Vous êtes sur la page 1sur 15

Asuhan Keperawatan Bulimia Nervosa

1. Pengkajian

Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan status
kesehatan dan pola pertahanan penderita, mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan
penderita yang dapat diperoleh melalui anamnese dan pemeriksaan fisik.

1. Anamnese

* Identitas

1. Identitas klien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk,
tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa medik, alamat, semua data mengenai identitaas
klien tersebut untuk menentukan tindakan selanjutnya.

2. Identitas penanggung jawab

Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan dan jadi penanggung jawab
klien selama perawatan, data yang terkumpul meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan,
hubungan dengan klien dan alamat.

2. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama

Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat pengkajian. Biasanya
keluhan utama yang klien rasakan jarang diungkapkan klien. Klien biasa mengungkapkan bahwa
dia tidak menderita bulimia nervosa dengan tanda binge dan purge.

2. Riwayat kesehatan sekarang

Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode PQRST, paliatif atau
provokatif (P) yaitu focus utama keluhan klien, quality atau kualitas (Q) yaitu bagaimana binge
dan purge dirasakan oleh klien, regional (R) yaitu menjalar binge dan purge kemana, Safety (S)
yaitu posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi binge dan purge atau klien merasa nyaman
dan Time (T) yaitu sejak kapan klien merasakan binge dan purgetersebut.

3. Riwayat kesehatan yang lalu

Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah di riwayat sebelumnya,
kapan waktu terjadinya, dan penangan yang dilakukan sendiri sebelum di rawat. Klien bulimia
nervosa sering berfokus pada cara menyenangkan orang lain dan menghindari konflik. Klien
dengan bulimia sering memiliki perilaku impulsif seperti penyalahgunaan zat dan pencurian,
ansietas, depresi, dan gangguan keperibadian.

4. Riwayat kesehatan keluarga

Mengkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakit bulimia nervosa.

1. Pemeriksaan fisik

* Keadaan Umum

1. Penampilan Umum

Mengkaji tentang berat badan dan tinggi badan klien. catat kehilangan berat badan 15% dibawah
normal atau lebih. Klien bulimia nervosa dapat kelebihan berat badan atau kekurangan berat
badan, tetapi biasanya mendekati berat badan yang diharapkan sesuai dengan usia dan ukuran
tubuhnya. Penampilan umum klien tidak luar biasa, dan klien tampak terbuka dan mau berbicara.

2. Kesadaran

Kesadaran mencakup tentang kualitas dan kuantitas keadaan klien. Klien bulimia malu dengan
perilaku makan berlebihan dan pengurasan. Klien mengakui bahwa perilaku tersebut abnormal
dan berusaha keras untuk menyembunyikanya dari orang lain. Klien merasa lepas kendali dan
tidak mampu merubah perilaku tersebut meskipun klien mengakui perilaku tersebut sebagai hal
yang patologis.

3. Tanda-tanda Vital

Mengkaji mengenai tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi (TPRS).

* Sistem gastrointestinal

Mengkaji tentang keadaan gigi, mulut, dan abdomen . Biasanya pada klien bulimia nervosa dapat
terlihat karies gigi, lidah kotor, membran mukosa mulut kering dan perut agak cekung atau
semua ini bisa tidak terlihat karena terjadi dengan dirahasiakan oleh klien.

4. Pola aktivitas

5. Nutrisi

Dikaji tentang intake dan output nutrisi, porsi makan, nafsu makan, pola makan dan aktifitas
setelah makan kliem. Klien bulimia makan berlebihan (binge) dan melakukan pengurasan
(purge). Klien mengakui bahwa perilaku tersebut abnormal dan berusaha keras untuk
menyembunyikanya dari orang lain.

2. Cairan
Dikaji tentang intake cairan yang berkurang dan output cairan berlebih , keseimbangan cairan
dan elektrolit (natrium, kalsium, albumin), turgor kulit tidak elastis dan membran mukosa kering.

3. Aktivitas

Dikaji tentang aktivitas sehari-hari, kesulitan mengatur pola makanbinge, mencegah terjadinya
pengurasan (purge) dan kekuatan otot. Hal membuat klien dapat cepat lelah karena kekurangan
asupan nutrisi dan cairan yang cukup.

4. Aspek Psikologis

Kaji tentang emosi, pengetahuan terhadap penyakit, dan suasana hati klien. Klien yang
mengalami gangguan makan mempunyai mood yang labil, biasanya berhubungan dengan
perilaku makan atau diet klien. Menghindari makanan yang buruk atau makanan yang
menggemukkan memberi klien perasaan kuat dan kendali terhadap tubuhnya, sedangkan makan
berlebihan atau pengurasan menimbulkan ansietas, depresi, dan perasaan lepas kendali. Klien
sering tampak sedih, cemas, dan khawatir.

Klien bulimia nervosa pada awalnya senang dan gembira, seolah-olah tidak ada yang salah.
Wajah yang menyenangkan biasanya hilang saat klien menunjukan perilaku makan berlebihan
dan pengurasan, dan klien mungkin menunjukan emosi yang intens tentang perasaan bersalah,
malu, dan memalukan. Klien merasa lepas kendali dan tidak mampu merubah perilaku tersebut
meskipun klien mengakui perilaku tersebut sebagai hal yang patologis.

Hal ini menebabkan klien bulimia nervosa menjalini hidup yang rahasia, dengan diam-diam
melakukan makan yang berlebihan dan pengurasan dibelakang teman dan keluarga klien. Jumlah
waktu yang diluangkan untuk membeli dan memakan makanan dan kemudian melakukan
pengurasan dapat mengganggu performa peran baik di rumah maupun di lingkungan.

1. Aspek penunjang

* Hasil pemeriksaan Laboratorium

* Na : 135 -145 mEq/L

* Ca: 4-5 mEq/L

* K : 3.5 5.3 mEq/L

2. Diagnosa Keperawatan

3. Ketidakefektifan koping individu

4. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan output yang berlebih.


5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan rangsangan muntah
sendiri, penggunaan laktasif berlebihan.

6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan rasa takut kegemukan yang tidak wajar.

7. Risiko kerusakan integritas kulit b.d. gangguan nutrisi/ status metabolik, dehidrasi.

8. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d. kurang mengenal
informasi tentang kondisi, keterampilan koping tak adaptif.

2. Intervensi Keperawatan

No.

Dignosa keperawatan

Tujuan & Kriteria Hasil

Intervensi

Rasional

1.

Ketidakefektifan koping individu

Setelah dilakukan tindakan keperwatan 4 x 24 jam ketidakefektifan koping individu

dapat terpenuhi.

KH :

* Menidentifikasi metode yang tidak berhubungan dengn makanan dalam menghadapi stres atau
krisis

* Mengungkapakan perasaan bersalah, ansietas, marah, atau kebutuhan yang berlebihan akan
kontrol

* Menunjukan hubungan interpersonal yang lebih memuaskan

* Mengungkapkan citra tubuh yang lebih realistis


* Menujukan metode alternatif dalam menghadapi stres atau krisis

* Mengungkapkan peningkatan harga diri dan percaya diri

1. Terapkan batasan dengan klien tentang kebiasana makan.

2. Dorong klien makan dengan klien lain atau keluarganya, jika ditoleransi.

3. Dorong klien unruk mengungkapkan perasaannya (ansiates dan rasa bersalah tentang makan).

4. Dorong klien untuk membuat catatan harian guna menuliskan tipe dan jumlah makanan yang
dimakan, megidentifikasi perasaan yang dialami sebelum, sesudah dan setelah makan terutama
tentang perilaku makan yang berlebihan dan pengurasan.

5. Diskusiskan makanan yang menyenangkan bagi klien dan mengurangi ansietas.

6. Bantu klien menggali cara mengatasi emosi (marah, ansietas, dan frustasi).

7. Berikan umpan balik positif terhadap klien.

8. Ajarkan klien tentang penggunaan proses penyesalan masalah.

9. Eksplorasi bersama klien tentang kekuatan personalnya.

10. Diskusikan dengan klien tentang ide menerima berat badan yang kurang ideal.

11. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang anggota keluarga dan orang
terdekat, peran dan hubungan dengan mereka.

12. Mencegah perilaku makan berlebihan yang mencakup makan diam-diam dan menelan
makanan dengan cepat serta menbantu klien kembali ke pola makan yang normal (3 kali sehari).

13. Mencegah kerahasian tentang makan meskipun pada awalnya ansietas klien mungkin terlalu
tinggi untuk bergabung makan bersama.

14. Membantu mengurangi perasaan secara verbal dapat mengurangi ansietas dan mengurani
perilaku pengurasan makanan.

15. Membantu kilen memeriksa asupan makanan dan perasaan yang dialaminya.

16. Membantu klien melihat dengan menggunakan makanan untuk mengatasi perasaan atau
membuat nyaman dirinya.

17. Membantu klien memisahkan masalah emosional dari makanan dan perilaku makan.
18. Meningkatkan usaha klien dalam menghadapi ansietas, kemarahan, dan perasaan lainnya
secara jujur dan terbuka.

19. Membnatu meningkatkan harga diri klien dan percarya diri klien.

20. Membantu klien menemukan kekuatannya.

21. Mengubah persepsi klien tentang bertat badan yang ideal mungkin tidak realistis dan tidak
sehat.

22. Membnatu klien mengidentifikasi, menerima, dan mengatasi perasaannya dengan cara yang
tepat.

2.

Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan output yang berlebih

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kekurangan volume cairan tubuh dapat
terpenuhi.

KH :

C, TD: 110/70- 120/ 70 mmHg, P: 16-20 x/menit, N: 80-100 x/menit* TTV : s: 36-37

* intake dan output seimbang

* abdomen tidak cekung

* membran mukosa lembab

* turgor kulit kembali dalam 3 detik

* tidak ada muntah

hasil laboratorium : Na: 135 -145 mEq/L, Ca: 4-5 mEq/L, K : 3.5 5.3 mEq/L

1. Awasi TTV nadi status membran mukosa turgor kulit

2. Awasi jumlah masukan cairan (intake & output)

3. Indentifikasi rencana untuk meningkatkan / mempertahankan keseimbangan cairan

4. Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan tugr kulit

5. Memberikan cairan sesuai indikasi


6. Auskultsi bising usus

7. Awasi pemeriksaan laboratorium tentang elektrolit

8. Menimbang berat badan tiap hari

9. Kaji riwayat pasien atau orang terdekat sehubungan lamanya dari muntah

10. Suhu , warna kulit, kelembapan kulit

11. kolaborasi pemberian cairan infus

12. Terapkan batasan dengan klien tentang kebiasana makan.

13. Dorong klien makan dengan klien lain atau keluarganya, jika ditoleransi.

1. Indikator keadekuatan volume sirkulasi

2. Untuk masukan kalori yang berdampak pada keseimbangan elektrolit

3. Melibatkan pasien dalam rencana untuk memperbaiki ketidakseimbangan

4. Menunjukan kehilangan cairan

5. Memperhatikan volume sirkulasi dan keseimbangan elektrolit

6. Mencegah terjadinya infeksi pada saluran pencernaan

7. Memberikan informasi tentang volume sirkulasi, keseimbangan elektrolit

8. Mengukur keadekuatan pengantian cairan

9. Membantu dalam memperkirakan kekurangan volume total

10. Mengindikasi terjadinya dehidrasi

11. Agar tidak terjadi dehidrasi tubuh

12. Mencegah perilaku makan berlebihan yang mencakup makan diam-diam dan menelan
makanan dengan cepat serta menbantu klien kembali ke pola makan yang normal (3 kali sehari).

13. Mencegah kerahasian tentang makan meskipun pada awalnya ansietas klien mungkin terlalu
tinggi untuk bergabung makan bersama.
3.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan rangsangan muntah sendiri,
penggunaan laktasif berlebihan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh dapat terpenuhi.

KH :

* berat badan dalam rentang normal dari perhitungna berat badan ideal

* asupan nutrisi seimbang sesuai berat badan

* bising usus 5 30 x/menit

* abdomen tidak terdapat nyeri tekan

* tingkat kesadaran kompos mentis

* konjungtiva merah muda

1. Berikan pengawasan pasien dengan tetap tingggl diruangan tanpa kamar mandi

2. Hindari pemberian laktasif

3. berikan terapi nutrisi dalam program pengobatan

4. Libatkan pasien dalam pengusun / melakukan program perubahan perilaku

5. Timbang berat badan tiap hari buat jadwal teratur

6. Rujuk keahlian gizi

7. Catat berat badan saat masuk dan bandingkan dengan sebelumnya

8. Lakukan pengkajian nutrisi dengan seksama

9. Auskultasi bising usus

10. Berikan tambahan makanan / nutrisi dukung total bisa dibutuhkan


11. Kaji TTV, membra mukosa, turgor kulit

12. dorong klien untuk makan semua makanan

Awasi pemeriksaan laboratorium, antara glukosa serum, albumin dan total protein

1. Mencegah muntah selama / setelah makan

2. Penguanaan berakibat buruk karena digunakan sebagai pembersih makan / kalori tubuh oleh
pasien

3. Perawatan diri memberikan kontrol lingkungan di mana masuknya makanan, muntah/ obat dan
aktivitas dipantau

4. memberikan situasi terstuktur untuk mengambarkan kearah yang lebih baik

5. Pengawasan kehilangan dan alat pengkaji kebutuhan nutrisi

6. Perlu bantuan dalam perencanaan memenuhi kebutuhan nutrisi

7. Memberikan informasi tentang adekuat masukan untuk pemenuhan nutrisi

8. Mengidenfikasi kekurangan/ kebutuhan untuk membantu memilih intervensi

9. Menentukan kembalinya perstatik

10. Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan kalori bila tanda kekurangan terjadi

11. Indikator volume sirkulasi/ perkusi

12. Untuk mempertambah nutrisi tubuh

Untuk mencegah kekurangan nutrisi

4.

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan rasa takut kegemukan yang tidak wajar
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam gangguan citra tubuh dapat terpenuhi.

KH :

- Klien menyatakan penerimaan dirinya sendiri

- Klien mampu beradaptasi terhadap perubahan


- Klien mulai mengembangkan rencana untuk perubahan pola hidup

- Klien dapat berkomunikasi dengan orang terdekat tentang perubahan peran yang telah terjadi

- Klien dapat berpartisipasi dalam Tim sebagai upaya melaksanakan rehabilitasi

1. Buat hubungan teraupetik perawat/pasien

2. Tingkatkan konsep diri tanpa penilaian moral

3. Berikan pasien untuk menggambarkan dirinya sendiri

4. Sadari reaksi sendiri terhadap perilaku pasien.

5. Dorong pasien untuk menghargai hidup sendiri dengan cara lebih sehat dengan membuat
keputusan sendiri dan menerima diri sendiri.

6. Libatkan dalam program pengembangan pribadi

7. Anjurkan konsultasi pada konsultan citra diri

8. Gunkan pendektan psikoterapi,daripada terapi penafsiran.

9. Membantu pasien dapat memulai untuk mempercayai dan mencoba pemikiran dan perilaku.

10. Agar komunikasi pasien dan perawat berjalan dengan baik

11. Memberikan kesempatan mendiskusikan persepsi pasien tentang/gambaran diri dan


kenyataan situasi individu.

12. Mengembalikan kepercayaan diri pasien

13. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri

14. Gambaran positif meningkatkan harga diri.

15. Memperbaiki citra diri menjadi baik

16. Banyak cara membuat penampilan lebih baik tetapi positif


5.

Risiko kerusakan integritas kulit b.d. gangguan nutrisi/ status metabolik, dehidrasi.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam risiko kerusakan integritas dapat
terpenuhi.

KH :

* Tidak terlihat iritasi pada kulit klien

* Kulit klien lembab

* Warna kulit sawo matang (tidak kemerahan)

* Tidak ada lesi

1. Observasi kemerahan, pucat.

2. Dorong mandi tiap 2 hari 1 kali.

3. Gunakan krim kulit 2 kali sehari dan setelah mandi.

4. Diskusikan pentingnya perubahan posisi sering.

5. Tekankan pentingnya masukan nutrisi/ cairan adekuat ( rujuk ahli nutrisi)

6. Area ini meningkatkan resiko untuk kerusakan dan memerlukan pengobatan lebih intensif.

7. Sering mandi menbuat kekeringan kulit.

8. Melicinkan kulit dan menurunkan gatal.

9. Meningkatkan sirkulasi dan perfusi kulit dengan mencegah tekanan lama pada jaringan.

10. Perbaikan nutrisi dan hidrasi akan memperbaiki kondisi kulit.

6.

Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d. kurang mengenal informasi
tentang kondisi, keterampilan koping tak adaptif
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam kurang pengetahuan tentang kondisi
dan kebutuhan pengobatan dapat teratasi.

KH :

* klien

1. Tentukan tingkat pengetahuan dan kesiapan belajar.

2. Kaji kebutuhan diet.

3. Dorong konsumsi makan tinggi serat dan masukan cairan adekuat.

4. Dorong penggunaan teknik relaksasi dan manajemen stres.

5. Berikan informasi tertulis untuk pasien dan orang terdekat.

1. Belajar lebih mudah bila mulai dari pengetahuan peserta belajar.

2. Pasien atau keluarga memerlukan bantuan dalam perencanaan untuk cara makan baru.

3. Pasien atau keluarga memerlukan bantuan dalam perencanaan untuk cara makan baru.

4. Cara baru koping dengan perasaan ansietas dan takut akan membantu pasien mengatasi
perasaan ini lebih efektif.

5. Membantu sebagai pengingat dan penguat belajar.

4. Pelaksananaan Keperawatan

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan Pada tahap ini perawat siap
untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana
perawatan pasien. Fase implementasi atau pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu
validasi rencana keperawatan, mendokumentasikan rencana keperawatan, memberikan asuhan
keperawatan, dan pengumpulan data.
4. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan yang
disengaja dan terus-menerus dan melibatkan pasien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya.
Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, petofisiologi, dan strategi evaluasi.
Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau
tidak, dan untuk melakukan pengkajian ulang.

Vous aimerez peut-être aussi