Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
IAS 1
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
OLEH
LOLY SEPSIODARMA
1511060068
FAKULTAS EKONOMI
PERBANAS INSTITUTE
2017
I. PENDAHULUAN
II. TUJUAN
Standar ini menetapkan dasar bagi penyajian laporan keuangan untuk memastikan
laporan keuangan dapat dibandingkan dengan laporan keuangan entitas periode
sebelumnya dan dengan entitas lain. Dalam standar ini ditetapkan persyaratan
keseluruhan untuk penyajian laporan keuangan, pedoman untuk struktur dan
persyaratan minimum atas konten dari laporan keuangan tersebut.
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomis. Tujuan IAS 1
adalah untuk memastikan penyajian informasi yang dapat diperbandingkan dengan
laporan keuangan entitas pada periode sebelumnya dan dengan menyajikan laporan
keuangan entitas lainnya. Laporan keuangan disusun atas dasar kelangsungan hidup
usaha (going concern), jika tidak maka manajemen bermaksud untuk melikuidasi atau
menghentikan perdagangan. Suatu entitas menyusun laporan keuangannya kecuali
untuk informasi arus kas menurut dasar akuntansi akrual.
Dasar dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose
finansial statement) agar dapat dibandingkan baik dengan lapoan keuangan periode
sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur :
- aset
- liabilitas
- ekuitas
- kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
- arus kas
untuk laporannya selain dari yang digunakan standar ini, yang menekan bahwa
suatu entitas akan menyajikan dengan peranan yang sama dari semua komponen
KARAKTERISTIK UMUM
- Kelangsungan Usaha
- Dasar akrual
- Saling hapus, tidak boleh kecuali disyaratkan atau diizinkan suatu PSAK
retroaktif
- Properti investasi
- Provisi
Pembedaan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan
jangka panjang
Penyajian aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan
jangka panjang diklasifikasi secara terpisah, kecuali penyajian berdasarkan
likuiditas yang memberikasn informasi yang lebih relevan dan dapat
diandalkan maka digunakan urutan likuiditas.
Kas atau setara kas (PSAK 2 : Laporan Arus Kas) kecuali aset tersebut
dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas
sekurang kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
D. LIABILITAS LANCAR
LIABILITAS
Liabilitas yang dibiayai kembali yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan
setelah periode pelaporan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek,
jika entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk membiayai kembali.
Pendapatan
Biaya keuangan
Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat
dengan menggunakan metode ekuitas
Beban pajak
Laba rugi
Ketika pos pos pendapatan atau beban bernilai material, maka entitas
mengungkapkan sifat dan jumlahnya secara terpisah, karena :
d. Pelepasan investasi
f. Penyelesaian litigasi,
Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan
menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dala entitas,
mana yang dapat menyediakan informasi yang lebih andal dan relevan.
Klasifikasi berdasarkan sifat lebih mudah karena tidak perlu alokasi beban
menurut fungsi
Rekonsiliasi antara saldo awal dan akhir periode yang timbul dari laba, pos
pendapatan komprehensif dan transaksi dengan pemilik
Jumlah dividen yang didistribusikan kepada pemilik dan nilai dividen per
saham, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
Pengungkapan lain
Nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha
- Suatu entitas yang memiliki laporan keuangan harus sesuai dengan Standar
Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) yang menjadikan suatu laporan yang
eksplisit dan laporan tanpa syarat atas kepatuhan tersebut didalam catatannya.
- Suatu entitas tidak dapat meralat kebijakan akuntansi yang tidak layak melalui
pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan, atau melalui catatan ataupun
melalui penjelasan
Suatu entitas secara normal menyusun laporan keuangan atas asumsi dasar
kelangsungan hidup usaha. Namun, apabila manajemen bermaksud untuk
melikuidasi entitasnya atau untuk menghentikan operasi dagangnya, atau tidak
mempunyai alasan yang realistis melakukannya, tidak diizinkan untuk menyusun
laporan keuangan dengan menggunakan asumsi dasar kelangsungan hidup usaha.
Jika manajemen peduli dalam melakukan penilaian mengenai ketidakpastian yang
material yang berhubungan dengan peristiwa atau kondisi yang mungkin
meragukan signfikan atas kemampuan entitas untuk melanjutkan sebagai suatu
kelangsungan hidup usaha, maka entitas tersebut harus mengungkapkan
ketidakpastian tersebut. Demikian juga, jika suatu entitas tidak menyusun laporan
keuangan atas dasar kelangsungan hidup usaha, maka entitas harus
mengungkapkan fakta tersebut bersamaan dengan dasar atas disusunnya laporan
keuangan berikut alasan mengapa entitas tidak dianggap sebagai kelangsungan
hidup usaha.
Contoh :
Destitute Inc., adalah pengembang real estate. Oleh karena krisis kredit
perumahan, pasar real estate menurun tajam. Menurut laporan keuangan yang
diaudit, Destitude Inc., untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20XX, entitas
menderita kerugian bersih sebesar $ 10 juta. Pertanggal 31 Desember 20XX, aset
lancar keseluruhan $40juta dan liabilitas lancar seluruhnya $55 juta.
Per tanggal laporan posisi keuangan, defisit modal kerja (liabilitas lancar
sebesar $55juta) melebihi aset lancarnya $40 juta sebesar $15juta.
Berdasarkan faktor faktor ini baik faktor positif maupun faktor negatif adalah
mungkin bagi manajemen entitas untuk membantah bahwa asumsi kelangsungan
hidup tidak masuk akal pada saat ini. Namun, apabila permasalahan semakin
memburuk, selanjutnya dimasa mendatang penilaian yang terinci diperlukan
untuk memastikan asumsi kelangsungan hidup usaha yang masih valid.
Suatu entitas harus menyusun laporan keuanganny, kecuali untuk informasi arus
kas, dengan menggunakan akuntansi berbasis akrual
Suatu entitas harus menyusun pos secara terpisah menurut materialitas yang
sejenis. Suatu entitas akan menyajikan secara terpisah atas sifat atau fungsi yang
tidak sejenis kecuali pos pos tersebut tidak material
- Saling menghapus
Suatu entitas tidak dapat saling menghapus aset dan liabilitas atau pendapatan dan
beban, kecuali memenuhi atau diijinkan oleh Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS).
- Frekuensi pelaporan
- Informasi komparatif
Jika entitas mengubah penyajian atau klasifikasi pos pos didalam laporan
keuangannya, maka entitas harus melakukan reklasifikasi atau klasifikasi pos
pos didalam laporan keuangannya, entitas harus melakukan reklasfikasi jumlah
komparatif jika tidak dilakukan reklasifikasi maka tidak dapat dipraktekkan.
Pos- pos lini berikut, sebagai suatu yang minimum, yang harus disajikan di dalam
laporan posisi keuangan :
- Aset.
Properti, pabrik, dan peralatan; investasi properti; aset tidak berwujud; aset
keuangan; investasi yang dicatat dengan metode ekuitas; aset pertanian; aset pajak
yang ditangguhkan; aset pajak kini; persediaan; piutang dagang dan piutang lain
lain; kas dan setara kas.
- Ekuitas.
- Liabilitas.
Hutang pajak yang ditangguhkan; hutang pajak kini; hutang keuangan; provisi;
dan hutang usaha dan hutang lainnya.
Suatu deskripsi dari sifat dan tujuan setiap cadangan di dalam ekuitas.
ASET LANCAR
Suatu entitas harus mengklasifikasikan suatu aset sebagai aset lancar jika :
periode pelaporan
- aset merupakan kas dan setara kas (sebagaimana didefinisikan pada IAS 7)
jika tidak aset tersebut dibatasi dari pertukaran atau penggunaan untuk
pelaporan
LIABILITAS LANCAR
normalnya
-liabilitas jatuh tempo untuk dilunasi dalam 12 bulan setelah tgl pelaporan
- Pendapatan, biaya keuangan, bagian dari laba atau rugi dari entitas asosiasi dan
entitas ventura bersama (joint venture) yang dicatat dengan menggunakan metode
ekuitas, beban pajak, jumlah yang diharuskan untuk diungkapkan menurut Standar
Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) 5 terkait dengan penghentian operasi
- Setiap bagian dari laba-rugi komprehensif lainnya dari entitas asosiasi dan entitas
ventura bersama yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas,
20X9 20X8
Pendapatan 780.000 710.000
Beban (500.000) (550.000)
Laba sebelum pajak penghasilan 280.000 160.000
Beban pajak penghasilan (50.000) (30.000)
Laba untuk tahun dari operasi yang berkelanjutan 230.000 130.000
Rugi untuk tahun dari penghentian operasi (61.000) -
Laba tahun bersangkutan 169.000 130.000
b) Untuk setiap komponen ekuitas, dampak dari penerapan berlaku surut atau
pernyataan kembali yang berlaku surut diharuskan oleh IAS 8
c) Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan
akhir periode, secara terpisah mengungkapkan perubahan yang diakibatkan oleh
laba atau rugi, setiap pos dari laba-rugi komprehensif lain, transaksi dengan
pemilik yang memperlihatkan kontribusi secara terpisah oleh dan distribusi
kepada pemilik dan perubahan atas hak kepemilikan pada anak perusahaan yang
tidak menyebabkan kehilangan kendali.
-> IAS 7 tentang Laporan Arus Kas, berkaitan dengan ketentuan untuk penyajian
laporan arus kas
Catatan merupakan suatu bagian yang sangat penting dan bagian yang integral dari
laporan keuangan karena memberikan rincian tentang pos-pos yang disajikan di dalam
komponen lain dari laporan keuangan sebagai tambahan dalam penyediaan informasi
mengenai dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang
digunakan di dalam penyusunan laporan keuangan tersebut.
c) Informasi mengenai asumsi yang terjadi di masa dating, dan sumber utama
lainnya tentang ketidakpastian pada akhir periode pelaporan
PENGUNGKAPAN LAIN-LAIN
Hal yang harus diungkapkan suatu entitas jika tidak diungkapkan dalam informasi
yang diterbitkan oleh laporan keuangan :
a) Domisili dan bentuk hokum entitas, negara asal perusahannya, alamat kantor
terdaftar