Vous êtes sur la page 1sur 17

I.

JUDUL
Mengenal ekosistem

II. TUJUAN
Untuk mengenal komponen-komponen yang terdapat di dalam
ekosistem dan kedudukannya dalam ekosistem.

III. DASAR TEORI


Ekosistem adalah suatu sistem di alam dimana di dalamnya
terjadi hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme yang
lainnya, serta kondisi lingkungannya. Ekosistem sifatnya tidak
tergantung kepada ukuran, tetapi lebih ditekankan kepada kelengkapan
komponennya. Ekosistem lengkap terdiri atas komponen abiotik dan
biotik. (Tim Dosen Pembimbing. 2017 : 26).
Biotik adalah mahluk hidup. Lingkungan biotik suatu mahluk
hidup adalah seluruh mahluk hidup, baik dari spesiesnya sendiri maupun
dari spesies berbeda yang hidup di tempat yang sama. Dengan demikian,
dalam suatu tempat setiap mahluk hidup merupakan lingkungan hidup
bagi mahluk hidup lain. Komponen-komponen biotik terdiri dari
berbagai jenis mikroorganisme, jamur, ganggang, lumut, tumbuhan
paku, tumbuhan tingkat tinggi, invertebrata dan vertebrata serta manusia
(Aryulina, 2004 : 268).
Abiotik adalah komponen tak hidup. Komponen abiotic
merupakan komponen fisik dan kimia dalam tempat hidup mahluk
hidup. Contoh komponen abiotik antara lain suhu, cahaya, air,
kelembapan,udara, garam-garam mineral, dan tanah. (Aryulina, 2004 :
268).
Berdasarkan system energinya, ekosistem dibedakan menjadi
ekosistem tertutup dan ekosistem terbuka. Sedangkan berdasarkan
habitatnya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem daratan (hutan,
padang rumput, semak belukar, ekosistem tegalan) dan ekosistem
perairan (tawar, payau, asin) (Tim Dosen Pembina. 2017 : 26).
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa
daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem
darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu bioma gurun, bioma
padang rumput, bioma hutan basah, bioma hutan gugur, bioma taiga,
dan bioma tundra (Kimball. 2000 : 203).
Pembagian Bioma menjadi Subbioma didasarkan pada keadaan
iklim, misalnya untuk Hutan Hujan dibedakan antara Hutan Hujan
Tanah Kering dan Hutan Hujan Tanah Rawa (permanen atau musiman).
Adapun pembagian tipe-tipe ekosistem sebagai unit yang paling kecil
dibentuk berdasarkan struktur fisiognomi, faktor-faktor iklim,
ketinggian dari permukaan laut, dan jenis tanah (Kusmana. 2015 : 194).
Ekosistem perairan terbagi menjadi dua, yaitu ekosistem air tawar
dan ekosistem air laut. Pembagian ini berdasarkan perbedaan fisik dan
kimiawi yang memengaruhi komunitas perairan tersebut. Bioma air
tawar umumnya memiliki konsentrasi garam kurang dari 1%, sedangkan
bioma laut umumnya memiliki konsentrasi garam 3% (Kimball. 2000 :
205).
Disepanjang pantai ditumbuhi oleh berbagai vegetasi pantai salah
satunya adalah vegetasi hutan pantai. Dimana pantai merupakan daerah
perbatasan antara ekosistem laut dan ekosistem darat. Hutan pantai
merupakan bagian dari wilayah pesisir dan laut yang memiliki potensi
sumberdaya alam yang produktif (Samin dkk. 2016 : 33).
Hutan pantai ini memiliki banyak manfaat yaitu dapat meredam
hempasan gelombang tsunami, mencegah terjadinya abrasi pantai,
melindungi ekosistem darat dari terpaan angin dan badai, pengendali
erosi, habitat flora dan fauna, tempat berkembangbiak,
pengendalipemanasan global, penghasil bahan baku industry
kosmetik,biodisel dan obat-obatan serta sebagai penghasil bioenergy
(Samin dkk. 2016 : 33).
Mangrove sebagai salah satu komponen ekosistem pesisir
berperan penting, baik dilihat dari sisi ekologi, yaitu peranan dalam
memelihara produktivitas perairan maupun dalam menunjang
kehidupan ekonomi penduduk sekitarnya. Bagi wilayah pesisir,
ekosistem ini, terutama sebagai jalur hijau di sepanjang pantai/muara
sungai sangatlah penting untuk nener/ikan dan udang serta
mempertahankan kualitas ekosistem perikanan, pertanian, dan
permukiman yang berada dibelakangnya dari gangguan abrasi, instrusi,
dan angin laut yang kencang (Indrayanti dkk. 2015 : 92).
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia
utnuk memenuhi kebutuhannya. Contohnya bendungan, agroekosistem
berupa sawah tadah hujan, sawah irigasi (Diah Aryulina, 2004 : 278).
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas
komponen autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan atau
mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan
anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia.
Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-
tumbuhan hijau. (Campbell. 2002 : 323).
Komponen heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan
bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut
disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah
manusia, hewan, jamur, dan mikroba. (Campbell. 2002 : 323).
Pengurai atau dekomposer adalah organisme heterotrof yang
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati.
Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan
melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan
kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan
jamur.(Campbell. 2002 : 323).
IV. METODE PRATIKUM
4.1. ALAT
a. Plot
b. Higrotermometer
c. Anemometer
d. Alat tulis
4.2. BAHAN
Ekosistem daratan (daerah sekitar kampus)

4.3. CARA KERJA

Menentukan ekosistem daratan yang akan diamati

Menentukan daerah pengamatan dengan membuat kuadran 1 x 1


m2 pada daerah pengamatan

Melakukan iventarisasi mengenai komponen abiotic dan biotik


yang terdapat di dalamnya

Mengukur dan mencatat kelembapan dan suhu udara, serta


kecepatan angina dengan alat yang telah disediakan

Membuat diagram yang menghubungkan komponen-komponen


dalam ekosistem tersebut beserta daur energi yang ada
didalamnya
V. HASIL PENGAMATAN
VI. Komponen biotik Keterangan

Laba-laba A

Laba-laba B

Serangga A

Serangga B
Tumbuhan A

Tumbuhan B

Tumbuhan C

Semut
Jamur

Komponen abiotik Keterangan


Batu

Sampah

Ranting pohon
Daun kering

Cahaya

Tanah

Air
Udara

VII. PEMBAHASAN
Dalam pratikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mengenal
komponen-komponen yang terdapat di dalam ekosistem dan
kedudukannya dalam ekosistem. Sehingga dapat mengenal apa saja
komponen dalam ekosistem tersebut. Dimana dalam pratikum ini
mengamati ekosistem darat di sekitar kampus dengan batas daerah
menggunakan plot berukuran 1 x 1 meter.
Makhluk hidup sebagai komponen utama dalam ekosistem mulai
dari yang terkecil yaitu gen sampai dengan yang terbesar yaitu biosfer.
Masing-masing komponen tersebut berinteraksi dengan komponen
abiotik (linkungan) membentuk sebuah rantai makanan, jaring-jaring
makanan, aliran energy, maupun siklus nutrisi. . Sehingga dalam
kelangsungan hidup terdapat ekosistem yang di dalamnya terdiri dari
komponen komponen biotik dan abiotik.
Komponen biotik merupakan komponen hidup semisal manusia,
hewan, tumbuhan maupun mikroba. Dimana masing-masing biotik
memiliki struktur maupun fungsi yang berbeda-beda dan saling
melengkapi. Dalam ekosistem, tumbuhan sebagai produsen. Sedangkan
hwan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai
dekomposer. Komponen biotik juga meliputi tingkatan tingkatan
organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosisem, dan
biosfer.
Dalam komponen biotik terbagi lagi menjadi komponen autotrof
yaitu organisme yang mampu mensintesis makanan sendiri yang berupa
bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti
matahari dan kimia. Sehingga komponen autotrof berfungsi sebagai
produsen, seperti tumbuhan hijau. Komponen heterotrof seperti
manusia, hewan, jamur, mikroba merupakan organisme yang tidak
mampu menghasilkan makanan sendiri melainkan memanfaatkan
bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut
disediakan oleh organisme lain. Dalam pengamatan kami terdapart
beberapa komponen biotik yang meliputi, laba-laba (2 jenis), serangga(2
jenis), tumbuhan (3 jenis), jamur.
Komponen abiotik adalah faktor-faktor tak hidup yang berfungsi
sebagai pendukung kehidupan makhluk hidup. Komponen abiotiknya
yang kami temui adalah tanah, batu, sampah plastik, daun kering, sinar
matahari, batang kering, , udara, dan air.
Diantara komponen abiotik dan biotik pasti memiliki hubungan
yang tidak dapat dipisah. Dimana keberadaan komponen biotik dan
abiotik berinteraksi yang akan membentuk sebuah rantai makanan,
jaring-jaring makanan, aliran energy, maupun siklus nutrisi.
Rantai makanan merupakan peristiwa makan dan dimakan antara
makhluk hidup dengan urutan yang sudah ditentukan. Pada rantai
makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan
tertentu. Sehingga dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang
berperan sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer. Tiap tingkat
dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik.
Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu
menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme
autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang
menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen I (primer).
Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan pemakan tumbuhan atau
herbivore. organisme yang menduduki tingkat konsumen II, diduduki
oleh hewan pemakan daging atau hewan karnivora. Organisme yang
menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Jaring-
jaring makanan merupaka gabungan dari rantai-rantai makanan yang
saling berhubungan atau berkombinasi.
Piramida ekologi merupakan diagram piramida menggambarkan
hubungan antara tingkat trofik satu dengan tingkat trofik lain pada
ekosistem. Pada piramida ini organisme yang menempati tingkat trofik
bawah relatif banyak jumlahnya. Makin tinggi tingkat trofiknya jumlah
individunya semakin sedikit . Tingkat trofik tersebut terdiri dari
produsen, konsumen I (primer), konsumen II (sekunder),dan konsumen
tertier.
Secara berurutan produsen menempati tingkat trofik pertama
atau paling bawah. Sedangkan herbivora atau konsumen primer
menempati tingkat trofik kedua, konsumen sekunder menempati tingkat
trofik ketiga, konsumen tertier menempati tingkat trofik ke empat atau
puncak piramida. Terdapat tiga piramida yang apabila ketiga piramida
tersebut di gabungkan akan membentuk piramida ekologi yang terdiri
dari piramida energi, piramida biomassa, piramida jumlah.
Dalam pecobaan ini terdapat piramida ekologi dengan batas plot
1 x 1 m2 meliputi tumbuhan berperan sebagai produsen, serangga
(hewan) berperan sebagai konsumen. Jenis tumbuhan yang terdapat
dalam plot, sebanyak tiga jenis tumbuhan dan jamur satu jenis. Dan juga
terdapat hewan seperti semut berjumlah tidak terhingga jumlahnya,
dimana semut berfungsi sebagai dekomposer pada piramida ekologi
disana. Terdapat dua jenis serangga kecil yang belum duketahui
jenisnya, dimana hewan-hewan tersebut termasuk ke dalam kelompok
konsumen I. disana juga terdapat laba-laba dengan jumlah 2, laba-laba
tersebut termasuk ke dalam kelompok konsumen II.
Ekosistem mencapai pada kondisi seimbang apabila dalam
interaksi komponen komponen ekosistem saling berkoordinasi dengan
baik dalam menghadapi perubahan lingkungan. Ekosistem yang tidak
seimbang itu disebabkan karena terganggunya salah satu komponen atau
peranannya tidak sesuai dengan porsinya.
Berdasarkan data yang kami peroleh dari praktikum, data
menunjukkan, ekosistem dalam plot 1 x 1 m2 tersebut adalah produsen
dengan jumlah kemudian konsumen I dengan jumlah 9 (2 jenis
serangga yang berbeda) kemudian konsumen II dengan jumlah 2 (2 jenis
yang berbeda). Sehingga jumlah makanan yang diperlukan konsumen II
dapat terpenuhi karena konsumen I lebih banyak. Jumlah makanan yang
dibutuhkan konsumen I (serangga kecil) dapat terpenuhi karena jumlah
tumbuhan atau penghasil makanan lebih banyak dari konsumen I. Jadi
ekosistem dalam plot 1 x 1 m2 tersebut sudah termasuk dalam ekosistem
yang seimbang dengan perbandingan jumlah produsen lebih banyak dari
konsumen I, dan jumlah konsumen I lebih banyak dari konsumen II.
Serta energi penunjang dalam pembuatan makanan oleh produsen juga
terdapat dalam ekosistem tersebut seperti cahaya, air, dan udara,
VIII. PENUTUP
8.1. Kesimpulan
Ekosistem tersusun atas dua kompoen yaitu komponen biotik
dan komponen abiotik. Komponen biotik seperti tumbuhan, hewan,
manusia. Komponen abiotik meliputi sinar matahari, suhu, cahaya,
tanah, batu, air, angin.
8.2. Saran
8.2.1 Periksa kelengkapan dan kelayakan alat dan bahan..
8.2.2 Gunakan jas lab sebagai keamanan dalam praktikum.
8.2.3 Ikuti aturan yang tertera dalam laboratorium
8.2.4 Pelajari materi sebelum melakukan percobaan
8.2.5 Bersihkan dan kembalikan alat ke tempat yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Dyah. 2004. Biologi I. Jakarta : Erlangga.

Campbell, Neil A.,dkk. 2002. Biologi Jilid III. Jakarta : Erlangga

Indrayanti, Martini Dwi, dkk. 2015. Penilaian Jasa Ekosistem Mangrove di Teluk
Blanakan Kabupaten Subang. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. Vol. 20 (2)
: 91-96.

Kimball, John W.,dkk.2000 . Biologi Jilid III. Jakarta : Erlangga


Kusmana, Cecep.,Hikmat, Agus.2015 .Keanekaragaman Hayati Flora di Indonesia.
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Vol. 5 (2) : 187-
198.

Samin, Annisa Novianti. 2016. Analisis Vegetasi Tumbuhan Pantai Pada Kawasan
Wisata Pasir Jambak, Kota Padang. Jurnal Biocelebes. Vol. 10 (2) : 32-42.

Tim Dosen Pembina. 2017. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember :


Universitas Jember.
LAMPIRAN

Vous aimerez peut-être aussi