Vous êtes sur la page 1sur 6

1

Sumber :
ilmu kebidanan sarwono prawirohardjo edisi keempat. Tahun 2014. Penerbit : PT. Bina
pustak sarwono prawirohardjo

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi.
Kehamilan terbagi dalm tiga trimester.
Trimester I : berlangsung 12 minggu (minggu 1-12)
Trimester II : berlangsung 15 minggu (minggu 13-27)
Trimester III : berlangsung 13 minggu (minggu 28-40)

PERUBAHAN ANATOMIK KEHAMILAN

Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomic yang paling nyata pada ibu hamil.
Peningkatan konsentrasi hormone estrogen dan progesterone pada wal kehamilan akan
menyebabkan hipertrofi miometrium. Hipertrofi tersebut dibarengi dengan peningkatan yang
nyata dari jaringan elastin dan akumulasi dari jaringan fibrosa sehingga struktur dinding uterus
menjadi lebih kuat terhadap regangan dan distensi. Hipertrofi miometrium juga disertai dengan
peningkatan vaskularisasi dan pembuluh limfatik. Peningkatan vaskularisasi, kongesti, dan
edama jaringan dinding uterus dan hipertrofi kelenjar serviks menyebabkan berbagai perubahan
yang dikenali sebagai tanda Chadwick, goodell, dan hegar.
Tanda Chadwick adalah perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva,
vagina, dan serviks. Tanda goodell adalah perubahan konsistensi (yang dianalogikan dengan
konsistensi bibir) serviks dibandingkan dengan konsistensi kenyal (di analogikan dengan ujung
hidung) pada saat tidak hamil. Tanda hegar adalah pelunakan dan kompresibilitas ismus serviks
sehingga ujung-ujung jari seakan dapat ditemukan apabila ismus ditekan dari arah yang
berlawanan.
Pembesaran dinding abdomen sering dianggap sebagai tanda dari terjadinya kehamilan.
Pembesaran tersebut terkaitkan dengan terjadinya pembesaran uterus dirongga abdomen.
Penonjolan dinding abdomen biasanya dimulai pada usia kehmilan 16 minggu dimana uterus
beralih dari organ pelvic menjadi organ abdomen. Penonjolan dinding abdomen lebih nyata
pada ibu hamil dengan posisi berdiri jika dibandingkan dengan posisi berbaring. Juga lebih
terlihat pda multipara jika dibandingkan dengan nulipara atau primigravida akibat kendurnya
otot-otot dinding perut.
Pembesaran uterus yang disertai penipisan dindingnya juga memudahkan pemeriksa untuk
mengenali kehamilan secara lebih dini. Dari dinding yang padat dan kavum yang sempit
kemudian kapasitasnya berkembang hingga 500-1000 kali dari ukuran semula dan penipisan
dinding menjadi sekitar 5 mm mulai trimester kedua kehamilan menyebabkn deteksi kehamilan
menjadi lebih mudah dari periode sebelumnya. Hal ini juga (quickening) mulai dirasakan oleh
ibu hamil. Pengembangan kapasitas dan penipisan dinding uterus lebih cepat terjadi pada
2

multipara sehingga deteksi kehamilan dapat dilakukan lebih awal (satu hingga dua mnggu)
dibandingkan dengan primigravida.
Jantung janin mulai berdenyut sejak awal mingu keempat setelah fertilisasi, tetapi baru pada
usia kehamilan 20 minggu bunyi jantung janin dapat dideteksi dengan fetoskop. Dengan
menggunakan teknik ultrasound atau system Doppler, bunyi jantung janin dapat dikenali lebih
awal (12-20 minggu usia kehamilan). Bunyi jantung janin harus dapat dibedakan dengan
pulsasi maternal, bising usus, gerakan janin dan bising arteri uterine. Bising funikulus
umumnya seirama dengan bunyi jantung janin.
Gerakan janin juga bermula pada usia kehamilan mencapai 12 minggu, tetapi baru dapat
dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 16-20 minggu karena usia kehamilan tersebut, dinding
uterus mulai menipis dan gerakan janin menjadi lebih kuat. Pada kondisi tertentu, ibu hamil
dapat merasakan gerakan halus hingga tendangan kaki bayi di usia kehamilan 16-18 minggu
(dihitung dari HPHT).

PERUBAHAN FISIOLOGIK DAN HORMONAL PADA KEHAMILAN

Tanda tanda pasti kehamilan adalah dua atau kondisi yang mengindikasikan adanya buah
kehamilan atau bayi yang diketahui melalui pemeriksaan dan direkam oleh pemeriksa (misalnya
denyut jantung janin, gambaran sonogram janin, dan gerakan janin).
Kehamilan menyebabkan dinding dalam uterus atau endometrium tidak dilepaskan sehingga
amenorea atau tidak datangnya haid dianggap sebagai tanda kehamilan, namun hal in tidak
dapat dianggap sebagai tanda pasti kehamilan karena amenorea dapat terjadi pada beberapa
penyakit kronik, tumor hipofifis, perubahan faktor-faktor lingkungan, malnutrisi dan yang
paling sering gangguan emosional terutama mereka yang tidak ingin hamil atau malahan
mereka yang ingin sekali hamil (dikenal dengan pseudocyesis atau hamil semu). Pembesaran
payudara yang disertai dengan rasa penuh dan tegang dan sensitif terhadap sentuhan (dalam dua
bulan pertama kehamilan), pembesaran putting susu dan pengeluaran kolostrum (mulai terlihat
atau dapat diekspresikan sejak kehamilan masuk usia 12 minggu). Hipertrofi kelenjar sebasea
berupa tuberkel Montgomery atau folikel disekitar aerola mulai terlihat jelas sejak 2 bulan
pertama kehamilan. Pembesaran berlebihan payudara dapat menyebabkan striasi (garis-garis
hipo/hiperpigmentasi pada kulit). Selain membesar, dapat juga terlihat gambaran vena bawah
kulit payudara.
Pembesaran payudara sering dikaitkan dengan terjadinya kehamilan, tetapi hal ini bukan
merupakan petunjuk pasti karena kondisi serupa dpaat terjadi pada pengguna kontrasepsi
hormonal, penderita tumor otak atau ovarium, pengguna rutin obat penenang, dan hamil semu
(pseudocyesis).
Hal lain yang terkait dengan perubahan hormonal dikaitkan dengan tanda kehamilan adalah
mual dan rasa muntah yang berlebihan atau hiperemesis.
3

Gejala metabolic lain yang dialami oleh ibu hamil dalm trimester pertama adalah rasa lelah /
fatigue. Kondisi ini disebabkan oleh menurunnya basal metabolic rate (BMR) dalam trimester
pertama kehamilan.

UJI HORMONAL KEHAMILAN

Uji kehamilan didasarkan pada adanya produksi human chorionic gonadotropin (Hcg) oleh
sel-sel sinsisiotrofoblas pada awal kehamilan. Hormone ini disekresikan ke dalam sirkulasi ibu
hamil dan di ekskresikan melalui urin. Human chorionic gonadotropin (Hcg) dapat dideteksi
pada sekitar 26 hari setelah konsepsi dan peningkatan ekskresinya sebanding meningkatnya usia
kehamilan diantara 30-60 hari. Produksi puncaknya adalah pada usia kehamilan 60-70 hari dan
kemudian menurun secara bertahap dan menetap hingga akhir kehamilan setelah usia
kehamilan 100- 130 hari.
Pemeriksaan kuantitatif HCG cukup bermakna bagi kehamilan. Kadar HCG yang rendah
ditemui pada kehamilan ektopik dan abortus iminens. Kadar yang tinggi dapat dijumpai pada
kehamilan majemuk, mola hidatidosa, atau korio karsinoma. Nilai kuantitatif dengan
pemeriksaan radio immunoassay dapat membantu untuk menentukan usia kehamilan.
Pada perempuan yang hamil, HCG didalam urinnya akan menetrallisasi antibody dalam
antiserum sehingga tidak terjadi reaksi aglutinasi. Pada perempuan yang tidak hamil, tidak
terjadi netralisasi antibody sehingga terjadi reaksi aglutinasi.
Uji radioreceptorassay dan radioimmunoassay merupakan metode yang sangat sensitive
untuk mendeteksi HCG jika dibandingkan dengan uji kehamilan sebelumnya. Kedua metode
ini membutuhkan peralatan canggih, mahal, dan tenaga analis terlatih. Pemeriksaan dengan
radioreceptorassay juga bereaksi silang dengan hormone LH. Sehingga sensitivitas semata tidak
dapat mengungguli uji radioimmunoassay.
Pemeriksaan specimen darah dengan radioimmunoassay dapat dikhususkan untuk rantai
glikoprotein subunit beta ( subunits) yang dianggap spesifik dengan kehamilan. Dengan
metode ini adanya HCG dapat di deteksi sejak 1 minggu setelah konsepsi. Pengujian ini
dilengkapi dengan informasi tentang usia kehamilan dan tingkat sensivitas yang dipakai oleh
pembuat perangkat atau instrument uji kehamilan. Walau cara pengujian ini dianggap sangat
akurat tetapi tidak 100 % sempurna.
Metode terbaru pengujian HCG subunit adalah enzyme linked immunosorben assay
(ELISA). Cara ini akan mengabsorbsi antibody monoclonal HCG subunit dengan hasil yang
sangat sensitive, tingkat spesifitas yang tinggi dalam waktu yang relative singkat, tidak
membutuhkan biaya tinggi dan mudah dilakukan.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa :


4

Tanda tanda presumtif ( di peroleh saat anamnesis)


Tanda tanda presumtif adalah perubahan fisiologik pada ibu atau seorang perempuan yang
mengindikasikan bahwa ia telah hamil.
Amenorea
Mual dan muntah
Mengidam
Payudara membesar
Anoreksia
Lelah
Pigmentasi pada kulit
Miksi sering

Tanda tanda tidak pasti atau terduga hamil (di peroleh saat pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang)
Tanda tanda tidak pasti atau terduga hamil adalah perubahan antomi dan fisiologik selain dari
tanda- tanda presumtif yang dapat dideteksi atau dikenali oleh pemeriksa.
Perut membesar
Uterus membesar
Tanda hegar
Tanda chadwick
Tanda pisaseck
Kontraksi Braxton hicks
Teraba ballottement
Pemriksaan tes biologis kehamilan (+) (HCG)

Tanda-tanda pasti kehamilan (di peroleh saat pemeriksaan penunjang)


Tanda-tanda pasti kehamilan adalah data atau kondisi yang mengindikasikan adanya buah
kehamilan atau bayi yang diketahui melalui pemeriksaan dan direkam oleh pemeriksa.
Gerakan janin dalam rahim
Terlihat/teraba gerakan janin & teraba bagian-bagian janin.
Terdengar denyut jantung janin (dengan menggunakan ststoskop lannec, alat Doppler,
alat kardiotokografi)
Pemeriksaan ultrasonografi.

EVALUASI AMENOREA
5

Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat dan tepat harus dilakukan untuk mencari
penyebab amenorea. Beberapa keadaan yang harus dieksplorasi antara lain yaitu keadaan
psikologi/stress emosi, riwayat keluarga dengan anomaly genetic, status nutrisi, gangguan
pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi, serta penyakit system saraf pusat. Terdapat 3
langkah evaluasi amenorea sperti tertera dibawah ini.

LANGKAH I
Dipastikan dulu kehamilan telah disingkirkan dan dilakukan pemeriksaan kadar TSH dan
prolaktin. Pemerikasaan kadar TSH untuk evaluasi kemungkinan kelainan tiroid dan kadar
prolaktin untuk evaluasi hiperprolaktinemia sebagi penyebab amenorea. Adanya keluhan
galaktorea (keluarnya air susu tanpa adanya kehamilan) perlu pemeriksaan kadar prolaktin dan
foto sella tursika dengan MRI. Bila kedua pemeriksaan tersebut dalam batas normal selanjtunya
dilakukan tes progesterin. Tes progestin bertujuan untuk mengetahui kadar estrogen endogen
dan patensi traktus genitalia. Medroksi progesterone asetat (MPA) 10 mg per hari diberikan
selama 5 hari dan selanjutnya ditunggu 2-7 hari setelah obat habis untuk dilihat terjadi haid atau
tidak. Bila terjadi perdarahan berarti diagnosis adalah anovulasi. Tidak ada hambatan pada
traktus genitalia dan kadar estrogen endogen yang cukup untuk menumbuhkan endometrium
telah dapat ditegakkan. Hasil ini menujukkan bahwa fungsi ovarium, hipofisis, dan system saraf
pusat berfungsi baik.

LANGKAH II
Langkah II dikerjakan bila tidak terjadi perdarahan dengan tes progestin, yaitu dengan
pemberian estrogen progestin siklik. Estrogen konjugasi 1,25 mg atau estradiol 2 mg setiap hari
selama 21 hari ditambah pemberian progestin (MPA 10 mgsetiap hari) pada 5 hari terakhir. Bila
tidak terjadi perdarahan setelah langkah 2 menunjukkan bahwa terdapat gangguan pada
kompartemen I (endometrium). Gangguan pada kompartemen I sering terjadi pada keadaan
tindakan kuret terlalu dalam (sindroma asherman) atau infeksi endometrium (TBC). Bila terjadi
perdarahan berarti kompartemen I berfungsi baik dengan stimulasi estrogen eksogen. Hasil ini
juga menunjukkan bahwa estrogen endogen tidak ada karena perdarahan yang terjadi akibat
stimulus estrogen progesterone eksogen secara siklik.

LANGKAH III
Langkah 3 dikerjakan untuk mengetahui penyebab tidak adanya estrogen endogen.
Seperti diketahui bahwa estrogen dihasilkan oleh folikel yang sedang berkembang di ovarium
setelah mendapat stimulus gonadotropin yang berasal dari sentral (merupakan hasil kerja sama
hypothalamus dan hipofisis). Jadi langkah 3 digunakan untuk mengetahui masalah tersebut
berasal dari komparten II (folikel ovarium) atau kompartemen III dan IV (Hipothalamus dan
hipofisis). Pada langkah ke-3 dilakukan pemeriksaan kadar gonadotropin (FSH dan LH) yang
sebaiknya dikerjakan 2 minggu setelah obat pada langkah 2 habis guna menghindari penekanan
estrogen ke sentral.
6

Hasil pemeriksaan pada langkah 3 bisa menunjukkan kadar gonadotropin yang tinggi,
rendah atau normal. Kadar gonadotropin tinggi menunjukkan masalah ada dikompartemen II
(ovarium), sedang bila kadar gonadotropin rendah atau normal menunjukan masalah ada di
kompartemen III atau IV (hypothalamus atau hipofisis). Perempuan dengan amenorea usia
dibawah 30 tahun dengan masalah dikompartemen II sebaiknya dilakukan pemeriksaan
kromosom kariotipe. Terdapatnya tanda mosaic dengan kromosom Y merupakan indikasi untuk
dilakukan eksisi gonad karena risiko terjadinya perubahan keganasan. Bila hasil kadar
gonadotropin rendah atau normal diperlukan pemeriksaan imaging (MRI) untuk membedakan
lokasi antara hypothalamus atau hipofisis.

Secara sistematis langkah evaluasi amenorea tertera pada gambar berikut.

AMENOREA
galaktorea TSH
prolaktin / MRI
tes progestin

TSH Perdrahan + Perdrahan (-)


meningkat

Hipotiroidoid Prolaktin Normal Prolaktin > Estrogen dan


TSH Normal 100 progestin siklik

Anovulasi MRI Perdarahan Perdarahan (-)


+

Periksa FSH, Masalah di


LH uterus

Rendah Normal Tinggi

MRI Kegagalan
Ovarium

Amenorea
hipothalamus

Vous aimerez peut-être aussi