Vous êtes sur la page 1sur 2

3.

Akuntansi Aset
Prosedur akuntansi aset pada SKPD meliputi pencatatan dan pelaporan akuntansi atas
perolehan, pemeliharaan, rehabilitas, perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap aset
tetap yang dikuasai atau digunakan SKPD. Transaksi-transaksi tersebut secara garis besar
digolongkan ke dalam dua kelompok besar transaksi, yaitu:
a. Penambahan nilai aset tetap
b. Pengurangan nilai aset tetap
Penambahan nilai aset tetap dapat berasal dari perolehan aset tetap melalui belanja modal,
perolehan aset tetap dari bantuan, hibah, atau donasi, revaluasi aset dari hasil kegiatan sensus
barang, dan lain sebagainya, sedangkan pengurangan nilai aset tetap dapat terjadi karena
pelepasan atau penghapusan barang daerah, depresiasi/penyusutan, dan pentransferan aset
tetap kepada SKPD lainnya.
Mekanisme akuntansi aset pada SKPD dimulai dengan pembuatan bukti memorial oleh PPK.
Dokumen sumber untuk membuat bukti memorial tersebut adalah buktu transaksi, antara lain
berupa berita acara penerimaan barang, berita acara serah terima barang, berita acara
penghapusan barang, atau berita acara penyelesaian pekerjaan. Bukti memorial akan menjadi
dasar penjurnalan aset tetap, baik penambahan maupun pengurangan.
4. Akuntansi Selain Kas
Prosedur akuntansi selain kas pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai dari pencatatan,
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan semua transaksi
atau kejadian selain kas yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi
komputer. Prosedur akuntansi selain kas pada SKPD meliputi setidaknya:
a. Koreksi kesalahan pencatatan. Merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam
membuat jurnal dan telah dimasukkan ke buku besar yang dilakukan oleh PPK SKPD.
b. Pengakuan aset, Utang dan ekuitas. Merupakan pengakuan terhadap perolehan/
perubahan nilai/ pelepasan aset, utang dan ekuitas yang terjadi di SKPD. Perolehan
aset yang tidak melalui belanja modal, penghapusan aset atau barang daerah serta
revaluasi aset sebagai sensus barang daerah merupakan beberapa contoh yang relevan.
c. Jurnal depresiasi. Selain tanah dan kontruksi dalam pekerjaan, seluruh aset tetap
SKPD dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut. Jurnal
penyusutan aset tetap ini dibuat diakhir tahun.
d. Jurnal berkaitan dengan transaksi yang bersifat accrual dan prepayment. Merupakan
jurnal yang dilakukan karena adanya transaksi yang sudah dilakukan SKPD namuan
pengeluaran kas belum dilakukan (akrual) atau terjadi transaksi pengeluaran kas untuk
belanja dimasa yang akan datang (prepayment).
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi selain kas berupa bukti memorial
yang dilampiri dengan bukti-bukti transaksi jika tersedia.
5. penyusunan laporan keuangan
Laporan keuangan merupakan laporan terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah
menyajikan informasi mengenai posisi keuangan serta realisasi anggaran, arus kas, dan
kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaan bagi para pengguna dalam
membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik tujuan
laporan keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan dan menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Pembuatan laporan keuangan dilakukan oleh masing-masing SKPD. Selanjutnya, laporan
keuangan tersebut akan dikonsolidasikan oleh PPKD menjadi Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi/ Kota/ Kabupaten.
Laporan keuangan yang harus dibuat oleh SKPD adalah:
a. LRA
b. Neraca
c. Catatan atas laporan keuangan
Laporan keuangan tersebut dibuat dua kali dalam satu tahun anggaran, yaitu semester
pertama dan semester kedua. Laporan keuangan semester kedua berisi data dan informasi
keuangan semster I dan II.
Proses pembuatan laporan keuangan SKPD secara manual pada dasarnya sama dengan proses
pembuatan laporan keuangan pada akuntansi komersial, dimuali dengan menempatkan jurnal
yang telah dibuat ke buku besar, penyusunan neraca saldo, pencatatan jurnal penyesuaian,
penyusunan neraca saldo yang telah disesuaikan, hingga membuat LRA dan Neraca. Proses
tersebut dapat dibantu menggunakan worksheet atau kertas kerja.
Teknisnya, PPK SKPD melakukan rekapitulasi saldo-saldo buku besar menjadi neraca saldo.
Angka-angka neraca saldo tersebut diletakkan di kolong Neraca Saldo pada worksheet
SKPD. PPK kemudian membuat jurnal penyesuaian. Jurnal ini dibuat dengan tujuan
melakukan penyesuaian atas saldo pada akun-akun tertentu dan pengakuan atas transaksi-
transaksi yang bersifat akrual. Jurnal penyesuaian tersebut diletakkan pada kolom
Penyesuaian yang terdapat pada kertas kerja.
Jurnal penyesuaian yang diperlukan antara lain digunakan untuk:
a. Koreksi kesalahan/ pemindah bukuan
b. Pencatatan jurnal yang belum dilakukan (accrual/paypement)\
c. Pencatatan piutang, persedian dan atau aset lainnya pada akhir tahun
Selanjutnya, PPK melakukan penyesuaian atas neraca saldo berdasarkan jurnal penyesuaian
yang telah dibuat sebelumnya. Niali yang telah disesuaikan diletakkan pada kolom Neraca
Saldo Setelah Penyesuaian yang terdapat pada kertas kerja. Berdasarkan neraca saldo yang
telah disesuaikan, PPK mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen LRA
dan memindahkannya ke kolom Laporan Realisasi Anggaran yang terdapat pada kertas
kerja. Begitu juga akun-akun yang termasuk dalam komponen neraca akan dipindahkan ke
kolom Neraca yang terdapat pada Kertas Kerja. Dari kertas kerja yang telah diisi, PPK
dapat menyusun laporan keuangan yang terdiri atas Neraca dan LRA.

Vous aimerez peut-être aussi