Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
The Center for Citizenship Education of the United States of America proposed the
three interrelated components of civic virtues, civic knowledge and civic skills as the
aims and/or framework for citizenship education.(Quigley, Buchanan Jr., and
Bahmueller, 1991)
Komentar:
CCE mengusulkan tiga komponen yang saling berinterrelasi kebajikan, pengetahuan,
dan keterampilan kewarganegaraan sebagai tujuan dan/atau kerangka Pendidikan
Kewarganegaraan
.
Pearce, N. dan Hallgarten, J. (2000) Introduction, in N. Pearce and J. Hallgarten (eds)
Tomorrows Citizens: Critical Debates In Citizenship And Education, London: Institute for
Public Policy Research
Citizenship thus becomes a subject with its own body of knowledge, understanding
and skills; for example, students learn about what they are entitled to from public
agencies, about the rights which the state guarantees to its citizens, and about the
corresponding obligations which it demands. The aim of fostering citizens who are
well informed or politically literate
Komentar:
Pendidikan Kewarganegaran merupakat mata pelajaran yang didalamnya mencakup
pemahaman dan kemampuan skil, misalnya siswa belajar tentang apa hak-mereka di
publik.Seain itu juga diimbangi dengan kewajiban mereka.
Walter Isaard (1992). Understanding Codflict and the Science of Peace Cambridge, MA:
Blackwell.
The history of humankind and the rise and fall of civilizations is unquestionably a
story of conflict. Conflict is inherent in human activities. It is omnipresent and
foreordained
Komentar:
Konflik merupakan suatu bentuk interaksi sosial ketika dua individu mempunyai
kepentingan yang berbeda dan kehilangan keharmonisan di antara mereka. Pada
dasarnya konflik adalah alami dan sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Fachruddin. (2005).
Educating for Democracy: Ideas and Practices of Islamic Civil Society Association in
Indonesia. Dissertation at University of Pittsburgh: Not published
Citizenship refers to an identity or an attribute that encourages individuals to think
of themselves as being part of a society or a state. Citizenship is also a fundamental
identity that helps situate individuals in society (sense of citizenship) (Hindess, 2003;
Lister, Smith & Middleton, 2003). Citizenship is also a status (full membership of a
state) conferred by nation states, which carries rights (the horizontal aspect) and
responsibilities or consequences (the vertical aspect) (Osler & Starkey, 2002;
Zilbershats, 2002: 3). Fachrudin (2005:31)
Komentar:
Fachrudin mengemukakan bahwa kewarganegaraan mengacu pada satu identitas atau
atribut yang mendorong individu untuk berpikir tentang diri mereka sebagai bagian
dari suatu masyarakat atau suatu negara. Kewarganegaraan adalah juga suatu identitas
fundamental yang membantu individu di dalam masyarakat (perasaan
kewarganegaraan). Kewarganegaraan adalah juga suatu status (keanggotaan penuh
dari suatu negara) yang dirundingkan oleh negara bangsa, yang membawa hak-hak
(aspek horisontal) dan tanggung jawab atau konsekuensi-konsekuensi (aspek vertikal).
Stevenson, N. (2003). Cultural Citizenship: Cosmopolitan Question. England. Open
University Press.
The main problem with the way in which citizenship has been constructed by the
public service tradition is that it is inattentive to the ways in which social movements,
events, lifestyles, consumer products, human rights abuses, religious ideas, risks,
hazards and ethical beliefs all struggle for visibility within a global media culture
Komentar:
Permasalahan utama kewarganegaraan adalah mengkonstruksikan tentang bagaimana
hidup bersama. Mencakup gaya hidup, hak asasi manusia dan bahkan kerukunan
antar umat beragama.
Naval, Concepcion; Print, Murray & Veldhuis, Ruud. (2002). Education for
Democratic Citizenship in the New Europe: Context and Reform. European Journal of
Education.
Vol. 37. No. 2.
Komentar:
Pendidikan untuk kewarganegaraan demokratis mengarah kepada pengembangan
kemampuan berpartisipasi dan tanggung jawab sebagai warganegara demokratis,
dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Print, M dan Lange, D (2012)Civics and Political Education: Civic Education And
Competences For Engaging Citizens In Democracies. Sense Publisher
Civic Education is an indication of quality for successful schools. Many areas of living
and learning at schools affect central issues of a society based on democratic
participation, maturity, and enlightenment. Hence, knowledge of democracy, its
appreciation and the resulting willingness to promote tolerance, pluralism, democratic
participation, and human rights in daily life are core tasks of education at school
reaching far beyond Politics as a single subject (Print & Lange 2012:14).
Komentar:
Pendidikan kewarganegaraan adalah indicator dari keberhasilan sekolah. Disini bias
terlihat apakah siswa siswa aktif dimasyarakat dan memahami betul akan hak serta
kewajibanya sebagai warga Negara.
Aslan, E dan Hermenens, (2015) Islam and Citizenship Education.Springer
Citizenship education is currently not only limited to teaching political and legal
rights, but also includes its universal and cultural dimensions (Aslan & Hermanes,
2015:311).
Komentar:
Pendidikan Kewarganegaraan tak hanya terbatas mengajarkan politik dan hak asasi,
tetapi juga mengajarkan dimensi universal dan budaya.
Dobozy B, Eva. (2004).
Education in and for Democracy and Human Rights: Moving from Utopian Ideals
to Grounded Practice. Dissertation at Murdoch University.
Dennis Banks. (2000). Notes that simply put, human rights education is all learning
that develops the knowledge, skills and values of human rights.
Komentar:
Dennis Banks mengemukakan bahwa pendidikan hak azasi manusia adalah semua
pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dari
hak azasi manusia.
Kennedy, K.J. and Brunold, A. (2016). Regional Contexts And Citizenship Education In Asia
And Europe. Routladge Press.
The concept of citizenship has many components. In fact, during the discussion on
citizenship, each of us may be pondering a different aspect. A few may think of legal
status or legal rights, where as others would focus on national identity, patriotism, or
morality. Citizenship refers to membership in a political community, which involves
relationships between right and duties.
Komentar:
Konsep kewarganegaraan terdiri dari banyak aspek.Diantaranya berkaitan dengan
legal status, legal rights, identitas nasional, patriotisme atau
moralitas.Kewarganegaraan mengacu kepada keanggotaan dalam komunitas politik
yang didalamnya ada hubungan antara hak dan kewajiban.Di Indonesia, hak dan
kewajiban sama-sama penting. Harus ada keseimbangan diantara keduanya.
Branson dan Quigley. (1998).The Role of Civic Education. Center For Civic Education
Komentar:
Pendidikan Kewarganegaraan pada masyarakat demokratis yaitu mefokuskan ajaran
dan pemahaman konsep ideal demokrasi dan alasan mengapa kita harus berkomitmen
nilai dan prnsip demokrasi.Demokrasi dan Pendidikan Kewarganegraan merupakan
satu kesatuan yang tidak dipisahkan.
Zajda dkk, (2009).Nation-Building, Identity and Citizenship Education: Cross-cultural
Perspectives. Springer
Civic education is not only taught in subjects like Social Sciences, History, and
Geography, but also mediated through the interaction of teachers and students in all
subjects (Zajda dkk 2009:64).
Komentar:
Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya mata pelajaran seperti halnya ilmu social,
sejarah dan geografi, tetapi juga merupakan sarana interaksi antara guru dan murid di
semua mata pelajaran.Konsep pengintegrasian ini di Indonesia sudah diterapkan pada
Kurikulum 2013.Dengan adanya KI (Kompetensi Inti) maka pendidikan
kewarganegaraan di Indonesia diharapkan lebih baik dari sebelumnya.
Isin, EF & Nyers, P. (2014).Handbook of Global Citizenship.New York. Routledge
.
The performance dimension of citizenship highlights two issues. First, rights and
duties that are not performed remain as inert or passive rights and duties. These rights
and duties are brought into being only when performed by citizens. Secondly, since
citizenship is brought into being by being performed, non-citizens can also perform
citizenship. (Isin & Nyers, 2014:3)
Komentar:
Dua isu pokok kewarganegaraan yang pertama, hak dan kewajiban yang bukan
berarti hak dan kewajiban pasif akan tetapi dengan pemuh kesadaran. Yang kedua
adalah menjadikan non-warga Negara menjadi warga Negara yang seutuhnya.
Kennedy, K.J. and Brunold, A. (2016).Regional Contexts And Citizenship Education In Asia
And Europe.Routlagde
Komentar:
Civic education merupakan mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk
mempersiapkan para pemuda warganegara untuk dapat melakukan peran aktif dalam
masyarakat.Sedangkan citizenship education lebih luas yakni mencakup pengalaman belajar di
sekolah dan di luar sekolah, baik di lingkungan keluarga, organisasi keagamaan, organisasi
kemasyarakatan, dan dalam media.Keduanya merupakan program pembelajaran yang
memiliki tujuan utama mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk menjadi
warganegara yang baik.
Kerr, David. (1999). Citizenship Education: An International Comparison.England: National
Foundation for Educational Research-NFER
Citizenship is conceptualised and contested along a continuum, which range from a minimal
to a maximal interpretation (Mc Laughliin, 1992). Minimal: Thin, Exclusive, Elitist, Civics
education, Formal, Content led, Knowledge based, Didactic transmission, Easier to achieve,
and measure in practice. Maximal: Thick, Inclusive, Activist, Citizenship education,
Participative, Process led, Values based, Interactive interpretation, More difficult to achieve,
and measure in practice. (Kerr, 1999:14)
Komentar:
Pendidikan Kewarganegaraan minimal didefinisikan secara sempit, hanya mewadahi aspirasi
tertentu, berbentuk pengajaran kewarganegaraan, bersifat formal, terikat oleh isi, berorientasi
pada pengetahuan. Menitikberatkan pada proses pengajaran, hasilnya mudah diukur.
Pendidikan Kewarganegaraan maksimal didefinisikan secara luas, mewadahi berbagai aspirasi
dan melibatkan berbagai unsur masyarakat, kombinasi pendekatan formal dan informal,
dilabeli citizenship education, menitikberatkan pada partisipasi siswa melalui pencarian isi dan
proses interaktif di dalam maupun di luar kelas. Hasilnya lebih sukar dicapai dan diukur
karena kompleksnya hasil belajar.
UNESCO. (2015). Global Citizenship Education: Topic and Learning Objectives. United
Nations Educational, Scientific and Cultural Organization. Paris
.
Komentar:
Warga Negara global yaitu istilah yang menunjukan pada rasa kebersamaan karena
ada ikatan antar komunitas dan rasa kemanusiaan.Yang menekankan pada unsur
ketergantungan politik, social dan budaya dan hubungan baik ditingkat daerah,
nasional maupun global.Warga Negara global yaitu warga Negara yang memiliki
global awarenss artinya sadar bahwa dirinya bagian dari masyarakat global.
UNESCO. (2015). Global Citizenship Education: Topic and Learning Objectives. United
Nations Educational, Scientific and Cultural Organization. Paris.
Komentar:
Empat core kompetensi warga Negara globa ini akan membantu siswa dimasa
depan.Pada konteks ke Indonesiaan maka tentu hal ini diperlukan mengingat MEA
telah dimulai dan persainagn semakin meningkat.
McIntyre-Mills, J J. (2005).Global Citizenship and Social Movements.Taylor & Francis e-
Library. Cape Town
.
The commonly held definition of global citizenship means (to some): 1) the freedom
to travel to economies with weak currencies; 2) to profit from the open markets; 3)
to use hedge funds to de-value weak currencies; 4) that it gives the freedom to the
educated and wealthy to create international careers or business opportunities; 5) the
power of rich nations and classes to blame poor nations and classes for environmental
problems and 6) the terrifying notion of one global state with ultimate power.
(McIntyre-Mills, 2005:10)
Komentar:
Komentar:
Setiap orang memiliki tugas untuk menjadi warga negara yang bertanggung
jawab.Namun sayangnya, tidak semua orang mengambil tanggung jawab ini dengan
serius.Menjadi warga negara yang bertanggung jawab mencakup banyak bidang,
diantaranya, dalam bidang hukum, sosial dan moral.
Isin, E, F & Turner, B, S. (2002). Handbook of Citizenship Studies.Sagepub.
Komentar:
Kewarganegaraan demokrasi radikal yaitu menerima egalitarianism. Dan memahmai
arti hidup bersama
Kerr, David. et al. (2010). A Europe of Active Citizens: Assessment, Policy Responses and
Recommendations on Active Citizenship Education.
Komentar:
Karakteristik warganegara abad ke-21 yakni memiliki kemampuan mengenal masalah sebagai
warga masyarakat global, kemampuan bekerjasama dengan orang lain dan memikul tanggung
jawab atas peran atau kewajibannya dalam masyarakat, kemampuan untuk memahami,
menerima, dan menghormati perbedaan-perbedaan budaya, kemampuan berpikir kritis dan
sistematis, memiliki kepekaan terhadap dan mempertahankan hak asasi manusia (seperti hak
kaum wanita, minoritas etnis).
Mossberger, Tolbert, & McNeal. (2008). Digital citizenship : the internet, society, and
participation. MIT Press. Massachusetts
.
Digital citizenship is facilitated by both technology access and skill. Social inequalities
such as poverty, illiteracy, and unequal educational opportunities, prevent all
Americans from enjoying full participation online and in society more generally
(Mossberger, Tolbert & McNeal, 2008:157)
Komentar:
Warga Negara digital haruslah di bekali dengan teknologi dan kemampuan
memahaminya.Cyber conflict merupakan ancaman terbesar pada era Negara digital.
Feith, D. (2011). Teaching America : The Case For Civic Education.Rowman & Littlefield
Education. Estovar Road.
The goal of civic education is to foster in students the will and capacity to reflect
deeply on the matter and spirit of public affairsand, ultimately, to act accordingly as
citizens (Feith, 2011:135)
Komentar:
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah siswa dimasa depan akan memiliki
kemampuan untuk memecahkan masalah masalah bersama. Warga Negara yang
mampu berpartisipasi diranah public.
Print, M dan Lange, D (2013) Civics and Political Education: Civic Education And
Competences For Engaging Citizens In Democracies. Sense Publisher
The term civic competence refers to the knowledge, attitudes, values and skills
needed for a participation in civic and political life, that is, necessary to be able to
play the role of a citizen and that enables a person to become an active citizen (Print
& Lange, 2013:38).
Komentar:
Pendidikan kewarganegaraan mencakup, penegtahuan, sikap, nilai dan kemampuan
yang dibutuhkan untuk berparisipasi dalam kehidupan masyarakat dan politik.Penting
bagi setiap warga Negara memahami hal ini, sehingga bisa menjadikan setiap individu
yang dicita-citakan Negara.
Isin, E, F & Turner, B, S. (2002). Handbook of Citizenship Studies.Sagepub
.
Today, then, the core meaning of citizenship is membership with at least some rights
of political participation in an independent republic that governs through some
system of elected representatives parliamentary, presidential, bicameral, unicameral,
or some other variation (Isin, E, F & Turner, B, S).
Komentar:
Saat ini kajian kewarganegaraan adalah keanggotaan dari warga Negara yang
berkaitan dengan hak partisipasi politik dan kaitannya dengan pemerintahaan republic
dan membahas system pemilu yang representatif.
Kymlicka and Norman (Ed).(2003).Citizenship in Diverse Society.Oxford
University Press
some idealof 'good citizenship', which they see as reflecting a demand that
minoritiesshould quietly learn to play by the majority's rules. (Kymlicka and Norman,
2003:1)
Komentar:
Warga negara yang baik idealnya yaitu menghargai hak-hak minoritas dan bagimana
aturan sebagai mayoritas.
Bronson dan Quigley. (1998). The Role of Civic Education. Center For Civic Education
Komentar:
Pendidikan kewarganegaraan merupakan yang baik adalah tak hanyanya
remembering tetapi explaningartinya siswa bisa menjelaskan dan analayzing atau
menganalisis isi konten kewarganegaraan.
Hoskins, B (2006) Active citizenship for democracy. Ispra: CRELL.
Komentar:
Konsep masyarakat sipil atau yang lebih dikenal masyarakat madani adalah
masyarakat yang mandiri, mereka tak terlalu bergantung pada pemerintahan,. Selai itu
pada masyarakat madani mereka memiliki rasa saling menghormati dan tidak suka
akan kekerasan.
Print, M dan Lange, D (2013) Civics and Political Education: Civic Education And
Competences For Engaging Citizens In Democracies. Sense Publisher
Komentar:
Tugas utama warga Negara adalah menggunakan hak politik dan kedua adalah
melegitimasi dan memperkuat tatanan demokrasi.Demokrasi yang ideal adalah warga
Negara yang aktif.
Cogan dan Derricot (2000).Citizenship Education in 21ST Century. Kogan Page. London
The five attribute of citizenship : a sense of identity, the enjoyment of certain right,
the fulfillment of corresponding obligations, a degree of interest and involvement in
public affairs, and an acceptance of basic societal values"
Komentar:
Lima ciri dari kewarganegaraan yaitu kesadaran akan identitas, memahami dan
menikmati hak-haknya, melaksanakan kewajibanya, keterlibatan pada ranah publik
dan memahami nilai-niali dasar masyarakat.
Cogan dan Derricot (2000).Citizenship Education in 21ST Century. Kogan Page. London
Komentar:
Elemen pertama dari kewarganegaraan adalah memiliki kesadaran identitas, hal ini
diartikan sebagai kesadaran kepada nilai local, menghargai budayanya dan agamanya.
Cogan dan Derricot (2000).Citizenship Education in 21ST Century. Kogan Page. London
.
Komentar:
Elemen kedua dari kewarganegaraan adalah menikmati hak-haknya dan menjadikan
kewarganegaraan. Menjadi warga Negara harus saling memahami satu sama lain.
Kubow, P. Grossman, D. & Ninomiya, A. (1998).
Multidimensional Citizenship: Educational Policy for the 21st Century,
in J.J. Cogan & R. Derricott, eds. Citizenship for the 21st Century: An International
Perspective on Education,
Kogan Page, London, pp. 115-134
Kubow, Grossman and Ninomiya (1998) argued that only a citizenship education
that encompasses four interrelated dimensions, namely personal, spatial, social and
temporal, will equip students to meet the challenges of the twenty-first century..
Komentar:
Kubow, Grossman dan Ninomiya berpendapat bahwa hanya Pendidikan
Kewarganegaraan yang meliputi empat dimensi yang saling berhubungan, yakni
personal, spatial, sosial dan temporal, akan mempersiapkan siswa dalam menghadapi
tantangan abad ke-21
Cogan, J.J. (1998).
Citizenship Education for the 21st Century: Setting the Context,
in J.J. Cogan and R. Derricott, eds. Citizenship for the 21st Century: An International
Perspective on Education,
Kogan Page, London, pp. 120.
Komentar:
Pendidikan kewarganegaraan digambarkan sebagai kontribusi pendidikan untuk
pengembangan karakteristik-karakteristik warganegara' (Cogan 1998:13), dan 'proses
tentang aturan pengajaran masyarakat, institusi, dan organisasi-organisasi, dan peran
warganegara dalam masyarakat yang berfungsi secara baik'.
Gould, J. & Kolb, W.L. eds. (1964). A Dictionary of the Social Sciences.
New York: The Free Press
Komentar:
Gould dan Kolb menggambarkan kewarganegaraan sebagai suatu hubungan yang ada
antara orang dan masyarakat politik secara alami, yang dikenal sebagai suatu negara,
dimana pembentuk berhutang kepada kesetiaan-kesetiaan dan perlindungan.
Banks, J. A., & McGee Banks, C. A. (Eds.). (1997).
Multicultural education: Issues and Perspectives (3rd ed).
Boston: Allyn and Bacon.
Komentar:
Multikulturalisme dapat digambarkan sebagai, "Suatu posisi dan gerakan yang filosofis yang
menganggap bahwa gender, kesukuan, rasial, dan keanekaragaman budaya dari suatu
masyarakat plural harus dicerminkan di dalam semua lembaga pendidikan, termasuk staf,
norma-norma, nilai-nilai, kurikulum, dan siswa".
Branson, Margaret Stimmann. (1998). The Role of Civic Education A Forthcoming
Education Policy Task Force Position Paper From The Communitarian Network
Komentar:
Pendidikan kewarganegaraan dalam demokrasi adalah pendidikan untuk
mengembangkan dan memperkuat dalam atau tentang pemerintahan otonom (self
government). Pemerintahan otonom demokratis berarti bahwa warganegara aktif
terlibat dalam pemerintahan sendiri; mereka tidak hanya menerima didikte orang lain
atau memenuhi tuntutan orang lain.
Winataputra, U dan Budimansyah (Ed).(2012). Pendidikan Kewarganegaraan dalam
Prespektif Internasioanl (Konteks, Teori dan Pembelajaran).Widya Aksara Press. Bandung
Komentar:
Konsep kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan, status, dan keterlibatan seorang
warga Negara dalam bidang hukum, politik, sosialdan budaya.Jadi, kewarganegaraan
bukan hanya sebatas status seseorang tetapi juga melekat hak-hak sipil di dalamnya.
L. Bray, Bernard and Larry W. Chappel. (2005). Civic Theater for Civic Education.
In Journal of Political Science Education. Volume 1, Number 1, 2005 (p.83-108)
Civic virtues are the qualities of character and personal skills necessary to make the
exercise of citizenship meaningful. Civic virtues give us the capacity to exercise our
rights, promote our interests and meet our duties. (L. Bray, Bernard and Larry W.
Chappel, 2005:86)..
Komentar:
Kebajikan-kebajikan kewarganegaraan adalah kualitas dari karakter dan keterampilan-
keterampilan pribadi yang diperlukan untuk kebermaknaan latihan kewarganegaraan.
Kebajikan-kebajikan kewarganegaraan memberikan kepada kita kapasitas untuk
berlatih hak-hak kita, mempromosikan minat kita dan kewajiban-kewajiban kita.
Branson, Margaret Stimmann. (1998). The Role of Civic Education: A Forthcoming
Education Policy Task Force Position Paper From The Communitarian Network
Komentar:
Pada dasarnya, karakter adalah kepada siapa kita mengekspresikan perbuatan kita,
bagaimana kita hidup, apa yang kita kerjakan dan demikianlah anak-anak di sekitar
kita mengetahuinya, merekapun kemudian menyerap dan menyimpan hasil
pengamatan mereka, yaitu kita para orang dewasa ini hidup dan melakukan sesuatu
dengan spirit tertentu, bergaul satu sama lain dengan berbagai cara.
DAgostino, Maria J. (2006). Social Capital: Lessons from a Service-Learning Program.
Center For Civic Engagement. Park University International
Komentar:
Partisipasi warganegara adalah hal fundamental dalam tata pemerintahan yang
demokratis. Masalah sudah ditujukan di dalam partisipasi warganegara dalam banyak
cara, termasuk di dalamnya pemakaian teknologi untuk melibatkan warganegara
dalam proses pengambilan keputusan.
Wahab A dan Sapriya (2012).Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan.Alfabeta.
Bandung
Komentar:
Kewarganegaraan adalh bagaimana seseorang sebagai bagian Negara mempunyai
perananya sebagai individu yang mempunyai rasa tanggung jawab dan menyadari
bahwa dirinya bagian dari Negara.
Wahab A dan Sapriya (2012).Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan.Alfabeta.
Bandung
Civics selain bertujuan membentuk warga negara yang baik yaitu warga negara yang
tahu dan mampu melaksanakan kewajibannya (Wahab dan Sapriya, 2012:22.
Komentar:
Sebagai global citizen selain dituntut untuk bisa mengedepankan toleransi dan
menghargai keragaman, juga harus mampu mengembangkan gerakan-gerakan sosial
sebagai karakter personal responsilibity dan memiliki tanggung jawab pribadi sebagai
global citizen.
Civic Education Kerr, David. (1999). Citizenship Education: An International Comparison.
England: National Foundation for Educational Research-NFER
Komentar:
Komentar:
Pendidikan kewarganegaraan dirumuskan secara luas mencakup proses penyiapan
generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warganegara,
dan secara khusus, peran pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan, pengajaran,
dan belajar dalam proses penyiapan warganegara tersebut.
Taylor. 2013. A history of the Vietnamese. New York: Cambridge University Press.
Komentar:
Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki
identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa
tersebut.
Kymlicka, Will. (2002). Contemporary Political Philosophy : An Introduction. Oxford
University Press. England
Komentar:
Salah satu komponen utama dalam masyarakat informasi adalah perubahan sosial
yang besar yang merupakan dampak dari globalisasi pada bidang ekonomi modern,
politik dan budaya.
Sumantri. 2008. An Outline of Citizenship and Moral Education in Major Countries of
Southeast Asia. Bandung: Bintang Waliartika
Civic education juga dinilai sebagai dampak pengiring dari interaksi antar manusia
dalam kehidupan sehari-hari yang berkenaan dengan pengembangan tanggung jawab
warga negara
Komentar:
Civic education dalam hal ini artinya adalah sebuah dasar yang menjadikan warga
megara yang setengah jadi menjadi warga negara yang betul-betul mengerti arti
tanggung jawab dimasyarakat dan sekitarnya.
Winataputra & Budimansyah. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Perspektif
Internasional (Konteks, Teori, dan Profil Pembelajaran)
Komentar:
Beberapa Komponen kewarganegaraan mungkin akan berbeda di setiap negara sesuai
dengan sistem politik dan konstitusi negara masing-masing. Seorang warganegara
hendaknya memiliki lima ciri utama yakni: jati diri, kebebasan untuk menikmati hak
tertentu, pemenuhan kewajiban, tingkat ketertarikan dan keterlibatan dalam urusan
publik, dan pemilikan terhadap nilai-nilai dasar kemasyarakatan.
Sumber
8. Dobozy B, Eva. (2004). Education in and for Democracy and Human Rights:
Moving from Utopian Ideals to Grounded Practice. Dissertation at Murdoch
University