Vous êtes sur la page 1sur 13

Definisi Fisiologi

Fisiologi dari kata Yunani physis = 'alam' dan logos = 'cerita', adalah ilmu yang
mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Menurut
kamus besar bahasa Indonesia, mendefinisikan fisiologi sebagai cabang biologi
yang berkaitan dengan fungsi dan kegiatan kehidupan atau zat hidup (organ,
jaringan, atau sel) (http://id.wikipedia.org/wiki/Fisiologi).
Berdasarkan objek kajiannya dikenal fisiologi manusia, fisiologi tumbuhan,
dan fisiologi hewan, meskipun prinsip fisiologi bersifat universal, tidak
bergantung pada jenis organisme yang dipelajari. Sebagai contoh, apa yang
dipelajari pada fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan sebagian atau
seluruhnya pada sel manusia (Sritomo, 1993).
Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
fisiologi adalah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang fungsi normal
dari suatu organisme mulai dari tingkat sel, jaringan, organ, sistem organ hingga
tingkat organisme itu sendiri. Adapun fungsi yang dipelajari adalah fungsi kerja
yang meliputi fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup (Sritomo,
1993).
Bekerja adalah kegiatan untuk menghasilkan sesuatu barang atau jasa
yang bermanfaat dan digunakan bagi orang lain, yang mungkin segera terkesan
adalah aspek sosial dari bekerja dalam pengertian sempit yaitu karya
persembahan seseorang kepada orang lain. Namun jika diteliti lebih dalam
tersirat makna lain yaitu bahwa berkarya untuk orang lain seseorang akan
mendapatkan penghargaan atas hasil karyanya itu. Penghargaan dari orang lain
inilah yang antara lain dicari juga oleh seseorang dan penghargaan ini bukan
saja dalam bentuk materi tetapi juga dalam bentuk pengakuan, pujian,
penghormatan, dan lain-lain.

2.2 Pengertian Kerja


Menurut Sutalaksana (2006), bekerja adalah suatu kegiatan manusia merubah
keadaan-keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk
mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidupnya. Studi ergonomi
dalam kaitannya dengan kerja manusia sebagai dalam hal ini ditunjukan untuk
mengevaluasi dan merancang kembali tata cara kerja yang harus diaplikasikan
agar dapat memberikan peningkatan efektivitas dan efesiensi selain juga
kenyamanan ataupun keamanan bagi manusia sebagai pekerjanya.
Salah satu tolak ukur (selain waktu) yang diaplikasikan untuk
mengevaluasi apakah tata cara sudah dirancang baik atau belum adalah dengan
mengukur penggunaan energi kerja yang harus dilakukan untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tersebut. Berat ringannya kerja yang dilakukan oleh seorang
pekerja akan dapat ditentukan oleh gejala-gejala perubahan yang tampak dapat
diukur lewat pengukuran anggota tubuh/fisik manusia antara lain:
1. Laju detak jantung.
2. Tekanan darah.
3. Temperatur badan.
4. Konsumsi oksigen yang dihirup.
5. Kandungan kimiawi dalam tubuh
Sumber: http://apk.lab.uii.ac.id/download/modul/regular/Fisiologi.pdf

2.3 Kelelahan Kerja


Definisi umum dari kelelahan kerja adalah suatu kondisi dimana terjadi pada
saraf dan otot manusia sehingga tidak dapat berfungsi lagi sebagaimana
mestinya. Kelelahan dipandang dari sudut industri adalah pengaruh dari kerja
pada pikiran dan tubuh manusia yang cenderung untuk mengurangi kecepatan
kerja mereka atau menurunkan kualitas produksi atau kedua-duanya dari
performansi optimum seorang operator.Salah satu definisi dari kelelahan kerja
adalah:

1. Levy (1990) mengutarakan bahwa kelelahan kerja masih merupakan misteri


dunia kedokteran modern, penuh kekaburan dalam sebab musababnya serta
pencegahannyapun belum terungkap secara jelas.
2. Rizeddin (2000): kelelahan menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan
kerja yang ditandai oleh sensasi lelah, motivasi menurun, aktivitas menurun.
3. Keadaan yang ditandai oleh adanya perasaan kelelahan kerja dan
penurunan kesiagaan.
4. Keadaan pada saraf sentral sistimik akibat aktivitas yang berkepanjangan
dan secara fundamental dikontrol oleh sistim aktivasi dan sistim ihibisi batang
otak.
5. Merupakan fanomena komples yang disebabkan oleh faktor biologi pada
proses kerja dan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
6. Merupakan kriteria lengkap tidak hanya menyangkut kelelahan fisik dan
psikis tetapi lebih banyak kaitannya dengan adanya penurunan kinerja fisik,
adanya perasaan lelah, penurunan motivasi, dan penurunan produktivitas kerja.
7. Adalah respon total terhadap stres psikososial yang dialami dalam satu
periode waktu tertentu dan cenderung menurunkan motivasi dan prestasi kerja
(http://batikyogya.wordpress.com/2008/09/09/kelelahan-kerja/).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelelahan dalam bekerja.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kelelahan, adalah sebagai
berikut:
1. Penentuan dan lamanya waktu kerja.
2. Penentuan dan lamanya waktu istirahat.
3. Sikap mental pekerja.
4. Besarnya beban tetap.
5. Kemonotonan pekerjaan dalam lingkungan kerja yang tetap.
6. Kondisi tubuh operator pada waktu melaksanakan pekerjaan.
7. Lingkungan fisik kerja.
8. Kecapaian kerja.
9. Jenis dan kebiasaan olahraga atau latihan.
10. Jenis kelamin.
11. Umur.
12. Sikap kerja
Sumber: http://batikyogya.wordpress.com/2008/09/09/kelelahan-kerja/

2.4 Pengukuran Kerja Dengan Metode Fisiologi


Dalam suatu kerja fisik, manusia akan menghasilkan perubahan dalam
konsumsi oksigen, heart Rate, temperatur tubuh dan perubahan senyawa kimia
dalam tubuh. Kerja fisik ini dikelompokkan oleh Davis dan Miller:
1. Kerja total seluruh tubuh, yang menngunakan sebagian besar otot biasanya
melibatkan dua per tiga atau tiga seperempat otot tubuh.
2. Kerja otot yang membutuhkan energi Expenditure karena otot yang digunakan
lebih sedikit.
3. Kerja otot statis, otot digunakan untuk menghasilkan gaya tetapi tanpa kerja
membutuhkan kontraksi sebagian otot.
Tiffin mengemukakan kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh
pekerjaan terhadap manusia dalam suatu sistem kerja, yaitu: Kriteria Faali,
kriteria kejiwaan dan kriteria hasil kerja
(http://apk.lab.uii.ac.id/download/modul/regular/Fisiologi.pdf).
Kriteria Faali meliputi: Kecepatan denyut jantung, konsumsi Oksigen,
Tekanan darah, Tingkat penguapan, Temperatur tubuh, komposisi kimiawi dalam
darah dan air seni. Kriteria ini digunakan untuk mengetahui perubahan fungsi
alat-alat tubuh (http://apk.lab.uii.ac.id/download/modul/regular/Fisiologi.pdf).
Kriteria Kejiwaan meliputi: pengujian tingkat kejiwaan pekerja, seperti tingkat
kejenuhan, emosi, motivasi, sikap dan lain-lain. Kriteria kejiwaan digunakan
untuk mengetahui perubahan kejiwaan yang timbul selama bekerja. Kriteria Hasil
Kerja meliputi: hasil kerja yang diperoleh dari pekerja. Kriteria ini digunakan
untuk mengetahui pengaruh dari seluruh kondisi kerja dengan cara melihat hasil
kerja yang diperoleh dari pekerja tersebut.
Sumber: http://apk.lab.uii.ac.id/download/modul/regular/Fisiologi.pdf
2.5 Kerja Fisik dan Mental
Kerja fisik adalah kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai
sumber tenaganya (power). Kerja fisik disebut juga manual operation dimana
performans kerja sepenuhnya akan tergantung pada manusia yang berfungsi
sebagai sumber tenaga (power) ataupun pengendali kerja. Kerja fisik juga dapat
dikonotasikan dengan kerja berat atau kerja kasar karena kegiatan tersebut
memerlukan usaha fisik manusia yang kuat selama periode kerja berlangsung.
Dalam kerja fisik konsumsi energi merupakan faktor utama yang dijadikan tolak
ukur penentu berat / ringannya suatu pekerjaan. Secara garis besar, kegiatan-
kegiatan manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik dan kerja mental.
Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna, karena terdapatnya
hubungan yang erat antar satu dengan lainnya. Kerja fisik akan mengakibatkan
perubahan fungsi pada alat-alat tubuh, yang dapat dideteksi melalui:
1. Konsumsi oksigen.
2. Denyut jantung.
3. Peredaran udara dalam paru-paru.
4. Temperatur tubuh.
5. Konsentrasi asam laktat dalam darah.
6. Komposisi kimia dalam darah dan air seni.
7. Tingkat penguapan.
8. Faktor lainnya
Kerja fisik akan mengeluarkan energi yang berhubungan erat dengan
konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan
cara yang tidak langsung, yaitu dengan cara pengukuran, pengukuran tersebut
meliputi:
1. Kecepatan denyut jantung.
2. Konsumsi Oksigen

Sedangkan kerja mental merupakan kerja yang melibatkan proses berpikir dari
Kecepatan Denyut otak kita. Pekerjaan ini akan mengakibatkan
kelelahan mental bila kerja tersebut dalam
Jantung
kondisi yang lama, bukan diakibatkan oleh
1. Teka
aktivitas fisik secara langsung melainkan
nan
akibat kerja otak kita. Kecepatan denyut
Darah
jantung memiliki hubungan yang sangat erat
2. Aliran Darah dengan aktivitas faal lainnya.

3. Komposisi Kimia dalam Darah


4. Temperatur Tubuh
5. Tingkat Penguapan
6. Jumlah
udara yang dikeluarkan oleh
paru-paru hubungan
Hubungan

Gambar 2.1 Hubungan Kecepatan Denyut Jantung dengan Aktivitas Faal


Penentuan waktu istirahat atau recovery adalah:
Berdasarkan konsumsi energi dari konversi kecepatan denyut jantung.

Keterangan:
R = Waktu istirahat (menit).
T = Waktu total kerja.
K = Energi yang dikeluarkan dalam bekerja (kkal/menit).
S = Konstanta.
Untuk penentuan S diberikan pendekatan seperti ditunjukkan oleh tabel detak
jantung. Berikut ini adalah tabel penentuan S pada detak jantung
Tabel 2.1 Detak Jantung

Detak Konsumsi
Energy Expenditure
Tingkat Jantung Energi
Pekerjaan Kkal / Kkal / Detak / Liter /
menit 8jam menit menit
Undully Heavy >12.5 >6000 >175 >2.5
4800
Very Heavy 10.0 12.5 150 175 2.0 2.5
6000
3600
Heavy 7.5 10.0 125 150 1.5 2.0
4800
2400
Moderate 5.0 7.5 100 125 1.0 1.5
3600
1200
Light 2.5 5.0 60 100 0.5 1.0
2400
Very Light < 2.5 < 1200 < 60 < 0.5

Sumber: http://apk.lab.uii.ac.id/download/modul/regular/Fisiologi.pdf
Denyut jantung tentu sangat mempengaruhi hasil kerja, semakin
cepat recovery tentu akan menambah kinerja operator. Ada beberapa definisi
Muller tentang kerja denyut jantung (1962) adalah sebagai berikut:
1. Denyut jantung selama istirahat (resting pulse) adalah rata-rata denyut
jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai.
2. Denyut jantung selama bekerja (working pulse) adalah rata-rata denyut
jantung selama seseorang bekerja.
4. Denyut jantung untuk kerja (work pulse) adalah selisih antara denyut jantung
selama bekerja dan selama istirahat.
5. Denyut jantung selama istirahat total (total recovery cost or recovery cost)
adalah jumlah aljabar denyut jantung saat suatu pekerjaan selesai dikerjakan
sampai dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya.
6. Denyut total (total work pulse or cardiac cost) adalah jumlah denyut jantung
dari mulainya suatu pekerjaan sampai denyut berada pada kondisi istirahat
(resting level).
Sumber: http://apk.lab.uii.ac.id/download/modul/regular/Fisiologi.pdf

Fisiologi atau Ilmu Faal adalah salah satu dari cabang ilmu biologi yang
mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan. Istilah "fisiologi" berasal dari
bahasa Belanda, physiologie, yang dibentuk dari dua kata Yunani Kuno,
yaitu physis yang berarti "asal-usul" atau "hakikat" dan logia, yang berarti
"kajian". Istilah "faal" sendiri diambil dari bahasa Arab, berarti "pertanda",
"fungsi", "kerja". Sehingga fisiologi adalah ilmu yang menggunakan berbagai
metode untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ,
dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya
untuk mendukung kehidupan.
Sedangkan Fisiologi Kerja merupakan suatu studi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja dan kelelahan selama otot bekerja. Fisiologi Kerja adalah
ilmu yang mempelajari fungsi atau faal tubuh manusia pada saat bekerja dan
merupakan dasar berkembangnya ergonomi. Dengan diketahuinya fisiologi kerja
diharapkan mampu meringankan beban kerja seorang pekerja dan meningkatkan
produktivitas kerja.
Kerja Fisik
Kerja fisik atau physical work adalah kerja yang memerlukan energi fisik otot
manusia sebagai sumber tenaga atau power. Kerja fisik sering disebut sebagai
Manual Operation di mana performansi kerja sepenuhnya akan tergantung
pada manusia, baik yang berfungsi sebagai sumber tenaga (power) ataupun
pengendali kerja (control). Dalam hal kerja fisik ini, konsumsi energi (energy
consumption) merupakan faktor utama dan tolak ukur sebagai penentu berat
atau ringannya kerja fisik tersebut.
Aktivitas otot yang akan mengubah fungsi-fungsi faal dalah tubuh adalah
sebagai berikut.
Denyut jangtung.
Tekanan darah.
Keluaran atau output jantung (liter darah/menit).
Komposisi kimia dalam darah dan tubuh.
Temperatur tubuh.
Laju penguapan.
Ventilasi paru-paru (liter darah/menit).
Konsumsi oksigen (O2) oleh otot.
Kerja fisik akan mengeluarkan energi yang berhubungan erat dengan konsumsi
energi. Setiap kegiatan yang berlangsung pada diri manusia membutuhkan
energi. Untuk melakukan semua kegiatan manusia diperlukan supplay energi.
Energi terbentuk karena adanya proses metabolisme dalam otot, yaitu berupa
serangkaian proses kimia yang mengubah bahan makanan menjadi dua bentuk
energi. Kedua bentuk energi tersebut adalah energi mekanis dan energi panas.
Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan cara tidak
langsung, yaitu dengan 2 cara sebagai berikut.
1. Pengukuran Kecepatan Denyut Jantung
Derajat beban kerja tidak hanya tergantung pada jumlah kalori yang dikonsumsi,
akan tetapi juga bergantung pada jumlah otot yang terlibat pada pembebanan
otot statis. Sejumlah konsumsi energi tertentu akan lebih berat jika hanya
ditunjang oleh sejumlah kecil otot relatif terhadap sejumlah besar otot. Penlitian
yang dilakukan oleh Astrand (1977) dan Christensen (1991) menemukan bahwa
pengeluaran energi dari tingkat denyut jantung dan menemukan adanya
hubungan langsung antara keduanya. Tingkat pulsa dan denyut jantung per
menit dapat digunakan untuk menghitung pengeluaran energi (Retno Megawati,
2003). Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa kecepatan denyut jantung dan
pernapasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan oleh lingkungan, atau
tekanan akibat kerja keras, di mana ketiga faktor tersebut memberikan pengaruh
yang sama besar. Pengukuran berdasarkan kriteria fisiologis ini bisa digunakan
apabila faktor-faktor yang berpengaruh tersebut dapat diabaikan atau situasi
kegiatan dalam keadaan normal.
Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
1. Merasakan denyut jantung yang ada pada arteri radial pada pergelangan
tangan.
2. Mendengarkan denyut jantung dengan stetoskop.
3. Menggunakan ECG (Electrocardiograph), yaitu mengukur signal elektrik
yang diukur dari otot jantung pada permukaan kulit dada.
Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting didalam
peningkatan cardio output dari istirahat samapi kerja maksimum (Rodahl, 1989),
didefinikan sebagai Heart Rate Reserve (HR Reserve). HR Reserve tersebut
diekspresikan dalam presentase yang dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.

Lebih lanjut, penentuan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut


nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban
kardiovaskuler (cardiovasiculair atau %CVL) yang dihitung berdasarkan rumus di
bawah ini (Manuaba dan Vanwonterghem, (1996).

Di mana denyut nadi maskimum adalah 220 dikurangi usia untuk laki-laki dan
200 dikurangi usia untuk wanita. Dari perhitungan %CVL tersebut, kemudian
akan dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut.
Bentuk regresi hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung secara umum
adalah regresi kuadratis dengan persamaan sebagai berikut.

Di mana,
Y : Energi (kilokalori/kkal per menit).
X : kecepatan denyut jantung (denyut per menit).

Setelah besaran kecepatan denyut jantung disetarakan dalam bentuk energi,


maka konsumsi energi untuk kegiatan kerja tertentu dapat dituliskan dalam
bentuk energi, maka konsumsi energi untuk kegiatan kerja tertentu dapat
dituliskan dalam bentuk sebagai berikut.

Di mana,
KE : Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (kkal / menit).
Et : Pengeluaran energi pada saat waku kerja tertentu (kkal / menit).
Ei : Pengeluaran energi pada saat waktu istirahat (kkal / menit).

Jika denyut jantung dipantau selama istirahat, maka waktu pemulihan untuk
beristirahat meningkat sejalan dengan beban kerja. Dalam keadaan yang
ekstrim, pekerja tidak mempunyai waktu istirahat yang cukup sehingga
mengalami kelelahan yang kronis. Formulasi untuk menentukan waktu istirahat
(Time Rest) sebagai kompensasi dari pekerjaan fisik adalah sebagai berikut.
Di mana,
TR = Waktu istirahat yang dibutuhkan (menit).
T = Total waktu kerja (menit).
S = Pengeluaran energi cadangan yang direkomendasikan (kkal / menit),
biasanya 4 atau 5 kkal / menit.
K= konsumsi energi selama pekerjaan berlangsung (kkal/mnt).

Sedangkan rumus untuk mengukur waktu kerja (Time Work) sendiri adalah
sebagai berikut.

Di mana,
TK = Waktu kerja (menit).
K= konsumsi energi selama pekerjaan berlangsung (kkal/mnt).

2. Pengukuran Konsumsi Oksigen (O2)


Besarnya pengeluaran energi sebagai akibat kerja fisik sangat berkaitan dengan
konsumsi energi. Satuan pengukuran konsumsi energi adalah kilokalori (kkal). 1
kkal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan tempertaur 1
liter air dari 14,5C menjadi 15,5C. Energi yang dikonsumsikan seringkali bisa
diukur secara langsung yaitu melalui konsumsi oksigen (O2) yang dihisap.
Volume oksigen yang dibutuhkan saat bekerja dapat dipakai sebagai dasar
menentukan jumlah kalori yang diperlukan selama kerja, 1 liter oksigen sama
dengan 4,75 Kkal (McCormick).Pendapat lain mengatakan, 1 liter oksigen
dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan mendapatkan 4,8 KKal energi yang
merupakan nilai kalori suatu oksigen (Nurmianto). Volume oksigen yang
digunakan tersebut dihitung dengan cara mengukur volume udara ekspirasi dan
kemudian kadar oksigennya ditentukan dengan teknik sampling. Dengan
mengetahui temperatur dan tekanan udaranya, maka volume oksigen yang
digunakan dapat dihitung.
Proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh manusia merupakan fase
yang penting sebagai penghasil energi yang diperlukan untuk kerja fisik. Proses
metabolisme ini bisa dianalogikan dengan proses pembakaran yang kita jumpai
dalam mesin motor bakar (combustion engine). Lewat proses metabolisme akan
dihasilkan panas dan energi yang diperlukan untuk kerja mekanis lewat sistem
otot manusia. Di sini zat-zat makanan akan bersenyawa dengan oksigen (O2)
yang dihirup, terbakar dan menimbulkan panas serta energi mekanik.
Proses Metabolisme Dalam Tubuh Manusia

Laju metabolisme tubuh dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut.


Usia
Kecepatan metabolisme memang berkurang sejalan dengan bertambahnya usia.
Jenis Kelamin
Wanita memiliki metabolisme yang lebih rendah daripada pria. Rata-rata pria
memiliki proporsi tulang, organ, dan otot yang lebih besar dibandingkan wanita.
Jadi tak heran jika metabolisme pria pun lebih besar.
Komposisi
Tubuh Orang dengan berat badan normal dan memiliki banyak otot mempunyai
metabolisme yang lebih tinggi dibandingkan orang gemuk yang memiliki banyak
lemak.
Iklim
Orang yang hidup di daerah tropis memiliki metabolisme 10% lebih rendah
dibandingkan orang yang hidup di daerah sub tropis.
Gizi
Keadaan gizi buruk yang berkepanjangan akan mengurangi metabolisme 10-
20%.
Tidur
Saat tidur, metabolisme akan 5% lebih rendah dibandingkan saat bangun.
Demam
Karena panas dapat mempercepat suatu reaksi kimia, apabila tubuh sedang
demam, maka kecepatan metabolisme akan meningkat. Salah satu tujuan dari
meningkatnya metabolisme adalah untuk mempercepat perbaikan sel-sel yang
rusak dan mempercepat proses penyembuhan.
Hormon dan Obat-obatan
Ada hormon dan obat-obatan yang bekerja untuk mempercepat metabolisme,
namun ada juga yang bekerja memperlambat metabolisme.
Aktivitas Fisik
Semakin banyak dan semakin berat aktivitas seseorang, maka akan semakin
tinggi pula metabolismenya.

Kerja Mental
Kerja mental merupakan kerja yang melibatkan proses berpikir dari otak kita.
Pekerjaan ini mengakibatkan kelelahan mental bila intensitas kerja ini relatif
tinggi. Hal ini bukan diakibatkan oleh aktifitas fisik secara langsung, melainkan
akibat kerja otak kita.
Beban kerja mental merupakan perbedaan antara tuntutan kerja mental dengan
kemampuan mental yang dimiliki oleh pekerja yang bersangkutan.
Beban kerja yang timbul dari aktivitas mental di lingkungan kerja antara lain
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
Keharusan untuk tetap dalam kondisi kewaspadaan tinggi dalam waktulama
Kebutuhan untuk mengambil keputusan yang melibatkan tanggung
jawabbesar
Menurunnya konsentrasi akibat aktivitas yang monoton
Kurangnya kontak dengan orang lain, terutama untuk tempat kerja yang
terisolasi dengan orang lain.
Beban kerja mental dapat diukur dengan pendekatan fisologis, karena
terkuantifikasi dengan dengan kriteria obyektif, maka disebut metode obyektif.
Kelelahan mental pada seorang pekerja terjadi akibat adanya reaksi fungsional
dari tubuh dan pusat kesadaran. Pendekatan yang bisa dilakukan antara lain
sebagai berikut.
Pengukuran variabilitas denyut jantung.
Pengukuran selang waktu kedipan mata (eye blink rate).
Flicker Test.
Pengukuran kadar asam saliva.

2. DEFINISI Konsumsi energi merupakan faktor utama dan tolok ukur yang
dipakai sebagai penentu besar/ringannya kerja fisik yang dilakukan

Vous aimerez peut-être aussi