Vous êtes sur la page 1sur 18

MAKALAH

SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

IAS 1
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

OLEH

LOLY SEPSIODARMA
1511060068

FAKULTAS EKONOMI
PERBANAS INSTITUTE
2017
I. PENDAHULUAN

IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan mengatur persyaratan secara


keseluruhan dari laporan keuangan, termasuk bagaimana suatu laporan keuangan
suatu entitas harus terstruktur, persyaratan minimum untuk isi dari laporan keuangan
dan konsep-konsep yang digunakan seperti going concern, akuntansi berbasis akrual,
dan perbedaan current / non-current.

Standar ini mengharuskan secara lengkap bagi laporan keuangan untuk


menyajikan laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif
lain, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.

II. TUJUAN

Standar ini menetapkan dasar bagi penyajian laporan keuangan untuk memastikan
laporan keuangan dapat dibandingkan dengan laporan keuangan entitas periode
sebelumnya dan dengan entitas lain. Dalam standar ini ditetapkan persyaratan
keseluruhan untuk penyajian laporan keuangan, pedoman untuk struktur dan
persyaratan minimum atas konten dari laporan keuangan tersebut.

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomis. Tujuan IAS 1
adalah untuk memastikan penyajian informasi yang dapat diperbandingkan dengan
laporan keuangan entitas pada periode sebelumnya dan dengan menyajikan laporan
keuangan entitas lainnya. Laporan keuangan disusun atas dasar kelangsungan hidup
usaha (going concern), jika tidak maka manajemen bermaksud untuk melikuidasi atau
menghentikan perdagangan. Suatu entitas menyusun laporan keuangannya kecuali
untuk informasi arus kas menurut dasar akuntansi akrual.

Secara tradisional, seperangkat laporan keuangan yang lengkap terdiri atas :


laporan posisi keuangan, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus
kas, dan catatan penjelasan (termasuk dalam kebijakan akuntansi). Akan tetapi,
dengan perubahan terbaru terhadap IAS 1, beberapa komponen laporan keuangan
telah diubah. Sebagai contoh, neraca mungkin kini disebut laporan posisi keuangan.
Revisi IAS 1 ini juga memperkenalkan suatu laporan baru, laporan laba-rugi
komprehensif. Laporan laba-rugi komprehensif ini menggabungkan pos laporan laba-
rugi dengan pos yang sebelumnya disajikan dalam laporan laba-rugi yang diakui.
Tidak ada keharusan entitas harus menggunakan judul baru didalam laporan
keuangannya. Revisi IAS 1 efektif untuk periode awal tahunan atau setelah tanggal 1
Januari 2009 (adopsi awal telah diijinkan)

Dasar dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose
finansial statement) agar dapat dibandingkan baik dengan lapoan keuangan periode
sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur :

- Persyaratan bagi penyajian laporan keuangan

- Struktur laporan keuangan

- Persyaratan minimum isi laporan keuangan

III. PERANGKAT LAPORAN KEUANGAN YANG LENGKAP

Laporan keuangan menunjukkan hasil pertanggung jawaban manajemen atas


penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan
menyajikan informasi :

- aset

- liabilitas

- ekuitas

- pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian

- kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

- arus kas

Komponen seperangkat laporan keuangan yang lengkap adalah :

- Laporan posisi keuangan pada akhir periode yang bersangkutan

- Laporan laba-rugi komprehensif untuk periode (yang disajikan sebagai laporan


tunggal atau laporan laba-rugi dengan pengakuan keuntungan atau kerugian)

- Laporan perubahan ekuitas untuk periode yang bersangkutan

- Catatan, termasuk suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan dan


penjelasan informasi lainnya
- Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang terawal bilamana
suatu entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi berlaku surut atau penyajian
kembali yang berlaku surut, mengenai pos pos di dalam laporan keuangannya.

Entitas menyajikan semua komponen laporan keuangan lengkap dengan

keutamaan yang sama. Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan

dan penyajian laporan keuangan.

Jika IAS 1 mengklarifikasikan bahwa suatu entitas dapat menggunakan judul

untuk laporannya selain dari yang digunakan standar ini, yang menekan bahwa

suatu entitas akan menyajikan dengan peranan yang sama dari semua komponen

laporan keuangan didalam seperangkat laporan keuangan yang lengkap.

KARAKTERISTIK UMUM

- Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK

Menyebutkan secara eksplisit kepatuhan terhadap SAK

Kepatuhan terhadap PSAK memberikan pemahaman yang salah (kondisi yang


jarang terjadi)

- Kelangsungan Usaha

Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha,


mengungkapkan fakta jika terjadi pelanggaran asumsi

- Dasar akrual

- Material dan agregasi

- Saling hapus, tidak boleh kecuali disyaratkan atau diizinkan suatu PSAK

- Frekuensi pelaporan, tahunan

- Informasi komparatif, periode sebelumnya

- Konsistensi penyajian, penyajian dan klasifikasi

A. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)

Nama menjadi laporan posisi keuangan (neraca), tambahan neraca untuk


sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia. Perubahan definisi definisi seperti
kewajiban menjadi Liabilitas dan hak minoritas menjadi kepentingan
nonpengendali (non-controlling interest). Penyajian kepentingan non
pengendali sebagai bagian ekuitas dan bagian laba bukan sebagai pengurang
laba (LK konsolidasian)

- Laporan keuangan awal periode (dari periode sajian) untuk penyajian

retroaktif

- Minimum line item penyajian neraca

- Properti investasi

- Provisi

- Investasi dengan menggunakan metode ekuitas

- Aset yang dimiliki untuk dijual

Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK 1


berbeda dengan IAS 1 (aset tidak lancar di atas)

Informasi minimal yang disajikan dalam laporan keuangan dapat

ditambahkan jika penambahan tersebut relevan

Pembedaan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan
jangka panjang

Pajak tangguhan tidak boleh diklasifikasikan sebagai jangka pendek

B. POS DALAM LAPORAN

Penyajian aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan
jangka panjang diklasifikasi secara terpisah, kecuali penyajian berdasarkan
likuiditas yang memberikasn informasi yang lebih relevan dan dapat
diandalkan maka digunakan urutan likuiditas.

Pemisahan jumlah yang diharapkan dapat dipulihkan atau diselesaikan


setelah lebih dari dua belas bulan untuk setiap pos aset dan liabilitas, jika
nilainya digabung.
C. ASET LANCAR

Klasifikasi aset lancar, jika mengharapkan akan merealisasikan aset, atau


bermaksud untuk menjual atau menggunakannya dalam siklus operasi
normal

Memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan, mengharapkan atau merealisasi


aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah pelaporan

Kas atau setara kas (PSAK 2 : Laporan Arus Kas) kecuali aset tersebut
dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas
sekurang kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut


sebagai aset tidak lancar

D. LIABILITAS LANCAR

Klasifikasi liabilitas lancar, jika :

Mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi


normalnya

Memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan

Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12


bulan setelah periode pelaporan

Tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas


selama sekurang kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan

Entitas mengklasifikasi liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut


sebagai liabilitas jangka panjang

LIABILITAS

Liabilitas yang dibiayai kembali yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan
setelah periode pelaporan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek,
jika entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk membiayai kembali.

Pelanggaran perjanjian utang yang mengakibatkan kreditur meminta


percepatan pembayaran, maka liabilitas tersebut disajikan sebagai liabilitas
jangka pendek, meskipun kreditur mengijinkan penundaan pembayaran
selama 12 bulan setelah tanggal pelaporan tetapi persetujuan tersebut
diperoleh setelah tanggal pelaporan.

E. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

Laporan laba rugi -> laporan laba rugi komprehensif

Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba komprehensif

Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas

Ketentuan minimun item dalam laporan laba rugi

Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan berdasarkan


fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat

Penyajian pos luar biasa / extraordinary item tidak diperkenankan lagi

Laporan laba komprehensif merupakan perubahan aset atau liabilitas yang


tidak mempengaruhi laba pada periode rugi

Selisih revaluasi aset tetap

Perubahan nilai investasi available for sales

Dampak translasi laporan keuangan dalam 2 laporan :

Laba sebelum laba komrehensif

Laporan laba komrehensif dimulai dari laba / rugi bersih

Minimum item dalam L/R komprehensif

Pendapatan

Biaya keuangan

Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat
dengan menggunakan metode ekuitas

Beban pajak

Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari :

- Laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan

- Keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran


nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau
kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan

Laba rugi

Setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan


sesuai dengan sifat

Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint


ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas

INFORMASI DALAM LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

Ketika pos pos pendapatan atau beban bernilai material, maka entitas
mengungkapkan sifat dan jumlahnya secara terpisah, karena :

a. Penurunan nilai persediaan / aset tetap dan pemulihannya

b. Restrukturisasi atas aktivitas aktivitas suatu entitas dan untuk setiap

liabilitas diestimasi atas biaya restrukturisasi

c. Pelepasan aset tetap

d. Pelepasan investasi

e. Operasi yang dihentikan

f. Penyelesaian litigasi,

g. Pengembalian liabilitas diestimasi lain

Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan
menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dala entitas,
mana yang dapat menyediakan informasi yang lebih andal dan relevan.

KLASIFIKASI BEBAN BERDASARKAN SIFAT

Pemilihan klasifikasi berdasarkan faktor historis dan industri

Klasifikasi berdasarkan sifat lebih mudah karena tidak perlu alokasi beban
menurut fungsi

KLASIFIKASI BEBAN BERDASARKAN FUNGSI

Minimal biaya penjualan berdasarkan metode fungsi secara terpisah dari


beban lain.
Jika klasifikasi berdasarkan fungsi maka harus mengungkapkan informasi
tambahan tentang sifat beban, termasuk beban penyusutan dan amortisasi
dan imbalan kerja

F. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Menunjukkan total laba rugi komprehensif selama suatu periode yang


didistribusikan kepada pemilik entitas induk dan pihak non pengendali.

Rekonsiliasi antara saldo awal dan akhir periode yang timbul dari laba, pos
pendapatan komprehensif dan transaksi dengan pemilik

Jumlah dividen yang didistribusikan kepada pemilik dan nilai dividen per
saham, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

G. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Menyajikan informasi dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan


akuntansi atas dasar pengukuran, kebijakan yang relevan, asumsi dan
estimasi.

Mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAL yang tidak disajikan di


bagian manapun dalam laporan keuangan.

Memberikan informasi yang tidak disajikan dibagian manapun dalam


laporan keuangan, tetatpi informasi tersebut relevan untuk memahami
laporan keuangan (pengelolaan modal)

Sepanjang praktis, penyajian catatan atas laporan keuangan dilakukan


secara sistematis

Membuat referensi silang atas setiap pos untuk informasi yang


berhubungan dalam catatan atas laporan keuangan

Pengungkapan lain

Jumlah dividen diumumkan sebelum penyelesaian laporan keuangan

Jumlah dividen preferen yang tidak diakui

Pengungkapan berikut jika tidak diungkapkan dibagian manapun dalam


informasi yang dipublikasi bersama LK
Domisili dan bentuk hukum, negara pendirian, alamat kantor dan lokasi
utama kantor

Keterangan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama

Nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha

Bagi entitas yang mempunyai umur terbatas, informasi tentang umur


entitas.

IV. KETENTUAN UMUM IAS 1

- Laporan keuangan akan menyajikan secara wajar mengenai posisi keuangan,


kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas.

- Suatu entitas yang memiliki laporan keuangan harus sesuai dengan Standar
Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) yang menjadikan suatu laporan yang
eksplisit dan laporan tanpa syarat atas kepatuhan tersebut didalam catatannya.

- Suatu entitas tidak dapat meralat kebijakan akuntansi yang tidak layak melalui
pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan, atau melalui catatan ataupun
melalui penjelasan

- Di dalam kondisi lingkungan yang sangat langka jika manajemen entitas


menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap suatu ketentuan dari suatu Standar
Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) menjadi sangat menyesatkan yang
bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang ditetapkan Kerangka Dewan
Standar Akuntansi Internasional (IASB), entitas diharuskan untuk menyimpang
dari ketentuan tersebut, kecuali kerangka peraturan di mana entitas beroperasi
yang mengharuskan, atau tidak melarang suatu penyimpangan tersebut. Kondisi
tersebut patut dicatat bahwa permohonan yang benar dan wajar dikesampingkan
(sebagaimana kadang-kadang hal ini merujuk kepada) tidak diharapkan seringkali
terjadi di dalam praktik)

- Kelangsungan hidup usaha (going concern)

Suatu entitas secara normal menyusun laporan keuangan atas asumsi dasar
kelangsungan hidup usaha. Namun, apabila manajemen bermaksud untuk
melikuidasi entitasnya atau untuk menghentikan operasi dagangnya, atau tidak
mempunyai alasan yang realistis melakukannya, tidak diizinkan untuk menyusun
laporan keuangan dengan menggunakan asumsi dasar kelangsungan hidup usaha.
Jika manajemen peduli dalam melakukan penilaian mengenai ketidakpastian yang
material yang berhubungan dengan peristiwa atau kondisi yang mungkin
meragukan signfikan atas kemampuan entitas untuk melanjutkan sebagai suatu
kelangsungan hidup usaha, maka entitas tersebut harus mengungkapkan
ketidakpastian tersebut. Demikian juga, jika suatu entitas tidak menyusun laporan
keuangan atas dasar kelangsungan hidup usaha, maka entitas harus
mengungkapkan fakta tersebut bersamaan dengan dasar atas disusunnya laporan
keuangan berikut alasan mengapa entitas tidak dianggap sebagai kelangsungan
hidup usaha.

Contoh :

Destitute Inc., adalah pengembang real estate. Oleh karena krisis kredit
perumahan, pasar real estate menurun tajam. Menurut laporan keuangan yang
diaudit, Destitude Inc., untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20XX, entitas
menderita kerugian bersih sebesar $ 10 juta. Pertanggal 31 Desember 20XX, aset
lancar keseluruhan $40juta dan liabilitas lancar seluruhnya $55 juta.

Namun, oleh karena perubahan besar yang tidak diharapkan di dalam


peraturan pemerintah yang terkait dengan real estate, maka industri berharap
untuk memperoleh laba di tahun mendatang. Lagipula, pemegang saham entitas
telah mengatur alternatif sumber dana tambahan untuk kesempatan investasi baru
yang diharapkan di masa mendatang dan juga mendukung kebutuhan modal kerja
dalam 12 bulan mendatang. Menurut kondisi semaca ini, haruskah Destitude Inc.
menyusun laporan keuangannya menurut dasar kelangsungan hidup usaha?

Dua faktor yang meningkatkan keraguan kemampuan entitas untuk melanjutkan


kelangsungan hidup usaha adalah :

Kerugian neto untuk tahun yang bersangkutan $10 juta

Per tanggal laporan posisi keuangan, defisit modal kerja (liabilitas lancar
sebesar $55juta) melebihi aset lancarnya $40 juta sebesar $15juta.

Akan tetapi, ada dua faktor yang mengurangi :

kemampuan pemegang saham mengatur pendanaan untuk ekspansi dan


kebutuhan modal kerja entitas
proyeksi profitabilitas masa datang disebabkan perubahan dalam peraturan
pemerintah yang tidak terduga untuk industri dimana entitas melakukan
kegiatan usaha

Berdasarkan faktor faktor ini baik faktor positif maupun faktor negatif adalah
mungkin bagi manajemen entitas untuk membantah bahwa asumsi kelangsungan
hidup tidak masuk akal pada saat ini. Namun, apabila permasalahan semakin
memburuk, selanjutnya dimasa mendatang penilaian yang terinci diperlukan
untuk memastikan asumsi kelangsungan hidup usaha yang masih valid.

- Akuntansi berbasis akrual

Suatu entitas harus menyusun laporan keuanganny, kecuali untuk informasi arus
kas, dengan menggunakan akuntansi berbasis akrual

- Materialitas dan Keseluruhan

Suatu entitas harus menyusun pos secara terpisah menurut materialitas yang
sejenis. Suatu entitas akan menyajikan secara terpisah atas sifat atau fungsi yang
tidak sejenis kecuali pos pos tersebut tidak material

- Saling menghapus

Suatu entitas tidak dapat saling menghapus aset dan liabilitas atau pendapatan dan
beban, kecuali memenuhi atau diijinkan oleh Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS).

- Frekuensi pelaporan

Suatu entitas harus menyajikan seperangkat laporan keuangan yang lengkap


paling tidak setiap tahun.

- Informasi komparatif

Kecuali bilamana Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) mengijinkan


atau mensyaratkan, jika tidak, suatu entitas harus mengungkapkan informasi
komparatif dalam kaitannya dengan periode sebelumnya untuk semua jumlah
yang dilaporkan di dalam laporan keuangan periode berjalan.

- Perubahan Penyajian atau Klasifikasi

Jika entitas mengubah penyajian atau klasifikasi pos pos didalam laporan
keuangannya, maka entitas harus melakukan reklasifikasi atau klasifikasi pos
pos didalam laporan keuangannya, entitas harus melakukan reklasfikasi jumlah
komparatif jika tidak dilakukan reklasifikasi maka tidak dapat dipraktekkan.

IDENTIFIKASI LAPORAN KEUANGAN

Suatu entitas harus jelas mengidentifikasi laporan keuangan dan membedakannya


dengan informasi dalam dokumen yang sama diterbitkan.

Pos- pos lini berikut, sebagai suatu yang minimum, yang harus disajikan di dalam
laporan posisi keuangan :

- Aset.

Properti, pabrik, dan peralatan; investasi properti; aset tidak berwujud; aset
keuangan; investasi yang dicatat dengan metode ekuitas; aset pertanian; aset pajak
yang ditangguhkan; aset pajak kini; persediaan; piutang dagang dan piutang lain
lain; kas dan setara kas.

- Ekuitas.

Modal dan Cadangan Modal yang diterbitkan yang didistribusikan kepada


pemegang ekuitas entitas induk; dan pemilik minoritas.

- Liabilitas.

Hutang pajak yang ditangguhkan; hutang pajak kini; hutang keuangan; provisi;
dan hutang usaha dan hutang lainnya.

- Aset dan Liabilitas yang dimiliki Untuk Dijual.

Total aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual termasuk di


dalamnya kelompok yang dihentikan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki
untuk dijual; dan liabilitas termasuk di dalam kelompok yang dihentikan yang
diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan Standar
Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) 5 mengenai Aset Tidak Lancar Yang
Dimiliki untuk Dijual dan Penghentian Operasi.

BAGAIMANA INFORMASI DIUNGKAPKAN

Suatu entitas harus mengungkapkan setiap kelompok modal saham; jumlah


saham yang diotorisasi, diterbitkan dan telah sepenuhnya dibayar,
diterbitkan tapi belum dibayar, nilai pari/nominal per saham, rekonsiliasi
jumlah saham yang beredar pada awal dan akhir periode. Suatu entitas juga
disyaratkan untuk mengungkapkan haknya; saham preferen; dan
pembatasan terkait dengan saham. Saham dalam entitas yang dimiliki oleh
entitas atau anak perusahaannya atau entitas asosiasi juga harus
diungkapkan.

Suatu deskripsi dari sifat dan tujuan setiap cadangan di dalam ekuitas.

PERBEDAAN LANCAR DAN TIDAK LANCAR

Entitas biasanya menyajikan suatu laporan posisi keuangan yang memisahkan


aset lancar dan liabilitas lancar dari aset tidak lancar dan liabilitas tidak lancar.
Suatu laporan posisi keuangan biasanya merujuk kepada laporan posisi
keuangan yang diklasifikasikan. Dalam praktek, entitas biasanya menyajikan
aset lancar dan aset tidak lancar serta liabilitas lancar dan liabilitas tidak lancar
sebagai klasifikasi terpisah di dalam laporan keuangannya. Akan tetapi, jika
suatu penyajian yang didasarkan pada likuiditas menyajikan informasi lebih
baik (dapat diandalkan dan relevan), entitas disyaratkan oleh IAS 1 untuk
menyajikan semua ast dan liabilitas sesuai dengan likuiditasnya.

ASET LANCAR

Suatu entitas harus mengklasifikasikan suatu aset sebagai aset lancar jika :

- mengharapkan untuk merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual

atau mengkonsumsinya, didalam siklus operasi normalnya

- memiliki aset tersebut terutama untuk tujuan perdagangan

- mengharapkan untuk merealisasikan aset tersebut dalam 12 bulan setelah

periode pelaporan

- aset merupakan kas dan setara kas (sebagaimana didefinisikan pada IAS 7)

jika tidak aset tersebut dibatasi dari pertukaran atau penggunaan untuk

menyelesaikan suatu liabilitas paling tidak untuk 12 bulan setelah periode

pelaporan
LIABILITAS LANCAR

Suatu entitas harus mengklasifikasikan suatu hutang sebagai hutang lancar


bila:

- mengharapkan untuk diselesaikan liabilitas di dalam siklus operasi

normalnya

- memiliki liabilitas untuk tujuan perdagangan

-liabilitas jatuh tempo untuk dilunasi dalam 12 bulan setelah tgl pelaporan

- entitas tidak memiliki hak yang tidak kondisional untuk menangguhkan

penyelesaian liabilitas paling tidak untuk 12 bulan setelah periode pelaporan

V. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

IAS 1 memberikan pilihan penyajian terhadap semua pendapatan dan beban


yang diakui di dalam suatu periode, dalam suatu pelaporan tunggal, atau dalam dua
laporan, yaitu suatu laporan yang menggambarkan komponen laba atau rugi,
bersamaan dengan laporan yang berawal dengan laba atau rugi dan menggambarkan
komponen pendapatan atau rugi komprehensif lain.

Menurut standar ditetapkan seminimum minimumnya pos-pos lini berikut


harus disajikan didalam suatu laporan laba rugi komprehensif :

- Pendapatan, biaya keuangan, bagian dari laba atau rugi dari entitas asosiasi dan
entitas ventura bersama (joint venture) yang dicatat dengan menggunakan metode
ekuitas, beban pajak, jumlah yang diharuskan untuk diungkapkan menurut Standar
Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) 5 terkait dengan penghentian operasi

- Laba atau rugi periode pelaporan

- Setiap komponen laba-rugi komprehensif lainnya diklasifikasikan berdasarkan


sifatnya

- Setiap bagian dari laba-rugi komprehensif lainnya dari entitas asosiasi dan entitas
ventura bersama yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas,

- Total laba-rugi komprehensif


Laba atau rugi periode pelaporan sama dengan total laba-rugi komprehensif
untuk periode yang diatribusikan kepada pemilik non-pengendali dan pemilik
entitas induk diharukan untuk diungkapkan secara terpisah.

Karena IAS 1 mneguraikan pengungkapan minimum pos lini, maka suatu


entitas diizinkan untuk menyajikan tambahan pos lini, judul, dan subtotal di
dalam laporan laba-rugi komprehensif dan laporan laba-rugi terpisah.
Tambahan pengungkapan semacam ini diizinkan jika penyajian semacam ini
relevan dengan suatu pemahaman mengenai kinerja keuangan entitas.

Contoh : PENDEKATAN LAPORAN TUNGGAL

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

20X9 20X8
Pendapatan 780.000 710.000
Beban (500.000) (550.000)
Laba sebelum pajak penghasilan 280.000 160.000
Beban pajak penghasilan (50.000) (30.000)
Laba untuk tahun dari operasi yang berkelanjutan 230.000 130.000
Rugi untuk tahun dari penghentian operasi (61.000) -
Laba tahun bersangkutan 169.000 130.000

Penghasilan komprehensif lain :


Selisih kurs Karena translasi operasi asing 10.000 20.000
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual 4.800 7.000
Lindung nilai arus kas 2.400 4.400
Keuntungan atas revaluasi property 16.000 14.000
Keuntungan (rugi) akturial atas prog iuran pension (1.334) 2.666
Bag laba-rugi komprhnsf lain dari entitas asosiasi 800 (1.400)
Pajak ph terkait dg komponen L/R komrhsf lain (8.000) (7.800)
L/R komprehnsf lain utk th yang bersangkutan,
bersih dari pajak 24.666 38.866
Total laba-rugi komprehnsf utk thy g bersangkutan 193.666 168.866

Laba didistribusikan kepada :


Pemilik entitas induk 152.542 117.780
Pemilik non-pengendali 16.458 12.220
169.000 130.000

Total laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan kepada :


Pemilik dari perusahaan induk 173.208 150.246
Pemilik non-pengendali 20.458 18.620
193.666 168.866
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Sebuah entitas diharuskan untuk menyajikan suatu laporan perubahan ekuitas


dengan memperlihatkan :

a) Total laba rugi komprehensif untuk periode bersangkutan

b) Untuk setiap komponen ekuitas, dampak dari penerapan berlaku surut atau
pernyataan kembali yang berlaku surut diharuskan oleh IAS 8

c) Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan
akhir periode, secara terpisah mengungkapkan perubahan yang diakibatkan oleh
laba atau rugi, setiap pos dari laba-rugi komprehensif lain, transaksi dengan
pemilik yang memperlihatkan kontribusi secara terpisah oleh dan distribusi
kepada pemilik dan perubahan atas hak kepemilikan pada anak perusahaan yang
tidak menyebabkan kehilangan kendali.

LAPORAN ARUS KAS

-> IAS 7 tentang Laporan Arus Kas, berkaitan dengan ketentuan untuk penyajian
laporan arus kas

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan merupakan suatu bagian yang sangat penting dan bagian yang integral dari
laporan keuangan karena memberikan rincian tentang pos-pos yang disajikan di dalam
komponen lain dari laporan keuangan sebagai tambahan dalam penyediaan informasi
mengenai dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang
digunakan di dalam penyusunan laporan keuangan tersebut.

VI. PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

Suatu entitas harus mengungkapkan secara ringkas kebijakan akuntansi yang


signifikan :

a) Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan


kebijakan akuntansi lainnya yang digunakan relevan bagi suatu pemahaman
laporan keuangan
b) Pertimbangan, bagian dari estimasi yang terkait bahwa manajemen melaksanakan
proses penerapan kebijakan akuntansi entitas dan yang mempunyai dampak yang
paling signifikan atas jumlah yang diakui di dalam laporan keuangan

c) Informasi mengenai asumsi yang terjadi di masa dating, dan sumber utama
lainnya tentang ketidakpastian pada akhir periode pelaporan

PENGUNGKAPAN LAIN-LAIN

Suatu entitas harus mengungkapkan dalam catatan :

a) Jumlah dividen yang diusulkan atau dideklarasikan sebelum laporan keuangan


diotorisasi untuk diterbitkan tetapi tidak diakui sebagai suatu distribusi kepada
pemilik selama periode yang bersangkutan, terkait dengan jumlah perlembar
saham

b) Jumlah akumulasi dividen saham preferen yang tidak diakui,

c) Informasi yang menjadikan pengguna laporan keuangannya untuk mengevaluasi


tujuan, kebijakan dan proses entitas untuk pengelolaan modal

Hal yang harus diungkapkan suatu entitas jika tidak diungkapkan dalam informasi
yang diterbitkan oleh laporan keuangan :

a) Domisili dan bentuk hokum entitas, negara asal perusahannya, alamat kantor
terdaftar

b) Suatu deskripsi sifat kegiatan opersional entitas dan aktivitas utamanya

c) Nama entitas induk dan entitas induk utama dari kelompok

Vous aimerez peut-être aussi