari ke-1


Nama klien : Tn. D No. Register : 138192
Umur : 52 Tahun Diagnosa Medis : Diabetes Melitus
Ruang : Lantai 3 Kartini
No Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Nama/
Dx TTD
1 25-01-17 20.11. 1. Mengobservasi tanda-tanda infeksi S: klien mengerti
5 dan peradangan, seperti kemerahan dengan PENKES
WIB dan adanya push dalam luka yang
DS : klien mengatakan bersedia untuk diberikan
di observasi lukanya O: TTV: TD: 110/70
DO : disekitar luka ada kemerahan dan mmHg
adanya push dalam luka N: 90x/menit
2. 2. Memberikan PENKES tentang RR : 24x/menit
pentingnya cuci tangan untuk T: 36 C
mencegah terjadinya infeksi A: Masalah
DS : klien mengatakan mengerti teratasi sebagian
tentang PENKES yang diberikan P: Tindakan
DO : memberikan PENKES tentang dilanjutkan
pentingnya cuci tangan untuk
mencegah infeksi

3. 3. Mengkaji TTV
DS : Klien mengatakan bersedia untuk
di periksa
DO : TD : 110/70 mmHg
N : 90x/menit
RR : 24x/menit
T : 36 0 C

2 25-01-17 21.0 1. Mengkaji status nutrisi S: Klien mengatakan


0 DS: klien mengatakan berat berat badannya
WIB badannya menurun sejak sakit menurun sejak
DO: BB 76 kg turun menjadi 70 kg sakit
2. Menimbang berat badan klien O: BB klien 70 kg
DS: klien mengatakan bersedia Injeksi insulin 4
untuk di timbang unit
DO: BB badan klien 70 kg A: Masalah belum
3. Memberikan injeksi insulin secara teratasi
teratur P: Intervensi 1,3,4
DS: klien mengatakan bersedia dilanjutkan
untuk di suntik insulin
DO: injeksi insulin 4 unit, dosis
3x1
4. Memberikan makanan yang
mengandung rendah glukosa, rendah
natrium
DS:- klien mengatakan nafsu
makannya berkurang sejak sakit
DO: -makanan rendah
glukosa,rendah natrium
3 25-01- 21.1 1. Meningkatkan partisipasi pasien S: klien mengatakan
2017 0 dalam melakukan aktifitas sehari- masih merasa
hari sesuai dengan yang dapat kelelahan walaupun
WIB
ditoleransi tidak melakukan
DS: klien mengatakan bahwa aktivitas yang berat
aktivitas dilakukan dengan bantuan O: Menganjurkan
keluarga untuk mencegah kelelahan pengaturan jadwal
DO: - istirahat
2. Menganjurkan pasien untuk A: Masalah belum
mengatur jadwal tidur tetap teratasi
DS : klien mengatakan mengerti P: Intervensi 1,2
dengan anjuran perawat dilanjutkan
DO : menganjurkan pengaturan
jadwal istirahat klien
CATATAN PERKEMBANGAN Hari ke-9
Nama klien : Tn. D No. Register : 138192
Umur : 52 Tahun Diagnosa Medis : Diabetes Melitus
Ruang : Cempaka
No Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Nama/
Dx TTD
1 2-02-17 08.3 1. Mengobservasi tanda-tanda infeksi S: klien mengatakan
0 dan peradangan, seperti kemerahan keadaanya mulai
WIB dan adanya push dalam luka membaik
DS : klien mengatakan bersedia O: TTV:
untuk di observasi lukanya TD: 150/90 mmHg
DO : kemerahan pada luka sudah N: 90x/menit
berkurang, pushnya sudah RR : 20x/menit
berkurang T: 36,4 C
A: Sebagian masalah
2. Mengkaji TTV teratasi
DS : Klien mengatakan bersaedia P: Tindakan 1,3
untuk di periksa dilanjutkan
DO : TD : 150/90 mmHg
N : 86x/menit
RR : 20x/menit
T : 36,4 0 C
2 2-02-17 12.21 1.Mengkaji status nutrisi S: Klien mengatakan
WIB DS: klien mengatakan berat berat badannya
badannya masih tetap,tidak masih tetap
ada penurunan maupun stabil,tidak ada
kenaikan penurunan
DO: BB 70 kg maupun kenaikan
2.Memberikan injeksi insulin secara O: BB klien 70 kg
teratur Injeksi insulin 4
DS: klien mengatakan bersedia unit
untuk di suntik insulin A: Masalah belum
DO: injeksi insulin 4 unit, teratasi
dosis 3 x 1 P: Intervensi 1,2,3
3.Memberikan makanan yang dilanjutkan
mengandung rendah glukosa,
rendah natrium
DS:- klien mengatakan nafsu
makannya kembali membaik
DO: -makanan rendah
glukosa,rendah natrium
3 2-02- 20.30 1. Anjurkan pasien untuk mengatur S:klien mengatakan
2017 WIB jadwal tidur tetap sudah menerapkan
DS : klien mengatakan sudah jadwal istirahat
menerapkan jadwal istirahat yang yang telah di
telah ditetapkan tetapkan
DO : - O: -
A: Masalah telah
teratasi
P: Intervensi
dihentikan

Vous aimerez peut-être aussi