Vous êtes sur la page 1sur 5

Analisis Desain Perangkat Bahan Bakar Small-PWR

dengan Teknologi FCMF Berbasis Uranium Nitrida


pada Kondisi Operasi Tanpa Boron Terlarut
Dedy Prasetyo Hermawan1, Alexander Agung2, Andang Widi Harto3
1,2,3
Departemen Teknik Nukir dan Teknik Fisika FT UGM
Jln. Grafika 2 Yogyakarta 55281 INDONESIA
1dedy.prasetyo.h@mail.ugm.ac.id

2a_agung@ugm.ac.id

3andang@ugm.ac.id

Intisari Biaya dan waktu pembangunan PLTN sering kali menjadi aspek pertimbangan dalam pembangunan reaktor nuklir. Small
Modular Reactor (SMR) merupakan jenis reaktor yang memiliki keunggulan biaya lebih murah dan waktu pembangunan lebih
singkat jika dibandingkan dengan PLTN skala besar. Meskipun demikian, dalam pembangunan PLTN juga harus memperhatikan
aspek keselamatan dan kehandalannya, terlebih setelah kecelakaan Fukushima Daiichi. Untuk meningkatkan aspek keselamatan,
dikembangkan sebuah konsep bahan bakar yang memiliki fitur-fitur keselamatan yang tidak dimiliki oleh bahan bakar
konvensional. Konsep bahan bakar tersebut disebut accident-tolerant fuel (ATF). Salah satu bahan bakar yang masuk kategori ATF
adalah bahan bakar dengan teknologi FCM. Meskipun demikian, teknologi bahan bakar FCM tidak memiliki performa neutronik
yang lebih baik dibandingkan bahan bakar konvensional. Untuk meningkatkan performa bahan bakar FCM dapat dilakukan
dengan menggunakan bahan bakar yang memiliki densitas yang tinggi, seperti uranium nitrida dan packing fraction partikel TRISO
dalam batang bakar ditingkatkan. Pada penelitian ini dilakukan analisis neutronik bahan bakar FCM berbasis UN menggunakan
kode Serpent untuk mengetahui performa neutronik bahan bakar FCM berbasis UN. Pada penelitian ini juga dilakukan variasi suhu
pada tiga kondisi, yaitu kondisi pada suhu kamar, kondisi operasi dan kondisi transien. Selain itu, dilakukan variasi densitas
moderator untuk mengetahui koefisien reaktivitas void dari moderator. Hasil dari penelitian ini adalah semakin tinggi pengayaan 15N
dalam bahan bakar, semakin baik performa neutronik dari bahan bakar FCM berbasis UN. Koefisien reaktivitas suhu bahan bakar
bernilai negatif pada tiga kondisi, suhu ruangan (310 K 10 K), suhu operasi (900 K 20 K), dan suhu transien (1200 K 20 K).
Akan tetapi, koefisien reaktivitas void bernilai positif karena desain fuel assembly berada pada kondisi over-moderated sehingga
diperlukan penelitian lanjutan terhadap geometri perangkat bahan bakar.
Kata kunci accident-tolerant fuel, fully ceramic microencapsulated, TRISO, uranium nitrida, Serpent

Abstract Cost and time of construction of nuclear power plants are often the aspects considered in the construction of nuclear
reactors. Small Modular Reactor (SMR) is a type of reactor that has the advantage of lower cost and shorter construction time when
compared with large-scale nuclear power plants. Nevertheless, in the construction of nuclear power plants must also consider aspects
of safety and reliability, especially after the Fukushima Daiichi accident. To increase the safety aspect, developed a concept fuel that
has safety features not possessed by conventional fuels. Fuel concept is called accident-tolerant fuel (ATF). One of the fuel in the
category ATF is the fuel with FCM technology. Nonetheless, FCMF technology has not better neutronic performance than
conventional fuels. To improve the performance of fuel FCM can be performed using a fuel that has a high density, such as uranium
nitride and packing fraction of TRISO particle in improved fuel rods. In this research, neutronic analysis of FCM UN-based fuel are
done with code Serpent. In this study, also carried out the temperature variations on three conditions, namely at room temperature
conditions, operating conditions and transient conditions. Also, variation in moderator density are done to determine the void
reactivity coefficient of moderator. The results of this study is the higher enrichment 15N in the fuel, the better the neutronic
performance of the FCM UN-based fuel. The fuel temperature reactivity coefficient is negative on all three conditions, room
temperature (310 K 10 K), operation temperature (900 K 20 K), and transient temperature (1200 K 20 K). However, the void
reactivity coefficient is positive because the design of the fuel assembly is in over-moderated conditions thus follow up research about
fuel assembly geometry are needed.
Keywords accident-tolerant fuel, fully ceramic microencapsulated, TRISO, uranium nitrida, Serpent

tetapi, dalam menentukan skenario pemenuhan kebutuhan


I. PENDAHULUAN energi yang akan datang perlu dipertimbangkan beberapa hal
Pada tahun 2015, populasi dunia diperkirakan berjumlah penting. Salah satunya adalah emisi gas CO2. Emisi gas CO2
7,345 miliar orang dan akan terus bertambah hingga mencapai dalam bidang energi diperkirakan mencapai 38 Gt pada tahun
9,725 miliar orang pada tahun 2050 dan menjadi 11,213 miliar 2040 [2]. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber energi yang
orang pada tahun 2100 [1]. Dengan bertambahnya populasi dapat memenuhi kebutuhan energi dan memiliki emisi gas
dunia, maka kebutuhan akan energi akan meningkat. Akan
karbon yang rendah. Salah satu opsi sumber energi tersebut
adalah energi nuklir.
Indonesia sebagai salah satu negara yang berkembang
dengan jumlah penduduk terbesar di dunia diperkirakan
memiliki kebutuhan energi sebesar 464 TWh pada tahun 2024
dengan jumlah penduduk 284,8 juta orang. Kebutuhan energi
diproyeksikan akan terus mengalami kenaikan hingga
mencapai 1.205 TWh pada tahun 2050 [3]. Dalam proses
pemenuhan kebutuhan energi tersebut, sumber energi nuklir
menjadi layak untuk diperhitungkan. Akan tetapi, ada 2
tantangan dalam pembangunan PLTN di Indonesia, yaitu
tingginya biaya investasi awal dan lamanya waktu
Gambar 2. Skema fungsional partikel TRISO
pembangunan.
Meskipun memiliki beberapa keunggulan dalam aspek
keselamatan, bahan bakar FCM memiliki performa neutronik
yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar
konvensional karena kandungan logam berat yang sedikit.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan performa
bahan bakar FCM adalah dengan menggunakan basis bahan
bakar yang memiliki densitas yang tinggi, seperti uranium
nitrida (UN), memperbesar pengayaan uranium dalam bahan
bakar, dan/atau memperbesar ukuran kernel bahan bakar.
Sebuah penelitian menggunakan desain Small-PWR dengan
Gambar 1. Kebutuhan listrik Indonesia per sektor dan bahan bakar FCM telah dilakukan oleh Xiang Dai, dkk
produksi listrik[3] sebelumnya. Pemodelan pada penelitian tersebut
menggunakan fraksi pengemasan sebesar 46% dan diameter
Small Modular Reactor (SMR) adalah jenis reaktor nuklir kernel 0,81 mm [5]. Akan tetapi, pada penelitian tersebut
yang memiliki daya kurang dari 700 MWe untuk ukuran menggunakan basis bahan bakar UO2, tidak menggunakan
medium dan kurang dari 300 MWe untuk ukuran kecil [4]. basis bahan bakar dengan densitas yang lebih tinggi seperti
Dengan mengadopsi sistem modularisasi, biaya dan waktu uranium nitrida (UN).
pembangunan SMR menjadi lebih murah dan singkat jika Pada penelitian ini, dilakukan analisis pada tingkat fuel
dibandingkan dengan reaktor nuklir skala besar. Hal ini assembly 11 x 11 dari Small-PWR dengan menggunakan
menjadikan SMR sebagai jenis PLTN yang akan dibangun di bahan bakar FCM berbasis UN. Fraksi pengemasan yang
Indonesia. digunakan adalah 50% dengan diameter kernel 0,81 mm dan
Meskipun reaktor jenis SMR memiliki keunggulan dalam ukuran batang bakar sebesar 2 cm. Pada penelitian ini
biaya investasi awal yang lebih murah dan waktu dilakukan analisis neutronik burnup, panjang siklus dan
pembangunan yang lebih singkat, aspek keselamatan (safety) koefisien reaktivitas. Dilakukan juga perbandingan performa
dan kehandalan (reliability) juga harus diperhatikan. bahan bakar FCM berbasis UN dengan bahan bakar UO2
Menginget kecelakaan yang terjadi di Fukushima Daiichi pada konvensional. Selain itu, dilakukan variasi pengayaan 15N
tahun 2011 yang lalu. Oleh sebab itu, dalam usaha untuk pada bahan bakar UN untuk mengetahui pengaruh pengayaan
meningkatkan tingkat keselamatan reaktor, terutama jenis 15
N dan dilakukan perhitungan jari-jari optimum teras reaktor
LWR, maka dikembangkanlah sebuah konsep bahan bakar dengan menggunakan rumus kritikalitas. Penelitian ini
yang memiliki performa lebih baik dari bahan bakar memberikan manfaat bagi perancangan dan pengembangan
konvensional. Sistem bahan bakar alternatif tersebut disebut SMR tipe PWR, terutama yang menggunakan teknologi bahan
sebagai accident-toletant fuel (ATP). bakar FCM berbasis UN.
Salah satu contoh bahan bakar yang menjadi kandidat ATP
adalah teknologi fully ceramic microencapsulated fuel
(FCMF). Bahan bakar FCM adalah konsep bahan bakar yang II. METODOLOGI PENELITIAN
menggunakan partikel tristructural-isotropic (TRISO) yang A. Alat dan Bahan
ditanam di dalam matriks pelet bahan bakar yang kemudian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan alat dan
membentuk batang bakar seperti bahan bakar UO2 bahan sebagai berikut :
konvensional. Partikel TRISO merupakan jenis bahan bakar 1. Laptop Lenovo ThinkPad-Edge E440 dengan prosesor
yang dikembangkan untuk digunakan di reaktor High Intel(R) Core(TM) i5-4200M CPU @ 2.50 GHz
Temperature Gas-cooled Reactor (HTGR) yang terdiri dari (4CPUs), kapasitas RAM 12 GB. OS Linux Mint 16
kernel bahan bakar yang berbentuk bola dan dilapisi oleh tiga dan Windows 7 Ultimate 64-Bit.
lapisan struktur pengukung produk fisi.
2. Seperangkat Personal Computer dengan prosesor yaitu 310 10 K (kondisi shut down), 900 20 K (kondisi
Intel(R) Core(TM) i7-4790M CPU @ 3.60 GHz dan operasi) dan 1200 20 K (kondisi transien)
kapasitas RAM 32 GB
3. Paket program Serpent versi 2.1.24 untuk mendesain
model perangkat bahan bakar dan melakukan analisis
neutronik dan burnup.
4. Perangkat lunak Octave versi 3.8.1
5. Perangkat lunak LibreOffice dan Microsoft Office
2013 untuk mengolah data.
6. Desain perangkat bahan bakar Small-PWR
7. Data material bahan bakar dan komponen struktur
perangkat bahan bakar Small-PWR

B. Spesifikasi Desain Perangkat Bahan Bakar


Spesifikasi desain perangkat bahan bakar dapat dilihat pada
tabel dan gambar di bawah ini :

Tabel 1. Spesifikasi partikel TRISO


Material Massa Jenis Ketebalan Diameter
Gambar 3. Tampang lintang t radial rangkat bahan bakar
(g/cm3) (mm) (mm)
Kernel UN 14,33 0,405 0,81
Buffer PyC 1,0 0,06 0,93
IPyC 1,9 0,03 0,99
SiC 3,2 0,03 1,05
OPyC 1,9 0,03 1,11

Tabel 2. Parameter Utama Perangkat Bahan Bakar


Parameter Nilai
Tinggi bahan bakar aktif (cm) 338,5
Diameter batang bakar (cm) 2
Jumlah batang bakar dalam assembly 108
Power Density (W/cm) 1,18393E-02
Packing Fraction 50%
Suhu bahan bakar (K) 900
Suhu pendingin/moderator (K) 600

Tabel3. Konfigurasi batang bakar FCM Gambar 4. Tampang lintang axial perangkat bahan bakar
Parameter Nilai Material
(cm)
Diameter terluar batang 0,9 Matriks SiC/ bahan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
bakar bakar TRISO A. Pengaruh Kadar Pengayaan 15N dalam Bahan Bakar
Ketebalan celah gas 0,01 Helium Pada output hasil running kode Serpent dari variasi kadar
15
Ketebalan cladding 0,09 Zircaloy-4 N dalam bahan bakar, diambil data mengenai parameter-
Pitch batang bakar 2,4 Air ringan parameter yang akan dianalisis pada penenlitian ini. Data
kritikalitas efektif dan burnup bahan bakar untuk tiap-tiap
C. Variasi Pengayaan 235U dan 15N dalam bahan bakar variasi pengayaan 15N dapat diamati pada Gmbar 5 dan 6.
Dalam penelitian ini dilakukan 5 variasi pengayaan 235U Pada kedua gambar tersebut dapat diamati bahwa nilai
pada masing-masing pengayaan 15N di dalam bahan bakar. kritikalitas akan semakin tinggi seiring dengan kenaikan
Variasi pengayaan 235U adalah 4%, 8%, 12% 16% dan 20%. tingkat pengayaan 15N dalam bahan bakar. Hal ini disebabkan
Pengayaan tersebut dilakukan pada tingkat pengayaan 15N oleh nilai tampang lintang serapan neutron 14N lebih besar
sebesar 0,4% (N alam), 50% dan 99%). dibandingkan dengan besar nilai tampang lintang serapan
neutron 15N. Grafik tampang lintang serapan neutron kedua
D. Variasi Suhu bahan bakar dan densitas moderator nukida tersebut dapat dilihat pada Gambar 7.
Dalam penelitian ini juga dilakukan suhu bahan bakar dan
densitas moderator. Variasi suhu dilakukan dalam 3 kondisi,
menggantikan bahan bakar pelet UO2 konvensional karena
memiliki fitur keselamatan yang lebih baik dan performa
neutronik yang tidak jauh berbeda.

B. Analisis Koefisien reaktivitas Suhu dan Moderator


Pada penelitian ini juga dilakukan variasi suhu bahan
bakar dalam kondisi shutdown, operasi dan transien. Berikut
grafik variasi suhu pada pengayaan 235U 4% dan 16% :

Gambar 5. Grafik burnup vs keff vasiasi pengayaan 15N pada


pengayaan 235U 4%.

Gambar 8. Grafik T vs keff bahan bakar dengan pengayaan 15N


99% pada kondisi suhu kamar.

Gambar 6. Grafik burnup vs keff vasiasi pengayaan 15N pada


pengayaan 235U 16%.

Gambar 9. Grafik T vs keff bahan bakar dengan pengayaan 15N


99% pada kondisi suhu operasi

Gambar 7. Tampang lintang serapan neutron nuklida 14N dan


15
N
Dengan demikian, bahan bakar yang dengan tingkat
pengayaan 15N rendah (kandungan 14N tinggi) memiliki laju
serapan non-fisil lebih tinggi dibandingkan dengan laju
serapan neutron non-fisil bahan bakar dengan pengayaan 15N
lebih tinggi, sehingga bahan bakar dengan pengayaan 15N
rendah memiliki nilai kritikalitas lebih rendah dibandingkan Gambar 10. Grafik T vs keff bahan bakar dengan pengayaan
dengan bahan bakar dengan pengayaan 15N lebih tinggi. 15
N 99% pada kondisi suhu transien.
Dapat dilihat juga dari kedua grafik tersebut, pada tingkat
pengayaan 15N 99% performa bahan bakar hampir sama Dapat dilihat pada ketiga grafik T vs keff di atas, bahwa
dengan performa bahan bakar UO2 konvensional. Hal ini nilai reaktivitas suhu bahan bakar FCM berbasis UN bernilai
membuktikan semakin tinggi tingkat pengayaan 15N dalam negatif pada ketiga kondisi yang berbeda. Hal ini berarti
bahan bakar berbasis UN, maka semakin baik performa bahan bakar FCM berbasis UN memiliki fitur keselamatan
neutroniknya. Dengan meningkatkan pengayaan 15N, bahan melekat (inherent safety) terhadap kenaikan suhu.
bakar FCM berbasis UN memiliki prospek yang tinggi dalam
Akan tetapi, desain perangkat bakar yang digunakan dalam Sedangkan pada bahan bakar UO2 konvensional pada
penelitian ini mengandung koefisien reaktivitas void positif, pengayaan 235U 4% didapatkan panjang siklus selama 601,50
yang berarti bahwa setiap terjadi peningkatan jumlah void di hari dan pada pengayaan 235U 8% selama 3759,39 hari.
dalam moderator/ pendingin, maka nilai kritikalitas meningkat.
Hal ini tentu berbahaya karena jika terjadi kenaikan void IV. KESIMPULAN
dalam moderator yang selanjutnya memicu bertambbahnya Tingkat pengayaan 15N di dalam bahan bakar UN sangat
nilai kritikalitas sehingga suhu moderator menjadi meningkat. mempengaruhi performa neutronik bahan bakar. Semakin
Dengan meningkatnya suhu moderator, maka semakin naik tinggi konsentrasi pengayaan 15N dalam bahan bakar, semakin
jumlah void yang ada di moderator dan kemudian memicu baik performa neutroniknya dan begitu juga sebaliknya.
kembali kenaikan nilai kritikalitas. Tentu saja hal seperti ini Beberapa keunggulan dari bahan bakar FCM berbasis UN
tidak diinginkan. jika dibandingkan dengan bahan bakar UO2 konvensional
adalah bahan bakar FCM berbasis UN pada pengayaan 15N
sebesar 99%, bahan bakar FCM memiliki performa yang lebih
baik dan memiliki panjang siklus yang lebih lama
dibandingkan dengan bahan bakar UO2 konvensional
Bahan bakar FCM berbasis UN memiliki fitur keselamatan
melekat (inherent safety) terhadap suhu karena memiliki
koefisien reaktivitas suhu yang negatif, baik dalam kondisi
shut down, operasi maupun transien. Akan tetapi, desain
perangkat bahan bakar yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki koefisien reaktivitas void positif, karena berada
dalam kondisi over-moderated. Untuk mendapatkan koefisien
reaktivitas void bernilai negatif, perlu adanya perubahan
Gambar 11. Grafik vs keff bahan bakar dengan pengayaan desain perangkat bahan bakar. Salah satunya adalah
15
N 99% perubahan pada rasio P/D untuk diperkecil sehingga kondisi
C. Perbandingan Panjang Siklus (Cycle Length) under moderated dapat dicapai.
Pada penelitian ini juga dilakukan perbandingan panjang Penelitian pada variasi P/D perlu dilakukan untuk
siklus antara bahan bakar FCM berbasis UN dengan bahan mendapatkan desain perangkat bahan bakar yang memenuhi
bakar UO2 konvensional. Untuk mendapatkan data panjang kriteria keselamatan reaktor nuklir. Tidak hanya itu, penelitian
siklus dilakukan invers fungsi regresi pada grafik burndays vs terkait variasi packing fraction juga menjadi penting untuk
k, maka didapatkan persamaan k pada masing-masing dilakukan mengingat batas antara performa bahan bakar FCM
pengayaan. Dari persamaan tersebut kemudian didapatkan dengan batas fabrikasi bahan bakar. Data-data penelitian ini
disarankan untuk dapat dijadikan studi lanjut dan diujicobakan
panjang siklus bahan bakar dengan mengatur nilai k =1.
dalam tingkat full-core design untuk mengetahui performa
Berikut persamaan k pada masing-masing pengayaan : bahan bakar secara keseluruhan dalam teras reaktor nuklir.
Persamaan bahan bakar FCM berbasis UN pada pengayaan
235
U 4% :
REFERENSI
(3.1) [1] United Nations, Departemen of Economics and Social Affairs,
Population Devision. (2015). World Population Prospects The 2015
Dan pada pengayaan 235U 8% : Revision Key Findings and Advance Tables. http://doi.org/Working
Paper No. ESA/P/WP.241
[2] International Atomic Energy Agency. (2015). Climate Change And
(3.2) Nuclear Power 2015. Vienna: International Atomic Energy Agency.
Retrieved from http://www.iaea.org/books
Sedangkan persamaan untuk bahan bakar UO2 konvensional [3] Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Outlook Energi
Indonesia 2016. Jakarta, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
adalah : [4] International Atomic Energy Agency. (2014). Advances in Small
Pada pengayaan 235U 4% : Modular Reactor Tecnology Developments.Vienna : International
Atomic Energy Agency.
(3.3) [5] X. Dai, X. Cao, S. Yu, C. Chu. Conseptual core design of an
innovative small PWR utilizing fully ceramic microencapsulated fuel.
Progress in Nuclear Energy 75 (2014) 63-71
Pada pengayaan 235U 8% :

(3.4)

Sehingga dari persamaan-persamaan di atas didapatkan


panjang siklus masing-masing. Bahan bakar FCM berbasis
UN pada pengayaan 4% mempunyai panjang siklus selama
906,00 hari dan pada pengayaan 8% selama 3857,14 hari.

Vous aimerez peut-être aussi