Vous êtes sur la page 1sur 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di bumi ini, keanekaragaman hewan sangat beragam jenisnya. Oleh karena
itu, kita perlu mengklasifikasikannya. Pada klasifikasi terdapat kingdom/dunia
animalia (hewan). Klasifikasi bertujuan untuk memepermudah mengenal objek yang
beranekaragam dengan cara melihat/mencari persamaan dan perbedaan ciri dan sifat
pada objek tersebut.
Dalam kingdom Animalia, dibagi menjadi beberapa filum diantaranya yaitu
filum arthropoda. Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme
yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini
memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan
yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang
hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter.
Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki
panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil. Hewan Artrhopoda
memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan tubuhnya
bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar
(eksosketelon). Kutikula berfungsi melindugi tubuh bagian dalam. memberi bentuk
pada tubuh serangga dan dapat menjadi tempat melekatnya otot, terutama yang
berhubungan dengan alat gerak. Otot serangga merupakan otot serat melintang yang
susunannya sangat kompleks. Otot ini diperlukan untuk melakukan gerakan yang
cepat.
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut mengenai arthropoda, maka perlu
dilakukan praktikum ini, dengan melakukan pengamatan pada udang (Cambarus sp)
dan kecoak (Blaberus giganteus).
B. Tujuan
Adapun tujuan pada percobaan ini yaitu untuk mengamati struktur morfologi
dan anatomi hewan Arthropoda serta mendeskripsikan dan menyusun klasifikasinya.
C. Manfaat
Adapun manfaat pada percobaan ini yaitu untuk mengetahui struktur
morfologi dan anatom hewan Arthropoda serta mendeskripsikan dan menyusun
klasifikasinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Asal kata arthropoda yaitu dari bahasa Yunani arthos berarti sendi dan
podos kaki, oleh karena itu ciri-ciri utama hewan yang termasuk dalam filum ini
adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Contoh anggota filum ini antara lain
kepiting, udang, serangga, laba-laba, kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta
spesies-spesies lain yang dikenal hanya berdasarkan fosil, (Maskoeri, 1992).
Dalam kingdom animalia Arthtropoda merupakan phylum terbesar dan
kelompok terbesar dalam phylum itu adalah Insekta. Diperkirakan terdapat 713.500
jenis Arthropoda dengan jumlah itu diperkirakan 80% dari jenis hewan yang sudah
dikenal. Menurut Suin (1997), Arthropoda tanah merupakan salah satu kelompok
hewan tanah yang dikelompokkan atas Arthropoda 2 dalam tanah dan Arthropoda
permukaan tanah. Arthropoda tanah berperan penting dalam peningkatan kesuburan
tanah dan penghancuran serasah serta sisa-sisa bahan organic, (Nurhadi,dkk, 2010).
Ciri-ciri umum dari arthropoda antara lain mempunyai anggota yang beruas,
tubuhnya bilateral simetris terdiri atas sejumlah ruas-ruas, tubuh dibungkus oleh zat
kitin sehingga merupakan rangka luar, biasanya ruas-ruas terdapat bagian-bagian
yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan, sistem saraf
berupa sistem saraf tangga tali, coelom pada hewan dewasa adalah kecil dan
merupakan satu rongga berisi darah dan disebut haemocoel. Klasifikasi arthropoda
terdiri dari klas crustacea, contoh: udang ; klas onychophora, contoh : preparatus ;
klas chilopoda, contoh : kelabang ; klas dipalopoda, contoh : kelemayar ; klas insecta,
contoh : belalang ; klas arachnoidae, contoh : laba-laba ; klas pauropoda, contoh :
pauropus dan klas symphyla, contoh : scutigerella, (Muzzarelli,1985).
Tubuh arthropoda terdiri dari Caput (kepala), Toraks (dada), dan Abdomen
(perut) yang bersegmen-segmen. Pada laba-laba dan udang kepala dan dadanya
bersatu membentuk sefalotoraks, tetapi ada juga spesies yang sulit dibedakan antara
kepala, toraks, dan abdomennya. Seperti pada lipan pada tiap-tiap segmen tubuh ada
yang melengkapi alat gerak dan ada juga yang tidak dilengkapi alat gerak. Hewan
arthropoda memiliki organ sensoris yang sudah berkembang. Seperti mata,
penciuman, serta antena, yang berfungsi sebagai alat peraba dan penciuman tingkat
perkembangan sesuai dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya,
(Radiopoetra,1996).
Sistem peredaran darah terdiri atas jantung, bagian dorsal, sistem peredaran
darahnya merupakan sistem peredaran darah terbuka yang tidak memiliki kapiler
darah, jantung berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh. Hewan arthropoda
yang hidup di air ada yang bernafas dengan menggunakan insang. Sistem trakea,
paru-paru buku. Atau pada beberapa spesies melalui permukaan tubuh. Sistem ekresi
menggunakan saluran malphigi, sistem saraf dinamakan, sistem saraf tangga tali
karena atas dua ganglion dorsal yang memiliki dua saraf tepi. Setiap saraf tepi
dihubungkan oleh saraf melintang sehingga merupakan tangga tali. Sistem
pencernaan dimulai dari mulut, usus, dan anus. Mulut juga berfungsi untuk menjilat
seperti pada lalat, menusuk dan menghisap seperti pada nyamuk serta menggigit,
seperti pada semut. Anggota filum arthropoda dapat dibedakan menjadi hewan jantan
dan betina. Fertilasi arthropoda terjadi secara internal. Telur banyak mengandung
kuning yang tertutup oleh cangkang. Hewan arthropoda ada yang mengalami
metamorfosis sempurna, metamorfosis tidak sempurna dan ada yang tidak
bermetamorfosis, (Alan,1994).
Sistem reprodukdi arthropoda secara seksual. Namun ada juga yang secara
aseksual, yaitu dengan partogenesis. Partogenesis adalah pembentukan individu baru
tanpa melalui fertilasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan bersifat steriel. Organ
reproduksi jantan dan betina pada arthropoda terpisah masing-masing menghasilkan
gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua). Hasil
fartilasi berupa telur. Cara hidup arthropoda sangat beragam ada yang hidup bebas,
parasit, komersal, atau simbiotik. Dilingkungan kita sering dijumpai kelompok hewan
ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah,
(Levine,1990).
Cara hidup dan habitat Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas,
parasit, komensal, atau simbiotik. Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok
hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah.
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas. Ada yang di laut, periran tawar, gurun
pasir, dan padang rumput Serangga adalah hewan-hewan yang bersegmen dengan
eksoskeleton berkitin, dan alat-alat tambahan bersegmen. Segmentasi itu tampak jelas
secara eksternal. Jumlah jenis dalam filum ini lebih banyak dari jumlah jenis dari
semua filum lainnya. Baik laut, air tawar maupun habitat terrestrial didiami oleh
serangga. Coelom pada arthropoda tereduksi. Hoemocoel merupakan sebagian dari
sistem sirkulasi. Jenis kelamin terpisah namun demikian pada jenis-jenis tertentu
reproduksi partogenesis merupakan karakteristiknya. Sirkulasi terjadi karena gerakan
pulsasi jantung dorsal. Pernapasan dengan trakea selalu dicirikan dengan adanya
porus berpasangan pada tiap segmen, (Austin,1988).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya percobaan ini yaitu :
Hari/tanggal : Sabtu, 29 April 2017
Pukul : 13.00-15.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi, Universitas Muhammadiyah Makassar.
B. Alat dan bahan
1. Alat
a. Baki bedah
b. Pisau bedah
c. Pinset
d. Jarun pentul
e. Lup
2. Bahan
a. Udang (Cambarus sp)
b. Kecoak (Blaberus giganteus)
C. Prosedur kerja
1. Menyiapkan spesimen (Udang dan Kecoa)
2. Mengamati perbedaan morfologi dengan menggunakan kaca pembesar
3. Menggambar bagian tubuh spesimen
4. Menulis ciri-ciri masing-masing jenis arthropoda yang diamati secara detil

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
Dari prakitkum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Udang (Cambarus sp)
Gambar morfologi Keterangan
1. Rustrun
2. Mata
3. Carapace
4. Perut (5 ruas)
5. Telson
6. Uropods
7. Kaki berenang (5 pasang)
8. Kaki berjalan (5 pasang)
9. Antena
Gambar anatomi Keterangan
1. Lambung
2. Jantung
3. Usus
4. Anus
5. System saraf
6. Ovary
7. Gigi
8. Rahang
9. Mulut
10. Otak

2. Kecoak (Blaberus giganteus)


Gambar morfologi Keterangan
1. Kepala
2. Antena
3. Prothorax
4. Mesothorax
5. Metathorax
6. Kaki tengah
7. Perut
8. Kaki belakang
9. Anal cercus
10. Sayap
11. Kaki depan
12. Mata majemuk
Gambar anatomi Keterangan
1. Esophagus
2. Midgut
3. Colon
4. Malpighian tubules
5. Gastric caecea
6. Crop

B. Pembahasan
1. Udang (Cambarus sp)
a. Morfologi
Dari pengamatan mofologi tubuh udang, terlihat tubuh terbagi menjadi
dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu
dengan bagian dada disebut cephalotorax. Pada bagian kepala terdapat 5 ruas
kaki berjalan. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas
(segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas
pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson
yang berbentuk runcing.
b. Anatomi
Pada anatomi udang bagian-bagiannya yaitu mimbar, otak cardium,
pricardium, jantung, ostium, usus, anus, vas deferens, ganglion, kelenjar
pencernaan mulut, dan kelenjar antenal. Kelompok udang-udangan
mempunyai lima pasang antena, dua pasang di rahang bawah. Dua pasang
rahang atas dan satu dibadan yang berfungsi bila bernafas.
c. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
Ordo : Decapoda
Familia : Cambaridae
Genus : Cambarus
Species : Cambarus sp, (Jasin,1992).
2. Kecoak (Blaberus giganteus)
a. Morfologi

Kecoak memiliki tubuh yang berbentuk bulat telur dan pipih


dorsoventral (gepeng). Kepala agak tersembunyi dilengkapi sepasang antena
panjang yang berbentuk filiform yang bersegmen. Bagian dada terdapat 3 kaki
dan 2 pasang sayap, bagian luar tebal bagian dalam berbentuk membran.
Caput melengkung ke ventro caudal dibawah sehingga mulut menjol diantara
dasar kaki pertama. Kaki disesuaikan untuk berlari. Dibagian posterior
terdapat anal cercus.
b. Anatomi
Kecoak memiliki hati, tetapi lambung hanya merupakan pembesaran
dari usus. Pada usus terdapat katup-katup spiralis. Kecoak memiliki caput
(kepala), terdapat mulut. Ada sepasang mata majemuk. Dan terdapat antena
dikepalanya. Kecoak memiliki lambung, usus dan anus. Kecoak akan
mengandung telur-telurnya sampai telur-telur tersebut menetas. Apabila
kecoak merasakan adanya gangguan pada cerci maka kakinya akan bergerak
lari sebelum otak menerima tanda-tanda atau sinyal.
c. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Blattodea
Familia : Blaberidae
Genus : Blaberus
Species : Blaberus giganteus, (Radiopoetro, 1996).
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa banyak
keragaman dari phylum arthropoda, dan memilki ciri yang berbeda-beda. Pada
praktikum kali ini, kami telah mengamati struktur morfologi serta anatomi dari udang
dan kecoak. Adapun morfologi dari udang yaitu, tubuhnya dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian
dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen)
mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung
ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing.
Sedangkan pada anatominya ialah, otak cardium, pricardium, jantung, ostium, usus,
anus, vas deferens, ganglion, kelenjar pencernaan mulut, dan kelenjar antenal.
Kelompok udang-udangan mempunyai lima pasang antena, dua pasang di rahang
bawah. Dua pasang rahang atas dan satu dibadan yang berfungsi bila bernafas.
Pada kecoak memiliki struktur morfologi dimana tubuh yang berbentuk bulat
telur dan pipih dorsoventral (gepeng). Kepala agak tersembunyi dilengkapi sepasang
antena panjang yang berbentuk filiform yang bersegmen. Bagian dada terdapat 3 kaki
2 pasang sayap, bagian luar tebal bagian dalam berbentuk membran. Caput
melengkung ke ventro caudal dibawah sehingga mulut menjol diantara dasar kaki
pertama. Sedangkan anatomi kecoak memiliki lambung, usus dan anus. Namun,
lambung hanya merupakan pembesaran dari usus dan pada ususnya terdapat katup-
katup spiralis.
B. Saran
Adapun saran saya yaitu agar praktikan lebih teliti dalam mengamati bagian
morfologi serta anatomi filum arthropada agar tujuan dari praktikum dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Alan,W.1994.Arthropoda of the human and domestik animals.A gulde to preliminary


indentification.1st Ed.Chapman dan Hall.

Ina, Nurlina. 2014. https://inanurmalina2.wordpress.com/2014/10/13/laporan


praktikum-biosistematik-hewan_arthropoda/

Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.

Jauhari. 2015. http://makermelodi.hol.es/?p=127 arthropoda. Diakses pada tanggal 4


Mei 2017:13.00

Levine,N.D.1990.Parasitologi veteriner.Terjemah gatut ashadi.UGM press:Surabaya.

Radiopoetro, 1996. Zoologi. Jakarta : Erlangga

Samudra, Ferdianto Budi.dkk. Kelimpahan dan Keanekaragaman Arthropoda Tanah


di Lahan Sayuran Organik Urban Farming. Prosiding Seminar Nasional
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. ISBN: 978-602-17001-1-2

Vous aimerez peut-être aussi