Vous êtes sur la page 1sur 11

KEDARURATAN MEDIK DI

BIDANG PARU

ARDS
VENTILE PNEUMOTORAKS
DRAWNING
STATUS ASMATIKUS
GAGAL NAFAS
ASMA BRONKIALE
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI
NO. 1023/ MENKES/ SK/ XI/ 2008
TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN
ASMA MENTERI KESEHATAN RI
7 MEI: HARI ASMA DUNIA
DEFINISI ASMA
TUJUAN PENATALAKSANAAN ASMA:

1. Menghilangkan dan mengendalikan gejala


asma
2. Mencegah eksaserbasi akut
3. Meningkatkan dan mempertahankan faal
paru seoptimal mungkin
4. Mengupayakan aktiviti normal termasuk
exercise
5. Menghindari efek samping obat
6. Mencegah terjadi keterbatasan aliran udara
(airflow limitation) ireversibel
7. Mencegah kematian karena asma

ASMA AKUT BERAT/ASMA PERSISTEN


BERAT
Dikenal sebagai status asmatikus adalah
serangan asma yang sulit diatasi karena tidak
respon terhadap terapi konvensional berupa
bronkodilator yang biasanya efektif dan
bahkan terapi intensif pada jam-jam
pertama. Perawatan secepatnya di instalasi
gawat darurat (IGD) atau unit perawatan
intensif lainnya sangat dibutuhkan dengan
pengawasan dan penatalaksanaan yang
tepat dari penolong. brittle asthma adalah
salah satu bentuk asma akut berat yang
sangat jarang terjadi, sangat serius dan
mengancam jiwa.
Penyebab utama meningkatnya angka
kematian karena serangan asma adalah:
1. Gagalnya penilaian terhadap beratnya serangan
dan kondisi pasien
2. Terapi farmakologi yang suboptimal dan
terlambatnya pemakaian alat bantu napas
mekanik ketika diperlukan
3. Terlambatnya tindakan awal

Faktor-faktor yang memperberat


serangan akut pada asma berat:
1.Obat-obat yang tidak tepat
2.Pemberian dosis yang tidak tepat
3.Ketidakpatuhan pasien
4.Terekspos pencetus asma
5.Stress emosional atau fisik
6.Infeksi saluran napas
7.Latihan fisik yang berat
8.Cuaca

Diagnosis banding asma akut


berat:

PPOK
Pneumotoraks/pneumomediastinum
Penyakit jantung (edema paru)
Tumor (laring, trakea, paru-paru)
Bronkiektasis
Benda asing di saluran napas
Emboli paru
Reaksi anafilaksis

Klasifikasi derajat berat asma berdasarkan gambaran klinis (Sebelum pengobatan)

Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal Paru

I. Intermiten Bulanan APE 80%

Gejala <1x/minggu 2 kali sebulan VEP1 80% nilai


Tanpa gejala di luar prediksi
serangan APE 80% nilai
Serangan singkat terbaik
Variabiliti APE
<20%
II. Persisten Mingguan APE >80%
Ringan
Gejala >1x/minggu, >2 kali sebulan VEP1 80% nilai
tetapi <1x/hari prediksi
Serangan dapat APE 80% nilai
mengganggu aktiviti terbaik
dan tidur Variabiliti APE 20-
30%
III. Persisten Harian APE 60 80%
Sedang
Gejala setiap hari >1x/seminggu VEP1 60-80% nilai
Serangan prediksi
mengganggu APE 60-80% nilai
aktiviti dan tidur terbaik
Membutuhkan Variabiliti APE
bronkodilator >30%
setiap hari

IV. Persisten Kontinyu APE 60%


Berat
Gejala terus Sering VEP1 60% nilai
menerus prediksi
Sering kambuh APE 60% nilai
Aktiviti fisik terbaik
terbatas Variabiliti APE
>30%

Pengobatan sesuai berat asma

Semua tahapan: ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat untuk pelega bila dibutuhkan, tidak melebihi 3-4
kali sehari

Berat Asma Medikasi pengontrol harian Alternative/ pilihan lain Alternative lain

Asma Intermiten Tidak perlu ----- -----

Asma Persisten Glukokortikosteroid Teofilin lepas lambat -----


Ringan inhalasi (200-400 g Kromolin
BD/hari atau ekivalennya) Leukotriene modifiers

Asma Persisten Kombinasi inhalasi Glukokortikosteroid Ditambah agonis


Sedang glukokortikosteroid (400- inhalasi (400-800 g BD beta-2 kerja lama
800 g BD/hari atau atau ekivalennya) oral
ekivalennya) dan agonis ditambah Teofilin lepas Ditambah Teofilin
lambat, atau lepas lambat
beta-2 kerja lama
Glukokortikosteroid
inhalasi (400-800 g BD
atau ekivalennya)
ditambah agonis beta-2
kerja lama oral, atau

Glukokortikosteroid
inhalasi dosis tinggi >800
g BD atau ekivalennya)
atau
Glukokortikosteroid
inhalasi (400-800 g BD
Penilaian
atau awal ekivalennya)
Riwayat dan Pemeriksaan
ditambah fisis
leukotriene
(auskultasi, otot bantu modifiersnapas, denyut
Asma Persisten Kombinasijantung, frekuensi
inhalasi napas) dan bila
Prednisolon/
Berat mungkin(>800
Glukokortikosteroid faal paru (APE atau
metilprednisolon oral VEP
selang1,
g BD atau ekivalennya) sehari O
saturasi 10 ).mg ditambah
2
dan agonisAGDAbeta-2 dan
kerjapemeriksaan
agonis beta-2 lain
kerja atas
lama
lama, ditambah 1 indikasi oral, ditambah teofilin lepas
dibawah ini: lambat

- Teofilin lepas lambat


Serangan asma Serangan asma
- leukotriene modifiers Serangan asma
ringan - glikokortikosteroidsedang/berat
oral mengancam jiwa

Pengobatan awal
Oksigenasi dengan kanul nasal
Inhalasi agonis beta-2 kerja singkat (nebulasi), setiap 20
menit dalam satu jam atau agonis beta-2 injeksi
(terbutalin 0,5 ml subcutan atau adrenalin 1/1000 0,3 ml
subcutan
Kortikosteroid sistemik:
Serangan asma berat
Tidak ada respon segera dengan pengobatan
bronkodilator
Dalam kortikosteroid oral

Penilaian ulang setelah 1 jam


Pemeriksaan fisik, saturasi O2 dan pemeriksaan lain
ats indikasi

Respon tidak sempurna Respon buruk dalam 24


Risiko tinggi distress jam
Pem. Fisik: gejala Risiko tinggi distress
ringan- sedang Pem.fisik: berat,
APE >50% tetapi < 70% gelisah dan
Saturasi O2 tidak ada kesadaran menurun
perbaikan APE <30%
PaCO2 >45 mmHg
PaO2 <60 mmHg

Respon baik
Respon baik dan
stabil dalam 60 menit
Pem.fisik normal
APE >70%
prediksi/nilai terbaik
Saturasi O2 >90%
(95% pada anak)
Pulang Dirawat di RS Dirawat di ICU
Pengobatan dilanjutkan Inhalasi agonis beta-2 Inhalasi agonis beta-2
dengan inhalasi snit-kolinergik antikolinergik
agonis beta-2 Kortikosteroid sistemik Kortikosteroid IV
Membutuhkan Aminophilin drip Pertimbangkan agonis
kortikosteroid oral Terapi oksigen beta-2 injeksi
Edukasi penderita: pertimbangkan kanul SC/IM/IV
Memakai obat yang nasal atau masker Terapi oksigen
benar venture menggunakan
Pengobatan Pantau APE, Sat O2, masker venture
selanjutnya nadi, kadar teofilin Aminophilin drip
Mungkin perlu intubasi
dan ventilasi mekanik

Perbaikan Tidak perbaikan

Pulang Dirawat di ICU


Bila APE >60% Biloa tidak ada
prediksi/terbaiki. Tetap perbaikan dalam 6-12
berikan pengobatan ral jam
atau inhalasi
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi