Vous êtes sur la page 1sur 22

BAB VI

PERMASALAH DAN PEMBAHASAN

6.1 Umum
Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, PT. Bestindo Putra Mandiri
sebagai kontraktor pelaksana mengajukan dokumen desain terdiri dari
perhitungan/calculation note, spesifikasi teknik, metode kerja serta dokumen
pendukung lainnya yang telah disetujui PT. Moya Tangerang selaku pemilik
proyek.
Faktor-faktor yang menyebabkan adanya perubahan dalam pelaksanaan
terbagi menjadi 2 (dua), faktor teknis dan non teknis. Faktor teknis merupakan
yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan pekerjaan, sedangkan faktor non
teknis merupakan faktor yang terjadi diluar teknis berhubungan secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi pekerjaan yang bersifat teknis.

6.2 Permasalahan
6.2.1 Permasalahan Non Teknis
Permasalah non teknis adalah masalah yang berasa dari luar lingkup teknis,
dimana masalah non teknis yang keberadaanya akan mempengaruhi pekerjaan
teknis di lapangan. Adapun permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan
pekerjaa berlangsung, di antaranya :
1. Izin pembangunan
Pihak owner PT. Moya tangerang belum memiliki izin melaksanakan
kegiatan pembangunan intake dari pihak dinas pengairan kota
Tangerang. Menghambat kontraktor melakukan pekerjaan intake seingga
menyebabkan wanprestasi.
2. Faktor cuaca
Keterlambatan PT. Moya mendapatkan izin pembangunan intake dari
instasi terkait membuat pihak kontraktor melakukan pekerjaan pada
awal musim penghujan. Faktor cuaca yang memasuki musim hujan
menyebabkan kenaikan permukaan air sungai cisadane, sehingga adanya
genangan air di area galian, dapat dilihat pada gambar 6.1.

VI-1
VI-2

Gambar 6.1 Genangan air area galian tanah

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri

Gambar 6.2 Muka air sungai Cisadane awal musim hujan

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri

3. Keselamatan dan kesehatan kerja


VI-3

Pelaksanaan pembangunan proyek semua pihak yang berada di dalam


proyek harus melaksanakan ketentuan K3 yang sudah ditetapkan oleh
kontraktor demi keamanan dan keselamatan kerja. Setiap pekerja yang
sedang melaksanakan pekerjaan harus memakai pakaian proyek lengkap
dengan helmet dan sepatu, termasuk juga bagi para karyawan yang
datang ke lokasi proyek harus mengenakan alat pelindung diri (APD),
seperti safety helmet dan safety shoes. Pada kenyataannya, selama
melakukan kerja praktik penulis menemukan beberapa pelanggaran yang
dilakukan para pekerja. Tidak menggunakan safety helmet, safety shoes
dan sarung tangan merupakan pelanggaran ketentuan K3, yang
ditemukan pada saat pelaksanaan pekerjaan. Akses jalan dan garis
pengaman yang tidak sesuai dengan standar di lokasi proyek.

Gambar 6.3 Pekerja tidak menggunakan APD

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri


VI-4

Gambar 6.4 Jalan akses dan garis pengaman yang tidak aman

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri

4. Penyimpanan bahan material


Pelaksanaan pembangunan intake diperlukan tempat penyimpanan
sementara/gudang agar menjaga kualitas dan keamaanan material di
lapangan. Terdapat beberapa material yang tidak memperhatikan tempat
penyimpanan, seperti semen portland, agregat (pasir dan krikil), serta
material baja tulangan menyentuh tanah dan terbengkok di tengah.

Gambar 6.5 Penyimpanan baja tulangan menyentuh tanah

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri


VI-5

Gambar 6.6 Penyimpanan material agregat menyentuh tanah

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri

Gambar 6.7 Gudang penyimpanan semen di lokasi intake

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri

5. Kordinasi dan komunikasi


Pelaksanaan pekerjaan intake saat ini merupakan
lanjutan pekerjaan ke tiga kalinnya setelah beberapa
VI-6

kurun waktu tertentu terhenti dikarenakan adanya revisi undang-undang


investasi air minum di Indonesia.
Komunikasi antara kontraktor pelaksana dan pihak pemilik proyek PT.
Moya awalnya tidak memiliki prosedur karena belum adanya struktur
organisasi dari PT. Moya tangerang.
Dalam pelaksanaan pemancangan pihak kontraktor diberhentikan oleh
karyawan pdam dengan alasan kebisingan, serta dalam kordinasi laporan
harian, mingguan, gambar maupun perhitungan desain dan dokumen
lainnya seperti izin pekerjaan pihak kontraktor pelaksana sedikit
terlambat untuk melakukan kordinasi dan komunikasi kepada pemilik
proyek.
6. Tenaga ahli dan sumber daya manusia
Dalam awal pekerjaan pihak kontraktor terkendala tenaga ahli di
lapangan dan tidak adanya penjadwalan pulang serta kembali tenaga ahli
ke lapangan yang mengganggu kordinasi dan komunikasi. Sumber daya
manusia seperti pekerja yang masih kurang.
7. Cash flow kontraktor
Pengaturan aliran keuangan kontraktor pelaksana yang kurang baik
berdampak terlambatnya pembayaran ke pihak subkontraktor dan
supplier. Keterlambatan pembayaran terhadap pihak subkontraktor
mengakibatkan penjadwalan yang tidak on schedule.

6.2.2 Permasalahan Teknis


Permasalah teknis semua bentuk masalah yang ada pada tahap pelaksanaan
pekerjaan, permasalahan teknis yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan
pembangunan intake di antaranya :
1. Jalan akses
Tidak dilakukan pelebaran jalan akses ke lokasi proyek pada awal
pekerjaan.
VI-7

Gambar 6.8 Jalan akses le lokasi proyek

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri

2. Gambar kerja, perhitungan desain dan metode kerja


Pekerjaan perubahan gambar kerja dilapangan oleh pihak kontraktor tidak
dilaksanankan dengan cepat sehingga pelaksana lapangan dalam
mengambil keputusan di lapangan sedikit terhambat. Pihak kontraktor
yang tidak melakukan soil investigation mempengaruhi perhitungan
desain struktur bangunan intake yang berdampak terhadap perubahan
desain intake, pekerjaan galian tanah dan waktu pelaksanaan.

Gambar 6.9 Desain awal Intake

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri


VI-8

Gambar 6.10 Desain baru Intake

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri

3. Galian tanah tahap 1


Longsornya galian tanah tahap 1, berdasarkan desain awal intake dimana
dinding tidak menggunakan tiang pancang. Kontraktor pelaksanan pada
awalnya tidak memprediksi longsornya galian tanah.

Gambar 6.11 Galian tanah

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri


VI-9

Gambar 6.12 Longsoran galian tanah

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri

4. Kabel power pompa intake ekisting


Adanya kabel power dari gardu pln ke pompa intake ekisting, pekerjaan
galian tanah tahap 1 berhenti sementara karena adanya kabel power
pompa intake ekisting.

Gambar 6.13 Kabel power pompa ekisting

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri


VI-10

5. Genangan air di lokasi proyek


Terdapat genangan air di lapangan yang berasal dari naiknya permukaan
air sungai cisadane.

Gambar 6.14 Genangan air di lokasi proyek

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri

6. Pekerjaan tiang pancang


Pekerjaan pemancangan menggunakan jenis mesin pancang hammer
sehingga membuat getaran yang dapat mengganggu struktur bangunan
ekisting, kebisingan ke daerah sekitar proyek dan terdapat tiang pancang
VI-11

yang tidak menempel satu sama lainnya setelah dilakukan galian tanah.
Pemotongan tiang pancang yang dilakukan secara manual dengan palu
beton yang mengahbiskan waktu lebih dari 2 hari.

Gambar 6.15 Pemancangan dengan mesin pancang hammer

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri

Gambar 6.16 Pemotongan tiang pancang dengan palu beton

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri


VI-12

Gambar 6.17 Tiang pancang tidak menempel satu sama lain

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri


VI-13

7. Pekerjaan lantai kerja


Pekerjaan lantai kerja yang tidak sesuai dengan syarat dan baku mutu,
material lantai kerja seharusnya beton K175 di ganti dengan anyaman
bambu.

Gambar 6.18 Perkejaan lantai kerja tidak sesuai syarat

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri


VI-14

8. Pekerjaan bekisting dan beton


Pekerjaan bekisting bagian dalam dinding saluran terbuka intake yang
menggunakan material anyaman bambu dan terdapat material kayu yang
tertanam di dalam beton. Sambungan beton yang tidak rata dan beton
yang tidak simetris.

Gambar 6.19 Perkejaan bekisting bagian dalam dengan anyaman bambu

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri

Gambar 6.20 Sambungan beton yang tidak rata

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri


VI-15

9. Pekerjaan mekanikal
Pekerjaan pipa air baku ekspos, bahan pipa galvanis diameter 800mm.
Proses penggeseran pipa sedikit terganggu karena lahan yang terbatas
serta metode penggeseran pipa yang kurang tepat menjadi salah satu
penyebab terlambatnya pekerjaan.
VI-16

Gambar 6.21 Metode penggeseran pipa air baku yang kurang tepat

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri


VI-17

Pekerjaan pintu air, trash rack, pompa intake dan aksories merupakan
pekerjaan mekanikal pada proyek pembanguna intake. Pintu air yang
tidak menggunakan anchor bolt, jenis baut pada penyambungan aksesoris
pompa intake yang gampang berkarat pada bagian ujungnya, serta tidak
adanya ring plat dan ring per pada baut. Posisi pemasangan butterfly valve
diameter 900mm yang kurang tepat sehingga posisi ring pengatur berada
di atas.

Gambar 6.22 Pintu air yang tidak menggunakan anchor bolt

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri


VI-18

Gambar 6.23 Jenis baut mudah berkarat

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri

Gambar 6.24 Posisi butterfly valve dn900 mm yang kurang tepat

Sumber: Dokumen PT. Bestindo Putra Mandiri

6.3 Pembahasan Masalah


6.2.1 Pembahasann Non Teknis
1. Izin pembangunan
VI-19

Kontraktor pelaksanaan agar melakukan pengadaan material dan memulai


fabrikasi sehingga tidak terjadi wanprestasi di awal pelaksanaan.
2. Faktor cuaca
Faktor cuaca yang mempengaruhi permukaan air sungai, dapat diatasi oleh
pihak kontraktor dengan pembangunan dewatering dan penahan air intake.

Gambar 6.25 Metode dewatering

Sumber: http://tukangbata.blogspot.co.id/2013/04/pekerjaan-dewatering-dan-metodenya.html
diakses 12 september 2016, 22:51

3. Keselamatan dan kesehatan kerja


Pihak kontraktor menyediakan alat pelindung diri (APD), safety morning
sebelum memulai pekerjaan dan pembuatan rambu keselamatan dan rambu
peringatan di lapangan.

Gambar 6.26
Rambu
keselamatan

Sumber: Dokumen
PT. Bestindo Putra
Mandiri

4. Penyimpanan bahan
material
VI-20

Penyimpanan material alam seperti agregat agar tidak menyentuh langsung


tanah, kontraktor sebaiknya memberikan alas pada dasar material agar
kualitasnya tetap terjaga. Gudang penyimpanan semen agar dibangun di
area lokasi pekerjaan WTP, sehingga pembuatan gudang dapat memenuhi
syarat, salah satu contoh gudang semen dapat dilihat pada gambar dibawah
ini :

Gambar 6.27 Gudang semen pada tempat kerja

Sumber: konstruksi beton bertulang 1, 1978

5. Kordinasi dan komunikasi


Pihak kontraktor agar membuat media komunikasi dengan PT. Moya, untuk
mempercepat pekerjaan di lapangan.
6. Tenaga ahli dan sumber daya manusia
Kontraktor agar membuat jadwal kepulangan dan kedatangan karyawan,
yang mengikuti master jadwal pekerjaan lapangan.
7. Cash flow kontraktor
Permasalahan keuangan kontraktor agar melakukan penyusunan/rencana
keuangan dan membuat kesepakatan kepada semua pihak (subkon dan
supplier) yang tidak merugikan para pihak.
VI-21

6.2.2 Pembahasann Teknis


1. Jalan akses
Kontraktor pelaksanaan agar melakukan pelebaran jalan akses ke lokasi
pekerjaan.
2. Gambar kerja, perhitungan desain dan metode kerja
Perubahan gambar kerja, perhitungan desain dan metode kerja yang
dilakukan tidak cepat, kontraktor agar menambah tenaga ahli dan tenaga
pendukung serta menambah waktu kerja bagi karyawan. Ditambahnya tim
engineering serta tim konstruksi agar tidak adanya pekerjaan yang tertunda.
Melakukan investigasi tanah, review design.
3. Galian tanah tahap 1
Pihak kontraktor agar melakukan tindakan di antaranya :
- Membuat dinding penahan tanah sementara, yang berfungsi sebagai
bekisting bagian dalam dinding intake.
- Urugan tanah kembali.
- Melakukan pemancangan jenis sheet pile.
- abel power pompa intake ekisting
4. Kabel power pompa intake ekisting
Kontraktor segera melakukan pengalihan jalur kabel, serta komunikasi
dengan pihak PDAM dan PT. Moya.
5. Genangan air dilokasi proyek
Kontraktor agar membuat dewatering dan sump pit yang dilengkapi pompa
penguras pada dearah genangan air.
6. Pekerjaan tiang pancang
Kontraktor agar mengganti mesin tiang pancang jenis hidrolik, pemotongan
tiang pancang agar menggunakan portable hydraulic jack hammer sehingga
waktu pekerjaan dapat lebih cepat dan melakukan pekerjaan beton tambahan
pada tiang pancang yang tidak menempel satu sama lainnya.
7. Pekerjaan lantai kerja
VI-22

Kontraktor agar mengganti anyaman bambu dengan makadam dan urugan


pasir, sehingga pekerjaan lantai kerja bisa sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
8. Pekerjaan bekisting dan beton
Kontraktor sebaiknya menggunakan material pelat besi dengan rangka pelat
strip/siku L sebagai bekisting bagian dalam yang tertanam beton, serta
melakukan perbaikan pada sambungan dan permukaan beton yang tidak
rata.
9. Pekerjaan mekanikal
Kontraktor agar membuat metode pekerjaan mekanikal, pada tahapan
penggeseran pipa sebaiknya menggunakan pipa besi dengan diameter 3
inchi diletakkan pada dasar pipa agar membantu penggeseran.
Memasang anchor bolt/dynabolt pada beton berfungsi menopang pintu air.
Melapisi baut dengan cat anti korosi serta memasang ring plat dan ring per
pada setiap penyambungan aksesoris pompa intake. Posisi pengatur/stir
butterfly valve dn900mm agar di atur pada posisi yang benar (dibawah).

Vous aimerez peut-être aussi